Minggu, 27 Desember 2015

Lirrosul


Disamping niat ibadah lillah seperti dimuka, supaya juga disertai dengan niat lirrasul, yaitu niat mengikuti tuntunan rasulullah saw. Asal bukan merupakan hal yang tidak diridlai Allah, bukan perbuatan yang merugikan.
Dasar/Dalil Birrasul
Banyak sekali ayat – ayat al qur’an yang menjelaskan tentang hal ini, diantaranya;

يَا أَيُّهَاالَّذِيْنَ أَمَنُوْا أَطِيْعُ اللهَ وَأَطِيْعُوْا الرَّسُوْلَ وَلَا تُبْطِلُوْا أَعْمَالَكُمْ (47- محمد: 33)

Artinya: Hai orang – orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatilah rasulNya, dan janganlah kamu sekalian merusak amal – amal kamu sekalian! (Q.S. Muhammad;33)
Hal – hal yang merusak amal antara lain adalah ujub, riya’, takabbur dan tidak ikhlas karena Allah. Tidak lillaah billaah istilah wahidiyah. Hanya lillaah tidak sadar billaah, pasti terjadi rasa ujub, dsb. Dan hubungan ayat diatas, disamping niat lillaah harus juga disertai niat lirrasuul, mengikuti, taat kepada rasuulullah saw.

وَمَا أَتَاكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا وَاتَّقُوْااللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ (59- الحشر: 7)

Artinya: Dan apa yang disampaikan oleh rasul kepadmu semua terima dan kerjakanlah, dana pa yang dilarang olehnya maka tinggalkanlah dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah sangat berat siksaNya. (Q.S. al Hasyr;59)

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُوْلٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللهِ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْظَلَمُوْا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوْا اللهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوْا اللهَ تَوَّابًا رَحِيْمًا (4- النساء: 64)

Artinya: Dan kami tidaklah megutus seseorang rasul melainkan supaya ditaati dan diikuti dengan izin Allah. Dan jika sekiranya ketika mereka menganiyaya dirinya, kemudian mereka dating kepadamu lalu memohon ampun kepada Allah dan rasulpun berkenan memohonkan ampun buat mereka , tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha  Penyayang. (Q.S. al Nisya’;64)
Hubungan dengan ayat “walau annahum …. Dst” al Mukarrom Romo K.H. Abdoel Madjid Ma’roef, Muallif shalawat wahidiyah menganjurkan bahwa kalimat tersebut ada baiknya jika dibaca pada setiap kita akanmengamalkan do’a – do’a shalawat.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْئٍ فَاجْتَنِبُوْهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوْا مِنْهُ مَااسْتَطَعْتُمْ (متفق عليه)

Artinya: Dari Abu Hurairah R.A. dari Kanjeng Nabi SAW, bahwa sesungguhnya beliau saw. Bersabda: “Jika aku mencegahmu dari sesuatu, maka jauhilah sesuatu itu, dan jika aku memerintahkan sesuatu kepadamu, maka laksanakanlah menurut kemampuanmu.” (H.R. Muttafaq ‘Alaih)
مَنْ يُطِعِ الرَّسُوْلَ فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ (4- النساء:80)

Artinya: “Barangsiapa yang mengikuti/taat kepada rasul (lirrasul) maka sungguh ia telah taat kepada Allah”. (Q.S. al Nisa’;80)

حَقِيْقَةُ الْمُتَابَعَةِ رُؤْيَةُ الْمَتْبُوْعِ عِنْدَ كُلِّ شَيْئٍ وَمَعَ كُلِّ شَيْئٍ وَفِيْ كُلِّ شَيْئٍ (أَيْ رُؤْيَةُ الشُهُوْدِ) (جامع الأصول 25)

Artinya: “Hakikat ‘mengikuti’ yang sesungguhnya adalah melihat pada ‘yang diikuti’ pada segala sesuatu, disamping sesuatu dan didalam sesuatu”. (Jami’ul Ushul 25)
Dengan penerapan lirrasul disamping lillah, maka otomatis menjadi makin banyaklah ingat kita kepada rasulullah saw disamping ingat kepada Allah. Dan makin banyak ingat kita pada Kanjeng Nabi Muhammad saw, tentunya menjadi sangat berhati – hati dalam menjalankan tuntunan rasulullah saw dalam segala bidang.

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أَحْيَا سُنَّتِيْ فَقضدْ أَحَبَّنِى وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِيَ فِي الْجَنَّةِ (رواه السجزي عن أنس ابن مالك)
Artinya: Bersabda rasulullah saw: “Barangsiapa menghidup – hidupkan sunnahku, maka sungguh ia telah mencintai aku, dan barangsiapa mencintai aku, maka ia akan bersama – sama dengan aku di surga” (H.R. Sajzi dari Anas bin Malik)

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُوْلَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيْرًا (4- النساء :115)

Artinya: “Dan barangsiapa menentang rasul sesudah jelas baginya petunjuk dan kebenaran, dan ia mengikuti jalan yang bukan jalannya orang – orang mukmin, maka Kami biarkan ia berlarut – larut dalam kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan akan Kami masukkan dia kedalam neraka Jahannam. Dan Jahannam itu seburuk – buruknya tempat kembali”. (Q.S. al Nisya’; 115)

لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعًالِمَا جِئْتُ بِهِ (رواه الترمذي)
Artinya: “Tidaklah disebut beriman yang sempurna salah satu diantara kalian, sehinga hawanya (nafsunya) mengikuti pada apa yang sebab itu aku diutus”. (H.R. Tirmidzi)
Kalimat “haqiqatul mutaba’ah” …. Pada keterangan diatas, erat hubungannya dengan hadis ini. Dan penerapan niat lirrasul disamping lillah merupakan sebagian dari realisasinya secara batiniyah.

Dasar/Dalil Lillaah Billaah Harus Diterapkan Bersama


 
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَايُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا (18- الكهف: 110)

Artinya: “Dan barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah dia mengerjakan amal shalih (Lillaah) ddan janganlah mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya (Billaah)”. (Q.S. al Kahfi ;110)

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى أَمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوْا فَأَخَذْنَهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ (7- الأعراف: 96)

Artinya: “Dan sekiranya para penduduk kota/desa/ negara benar – benar beriman dan bertaqwa (Billaah dan Lillaah), sungguh Kami akan melimpahkan kepada mereka bermacam – macam barokah dari langit dan bumi (barokah lahir dan barokah batin dari arah yang dapat diperhitungkan dan dari arah yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya). Akan tetapi (sayangnya) mereka mendustakan (ayat – ayat Kami), maka Kami siksa mereka (kami ambil tindakan tegas) disebabkan perbuatan – perbuatan yang mereka lakukan”. (Q.S. al A’raff ;96)

إِنَّ الْمُنَافِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًا إِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَأَصْلَحُوْا وَاعْتَصِمُوْا بِاللهِ وَأَخْلَصُوْا دِيْنَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَ أَجْرًا عَظِيْمًا (4- النساء : 145- 146)

Artinya: “Sesungguhnya orang – orang munafik itu ditempatkan ditempat yang paling bawah dari neraka, dan engkau (Muhammad) sekali – kali tidak dapat menemukan seorang penolongpun bagi mereka kecuali mereka bertobat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh kepada Allah (sadar Billaah) dan menjalankan agama mereka dengan ikhlas (lillaah). Maka mereka itu ditempatkan bersama – sama dengan orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang – orang yang beriman pahala yang agung”. (Q.S. al Hasyr; 7)
Definisi “Munafik” yaitu orang yang lahir dan batinnya tidak sama. Lahirnya kelihatan beribadah tetapi batinnya tidak beribadah (tidak lillaah), ia munafik!. Sekalipun munafik seperti ini tidak sampai menggugurkan iman seseorang, tetapi tetap namanya munafik dan akan ditempatkan di “darkil asfali”= neraka yang paling bawah seperti keterangan pada ayat diatas!
Mengadakan perbaikan, artinya merobah sikap, menyudahi perbuatan dan tingkah yang tidak baik dan mengerjakan pekerjaan – pekerjaan yang baik, lahir dan batin!

مَا يَفْعَلُ اللهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَأَمَنْتُمْ وَكَانَ اللهُ شَاكِرًا عَلِيْمًا (4- النساء : 147)

Artinya: “Allah tidak akan menyiksa kalian, jika kalian bersyukur (lillah) dan beriman (billaah) dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. al Nisa’;147)
“Maha Mensyukuri”, artinya: Allah Maha Menerima syukur dari hambaNya, mengampuni dosa – dosa dan selalu menambah nikmat karuniaNya.

Sabtu, 26 Desember 2015

Kerugian Dan Kecaman Terhadap Yang Tidak Sadar Billaah


Orang yang tidak sadar billah , sekalipun ia masih beriman, dia tidak lepas dari bahaya musyrik = mempersekutukan Allah (Tuhan). Sekalipun syirik khafi, (mempersekutukan secara samar – samar) seperti firman Allah dibawah;
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللهِ إِلَّا وَهُم مُشرِكُونَ ( 12- يوسف : 106)
Artinya: “Dan sebagian besar dari mereka tidak sadar billah melainkan mereka masih mempersekutukan Allah.” (Q.S. Yusuf ;106)
Mempersekutukan Allah yaitu dengan mengandalkan selain Allah disamping juga percaya atau iman kepada Allah.
إِنَّ اللهَ لَايَغْفِرُ  أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيْدًا (4- النساء :116)
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak memberi ampun sekiranya dipersekutukan denganNya dan Dia mengampuni dosa – dosa lain selain dosa syirik bagi siapa saja yang dikehendaki Nya. Dan barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh ia tersesat sejauh – jauhnya”. (Q.S. al Nisa’ ;116)
وَلَوْ أَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَاكَانُوْا يَعْمَلُوْنَ (6- الأنعام:88)
Artinya: “Dan seandainya mereka mempersekutukan Allah niscaya menjadi lenyaplah dari mereka amal – amal yang mereka lakukan”. (Q.S. al An’am ; 88)
وَلَقَدْ أُوْحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ (39- الزمر :65)
Artinya: “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu (Muhammad saw) dan kepada nabi – nabi sebelummu ; “Jika engkau mempersekutukan Allah (tidak sadar billah istilah wahidiyah), niscaya akan menjadi hapuslah amalmu, dan tentulah engkau termasuk orang – orang yang menderita kerugian”. (Q.S. al Zumar; 65)
Demikian betapa beratnya kutukan Tuhan (Allah) terhaddap dosa syirik (tida sadar billah). Sedangkan junjungan kita Kanjeng Nabi Muhammad SAW pun masih diberi peringatan oleh Allah seperti itu, lebih – lebih kita! Mari kita renungkan dan kita sadari hal ini!
إِنَّ قَلِيْلَ الْعَمَلِ يَنْفَعُ مَعَ الْعِلْمِ بِاللهِ وَكَثِيْرَ الْعَمَلِ لَا يَنْفَعُ مَعَ الْجَهْلِ بِاللهِ (رواه ابن عبد البر عن أنس ابن مالك)
Artinya: “Sesungguhnya sedikit amal yang disertai sadar billah itu bermanfaat adanya, dan sesungguhnya banyaknya amal yang dikerjakan dengan bodoh billah (tidak sadar billah atau syirik) itu tidak bermanfaat adanya”. (H.R. Ibnu Abdil Bar dari Anas bin Malik)
Orang jika tidak merasa billah otomatis binnafsi. Dan kalau binnafsi otomatis mempunyai rasa “ujub, riya’, takabbur” dan sebagainya yang kesemuanya ni merusakkan amal, sehingga amal tersebut tidak diterima oleh Allah. Masih untung jika tidak diterima begitu saja, tetapi disamping tidak diterima, amal – amal yang dikotori dengan sifat ujub, riya’, sum’ah, takabbur dsb. Itu kelak diakhirat akan dirupakan siksa untuk menyiksa orang yang beramal!
إِنَّ الْعُجْبَ لَيُحْبِطُ عَمَلَ سَبْعِيْنَ سَنَةً (رواه الديلمي)
Artinya: “Sesungguhnya ujub itu merusak amal selama 70 tahun ( H.R. al Dailami)
خَصْلَتَانِ لَيْسَ فَوْقَهُمَا شَيْئٌ مِنَ الشَّرِّ اَلشِّرْكُ بِاللهِ وَالضُّرُّ لِعِبَادِاللهِ وَخَصْلَتَانِ لَيْسَ فَوْقَهُمَا شَيْئٌ مِنَ الْخَيْرِ اَلْإِيْمَانُ بِاللهِ وَالنَّفْعُ لِعِبَادِاللهِ (احياء علوم الدين ج ثاني ص 185)
Artinya: “Dua hal tidak ada satupun keburukan yang lebih buruk dari padanya, yaitu “Syirik Billah” dan merugikan hamba Allah, dan dua hal, tidak ada satupun dari kebaikan yang lebih baik daripadanya yaitu “sadar billah” dan memberi manfaat kepada hamba Allah.” (Ihya’ Ulumid diin juz 2 hal 185)
وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللهِ إِلَهًا أَخَرَ فَتُلْقَى فِى جَهَنَّمَ مَلُوْمًا مَدْحُوْرًا (17- الإسراء: 39)
Artinya: “Dan janganlah kamu sekalian menjadikan seorang tuhan disamping Allah, yang demikian itu menyebabkan kamu akan dilemparkan kedalam neraka Jahannam dalam keadaan terkutuk dan dijauhkan dari rahmad Allah.” (Q.S. al Isra’;39)
“LILLAAH – BILLAAH” harus diterapkan serempak bersama – sama! Hanya lillaah saja tanpa billaah berbahaya! Bahayanya antara lain ujub, riya’, takabbur dan sebagainya. Begitu juga hanya billaah saja tanpa lillah menjadi batal karena tidak menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah.

شَرِيْعَةٌ بِلَا حَقِيْقَةٍ عَاطِلَةٌ وَحَقِيْقَةٌ بِلَا شَرِيْعَةٍ بَاطِلَةٌ
Artinya: “Syariat tanpa hakikat kosong, tidak ada isinya, sedangkan hakikat tanpa syariat batal, tak berarti”.

Kebaikan Dan Keuntungan Sadar Billah


وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ (3- ال عمران :101)
Artinya: “Dan barangsiapa yang memegang teguh sadar billah maka sungguh ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (Q.S. Ali Imran; 101)
اَلَا بِذِكْرِاللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ (13- الرعد :28)
Artinya: “Ingatlah bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (Q.S. al Ra’du; 28)
“Dzikrullah” yang dimaksud ayat diatas adalah dzikirnya hati atau hati yang selalu ingat kepada Allah. Orang yang sadar billah pasti ingat kepada Allah, bahkan lebih daripada ingat. Sedangkan dzikrullah dengan lisan belum tentu hatinya ingat kepada Allah.
رَكْعَةٌ مِنْ عَالِمٍ بِاللهِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ رَكْعَةٍ مِنْ مُتَجَاهِلٍ بِاللهِ (رواه الشيرازي عن على كرم الله وجهه – جامع الصغير ص 64)
Artinya: “Satu rakaat yang dikerjakan oleh orang yang sadar billah itu lebih baik daripada seribu rakaat yang dikerjakan oleh orang yang bodoh (tidak sadar) billah. (Diriwayatkan oleh Syairazi dari Ali K.W. dalam kitab Jami’us shaghir, hal 64)
Hadis tersebut adalah kalam khabar (pemberitahuan)  tentang kebaikan orang yang sadar billah diperbandingkan dengan orang yang bodoh  (tidak sadar) billaah.