MAKALAH
DINASTI ABBASIYAH
Guna
Memenuhi Tugas Revisi
Mata
Kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosen
Pengampu: M. Fatoni, M.Pd.I
Penyusun :
1.
Ahmad syaifudin (
2823133003)
2.
Ahmad zainal arifin
( 28231330)
3.
Ali prasetiyo
(2823133007)
4.
Aninda pinasti ( 28231330012)
5.
Asmad dae (
28231330)
6.
Arvi sriutami
(28231330)
PRODI PERBANKAN SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan mengucapkan puji
syukur kehadirat Allah YME akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan
tema “ Daulah Bani Abbasiyah” dengan tepat waktu. Sebagai tugas revisi
mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Dalam pembuatan makalah
ini , tidak terlepas dari bantuan berbagai berbagai pihak. Maka dari itu kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Dr.
Mafthukin, M.Ag. selaku ketua Stain Tulungagung
2.
Bapak M. Fatoni , Mpd.I. selaku
dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
3.
Orang tua , yang selalu memberi
ridla kepada kami untuk menuntut ilmu.
4.
Para pihak-pihak yang dengan suka
relanya bmemberi informasi demi terselesaikannya makalah ini.
Kami
sadar, bahwamakalah ini maasih belum sempurna. Maka dari itu kami sangat
berharap kritikan , masukan serta saran dari para pembaca sekalian sehingga
dapat menjadikan makalah ini semakin lebih baik.
Akhirkata kami berharap agar makalah
ini dapat menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat dan membawa kemaslahatan. Amin
Waalaikumsalam
Wr.Wb
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................... ........ i
Daftar Isi.................................................................................................................... ....... ii
Bab I Pendahuluan..................................................................................................... ....... 1
A.
Latar
Belakang............................................................................................... ....... 1
B.
Tujuan............................................................................................................ ....... 2
C.
Rumusan
Masalah.......................................................................................... ....... 2
Bab II Pembahasan.................................................................................................... ....... 3
A.
Berdirinya
Bani Abbasiyah............................................................................ ....... 3
B.
Masa Kekuasaan Bani Abbasiyah.................................................................. ....... 6
C.
Masa Kejayaan Peradaban Bani
Abbasiyah................................................... ....... 8
D.
Faktor-Faktor Kemunduran........................................................................... ..... 17
E.
Masa
Akhir Kekuasaan Bani Abbasiyah........................................................ ..... 18
Bab III Penutup......................................................................................................... ..... 20
A.
Kesimpulan.................................................................................................... ..... 20
B.
Saran.............................................................................................................. ..... 20
Daftar Pustaka........................................................................................................... ..... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dalam
peradaban ummat Islam, Bani Abbasiyah merupakan salah satu bukti sejarah
peradaban ummat Islam yang terjadi. Bani Abbasiyah merupakan masa pemerintahan
ummat Islam yang memperoleh masa kejayaan yang gemilang. Pada masa ini banyak
kesuksesan yang diperoleh Bani Abbasiyah, baik itu dibidang Ekonomi, Politik,
dan Ilmu pengetahuan. Hal inilah yang perlu untuk kita ketahui sebagai acuan
semangat bagi generasi ummat Islam bahwa peradaban ummat Islam itu pernah
memperoleh masa keemasan yang melampaui kesuksesan negara-negara Eropa. Dengan
kita mengetahui bahwa dahulu peradaban ummat Islam itu diakui oleh seluruh
dunia, maka akan memotifasi sekaligus menjadi ilmu pengetahuan kita mengenai
sejarah peradaban ummat Islam sehingga kita akan mencoba untuk mengulangi masa
keemasan itu kembali nantinya oleh generasi ummat Islam saat ini.
B. TUJUAN
1. Menjelaskan bagaimana berdirinya Bani Abbasiyah, sehingga berhasil menguasai ke khalifahan yang sebelumnya di
pegang oleh Bani Umayyah.
2. Mendeskripsikan masa kekuasaan Bani Abbasiyah dalam megelola pemerintahan.
3. Mendeskripsikan kemajuan-kemajuan yang diperoleh saat Bani Abbasiyah
memengang ke khalifahan, baik itu dibidang ekonomi, politik, dan ilmu pengetahuan.
4. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab kemunduran Bani Abbasiayah.
5. Menjelaskan bagaimana akhir dari masa kekuasaan Bani Abbasiayah.
C. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana sejarah berdirinya Bani Abbasiyah ?
2. Seperti apa masa kekuasaan Bani Abbasiyah ?
3. Apa saja yang diperoleh pada masa kejayaan Bani Abbasiyah ?
4. Apa faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Bani Abbasiyah ?
5. Bagaimana akhir masa kekuasaan Bani Abbasiyah ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Berdirinya Bani Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah didirikan pada tahun 132
H/750 M oleh Abul Abbas Ash-shaffah, dan sekaligus sebagai khalifah pertama. Kelahiran
bani Abbasiyah erat kaitannya dengan gerakan oposisi yang di lancarkan oleh
golongan syi’ah terhadap pemerintahan Bani Umayyah. Golongan Syi’ah selama
pemerintahan Bani Umayyah merasa tertekan dan tersingkir karena
kebijakan-kebijakan yang di ambil pemerintah. Hal ini bergejolak sejak
pembunuhan terhadap Husein Bin Ali dan pengikutnya di Karbela.
Gerakan oposisi terhadap Bani Umayyah dikalangan orang syi’ah dipimpin oleh
Muhammad Bin Ali, ia telah di bai’ah oleh orang-orang syi’ah sebagai imam.
Tujuan utama dari perjuangan Muhammad Bin Ali untuk merebut kekuasaan dan
jabatan khalifah dari tangan Bani Umayyah, karena menurut keyakinan orang
syi’ah keturunan Bani Umayyah tidak berhak menjadi imam atau khalifah, yang
berhak adalah keturunan dari Ali Bin Abi Thalib, sedangkan bani umayyah bukan
berasal dari keturunan Ali Bin Abi Thalib. Pada awalnya golongan ini memakai
nama Bani Hasyim, belum menonjolkan nama Syi’ah atau Bani Abbas, tujuannya
adalah untuk mencari dukungnan masyarakat. Bani Hasyim yang tergabung dalam
gerakan ini adalah keturunan Ali Bin Abi Thalib dan Abbas Bin Abdul Muthalib.
Keturunan ini bekerjasama untuk menghancurkan Bani Umayyah.
Tempat yang diteteapkan sebagai pusat propaganda kelompok Abasiyah adalah
Khurasan dan Kuffah. Dipilihnya tempat itu karena daerah tersebut termasuk
daerah Persia dan nampaknya sangat strategis, kekuasaan dan pemerintahan Bani
Abbasiyah yang mereka impikan, diharapkan dukungan dari Persia, bukan dari
kalangan Arab yang menjadi tulang punggung kekuasaan Bani Umayyah. Faktor yang
mendukung untuk itu adalah bahwa di Khurasan dan Kufah memang banyak yang
merasa kurang senang kholifah dipegang oleh selain Bani Hasyim. Ketika al imam
mengirim Abu Muslim untuk memimpin perjuangan di Khurasan pada tahun 743 M, Abu
Muslim sukses dalam melaksanakan tugasnya dan
mendapat kepercayaan dari al imam. Abu muslim dikenal sebagai tokoh
penting dalam upaya penggulingan kekuasaan Bani Umayyah. Dia berusaha
memperkuat perjuangan dan juga menetapkan pakaian seragam hitam sebagai seragam
resmi prajurit yang dipimpinnya. Abu Muslim dan Abu Salamah adalah dua tokoh
yang berjasa untuk mempropagandakan Bani Hasyim.
Strategi
yang digunakan untuk menggulingkan Bani Umayyah ada dua tahap :
• Gerakan secara rahasia
Propoganda Abbasiyah dilaksakan dengan strategi yang cukup matang sebagai
gerakan rahasia, akan tetapi Imam Ibrahim pemimpin abbasiyah yang berkeinginan
mendirikan kekuasaan Abbasiyah, gerakannya diketahui oleh khalifah Umayyah
terakhir, Marwan bin Muhammad. Ibrahim akhirnya tertangkap oleh pasukan dinasti
umayyah dan dipenjarakan di Haran sebelum akhirnya di eksekusi. Ia mewasiatkan
kepada adiknya Abul Abbas untuk menggantikan kedudukannya ketika ia telah
mengetahui bahwa ia akan di eksekusi dan memerintahkan untuk pindah ke kuffah.
• Tahap terang-terangan dan terbuka secara umum
Tahap ini dimulai setelah terungkap surat rahasia Ibrahim bin Muhammad yang
ditujukan kepada Abu Musa Al-Khurasani Agar membunuh setiap orang yang
berbahasa Arab di Khurasan. Setelah khalifah Marwan bin Muhammad mengetahi isi
surat rahasia tersebut ia menangkap Ibrahim bin Muhammad dan membunuhnya.
Setelah itu pimpinan gerakan oposisi dipegang oleh Abul Abbas Abdullah bin
Muhammad as-saffah, saudara Ibrahim bin Muhammad.
Abul Abbas sangat beruntung, karena pada masanya pemerintahan Marwan bin
Muhammad telah mulai lemah dan sebaliknya gerakan oposisi semakin mendapat
dukungan dari rakyat dan bertambah luas pengaruhnya. Keadaan ini tambah
mendorong semangat Abul Abbas untuk menggulingkan khalifah Marwan bin Muhammad
dari jabatannya. Untuk maksud tersebut Abul Abbas mengutus pamannya Abdullah
bin Ali untuk menumpas pasukan Marwan bin Muhammad. Pertempuran terjadi antara
pasukan yang dipimpin oleh khalifah Marwan bin Muhammad dengan pasukan Abdullah
bin Ali di tepi sungai Al-Zab Al-Shagirdi, Iran. Marwan bin Muhammad terdesak
dan melarikan diri ke Mosul, kemudian ke palestina, Yordania dan terakhir di
Mesir. Abdullah bin Ali terus mengejar pasukan Marwan bin Muhammad sampai ke
Mesir dan akhirnya terjadi pertempuran disana. Marwan bin Muhammad pun akhirnya
tewas karena pasukannya sudah sangat lemah yaitu pada tanggal 27 Zulhijjah 132
H/750 M. Pada tahun 132 H/ 750 M Abul Abbas Abdullah bin Muhammad diangkat dan
di bai’ah menjadi kholifah.
Setelah Abul Abbas resmi menjadi khalifah ia tidak lagi mengambil Damaskus
sebagai pusat pemerintahan tetapi ia memilih Koufah sebagai pusat
pemerintahannya, dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1) Para pendukung Bani Umayyah masih banyak yang tinggal di Damaskus
2) Kota Koufah jauh dari Persia, walaupun orang-orang Persia merupakan tulang
punggung Bani Abbas dalam menggulingkan Bani Umayyah
3) Kota Damaskus terlalu dekat dengan wilayah kerajaan Bizantium yang merupakan
ancaman bagi pemerintahannnya, akan tetapi pada masa pemerintahan khalifah
Al-Mansur (754-775 M ) dibangun kota Baghdad sebagai ibu kota Dinasti Bani
Abbas yang baru.
Tokoh dan pendiri Bani Abbasiyah
·
Abul abbas as-shafah
·
Muhammad bin ali
·
Abu ja`far al Mansur
·
Abu muslim al khurasani
B. Masa kekuasaan Bani Abbasiyah
Selama dinasti Bani Abbasiyah berdiri pola pemerintahan yang diterapkan
berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Berdasarkan
pola pemerinthan itu, para sejarawan biasanya membagi kekuasaan Bani Abbasiyah
pada empat periode :
1) Masa Abbasiyah I ( 132 H/750 M-232 H/847 M )
Masa ini diawali sejak Abul Abbas menjadi khalifah dan berlangsung selama satu
abad hingga meninggalnya khalifah Al-Watsiq. Periode ini dianggap sebagai zaman
keemasan Bani Abbasiyah. Hal ini disebabkan karena keberhasilannya memperluas
wilayah kekuasaan.
Wilayah kekuasaannya membentang dari laut Atlantik hingga sungai Indus dan dari
laut Kaspia hingga ke sungai Nil. Pada masa ini ada sepuluh orang khalifah yang
cukup berprestasi dalam penyebaran Islam mereka adalah khalifah Abul Abbas
ash-shaffah(750-754 M), Al-Mansyur ( 754-775 M), Al-Mahdi (775-785 M), Al-Hadi
(785-786 M), Harun Al-Rasyid (786-809 M), Al-Amin (809 M), Al-Ma’mun (813-833
M), Ibrahim (817 M), Al-Mu’tasim (833-842 M), dan Al-Wasiq (842-847 M).
2) Masa Abbasiyah II ( 232 H/847 M-334 H/946 M)
Periode ini diawali dengan meninggalnya khalifah Al-Wasiq dan berakhir ketika
keluarga Buwaihiyah bangkit memerintah. Sepeninggal Al-Wasiq, Al-Mutawakkil
naik tahta menjadi khalifah, masa ini ditandai dengan bangkitnya pengaruh
Turki.
Setelah Al-Mutawakkil meninggal dunia, para jendral yang berasal dari Turki
berhasil mengontrol pemerintahan. Ada empat khalifah yang dianggap hanya
sebagai simbol pemerintahan dari pada pemerintahan yang efektif, keempat
pemerintahan itu adalah Al-Muntasir (861-862 M ), Al-Musta’in (862-866 M),
Al-Mu’taz (866-896 M), dan Al-Muhtadi (869-870 M). Masa pemerintahan ini
dinamakan masa disintegrasi, dan akhirnya menjalar keseluruh wilayah sehinngga
banyak wilayah yang memisahkan diri dari wilayah Bani Abbas dan menjadi wilayah
merdeka seperti Spanyol, Persia, dan Afrika Utara.
3) Masa Abbasiyah III (334 H/946 M -447 H/1055 M)
Masa ini ditandai dengan berdirinya Dinasti Buwaihiyah, yaitu Pada masa ini
jatuhnya Khalifah Al-Muktafi (946 M) sampai dengan khalifah Al-Qaim (1075 M). Kekuasaaan
Buwaihiyah sampai ke Iraq dan Persia barat, sementara itu Persia timur,
Transoxania, dan Afganistan yang semula dibawah kekuasaan Dinasti Samaniah
beralih kepada Dinasti Gaznawi. Kemudian sejak tahun 869 M, dinasti Fatimiyah
berdiri di Mesir.
Kekhalifahan Baghdad jatuh sepenuhnya pada suku bangsa Turki. Untuk
keselamatan, khalifah meminta bantuan kepada Bani Buwaihiyah. Dinasti
Buwaihiyah cukup kuat dan berkuasa karena mereka masih menguasai Baghdad yang
merupakan pusat dunia islam dan menjadi kediaman Khalifah
Pada akhir Abad kesepuluh, kedaulaulatan Bani Abbasiyah telah begitu lemah
hingga tidak memiliki kekuasaan diluar kota Baghdad. Kekuasaan Bani Abbasiyah
berhasil dipecah menjadi dinasti Buwaihiyah di Persia (932-1055 M), dinasti
Samaniyah di Khurasan (874-965 M), dinasti Hamdaniayah di Suriah (924-1003 M),
dinasti Umayyah di Spanyol (756-1030 M), dinasti Fatimiyah di Mesir (969-1171
M), dan dinasti Gaznawi di Afganistan (962-1187 M)
4) Masa Abbasiyah IV (447 H/1055 M -656 H/1258 M )
Masa
ini ditandai dengan ketika kaum Seljuk menguasai dan mengambil alih
pemerintahan Abbasiyah. Masa seljuk berakhir pada tahun 656 H/1258 M, yaitu
ketika tentara mongol menyerang serta menaklukkan Baghdad dan hampir seluruh
dunia Islam terutama bagian timur.
C. Masa Kejayaan Peradaban Bani
Abbasiyah
Pada periode pertama
pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai masa keemasan, secara politis para
khalifah memang orang-orang yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik
sekaligus Agama. Disisi lain kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi.
Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan Filsafat dan
ilmu pengetahan dalam Islam.
Peradaban dan kebudayyan Islam berkembang dan tumbuh mencapai kejayaan pada
masa Bani Abbasiyah. Hal tersebut dikarenakan pada masa ini Abbasiyah lebih
menekankan pada perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam dari pada perluasan
wilayah. Disinilah letak perbedaan pokok dinasti Abbasiyah dengan dinasti
Umayyah.
Puncak kejayaan dinasti Abbasiyah terjadi pada masa khalifah Harun Al- Rasyid
(786-809 M) dan anaknya Al-Makmun (813-833 M). Ketika Al-Rasyid memerintah,
negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin walaupun ada
juga pemberontakan dan luas wilayahnya mulai dari Afrika Utara sampai ke India.
Lembaga pendidikan pada masa Bani Abbasiyah mengalami perkembangan dan kemajuan
yang sangat pesat, hal ini sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa Arab,
baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak Bani Umayyah, maupun
sebagai bahasa pengetahuan, selain itu juga ada dua hal yang tidak terlepas
dari kemajuan ilmu pengetahuan yaitu :
a. Terjadinya asimilasi antara bahasa Arab dengan bahasa bangsa lain yang telah
lebih dulu mengalami kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan. Pada masa Bani
Abbas, bangsa-bangsa non-Arab banyak yang masuk Islam. Asimilasi berlangsung
secara efektif dan bernilai guna. Bangsa-bagssa itu memberi saham tertentu bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam. Pengaruh Persia sangat kuat dalam
bidang ilmu pengetahuan. Disamping itu, bangsa Persia banyak berjasa dalam
perkembangan ilmu, filsafat, dan sastra. Pengaruh India terlihat dari bidang
kedokteran, ilmu matematika, dan astronomi. Sedangkan pengaruh Yunani terlihat
dari terjemahan-terjemahan di berbagai bidang ilmu, terutama Filsafat.
b. Gerakan penerjemahan berlangsung selama tiga fase. Fase pertama, pada masa
khalifah Al-Mansyur hingga Hasrun Al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak
diterjemah adalah buku-buku dibidang ilmu Astronomi dan Mantiq. Fase kedua
terjadi pada masa khalifah Al-Makmun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak
diterjemah adalah bidang filsafat, dan kedokteran. Dan pada fase ketiga
berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas.
Selanjutnya bidang-biadang ilmu yang diterjemahkan semakin meluas.
Di zaman
khalifah Harun al- Rasyid (786-809 H) adalah zaman yang gemilang bagi Islam.
Zaman ini kota baghdad mencapai puncak kemegahannya yang belum pernah dicapai
sebelumnya, Harun sangat cinta pada sastrawan, ulama, Filosof yang datang dari
segala penjuru ke Baghdad. Salah satu pendukung utama tumbuh pesatnya ilmu
pengetahuan tersebut adalah didirikannya pabrik kertas di Baghdad. Orang Islam
pada awalnya membawa kertas dari Tiongkok, usaha pembuatan kertas erat
kaitannya dengan perkembangan Universitas Islam.
Pabrik
kertas ini memicu pesatnya penyalinan dan pembuatan naskah-naskah, dimasa itu
seluruh buku ditulis tangan. Ilmu cetak muncul pada tahun 1450 M ditemukan oleh
gubernur di Jerman. Dikota-kota besar islam muncul toko-toko buku yang
sekaligus juga berfungsi sebagai sarana pendidikan dan pengajaran non-formal.
Popularitas Bani Abbasiyah ini juga ditandai dengan
kekayaan yang dimanfaatkan oleh khalifah Al-Rasyid untuk keperluan sosial
seperti Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan faramasi didirikan, dan
pada masannya telah ada sekitar 800 orang dokter, selain itu
pemandian-pemandian umum didirikan. Kesejahteraan sosial, kesehatan,
pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan serta kesusastraan berada pada
zaman keemasannya. Pada zaman inilah negara Islam menempatkan dirinya sebagai
negara terkuat dan tak tertandingi.
Dalam perkembangan dunia politik, Bani Abbasiyah
melakukan beberapa tindakakan antara lain :
1.
Melenyapkan kekuasaan Bani Umayyah yang tersisa
Semua
kekuatan-kekuatan yang tersisa dan dianggap ancaman dinasti Abbasiyah
dilumpuhkan. Upaya-upaya itu dilakukan biar tidak ada lagi gangguan yang akan
muncul dalam perjalanan pemerintahan Abbasiyah dan Abbasiyah bebas dari ancaman
apapun.
2. Memadamkan
upaya-upaya gerakan pemberontakan
Sekurang-kurangnya
ada tiga bentuk ancaman baru yang dihadapi oleh khalifah al Mansur. Ketiga
gerakan tersebuta adalah garakan Abdullah bin ali, gerakan Abu Muslim al
Khurasani, gerakan dari golongan syiah.
a.
Abdullah bin ali
Abdullah bin ali adalah orang yang berjasa besar
dan membunuh Marwan II di dalam menumbangkan kekuasaan Umayyah. Dia pernah
dijanjikan oleh Abu Abbas untuk menggantikannya sebagai kholifah sepeninggalnya
nanti seandainya ia berhasil membuuh Marwan II. Dia membuat gerakan
pemberontakan karena ketidak puasannya terhadap penunjukan Abu Ja`far al Mansur
sebagai kholifah, bukan menunjuk dirinya. Abu Abbas memerintahkan Abu Muslim
untuk memadamkan pemberontakan tersebut. Akhirnya pasukan Abdullah bin ali
kalah dan ia di bunuh.
b.
Abu Muslim al Khurasani
Sebagaimana Abdullah bin Ali,
Abu Muslim adalah orang yang sangat berjasa. Karena kemampuannya yang begitu
hebat maka menimbulkan kekhawatiran bagi khalifah terhadap kemungkinan ia bakal tampil sebagai rival
politik yang sewaktu-waktu dapat mengancam kekuasaannya memimpin Abbasiyah.
Untuk mengantisipasi kekhawatiran itu
khalifah al Mansur akhirnya tidak segan-segan menjalankan politik kejinya. Abu
muslim diundang ke istana untuk menghadap kholifah. Setelah terjadi dialog
panjang yang bermuatan tuduhan kepada Abu muslim, akhirnya pada bulan sya`ban
137 H ia dibunuh oleh para algojo istana.
c.
Gerakan syi`ah
Dalam upaya menggulingkan Bani
Umayyah, gollongan syiah memiliki andil penting. Mereka bergabung ke dalam
gerakan Abbasiyah karena tidak suka kepada pemerintahan Umayyah. Meskipun kekuasan Umayyah sudah
tumbang dan kekuasaan beralih ke tangan Abbas, tetapi perkembangan selanjutnya
memperlihatkan bahwa apa yang diinginkan kelompok Syiah tidak kunjung tiba.
Bani Abbas hanya membuat langkah politik untuk menancapkan dan mengokohkan
kekuasaannya di atas bekas kekuasaan Umayyah. Akibat dari kenyataan itu
muncullah gerakan-gerakan pemberontakan dari kalangan Syiah.
Adapun ilmu
pengetahuan yang berkembang pada masa Bani Abbasiayah adalah sebagai berikut :
a. Ilmu Kedokteran
Pada mulanya
Ilmu Kedokteran telah ada pada saat Bani Umayyah, ini terbukti dengan adannya
sekolah tinggi kedokteran Yundisapur dan Harran.Dinasti
Abbasiyah telah banyak melahirkan dokter terkenal diantaranya sebagai berikut
• Hunain Ibnu Ishaq (804-874 M) terkenal segai dokter yang ahli dibidang mata
dan penerjema buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab.
• Ar-Razi (809-1036 M) terkenal sebagai dokter yang ahli dibidang penyakit
cacar dan campak. Ia adalah kepala dokter rumah sakit di Baghdad. Buku
karangannya dbidang ilmu kedokteran adalah Al-Ahwi.
• Ibnu Sina (980-1036 M), yang karyanya yang terkenal adalah Al-Qanun Fi
At-Tibb dan dijadikan sebagai buku pedoman bagi Universitas di Eropa dan negara-negara
Islam.
• Ibnu Rusyd (520-595 M) terkenal sebagai dokter perintis dibidang penelitian
pembuluh darah dan penyakit cacar dan lain-lain.
b.Ilmu tafsir
Pada
masa ini muncul dua alirang yaitu ilmu tafsir Al-matsur dan Tafsir Bir ra’yi,
aliran yang pertama lebih menekan pada ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist dan
pendapat tokoh-tokoh sahabat. Sedangkan aliran tafsir yang kedua lebih menekan
pada logika ( rasio ) dan Nash. Diantara ulama tafsir yang terkenal pada masa
ini adalah Ibnu Jarir al-Thabari (w.310 H) dengan karangannya jami’ al-bayan fi
tafsir Al-Qur’an, Al-Baidhawi dengan karangannya Ma’alim al-tanzil,
al-Zakhsyari dengan karyanya al-kassyaf, Ar-Razi(865-925 M) dengan karangannya
al-Tafsir al-Kabir, dan lain-lainnya.
c.Ilmu Hadist
Pada masa pemerintahan khalifah Umar Bin Abdul Aziz (717-720 M) dari Bani
Umayyah sudah mulai usaha untuk mengumpulkan dan membukukan Hadist. Akan tetapi
perkembangan ilmu hadist yang paling menonjol pada amasa Bani Abbasiyah, sebab
pada masa inilah muncul ulama-ulama hadist yang belum ada tandingannya sampai
sekarang. Diantara yang terkenal ialah Imam Bukhari (W.256 H) ia telah mampu
mangumpulkan sebanyak 7257 Hadist dan setelah diteliti terdapat 4000 hadist
Shahih dari yang telah berhasil dikumpulkan oleh imam Bukhari yang disusun
dalam kitabnya Shahih Bukhari. Imam Muslim ( W. 251 H) terkenal sebagai seorang
ulama hadist dengan bukunya Shahih Muslim, buku karangan imam Bukhari dan
Muslim diatas lebih berpengaruh bagi umat Islam dari pada buku-buku hadist lainnya,
seperti Sunan Abu Daud oleh Abu Daud ( W.257 H) sunan Al- Turmizi oleh imam
Al-Turmizi(W.287 H) Sunan Al-Nasa’i oleh Al-Nasa’i ( W.303 H) dan sunan
Ibnu-Majah oleh Imam Ibnu Majah ( W.275 H) keenam buku hadist tersebut lebih
dikenal dengan sebutan Al- Kutub Al-Sittah.
d. Ilmu Kalam
Bukanlah hal yang berlebihan jika dikatakan pada masa Bani Abbasaiyah merupakan
dasar-dasar Ilmu Fiqh. Ilmu ini disusun oleh ulama-ualama yang terkenal pada
masa itu dan masih besar pengaruhnya sampai sekarang, Diakalangan Ulama Ahlu
al-Sunnah wal jamaah. Muncul Imam Abu Hanifah(810-150 H) yang lebih cendrung
memakai akal (rasio) dan Ijtihad, Imam Malik Bin Anas (93-179 H) yang lebih
cendrung memakai hadist dan menjauhi sampai batas tertentu pemakaian Rasio,
Imam Syafi’i (150-204 H) yang berusaha mengkompromikan aliran Ahl al-Ra’yi,
dengan Ahl al-Hadist dalam Fiqh, dan Imam Ahmad bin Hambal(164-241 H) yang
merupakan tokoh aliran Fiqh yang keras, ketat dan kurang luwes dari
aliran-aliaran fiqh yang lainnya. Buku karang mereka masih dapat kita temukan
sampai sekarang yaitu al-muawatta, al-umm, al-risalah, dan sebagainya.
e. Ilmu
Tashawuf
Dalam
bidang ilmu Tashawuf juga muncul ulama-ulama yang terkenal pada masa
pemerintahn Daulah Bani Abbasiyah. Imam Al-Ghazali sebagai seorang ulama sufi
pada masa Daulah Bani Abbasiyah meninggalkan karyanya yang masih beredar sampai
sekarang yaitu buku Ihya’ Al-Din, yang terdiri dari lima jilid. Al-Hallaj
(858-922 M) menulis buku tentang Tashawuf yang berjudul Al-Thawasshin, Al-Thusi
menulis buku al-lam’u fi al-Tashawuf, Al-Qusyairi (W. 465 H) dengan bukunya
al-risalat al-Qusyairiyat fi il’m al-Tashawuf.
f.Ilmu
Matematika
Terjemahan
dari bahasa asing ke bahasa Arab menghasilkan karya dibidang matematika.
Diantara ahli matematika islam yang terkenal adalah Al-Khawarizmi, adalah
seorang pengarang kitab Al-Jabar wal Muqabalah (ilmu hitung) dan penemu angka
Nol. Tokoh lainnya adalah Abu Al-Wafa Muhammad Bin Muhammad Bin Ismail Bin
Al-Abbas terkenal sebagi ahli ilmu matematika.
g. Ilmu Farmasi
Diantara
ahli farmasi pada masa Bani Abbasiyah adalah Ibnu Baithar, karyanya yang
terkenal adalah Al-Mughni (berisi tentang obat-obatan), jami’ al-mufradat
al-adawiyah (berisi tentang obat-obatan dan makanan bergizi).
Dan masih banyak lagi ilmu yang berkembang pada masa Bani Abbasiyah berkuasa,
hal ini terlihat bahwa saat Khalifah Al-Mustansir (1226-1242 M) memerintah ia
mendirikan Universitas Mustansiriah di Baghdad yang dapat dibanggakan karena
telah mampu melampaui Universitas di Eropa. Mereke mempunyai Fakultas-fakultas
yang sempurna, mahaguru digaji berdasarkan banyak mahasiswa yang terdapat dalam
Fakultasnya, setiap Mahasiswa dan Mahaguru mendapatkan satu dinar emas setiap
bulannya, dan rata-rata setiap Fakultas tidak ada yang kurang dari 3000 Mahasiswa
didalamnya. Setiap Mahasiswa boleh makan ke dapur umum Mahasiswa dengan
Cuma-Cuma, sebuah perpustakaan besar terdapat dalam Universitas itu. Setiap
mahasiswa yang berkeinginan menyalin buku-buku atau ingin menyusun buku baru,
ada sebuah kantor yang mengurus persediaan kertas, pena dan tinta untuk
keperluan itu. Disamping Universitas dibangun sebuah rumah sakit untuk
mahasiswa diperiksa kesehatannya, hal inilah yang menyebabakan berbagai
Universitas di Eropa mengambil contoh pada Universitas Mustansiriah itu.
Usaha-usaha dan jasa kholifah
bani abbasiyah, diantaranya :
1. khollifah abu ja`far
al-mansur
Usahannya antara lain :
a.
menata dan menterbitkan pemerintahan dan kehidupan social
b.
mewujudkan stabilitas keamanan dalam negeri maupun luar negeri
c.
melakukan pembinaan politik negeri
d.
menjadikan Baghdad sebagai kota metropolitan
jasa-jasanya antara lain :
a.
mendatangkan para pakar dari luar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
b.
menterjemahkan buku-buku asing ke dalam bahasa arab
c.
menyusun buku-buku yang berkaitan dengan agama
2. kholifah harun ar-rasyid
Usahanya antara lain :
a.
usaha di dalam negeri
·
membangun jalan-jalan baru dan memperindah jalan tersebut dengan taman
·
memperbaiki jawatan pos untuk
kepentinan komunikasi antar daerah
·
membangun sistem irigasi dengan teknologi tinggi untuk keperluan pertanian
dan kebutuhan akan air bersih
·
membangun pasar, gedung-gedung sekolah, pemerintahan dan perguruan tinggi
·
mendirikan gedung peneropong bintang (planitarium)
·
membangun rumah sakit (bamaristan)
·
membangun dan memperindah Baghdad
b.
usaha di luar negeri
·
membangun hubungan diplomatik dengan kerajaan dan negara lain.
Hubungan dengan luar negeri dibangun dengan cara :
-
mengadakan pertukaran diplomat dan duta dengan kerajaan dan Negara lain
seperti Tiongkok, Tartar dan Hindu.
-
Mengabulkan permintaaan raja karl dari perancis, agar menjamin keselamatan
umat Kristen perancis yang berziarah ke Baitul Maqdis di Yerussalem.
·
Membentuk kerajaan boneka di Tunisia (Afrika Utara)
Tujusnnya untuk mempersempit rueng gerak dan pengaruh kerajaan Bani Idris
di Maroko.
c.
Meningkatkan perkembangan ilmu pengetahhuan dan seni
·
Mendirikan lembaga yang digunakan sebagai tempat untuk berdiskusi dan
meneliti ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh para ilmuan, baik muslim maupun
non muslim.
·
Mendirikan perguruan tinggi yang diikuti oleh berbagai mahasiswa dari timur
maupun barat.
·
Menyusun dan menerbitkan buku-buku ilmu agama, ilmu pengetahuan umum dan
buku-bku lain seperti : buku cerita seribu satu malam, buku tentang ekonomi
Negara menurut islam.
Selain itu prkembangan di bidang seni juga melesat seperti :
·
Bangunan istana, masjid, dan bangunan-bangunan lain yang dihiasi ukiran
yang sangat indah dan menakjubkan.
·
Lahirnya seniman seperti Abu Nawas, Umar Kayyam, Abdul Atiya, Ismail Bin
Qosim, Rasyid Bin Ishaq,dll.
Jasa-jasa kholifah Harun
Ar-Rasyid
·
Pengembangan peradaban islam
·
Pembangunan terusan zubaidah
·
Memberikan gaji dan tunjangan yang cukup bagi para ilmuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan islam.
·
Mendirikan baitul hikmah
D. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kemunduran Bani Abbasiyah
[17] Menurut W.
Montgomery, bahwa beberapa faktor penyebab kemunduran Bani Abbasiyah adalah :
1. Luasnya wilayah kekuasaan Bani Abbasiyah, sementara komunikasi pusat dengan
daerah sulit dilakukan. Bersamaan dengan itu, tingkat saling percaya antara
penguasa dan pelaksana pemerintah sudah sangat rendah.
2. Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata, ketergantungan khalifah kepada
mereka sangat tinggi.
3. Keuangan negara sangat sulit karena biaya yang dikeluarkan untuk tentara
bayaran sangat besar. Pada saat iu kekuatan militer menurun, khalifah tidak
sanggup memaksa pengiriman pajak ke Baghdad.
[18]Sedangkan
menurut Dr. Badri Yatim, M. A diantara hal yang menyebabkan kemunduran Daulah
Bani Abbasiayah Adalah :
1. Persaingan antar bangsa
Khalifah Abbasiyah didirikan oleh Bani Abbas yang bersekutu dengan orang-orang
Persia, persekutuan dilatar belakangi oleh persamaan nasib pada saat
pemerintahan Bani Umayyah, keduanya sama-sama tertindas. Setelah dinasti
Abbasiyah berdiri Bani Abbas tetap mempertahankan persekutuan itu. Pada masa
ini persaingan antar bangsa menjadi pemicu untuk saling berkuasa. Kecendrungan
masing-masing bangsa untuk berkusa telah dirasakan sejak awal pemerintahan Bani
Abbas.
2. Kemerosotan Ekonomi
Khalifah Abbasiyah juga mengalami kemerosotan Ekonomi bersamaan dengan
Kemunduran dibidang Politik. Pada periode pertama, pemerintahan Bani Abbasiyah
merupakan pemerintahan yang kaya, dan keuangan yang masuk lebih besar dari pada
yang keluar, sehingga Baitul Mal penuh dengan Harta. Setelah khalifah mengalami
periode kemunduran , pendapatan negara menurun, dengan demikian terjadi
kemerosotan ekonomi.
3. Konflik Keagamaan
Fanatisme keagamaan berkaitan erat dengan masalah kebangsaan. Pada periode Abbasiyah
, konflik keagamaan yang muncul menjadi isu sentra sehingga terjadi perpecahan.
Berbagai Aliran keagaam seperti Mu’tazillah, Syi’ah, Ahlus sunnah, dan
kelompok-kelompok lainnya menjadikan pemerintahan Abbasiyah mengalami kesulitan
untuk mempersatukan berbagai faham keagamaan yang ada.
4. Perang Salib
Perang salib merupakan sebab dari eksternal ummat Islam. Pernag salib yang
terjadi beberapa gelombang banyak menelan korban. Konsentrasi dan perhatian
Bani Abbasiyah terpecah belah untuk menghadapi tentara salib sehingga
memunculkan kelemahan-kelemahan.
5. Serangan Bangsa Mongol
Serangan tentara mongol ke wilayah Islam menyebabkan kekuatan Islam menjadi
lemah, apalagi serangan Hulagu Khan dengan pasukan Mongol yang biadab
menyebabkan kekuasaan Abbasiyah menjadi lemah dan akhirnya menyerah pada
kekuatan Mongol.
E. Masa
Akhir Kekuasaan Bani Abbasiyah
Akhir dari kekuasaan Bani Abbasiyah adalah saat Baghdad dihancurkan oleh
pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan (656 H/1258 M). Ia adalah saudara
dari Kubilay Khan yang berkuasa di Cina sampai ke Asia Tenggara, dan saudaranya
Mongke Khan yang menugaskannya untuk mengembalikan wilayah-wilayah sebelah
barat dari Cina kepangkuannya. Baghdad dihancurkan dan diratakan dengan tanah.
Pada mulanya Hulagu Khan mengirim suatu tawaran kepada Khalifah Bani Abbasiyah
yang terakhir Al-Mu’tashim billah untuk bekerja sama menghancurkan gerakan
Assassin. Tawaran tersebut tidak dipenuhi oleh khalifah. Oleh karena itu
timbullah kemarahan dari pihak Hulagu Khan. Pada bulan september 1257 M,
Khulagu Khan melakukan penjarahan terhadap daerah Khurasan, dan mengadakan
penyerangan didaerah itu. Khulagu Khan memberikan ultimatum kepada khalifah
untuk menyerah, namun khalifah tidak mau menyerah dan pada tanggal 17 Januari
1258 M tentara Mongol melakukan penyerangan.Pada waktu
penghancuran kota Baghdad, khalifah dan keluarganya dibunuh disuatu daerah
dekat Baghdad sehingga berakhirlah Bani Abbasiyah. Penaklukan itu hanya
membutuhkan beberapa hari saja, tentara Mongol tidak hanya menghancurkan kota
Baghdad tetapi mereka juga menghancurkan peradaban ummat Islam yang berupa
buku-buku yang terkumpul di Baitul Hikmah hasil karya ummat Islam yang tak
ternilai harganya. Buku-bukitu
dibakar dan dibuang ke sunagi Tigris sehingga berubah warna air sungai
tersebut, dari yang jernih menjadi hitam kelam karena lunturan air tinta dari
buku-buku tersebut.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bani Abbasiyah merupakan masa
pemerintahan ummat Islam yang merupakan masa keemasan dan kejayaan dari
peradaban ummat Islam yang pernah ada. Pada masa Bani Abbasiyah kekayaan negara
melimpah ruah dan kesejahteraan rakyat sangat tinggi. Pusat peradaban Islam
mengalami kemajuan yang pesat sehingga pada masa ini banyak muncul para tokoh
ilmuan dari kalangan Ummat Islam, baik itu ilmu pengatuhan yang bersifat umum
seperti ilmu kedokteran yang telah mencetak dokter seperti Ibnu Sina, Ibnu
Rusyd dan lain-lainnya, sehingga pada masa ini telah ada lebih dari 800 dokter
yang berada di kota Baghdad. Dalam bidang matematika melahirkan ilmuan bernama
Al-Khawarizmi yang merupakan penemu angka Nol.
SARAN
Demikianlah makalah
yang dapat kami sampaikan. Apabila ada kesalahan dalam penulisan dan
penyampaian makalah ini kami mohon maaf. Saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan untuk perbaikan kami. Semoga pesan tersurat dan tersirat dalam
makalah bermanfaat bagi kita sampai akhir nanti. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
·
Drs. Amin, Samsul Munir,M. A,
Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Amzah, 2009.
·
Prof. Dr. H. Harun, Maidir dan Drs.
Firdaus, M. Ag, Sejarah Peradaban Islam jilid II, Padang : IAIN-IB Press, 2001.
·
Dra. Hj. Ismail, Chadijah, Sejarah
Pendidikan Islam, Padang : IAIN-IB Press, 1999.
·
Wahid, N. Abbas dan Suratno,
Khazanah Sejarah Kebudaan Islam, Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2009.
·
Dr. Yatim,Badri, M. A, Sejarah
Peradaban Islam ( Dirasah Islamiyah II ), Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1993.
·
Prof. Dr. Imam Fu`adi, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta : Teras, 2011.