Ma’had UIN SUSKA Riau Kunjungi Ma’had al-Jami’ah Tulungagung
Kamis, 01 Agustus 2019, pengelola ma’had al-jami’ah UIN SUSKA Riau
mengadakan kunjuangan ke Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung. Kedatangan pengelola
ma’had UIN SUSKA di sambut dengan baik oleh pihak pengelola ma’had al-jami’ah
IAIN Tulungagung, Dr. KH. Teguh, M.Ag. selaku mudir ma’had al-jami’ah IAIN
Tulungagung.
Beberapa waktu yang lalu, pengelola ma’had UIN SUSKA turut serta
dalam kegiatan FGD Mudir PTKIN dan Haflah Akhirussanah Kubro yang digelar oleh
IAIN Tulungagung. Rupa-rupanya kegiatan kema’hadan yang ada di IAIN Tulungagung
telah menarik hati mudir ma’had al-jami’ah UIN SUSKA hingga mendorongnya
kembali berkunjung ke Tulungagung.
Pada pukul 07.30 WIB tamu dari UIN SUSKA ini berkesempatan untuk
bertemu dengan Rektor IAIN Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. di ruang
rektorat dengan di dampingin Mudir Ma’had IAIN Tulungagung dan beberapa orang
murabbi. Selanjutnya, beliau disilahkan menuju ke kantor Ma’had al-Jami’ah
untuk mengadakan audiensi bersama pengelola ma’had, LP Ma’arif, Himasal, dan Jam’iyyatul
Qurra’ wa al-Huffadz selaku lembaga mitra dalam pembelajaran madin.
Pembelajaran Madin yang dilaksanakan di IAIN Tulungagung untuk
semua mahasiswa baru menarik banyak pihak, terbukti banyak PTKIN yang datang
untuk meninjau secara langsung model pembelajaran madin dan juga studi banding
di ma’had Tulungagung. Setidaknya sudah ada UIN Jakarta, UIN Raden Fattah
Palembang, IAIN Salatiga, UNISNU Jepara dan beberapa kampus yang datang
berkunjung ke Tulungagung.
Dalam sambutannya, Mudir IAIN Tulungagung, Dr. KH. Teguh, M.Ag.
menyampaikan bahwa ma’had al-jami’ah yang telah menyelenggarakan pembelajaran
bagi seluruh mahasiswa di Indonesia ini hanya ada tiga kampus, yakni UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang, IAIN Purwokerto, dan IAIN Tulungagung. Ketiganya memiliki
model yang berbeda. Kalau UIN Malang, mereka mewajibkan semua mahasiswa barunya
untuk tinggal di ma’had karena jumlah fasilitasnya sudah memadai. Purwokerto menitipkan
mahasiswanya di pondok pesantren yang dekat dengan kampusnya. Sementara Ma’had
IAIN Tulungagung mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti program madin di pagi
hari, tanpa mengharuskan mereka tinggal di asrama, ataupun pesantren yang dekat
dengan kampus.
Sementara itu, Drs. KH. Arwan Mas’ud, M.Ag. selaku mudir Ma’had UIN
SUSKA Riau dalam sambutannya memberikan apresiasinya kepada pihak Ma’had
al-Jami’ah Tulungagung yang telah melakukan hal, yang menurutnya luar biasa. Satu
hal yang sangat penting dalam hal membendung arus radikalisme yang mulai
berkembang di beberapa wilayah di Indonesia.
Pembelajaran madin bagi mahasiswa dirasa sangat penting
diberlakukan di seluruh PTKIN. Hal ini juga dilatari oleh input mahasiswa PTKIN
yang tidak semuanya berasal dari sekolah yang berbasis keagamaan. Sebagai akibatnya,
banyak di antara mereka yang kurang/bahkan tidak memiliki pengetahuan yang
cukup tentang agama. Akibatnya mereka mudah terpengaruh dengan berbagai paham
yanng tidak sejalan dengan nilai-nilai ideologi pancasila.
Peran ma’had menurut beliau begitu penting dalam rangka menanamkan
sikap moderat. Mencetak lulusan-lulusan yang memiliki jiwa toleran, yang tidak
mudah mengkafirkan dan menganggap mereka yang berbeda sebagai kelompok yang
sesat.
Harapan beliau, bahwa nantinya apa yang diperoleh di IAIN
Tulungagung akan dapat diterapkan di UIN SUSKA. Tentunya, banyak hal yang ingin
digali dari Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung yang telah sukses dalam
menyelenggarakan pembelajaran madin. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan
audiensi secara santai dan non formal.
Komentar
Posting Komentar