Minggu, 31 Desember 2017

Semarak Tahun Baru



Semarak Tahun Baru


Beda kepala beda pemikiran, lain ladang, lain pula tanamannya. Begitulah kata pepatah. Memang, perbedaan adalah satu anugerah yang diberikan-Nya. ada hikmah dibalik semua perbedaan. Dan yang terpenting, jangan sampai perbedaan itu menjadi sebab munculnya benih-benih permusuhan antar satu dengan yang lain karena pemahaman yang berbeda. Karena, perbedaan itu wajar dank arena perbedaan itu kehidupan semakin dinamis, berjalan sesuai dengan sunnah yang dikehendaki-Nya.

Jumat, 29 Desember 2017

Muhasabah di Penghujung Tahun 2017



Muhasabah di Penghujung Tahun 2017
(Seri Khutbah Jum’at)


Sebagaimana biasa di awal khutbahnya, khatib mengajak kepada seluruh jama’ah jum’at untuk senantiasa meningkatkan rasa iman dan taqwa kepada Allah Swt. Karena dengan iman dan taqwa maka kebahagiaan hidup baik selama di dunia lebih-lebih di akhirat bisa diraih.

Selanjutnya, khatib mengajak jama’ah jum’at untuk semakin menambah rasa syukur kepada Allah Swt. karena atas nikmat dan karunia-Nya semata, hingga detik ini masih diberi kesempatan menghirup nafas di penghujung tahun 2017. Bulan Desember, yang beberapa jam ke depan akan segera ditinggalkan dan Januari 2018 akan segera menyapa. Satu tanda bahwa perputaran waktu telah mengantarkan pada tahun baru yang sama sekali tidak sama dengan tahun sebelumnya, 2017.

Kamis, 28 Desember 2017

Lahirnya Isa Putra Maryam



Lahirnya Isa Putra Maryam
(Seri Pengajian Jum’at Pon Bersama K.H. Syaikhuddin)


Siapa yang tak mengenal Isa putra Maryam? Seorang anak yang terlahir tanpa bapak. Seorang yang dianggap sebagai ruh qudus bagi kalangan Nashara. Ia adalah satu diantara nabi dan rasul yang diutus Allah Swt. untuk umat manusia pada zamannya.

Setiap manusia memiliki keinginan biologis untuk menyalurkan hasratnya kepada lawan jenisnya. Demi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Allah telah mensyariatkan ‘pernikahan’ untuk umat manusia. Syariat nikah ini adalah jalan keluar yang diberikan-Nya agar manusia tidak terjerumus kepada perbuatan yang dilarang-Nya, memuliakannya di atas makhluk ciptaan-Nya yang lain.

Jumat, 22 Desember 2017

Bakhil



Bakhil
(Seri Khutbah Jum’at)

Sebagaimana biasa khatib mengajakk jamaah jum’at untuk senantiasa meningkatkan rasa keimanan dan ketaqwaan kepada Allah dengan berusaha semaksimal mungkin menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Pada kesempatan ini khatib mengajak hadirin jamaah jumlah untuk menjauhi sifat bakhil.

Sifat bakhil adalah salah satu sifat tercela yang harus dijauhi. Sifat ini tidak memiliki manfaat yang bisa memberikan kebaikan bagi seseorang. Alih-alih memberikan kebaikan, sifat bakhil justru membawa dampak buruk bagi pelakunya selama di dunia, lebih-lebih di akhirat. 

Senin, 18 Desember 2017

Pembukaan Daurat al-Ta’lim al-Turatsiy



Pembukaan Daurat al-Ta’lim al-Turatsiy

Pagi ini, Senin 18 Desember 2017, UPT Pusat Ma’had al-Jami’ah menggelar acara pembukaan Daurat al-Ta’lim al-Turatsiy, program kajian kitab turats yang rencananya dilaksanakan di sela-sela liburan semester. Acara ini dimaksudkan untuk membekali santri ma’had agar memiliki kompetensi dalam bidang kitab turats.

Program ini dijadwalkan berlangsung setiap hari Senin-Jum’at terhitung mulai hari ini, 18 Desember 2017 – Jum’at, 12 Januari 2018. Program ini masih perdana dilaksanakan di Ma’had. Sebagai program perdana tentu masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi untuk kesempurnaan program tersebut di masa yang akan datang.

Ayyuha al-Walad



Ayyuha al-Walad
 
Kitab Ayyuha al-Walad Karya Abi Hamid Muhammad Ibnu Muhammad al-Ghazali
Al-Ghazali, siapa umat Islam yang tidak mengenalnya? Sosoknya sebagai ulama besar dan agung begitu bersinar dikalangan umat Islam. Tidak hanya umat Islam saja, namum kalangan barat atheis pun banyak yang terkagum dibuatnya? Tidak hanya alim dalam bidang spiritual bathiniah sufiyah saja, tetapi beliau juga alim dalam berbagai disiplin ilmu semisal filsafat, kalam, fiqih dan sebagainya.

Jumat, 08 Desember 2017

Meneladani Rasulullah SAW

Meneladani Rasulullah SAW
(Seri Khutbah Jum'at)


الحمدلله الذى هو الأحد الواحد الصمد يهدي للرشاد أشهد أن لاإله إلاالله وحده لاشريك له وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدا عبده ورسوله لانبي بعده، أللهم صل على سيدنا محمد وعلى أل سيدنامحمد أما بعد فيا أيهاالناس اتقواالله حق تقاته ولاتموتن إلا وأنتم مسلمون اتقوالله بمعرفة الحق واتباعه، ومعرفة الباطل واجتنابه. فإن محمدا صلى الله عليه وسلمأرسل رحمة لجميع العالمين، وهدي لجميع المتقين.

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah
Melalui mimbar jum’ah yang mulia ini, izinkan kami berwasiat kepada diri pribadi kami, juga kepada hadirin jama’ah jum’at sekalian. Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kehadirat Allah SWT dengan berusaha semaksimal mungkin melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Kamis, 07 Desember 2017

Pembelajaran “Aqidat al-Awam” Terakhir

Pembelajaran “Aqidat al-Awam” Terakhir
Pada Semester Ganjil di UPT Pusat Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung



Mahasantri Madin Ula 1


Salah satu bentuk inovasi pembelajaran yang ditempuh IAIN untuk menyiapkan generasi yang siap dalam berjuang “I’lai kalimatillah” adalah dengan diadakannya pembelajaran “Madin dan Dirasah al-Qur’an” yang diusung oleh UPT Ma’had al-Jami’ah. Dalam hal ini UPT menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga yang dipercaya bisa mengantarkan para mahasantri untuk menguasai berbagai bidang keilmuan keislaman yang diharapkan. Lembaga yang dipercaya untuk melaksanakan pembelajaran tersebut adalah HIMASAL (Himpunan Alumni Santri Lirboyo) untuk bidang kajian kitab turats, LP Ma’aarif untuk pembelajaran Dirasah al-Qur’an (BTQ dan Tilawah), serta Jam’iyyat al-Qurra’ wa al-Huffadz untuk bidang tahfidz al-Qur’an.

Selasa, 05 Desember 2017

Menyiapkan Generasi



Menyiapkan Generasi
 
Pemanasan Awal
Tiada yang abadi di dunia ini. Pada akhirnya setiap perjumpaan berakhir dengan perpisahan. Kehidupan berganti dengan kematian dan seterusnya. Itulah sunnatullah yang berlaku bagi makhluk. Keberadaan mereka sebab diadakan dan pada akhirnya mereka kembali pada ketiadaan setelah ada.

Seorang tua akan digantikan oleh generasi berikutnya. Boleh jadi hari ini kita duduk sebagai pejabat, konglomerat, hartawan berpangkat, pejuang agama dan seterusnya. Tetapi ingatlah, bahwa hidup kita tidak untuk selamanya. Ada saatnya dimana kita berada di atas dan ada saatnya pula berada di bawah. Ada saatnya kita bisa duduk berdampingan dengan seorang yang kita sayangi, pun pula sebaliknya ada saatnya di mana kita akan meninggalkan mereka. Takdirlah yang memaksa kita meninggalkan semua yang kita sayang dan cintai.

Senin, 04 Desember 2017

Ujian Prasyarat Menuju Setahap Lebih Tinggi



Ujian
Prasyarat Menuju Setahap Lebih Tinggi
 
Nampak Sangat Serius
Saat menempuh pendidikan, entah dijenjang mana, tentu setiap orang akan menempuh ujian untuk sampai pada setingkat diatasnya. Ujian diadakan untuk mengetahui seberapa tingkat keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran selama beberapa waktu kebelakang. Bila hasilnya baik, berarti proses yang dilaksanakan benar dan mesti lebih ditingkatkan kembali. Sebaliknya, bila ternyata hasil ujian tidak sesuai dengan apa yang ditargetkan, tentu ada kesalahan dalam proses atau setidaknya ada hal-hal yang mesti dibenahi.

Begitu juga halnya dengan kehidupan. Tidak selamanya hidup berjalan mulus sesuai dengan apa yang diinginkan. Adakalanya seseorang berada dalam puncak kejayaannya. Pun pula sebaliknya, ada saatnya pula seseorang dalam lembah keterpurukan yang mengharuskannya berjibaku bertahan untuk menjalani hidupnya, untuk kemudian bangkit dan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Rabu, 22 November 2017

Suara Literasi Kaum Santri

Suara Literasi Kaum Santri

Suara literasi sesungguhnya telah disuarakan dan digelorakan oleh umat Islam semenjak dahulu. Bahkan semangat literasi sudah ada semenjak diutusnya Rasul Muhammad SAW di tengah-tengah kaumnya yang ummi. Kaum yang buta huruf, tidak kenal baca tulis. Tentu tidak semua bangsa Arab buta huruf, tetapi karena perbandingan antara yang melek dan buta lebih banyak yang buta, maka bangsa tersebut lebih dikenal dengan bangsa ummi, bangsa buta huruf.

Di antara bukti yang menunjukkan bahwa bangsa Arab juga mengenal tulisan adalah adanya tradisi jahiliyah yang disebut dengan al-mu’allaqat. Al-Mu’allaqat adalah tradisi kaum Arab jahiliyah untuk beradu keindahan syair. Syair yang dinilai indah dan layak untuk dipamerkan akan ditempel di dinding Ka’bah agar bisa dilihat dan dinikmati oleh pengunjung yang datang. Karena itu tradisi ini dikenal dengan al-mu’allaqat dari kata ‘alaqa yang artinya menempel.

Terhapusnya Mata Batin

Terhapusnya Mata Batin

Salah satu tanda kekuasaan-Nya, adalah diciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Ada siang yang berpasangan dengan malam, lelaki dan perempuan, timur dan barat, selatan dan utara, jasmani dan ruhani, serta dhahir dan bathin. Semua tercipta atas kehendak-Nya, Yang Maha Kuasa tanpa ada seorangpun yang mampu menolaknya.

Penciptaan alam beserta isinya, sesungguhnya menunjukkan kekuasaan-Nya yang tiada terbatas. Karena itu tidak seharusnya seorang pun diantara makhluk ciptaan-Nya yang dibenarkan meragukan sedikitpun atas segala titah dan kuasa-Nya. Keraguan atas titah dan kuasa-Nya menunjukkan dangkalnya pemahaman orang tersebut terhadap ke-Maha-an-Nya.

Rabu, 15 November 2017

Seandainya Kiamat Tiba dan di Tangan Kalian Terdapat Pena



Seandainya Kiamat Tiba dan di Tangan Kalian Terdapat Pena

Menulis menjadi hal penting bagi manusia. Tulisan yang dihasilkan seseorang akan menjadi bukti eksistensi seseorang di dunia ini. Untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas, tentu tidak semudah yang dibayangkan. Memang semua orang bisa menulis. Akan tetapi jika kebiasaan menulis tidak dijadikan budaya, tulisan yang dihasilkan akan terasa kaku dan kurang bisa dinikmati para pembacanya.

Bahasa tulis jelas tidak sama dengan bahasa lisan. Banyak orang yang ahli dalam bahasa lisan/oral, tetapi lemah dalam bahasa tulis. Kelemahan itu sesungguhnya bisa diatasi dengan terus-menerus menempa diri. Berlatih dan istiqamah menulis setiap harinya. Menorehkan huruf demi huruf dan merangkai kata demi kata. Tidak perlu banyak, mungkin bisa satu atau dua alinea. Awalnya akan terasa sulit. Lama-lama akan terbiasa dan menjadi sebuah kebiasaan yang bisa jadi membuat kecanduan.

Selasa, 14 November 2017

Satu Lagi

Satu Lagi

Menekuni dunia literasi bukan persoalan mudah. Selalu saja ada bebatuan terjal yang akan menjadi penghalang. Cobaan demi cobaan, hambatan demi hambatan selalu datang sebagai badai yang menerjang, menghempaskan setiap yang ada di depannya.

Begitulah gambaran perjuangan seorang penulis dalam menghasilkan larik-larik kalimat, baris-baris paragraph dan seterusnya. Semua membutuhkan perjuangan. Mereka yang menikmati hasilnya, hanya mengetahui hasilnya tanpa sedikitpun melirik pada perjuangan berdarah-darah para penulisnya.

Nusammika Bi…

Nusammika Bi…


Beberapa minggu terakhir, fisik, tenaga dan fikiran terfokus pada persoalan rumah tangga, menyambut kedatangan amanah Allah SWT untuk kali ketiga. Ya, putra pertama dari ketiga anak saya telah lahir. Tepatnya hari Jum’at dini hari, pada sekitar pukul 02.00 WIB. Sungguh keberkahan bagi kami sekeluarga atas nikmat dan karunia-Nya yang tiada tara. Sekalipun ribuan kalimah hamdalah kami ucap dan sanjungkan kepada-Nya, kiranya hal itu belumlah sepadan dengan nikmat dan karunia yang telah dianugerahkan-Nya kepada keluarga kami.

Diantara  hak seorang anak adalah mendapatkan nama yang baik dari kedua orang tuanya. Nama memiliki arti penting sebagai wujud harapan dan do’a bagi anak. Masa depan anak kiranya menjadi masa depan orang tua. Di pundak anaklah kebanggaan orang tua di masa yang akan datang. Peribahasa Jawa mengatakan, “Asma kinarya japa”, nama ibarat sebuah do’a.

Rabu, 08 November 2017

Maka Nikmat Tuhanmu Yang Manakah Yang Engkau Dustakan?



Maka Nikmat Tuhanmu Yang Manakah Yang Engkau Dustakan?

Andai saja kita berusaha menghitung nikmat yang diberikan Allah, pasti kita tidak mampu menghitungnya. Pemberian-Nya tak terhingga, tak berbilang jumlahnya. Mulai terbuka hingga terpejamnya mata. Tanpa karunia-Nya, semua akan sirna, hancur tak berbekas.

Amat disayangkan, tak berbilangnya jumlah nikmat yang diberikan-Nya ternyata belum mampu menjadikan kita sebagai makhluk yang pandai bersyukur. Alih-alih bersyukur atas nikmat dan karunia-Nya, sebaliknya kita lebih banyak disibukkan dengan keluh-kesah yang kerapkali terlontar dari lisan saat bala’ datang menyapa. Ya, benar memang kata peribahasa, “Karena nila setitik, rusak sudah susu sebelanga”. Karena sedikit ujian yang diselipkan dibalik anugerah rizki-Nya yang tak terbatas,  mata dan telinga kita tertutup. Lisan terasa kelu berucap hamdalah kepada-Nya. Yang ada hanya menggerutu, berucap sumpah serapah dan seabrek kata yang tak sepantasnya dilontarkan, bila dihadapkan pada karunia-Nya yang tiada tara.

Rabu, 01 November 2017

Keluarnya “al-Anwar al-Rabbaniyyah”



Keluarnya “al-Anwar al-Rabbaniyyah”

Seorang yang sedang menapaki jalan menuju wusul ke al-hadlrah al-qudsiyyah-Nya Allah Swt. (suluk) harus memperhatikan dengan baik petunjuk guru (mursyid) yang membimbing proses perjalanannya menuju kepada Allah. Dalam dunia thariqah, mengambil seorang guru (mursyid) adalah satu keharusan agar seorang salik tidak tersesat dalam pengembaraannya menuju al-hadlrah al-qudsiyyah.

Perjalanan menuju kepada Allah adalah satu perjalanan spiritual yang memiliki syarat berat. Tanpa bimbingan dari seorang mursyid dikhawatirkan seorang salik bukannya sampai kepada Allah Swt. melainkan jatuh dalam perangkap nafsu dan Iblis yang justru menyebabkan dirinya semakin jauh dari Allah Swt.

Selasa, 31 Oktober 2017

Kambing Hitam



Kambing Hitam

Apa pentingnya menulis tentang kambing hitam? Mungkin pertanyaan itu akan terbesit dalam hati anda saat pertama melihat artikel sederhana ini. Beragam hipotesis akan anda ajukan untuk sekedar menjawab pertanyaan sederhana yang saya ajukan di atas.

Ya, kambing hitam. Demikian nama kambing yang banyak digemari oleh hampir semua orang yang ingin mencari pembenaran terhadap apa yang sedang dialami atau dikerjakannya. Memang sudah menjadi kecenderungan mayoritas orang lebih suka berada pada titik aman. Titik dimana ia merasa nyaman, mapan dan tidak ingin lagi untuk beranjak meninggalkan tempat yang telah didiaminya.

Jangan Sibukkan Hatimu Dengan Urusan Dunia

Jangan Sibukkan Hatimu Dengan Urusan Dunia

Seorang pencari ilmu hendaknya tidak menyibukkan dirinya dengan urusan dengan urusan dunia. Hendaknya ia senantiasa berusaha memenuhi hatinya dengan tawakkal/berserah diri kepada-Nya. Menjalankan semua aktifitasnya dengan sekuat tenaga dan menyerahkan hasilnya kepada ketentuan Allah Swt.

Bagi seorang murit tidak layak menyibukkan hatinya dengan urusan rizki. Hal ini bukan berarti seorang murit lantas tidak mau bekerja dan meninggalkan aktifitas membantu orang tuanya dalam mencari rizki. Boleh saja seorang mencari rizki, bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Tetapi, menambatkan hal itu dalam hatinya sehingga melalaikan tugas utamanya untuk belajar dan menuntut ilmu, bukanlah hal yang dibenarkan bagi seorang murit.

Jumat, 27 Oktober 2017

Semua Akan Kita Tinggalkan



Semua Akan Kita Tinggalkan
(Seri Khutbah Jum’at)

Memulai khutbah jum’at siang tadi khatib, Dr. K.H. Muhammad Teguh Ridlwan, M.Ag. mengajak jama’ah shalat jum’at untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Berbekal iman dan taqwa seseorang akan diselamatkan dalam kehidupannya baik di dunia lebih-lebih di akhirat kelak.

Mengawali khutbahnya, beliau menyitir ayat al-Qur’an Surat al-Dzariyat (51); 1-23  yang artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat dan awan yang mengandung hujan, dan (kapal-kapal) yang berlayar dengan mudah, dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan, sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sungguh, (hari pembalasan) pasti terjadi. Demi langit yang mempunyai jalan-jalan, sungguh, kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, dipalingkan darinya (al-Qur’an dan Rasul) orang yang dipalingkan. Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan dan kelalaian, mereka bertanya, “Kapankah hari pembalasan itu?” (Hari pembalasan) itu ialah pada hari (ketika) mereka diazab di dalam api neraka. (Dikatakan kepada mereka), “Rasakanlah azabmu ini. Inilah azab yang dahulu kamu minta disegerakan”. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman (surga) dan mata air, mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat baik, mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta, dan orang miskin yang tidak meminta. Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sungguh, apa yang dijanjikan itu pasti terjadi seperti apa yang kamu ucapkan.” (Q.S. al-Dzariyat (51); 1-23)

Puncak Pengetahuan Adalah Ketertundukan

Puncak Pengetahuan Adalah Ketertundukan

Apakah anda setuju dengan pernyataan judul di atas? Puncak pengetahuan adalah ketertundukan? Atau anda tidak sepakat dan hendak mengajukan jawaban yang lain? Boleh saja dan sah bagi anda untuk tidak sepakat dan mengajukan jawaban berbeda. Pengetahuan adalah hasil dari penyimpulan otak atas persepsi yang diterimanya dari persentuhan akal dan materi.

Coba perhatikan! Saat anda memukul tong kosong, maka bunyinya akan terdengar nyaring. Seolah ia mengabarkan kepada dunia bahwa dialah yang lebih dari yang lain. Sebaliknya, saat anda memukul tong yang penuh isinya, maka apa yang anda dengar dari suaranya. Seolah enggan mengeluarkan suara. Itulah tong yang dipenuhi isi di dalamnya.

Selasa, 24 Oktober 2017

Getirnya Perjuangan



Getirnya Perjuangan

Dalam riwayat Ibnu Ishaq disebutkan, “Pada siang hari, ketika matahari panas menyengat, Umayah membawa Bilal keluar. Kemudian di tanah Makkah yang berkerikil dia ditelentangkan, lalu Umayah berkata, ‘Letakkan batu di atas dadanya!’ Maka sebuah batu besar diletakkan di atas dadanya. Umayah berkata kepada Bilal, ‘Kamu akan terus seperti ini sehingga kamu mati atau tinggalkan ajaran Muhammad dan kembali menyembah Latta dan Uzza!’ Walaupun Bilal mendapat penyiksaan seberat itu, dia hanya mengucapkan, Ahad, Ahad, Ahad, Allah hanyalah satu’!” (Syaikh Muhammad Yusuf Rah.A., Kisah Teladan Sepanjang Zaman, 2008).

Tertatih dan Bangkit Lagi

Tertatih dan Bangkit Lagi

Tidak ada yang instan di dunia ini. Semua membutuhkan proses. Tidak mudah menjalani proses, tetapi bukan berarti tidak bisa. Hanya satu yang diperlukan, kemampuan bertahan dalam menjalani proses tersebut.

Menekuni dunia literasi bukanlah hal mudah. Diperlukan keseriusan dan ketelatenan. Menjaga semangat agar tetap terjaga adalah hal penting yang mesti terus diupayakan. Hambatan dan rintangan, pasti ada. Persoalan sesungguhnya bukan terletak pada persoalan itu sendiri, melainkan ketidak mampuan dalam menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi persoalan tersebut.

Selasa, 17 Oktober 2017

Sudah Saatnya Wahidiyah Diangkat Allah


Sudah Saatnya Wahidiyah Diangkat Allah

Salah satu fatwa beliau Kanjeng Romo K.H. Abdoel Lathief Madjied R.A. yang disampaikan di sela Mujahadah Kubro, Resepsi Mujahadah yang digelar oleh Pengamal Shalawat Wahidiyah adalah “Sudah saatnya wahidiyah diangkat tinggi oleh Allah SWT”. Sudah saatnya para pengamal shalawat wahidiyah untuk mempersiapkan diri agar tidak terlempar dari bahtera besar yang dibangun oleh Kanjeng Romo K.H. Abdoel Lathief Madjied, R.A., Pengasuh Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo al-Munadhdharah. Baik persiapan secara lahir lebih – lebih persiapan secara batiniyah.

Mujahadah Kubro adalah moment yang digelar oleh Yayasan Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo Kediri untuk seluruh pengamal shalawat wahidiyah dari seluruh penjuru dunia. Tidak hanya yang ada di Indonesia, tetapi seluruh pengamal sampai manca negara.

Kiat Sukses Menjalani Hidup Berumah Tangga



Kiat Sukses Menjalani Hidup Berumah Tangga

Setiap pasangan yang membina rumah tangga pasti mengharapkan kesuksesan dalam membangun kehidupan barunya. Sukses dalam arti pelaksanaan, berupa mampu menjalani kehidupan bersama hingga maut yang memisahkan dan juga dalam arti mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia lebih – lebih di akhirat. Hampir semua atau bahkan tidak ada seorangpun yang menginginkan rumah tangganya hancur.

Namun demikian, fakta menunjukkan bahwa banyak sekali pasangan yang membina kehidupan rumah tangga mengalami kegagalan. Gagal dalam arti pernikahannya hancur yang berujung pada perpisahan dan perceraian dan atau gagal dalam arti tidak mendapatkan kebahagiaan. Tentu hal itu akan menjadi pukulan bagi kedua pihak khususnya dan umumnya kedua keluarga. Karena itu untuk meminimalisir terjadinya hal tersebut, perlu dilakukan upaya – upaya agar keluarga baru yang dibangun memiliki pondasi kuat dan tidak mengalami kehancuran.

Rabu, 11 Oktober 2017

Problematika Kehidupan Rumah Tangga



Problematika Kehidupan Rumah Tangga

Banyak remaja beranggapan menikah itu gampang dan enak. Mereka mengira kehidupan rumah tangga nyaris tanpa problem yang harus diselesaikan. Barangkali ini disebabkan karena mereka menyangka kehidupan rumah tangga hanyalah sarana untuk memenuhi hasrat belaka. Selainnya tidak ada.
Nah, inilah yang mesti diluruskan. Nikah itu nikmat, tetapi juga memiliki seni di dalamnya. Seni kehidupan yang acapkali dibungkus oleh Allah dalam bentuk problematika di dalamnya. Menikah bukan hanya menyatukan dua hati, seorang suami dan istri. Tetapi lebih dari itu, menyatukan dua keluarga, dua kebiasaan yang berbeda dan lingkungan yang berbeda.

Selasa, 10 Oktober 2017

Memilih Pasangan Hidup



Memilih Pasangan Hidup

Sebagian remaja bingung menentukan pilihan pasangan hidupnya. Ini bukan hal aneh. Wajar bila seseorang merasa bimbang saat menentukan siapa yang akan mendampingi hidupnya. Beda halnya saat menentukan untuk menerima seseorang sebagai “pacar” nya.

Kenapa seseorang yang sedang menjalin hubungan asmara diluar nikah disebut dengan pacaran? Pernahkan anda mencoba untuk mencari jawabannya? Coba lihatlah tumbuhan yang dikenal luas sebagai “kembang pacar”. Apa yang anda temukan? Indah bukan? Segar sekali kelihatannya. Tetapi tahukah anda bahwa bunga pacar itu akan mudah layu? Ya, ia mudah untuk layu.

Senin, 09 Oktober 2017

Nikah: Kebutuhan atau Pilihan?



Nikah: Kebutuhan atau Pilihan?

Apakah anda seorang perjaka? Atau anda sudah menikah? Pernahkah anda berpikir tentang hakikat pernikahan? Adakah pernikahan itu sebuah kebutuhan bagi manusia atau ia adalah sebuah pilihan baginya?

Saat berada di tengah komunitas masyarakat, kita akan melihat kenyataan bahwa sebagian besar mereka menikah. Namun, di sisi lain, tidak jarang kita menyaksikan ada seorang yang betah berlama – lama melajang dan menjomblo. Entah apa motifnya, hanya dia dan Tuhannya yang kiranya mengetahui.

Pernikahan adalah sebuah ikatan kuat yang dibangun oleh dua orang yang telah mengambil komitmen untuk hidup bersama. Menapakai setiap tahapan kehidupan, hingga pada akhirnya kembali menghadap kepada Allah, Tuhan yang Maha Kuasa sebagai tempat kembali setiap yang bernyawa. Bukan kembali tanpa sebuah pertanggung jawaban, namun kembali kepada-Nya untuk mempertanggung jawabkan semua yang telah dikerjakannya selama di dunia.

Minggu, 08 Oktober 2017

Santunan Yatim



Santunan Yatim
Yukti Kulla Dzi Haqqin Haqqah
 
K.H. Agus Isa Mahsun Sedang Menyampaikan Tausiyah
Minggu, 8 Oktober 2017, Jam’iyyah Yasin Putri Desa Slemanan Kecamatan Udanawu menggelar Santunan Yatim yang ke-13. Kegiatan ini menjadi rutinan warga Desa Slemanan khususnya pada tiap bulan Muharam/Suro. Sebagai sponsor penggeraknya adalah para ibu – ibu yang tergabung dalam jam’iyyah yasin putri. Alhamdulillah kegiatan ini menjadi agenda rutin yang sukses. Buktinya adalah kekompakan yang nampak dari jumlah warga yang hadir dalam acara ini. Tidak hanya ibu – ibu, namun kaum bapak, remaja dan kanak – kanak banyak yang ikut serta ambil bagian dalam kegiatan ini.

Kegiatan ini dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 11.30 WIB. Sebagai informasi bahwa dana yang terkumpul untuk disantunkan kepada aitam sejumlah kurang lebih empat puluh juta rupiah, sementara jumlah yatim yang disantuni sejumlah sembilan orang, sehingga satu anak yatim memperoleh kurang lebih empat juta lima ratus ribu rupiah ditambah beberapa orang yang memberi amplop tersendiri dan sembako.

Selasa, 03 Oktober 2017

Berperang Melawan Nafsu

Berperang Melawan Nafsu

Salah satu diantara makhluk ciptaan Allah yang patut untuk diwaspadai adalah nafsu. Nafsu adalah bisikan yang ada dalam diri manusia untuk mengerjakan hal – hal yang seringkali tidak dibenarkan tatanan syariat oleh karena keinginan belaka. Setiap manusia memiliki nafsu yang harus dikendalikannya agar mengarah pada hal yang positif.

Nafsu tidak bisa dihilangkan dari dalam diri manusia. Ia ditakdirkan tetap melekat pada diri manusia sampai kembali menghadap tuhannya. Pada dasarnya nafsu memiliki potensi untuk berbuat kebaikan dan keburukan. Mengenai hal ini al-Qur’an menegaskan dalam Surat al-Syamsi (91); 7:

Selasa, 26 September 2017

Pemberi Peringatan



Pemberi Peringatan

Manusia diciptakan di dunia sebagai khalifah yang padanya segala tanggung jawab dibebankan. Kebaikan dan kehancuran dunia beserta isinya sesungguhnya berada di tangan manusia. Saat manusia konsisten dengan tugasnya sebagai khlaifah yang menjaga dan merawat dunia beserta apa yang ada didalamnya, maka kehancuran dunia jauh dari kenyataan. Sebaliknya bila manusia telah lalai akan tugasnya, Allah akan datangkan kepada mereka pemberi peringatan yang mengingatkan mereka untuk kembali kepada jalan yang diridlai-Nya. Jalan yang disebut al-Qur’an sebagai shirath al-mustaqim, jalan lurus.

Dalam setiap kurun waktu, Allah selalu mengutus orang – orang yang dicintai-Nya sebagai pemberi peringatan kepada umat manusia yang telah lalai dalam menjalankan tugasnya. Para pemberi peringatan itu datang kepada kaum yang telah melampaui batas. Mengingatkan kepada mereka agar tidak lagi melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang diridlai penciptanya.

Sabtu, 23 September 2017

Seminar Pendidikan by Simona Alexandra Hicert



Seminar Pendidikan Bersama Simona Alexandra Hicert
Native Speak asal Jerman di LPI Qurrota A’yun Ngunut Tulungagung
 
Numpang Lewat
Pagi ini, Sabtu 23September 2017, halaman LPI Qurrota A’yun tampak dipadati oleh kendaraan yang berjajar rapi. Kendaraan ini tidak lain adalah kendaraan para wali murid yang memenuhi undangan pihak lembaga untuk mengikuti seminar pendidikan bersama native speak asal Jerman, Simona Alexandra Hicert, yang semenjak beberapa minggu lalu hadir sebagai guru tamu di lembaga tersebut. Antusiasme wali murit nampak dari kekompakan mereka menghadiri acara yang digelar lembaga pendidikan Islam yang terkenal beberapa saat lalu mampu berbicara dalam kancah nasional dalam lomba stori telling dan pidato berbahasa Inggris.

Dalam sambutannya direktur LPI Qurrota A’yun, Drs. Imam Muslimin menyampaikan banyak terima kasih atas dukungan dan partisipasi para wali murit terhadap keberlangsungan dan perkembangan lembaga. Pihak lembaga akan terus berusaha dalam memajukan dalam pemberian layanan pada siswa. Tentu inovasi – inovasi positif diperlukan guna semakin meningkatkan kualitas pembelajaran, termasuk diantaranya dengan mendatangkan native. Beliau menyampaikan bahwa semenjak beberapa tahun yang lalu lembaga ini berusaha untuk menggenjot kemampuan siswa khususnya dalam bidang bahasa Inggris. Hal ini tidak lepas karena bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang penting diketahui oleh siswa guna membuka cakrawala pengetahuan di masa yang akan datang. Motivasi ini sesungguhnya justru didorong oleh ketidakmampuan beliau dalam bahasa Inggris. Beliau mengatakan, “Kalau ditanya, siapa guru Qurrata A’yun yang tidak bisa bahasa Inggris? Jawabannya adalah kepala sekolahnya”, tandas beliau. Beliau menambahkan bahwa anak – anak ini diciptakan untuk generasi yang tidak sama dengan generasi kita, karenanya mereka perlu dibekali dengan pengetahuan yang memadai, termasuk didalamnya kemampuan berbahasa Inggris agar mereka mampu mengikuti perkembangan zaman.

Jumat, 22 September 2017

Baritan



Baritan
 
Warga Tampak Khusyu' Mengikuti Do'a Bersama
Bulan Muharam menjadi penanda dimulainya babak baru dalam perhitungan kalender hijriyyah. Jumlah bulan dalam perhitungan kelender hijriyyah sama dengan kalender masehi, dua belas bulan. Diantara dua belas bulan tersebut terdapat empat bulan yang mulia diantara bulan lainnya, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab. Empat bulan ini dianggap sebagai bulan mulia dalam penanggalan kalender hijriyyah.

Bulan Muharam lebih dikenal dengan bulan Suro oleh masyarakat Jawa. Nama Suro berasal dari kata Asyura’, yang artinya hari ke sepuluh. Nenek moyang tanah Jawa mengambil kata suro dari kata tersebut karena tanggal sepuluh bulan muharam termasuk hari yang dimuliakan oleh umat Islam. Bukan hanya umat Islam, tetapi umat Nasrani dan Yahudi pun juga memuliakan hari tersebut. Karenanya disunnahkan puasa pada tanggal sepuluh. Tetapi selain tanggal sepuluh umat Islam juga dianjurkan untuk berpuasa ditanggal sembilannya yang dikenal dengan hari tasu’a. Kesunnahan puasa ini didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW:

Kamis, 21 September 2017

Buwoh



Buwoh

Anda yang tinggal di Jawa tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah satu ini. Istilah buwoh sudah menjadi populer di masyarakat semenjak puluhan bahkan mungkin ratusan tahun silam. Entah siapa yang mengenalkan istilah ini untuk pertama kali hingga menjadi istilah yang familier, populer dari masyarakat kelas atas hingga kalangan bawah.

Buwoh sering dikaitkan dengan pesta yang digelar oleh masyarakat pada moment tertentu semisal pernikahan, lahiran, khitanan, aqiqah dan semisalnya. Namun, ada juga yang bukan berbentuk pesta melainkan selamatan atau ruwatan, semisal mendirikan rumah, sewonan dan sebagainya. Kebiasaan ini telah mengakar kuat hingga menjadi darah daging yang melekat dalam sanubari masyarakat. 

Rabu, 20 September 2017

Muhasabah



Muhasabah

Waktu bergulir begitu cepatnya. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Tanpa terasa kita sudah meninggalkan tahun 1438 H dan menapaki hari pertama di tahun 1439 H. 1438 H menjadi tahun lalu sementara 1439 H menjadi kenyataan kita dimulai saat tenggelamnya matahari sore ini.

Beragam cara orang memperingati pergantian tahun.  Bila pada pergantian tahun masehi, kita lebih banyak disuguhkan dengan perayaan yang serba glamor, mulai dari tiupan terompet, pesta kembang api sampai pesta konser musik di tiap pelosok negeri yang secara langsung disiarkan secara live oleh semua stasiun Televisi, lantas bagaimana dengan pergantian tahun hijriyyah ini? Adakah kita akan merayakan dengan cara yang sama, menggelar berbagai pesta rakyat dan hiburan, atau kita akan menggunakannya sebagai momentum untuk bertafakkur, berpikir akan apa yang selama ini telah kita jalani dan apa yang hendak kita lakukan diesok hari?

Selasa, 19 September 2017

Hijrah



Hijrah

Secara sederhana hijrah berarti pindah. Pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Bisa juga diartikan pindah dari satu kondisi kepada kondisi yang lain. Kata hijrah menjadi populer setelah peristiwa hijrah Rasulullah, Muhammad SAW dari kota Makkah ke Madinah untuk menyebarkan agama Islam di sana.

Dalam sejarah sesungguhnya hijrah tidak hanya dilakukan sekali. Akan tetapi beberapa kali umat Islam melakukan hijrah. Hijrah pertama  dan ke dua adalah ke Habasah (Ethiopia). Disusul perpindahan Nabi Muhammad SAW ke Thaif setelah peristiwa pemboikotan di lembah Syiib oleh kaum Quraiys kepada keluarga Nabi, Bani Hasyim dan Muthallib. Namun, sepertinya kata hijrah belumlah begitu populer hingga peristiwa hijrah ke Madinah.

Minggu, 17 September 2017

Usaha



Usaha

Menyimak tausiyah putra da’i sejuta umat, Ustadz Fikri Haikal, seolah menyimak tausiyah abahnya, K.H. Zainudin MZ. Gaya bahasanya dalam bertausiyah, gerak tubuh dan intonasi bicaranya mirip sekali dengan abahnya. Tidak salah bila ada pepatah yang mengatakan, ‘buah jatuh tidak jauh dari pohonnya’. Seorang anak biasanya tidak beda jauh dengan orang tuanya.

Saat ini nama beliau sudah masyhur sebagaimana abahnya. Beliau seringkali tampil di acara – acara televisi seperti di program TV One, Damai Indonesiaku. Beliau kerap tampil di acara ini. Mungkin sudah menjadi pentausiyah tetap di acara ini. Tidak salah stasiun ini memilih beliau, karena tausiyahnya yang mantap dan mudah dicerna, disukai oleh banyak kalangan.

Kamis, 14 September 2017

Ketaatan Ibrahim, Kesabaran Ismai



Ketaatan Ibrahim, Kesabaran Ismail
(Seri Pengajian Jum’at PON)

Pengajian Jum’at PON diadakan secara rutin oleh masyarakat Desa Slemanan Udanawu Kabupaten Blitar. Acara ini sudah berjalan sekian tahun lamanya semenjak saya masih berada di bangku Madrasah Aliyah. Sungguh satu kegiatan yang positif, yang perlu untuk terus diistiqamahkan dan digiatkan. Memang, secara kuantitas sudah sangat berkurang, tetapi setidaknya keistiqamahan itu masih tetap terjaga hingga saat ini. Kalau dihitung – hitung, mungkin lebih dari 17 tahun silam mulainya.

Malam ini K.H. Syaikhudin menyampaikan materi tentang ketaatan seorang Ibrahim a.s. dan kesabaran putranya Ismail a.s. Nabi yang mendapat gelar khalilullah sekaligus Abu al-Basyar. Syariatnya sampai har ini masih tetap terjaga dan diikuti oleh umat Nabi Muhammad SAW yang hidup ratusan tahun setelahnya. Bahkan secara tegas al-Qur’an memerintahkan agar semua umat Islam tetap mengikuti agama Nabi Ibrahim yang lurus. Dalam al-Qur’an Surat Ali Imran (3); 95:

Selasa, 12 September 2017

Dasar dan Tujuan Filsafat Pendidikan Islam


Setiap bangunan kuat memiliki dasar dan pondasi yang kuat. Kualitas pondasi menentukan kokoh dan tidaknya bangunan yang dibangun. Bangunan tidak hanya berbentuk bangunan fisik belaka. Tetapi pengetahuan sesungguhnya juga merupakan bangunan. Kuatnya bangunan ilmu dan pengetahuan yang terejawantahkan dalam bentuk pendidikan sangat bergantung pada dasar dan asas yang menopangnya.

Dasar atau asas pendidikan merupakan landasan berpijak dalam menyusun strategi pendidikan. Asas inilah yang nantinya akan menjadi dasar pijakan pengambilan setiap kebijakan yang ditetapkan untuk meraih tujuan yang diharapkan. 

Dalam al-Qur’an Surat Ibrahim (14); 24-25 disebutkan:

Wisuda Tahfidz Perdana Ma'had al-Jami'ah IAIN Tulungagung



Wisuda Tahfidz Perdana Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung
(IAIN Tulungagung Integrasikan Model Pendidikan Salafiy dan Modern)
 
Foto Bersama Rektor IAIN Tulungagung dan Pengelola Ma'had al-Jami'ah
Minggu, 10 September 2017, menjadi moment sejarah pertama Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung secara seremonial di hadapan ribuan wali mahasantri IAIN Tulungagung mengadakan wisuda angkatan I mahasantri tahfidz al-Qur’an. Kegiatan ini adalah salah satu agenda yang kedepan akan terus ditingkatkan sebagai sebuah upaya dalam mewujudkan kampus IAIN Tulungagung sebagai kampus dakwah dan peradaban. Hadir dalam kesempatan ini Drs.H. Saifullah Yusuf yang merupakan Wakil Gubernur Jawa Timur. Adapun jumlah mahasantri tahfidz yang diwisuda kali ini adalah dua puluh semilan huffadz.

Dalam sambutannya Rektor IAIN Tulungagung, Dr. Maftukhin, M.Ag. menyampaikan ucapan selamat datang dan rasa terima kasih atas kesediaan Wakil Gubernur ini. Beliau menyampaikan bahwa secara historis, IAIN Tulungagung didirikan oleh para kyai kala itu untuk kepentingan dakwah dan syiar Islam. Karenanya dalam sejarah perkembangannya IAIN Tulungagung tidak boleh melupakan khiththahnya sebagai lembaga dakwah dan syiar keislaman. Akan tetapi yang perlu diingat adalah bahwa dakwah yang dilakukan haruslah dakwah yang sesuai dengan semangat keberagaman dan toleransi sebagaimana semboyan Negara Kesatuan Indonesia, Bhineka Tunggal Ika. Meski berbeda tetapi tetap satu jua. Karenanya dakwah mesti dilakukan secara damai tanpa ada unsure radikalisme di dalamnya.