Jumat, 16 Agustus 2019

Tiang Jalan


Tiang Jalan

Perjalanan menuju kepada Allah, bukan urusan mudah. Banyak penghalang dan rintangan yang akan ditemui para penempuh jalan untuk sampai ke hadrah qudsiyyah-Nya, Allah Swt.

Para ulama mewajibkan adanya para mursyid yang menuntun perjalanan para penempuh jalan ini. Para mursyid akan membimbing dan mengarahkan para penempuh jalan ini, agar mereka bisa sampai pada tujuan yang diinginkan dan tidak tersesat di jalan yang salah.

Di awal perjalanan, seorang penempuh jalan masih mudah membedakan antara yang benar dan haq. Hal ini dikarenakan hijab yang menjadi penghalangnya dan Tuhannya, masih berupa hijad zulmah. Kegelapan, yang karena gelapnya itu dia sadar dan memerlukan lentera untuk menerangi jalan yang ditempuhnya. Dia mencari lentera dari ilmu para ulama yang menuntunnya, dan mengarahkannya pada perilaku menjauh dari kemaksiatan. Sementara di tahapan berikutnya, hijab itu semakin lembut dan samar karena kuatnya ketaatan ibadah zahir yang dilakukan seringkali digunakan syaithan untuk melakukan tipu daya lembut dalam diri para pencari jalan ini.

Rabu, 14 Agustus 2019

Munculnya Hikmah


Munculnya Hikmah

Banyak orang yang mengira bahwa hikmah itu sepadan dengan filsafat. Filsafat sebagaimana disebutkan dalam beberapa literatur berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata ini tersusun dari dua kata philein (mencintai), philia (cinta), philos (sahabat, kekasih) dan shopia (kebijaksanaan, kearifan). Dengan demikian secara sederhana filsafat memiliki arti cinta kebijaksanaan.

Secara khusus al-Gaza>li menyitir hal ini di dalam al-Risa>lah al-Ladunniyah. Beliau mengatakan bahwa tidak semudah itu seseorang bisa dikatakan sebagai ahli al-h}ikmah atau h}aki>m. Menurut al-Gaza>li hikmah tidak bisa dicapai dengan hanya usaha-usaha belajar yang sifatnya manusiawi, -layaknya manusia pada umumnya.

Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa hakikat ilmu ladunni diperoleh dari ilmu ladunni.[1] Seorang yang tidak mampu mencapai derajat ilmu ladunni, dia tidak bisa disebut sebagai h}aki>m karena h}ikmah merupakan sebagian di antara pemberian-pemberian Allah Swt.[2]

Selasa, 06 Agustus 2019

Tercerabutnya Ilmu


Tercerabutnya Ilmu

Dalam salah satu  h}adi>t} Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ النَّاسِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ، فَإِذَا ذَهَبَ عَالِمٌ، ذَهَبَ بِمَا مَعَهُ مِنَ الْعِلْمِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرُكْ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا، فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا»[1]

Artinya: Dari rasu>lula>h Saw. ia bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak akan mencabut ilmu dengan mencabutnya dari seseorang, tetapi Ia mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, ketika seorang alim pergi (wafat), dia pergi bersama ilmu yang dimilikinya, sehingga saat tidak tersisa lagi seorang alim, orang-orang menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpinnya, mereka ditanya, kemudian mereka memberikan fatwa tanpa ilmu, mereka sesat lagi menyesatkan.”  (HR. Ali> al-Ja’diy)

Ilmu tidak akan dicabut Allah Swt dari dunia ini dengan mencabutnya secara langsung, menghilangkannya dari hati para ulama. Akan tetapi Allah akan mencabut ilmu itu dengan mewafatkan para ulama yang memiliki ilmu tersebut.

Senin, 05 Agustus 2019

Memilih Pasangan Hidup


Memilih Pasangan Hidup

Pernikahan merupakan hal penting dalam kehidupan. Menikah merupakan sarana bagi seseorang untuk melanjutkan hidup. Setidaknya, keturunannya akan melanjutkan misi hidup yang mungkin saja belum sempat diwujudkannya semasa hidup.

Bagi seorang yang normal dan berakal, tentu tidak akan merasa cukup dengan banyaknya harta yang dimiliki, jabatan yang disandang dan gelar kehormatan yang di dapatkan. Jika dia normal, tentu akan berpikir untuk menikah. Sebaliknya, jika tidak lagi ada keinginan untuk menikah, tentu ada sesuatu yang salah dalam dirinya.

Kamis, 01 Agustus 2019

Ma’had UIN SUSKA Riau Kunjungi Ma’had al-Jami’ah Tulungagung


Ma’had UIN SUSKA Riau Kunjungi Ma’had al-Jami’ah Tulungagung


Kamis, 01 Agustus 2019, pengelola ma’had al-jami’ah UIN SUSKA Riau mengadakan kunjuangan ke Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung. Kedatangan pengelola ma’had UIN SUSKA di sambut dengan baik oleh pihak pengelola ma’had al-jami’ah IAIN Tulungagung, Dr. KH. Teguh, M.Ag. selaku mudir ma’had al-jami’ah IAIN Tulungagung.

Beberapa waktu yang lalu, pengelola ma’had UIN SUSKA turut serta dalam kegiatan FGD Mudir PTKIN dan Haflah Akhirussanah Kubro yang digelar oleh IAIN Tulungagung. Rupa-rupanya kegiatan kema’hadan yang ada di IAIN Tulungagung telah menarik hati mudir ma’had al-jami’ah UIN SUSKA hingga mendorongnya kembali berkunjung ke Tulungagung.