Disamping niat ibadah lillah seperti dimuka, supaya juga disertai dengan niat lirrasul, yaitu niat mengikuti tuntunan rasulullah saw. Asal bukan merupakan hal yang tidak diridlai Allah, bukan perbuatan yang merugikan.
Dasar/Dalil
Birrasul
Banyak
sekali ayat – ayat al qur’an yang menjelaskan tentang hal ini, diantaranya;
يَا أَيُّهَاالَّذِيْنَ أَمَنُوْا أَطِيْعُ اللهَ
وَأَطِيْعُوْا الرَّسُوْلَ وَلَا تُبْطِلُوْا أَعْمَالَكُمْ (47- محمد: 33)
Artinya: Hai orang – orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatilah
rasulNya, dan janganlah kamu sekalian merusak amal – amal kamu sekalian! (Q.S.
Muhammad;33)
Hal – hal yang merusak amal antara lain adalah ujub, riya’,
takabbur dan tidak ikhlas karena Allah. Tidak lillaah billaah istilah
wahidiyah. Hanya lillaah tidak sadar billaah, pasti terjadi rasa ujub, dsb. Dan
hubungan ayat diatas, disamping niat lillaah harus juga disertai niat
lirrasuul, mengikuti, taat kepada rasuulullah saw.
وَمَا أَتَاكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا
نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا وَاتَّقُوْااللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
(59- الحشر: 7)
Artinya: Dan apa yang disampaikan oleh rasul kepadmu semua terima dan
kerjakanlah, dana pa yang dilarang olehnya maka tinggalkanlah dan bertaqwalah
kepada Allah sesungguhnya Allah sangat berat siksaNya. (Q.S. al Hasyr;59)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُوْلٍ إِلَّا لِيُطَاعَ
بِإِذْنِ اللهِ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْظَلَمُوْا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوْكَ
فَاسْتَغْفَرُوْا اللهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوْا اللهَ
تَوَّابًا رَحِيْمًا (4- النساء: 64)
Artinya: Dan kami tidaklah megutus seseorang rasul melainkan supaya
ditaati dan diikuti dengan izin Allah. Dan jika sekiranya ketika mereka
menganiyaya dirinya, kemudian mereka dating kepadamu lalu memohon ampun kepada
Allah dan rasulpun berkenan memohonkan ampun buat mereka , tentulah mereka
mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S. al Nisya’;64)
Hubungan dengan ayat “walau annahum …. Dst” al Mukarrom Romo K.H.
Abdoel Madjid Ma’roef, Muallif shalawat wahidiyah menganjurkan bahwa kalimat
tersebut ada baiknya jika dibaca pada setiap kita akanmengamalkan do’a – do’a
shalawat.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ
شَيْئٍ فَاجْتَنِبُوْهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوْا مِنْهُ
مَااسْتَطَعْتُمْ (متفق عليه)
Artinya: Dari Abu Hurairah R.A. dari Kanjeng Nabi SAW, bahwa
sesungguhnya beliau saw. Bersabda: “Jika aku mencegahmu dari sesuatu, maka
jauhilah sesuatu itu, dan jika aku memerintahkan sesuatu kepadamu, maka
laksanakanlah menurut kemampuanmu.” (H.R. Muttafaq ‘Alaih)
مَنْ يُطِعِ الرَّسُوْلَ فَقَدْ أَطَاعَ اللهَ (4-
النساء:80)
Artinya: “Barangsiapa yang mengikuti/taat kepada rasul (lirrasul)
maka sungguh ia telah taat kepada Allah”. (Q.S. al Nisa’;80)
حَقِيْقَةُ الْمُتَابَعَةِ رُؤْيَةُ الْمَتْبُوْعِ
عِنْدَ كُلِّ شَيْئٍ وَمَعَ كُلِّ شَيْئٍ وَفِيْ كُلِّ شَيْئٍ (أَيْ رُؤْيَةُ
الشُهُوْدِ) (جامع الأصول 25)
Artinya: “Hakikat ‘mengikuti’ yang sesungguhnya adalah melihat pada
‘yang diikuti’ pada segala sesuatu, disamping sesuatu dan didalam sesuatu”.
(Jami’ul Ushul 25)
Dengan
penerapan lirrasul disamping lillah, maka otomatis menjadi makin banyaklah
ingat kita kepada rasulullah saw disamping ingat kepada Allah. Dan makin banyak
ingat kita pada Kanjeng Nabi Muhammad saw, tentunya menjadi sangat berhati –
hati dalam menjalankan tuntunan rasulullah saw dalam segala bidang.
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ
أَحْيَا سُنَّتِيْ فَقضدْ أَحَبَّنِى وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِيَ فِي
الْجَنَّةِ (رواه السجزي عن أنس ابن مالك)
Artinya: Bersabda rasulullah saw: “Barangsiapa menghidup – hidupkan
sunnahku, maka sungguh ia telah mencintai aku, dan barangsiapa mencintai aku,
maka ia akan bersama – sama dengan aku di surga” (H.R. Sajzi dari Anas bin
Malik)
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُوْلَ مِنْ بَعْدِ مَا
تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهِ
مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيْرًا (4- النساء :115)
Artinya: “Dan barangsiapa menentang rasul sesudah jelas baginya
petunjuk dan kebenaran, dan ia mengikuti jalan yang bukan jalannya orang –
orang mukmin, maka Kami biarkan ia berlarut – larut dalam kesesatan yang telah
dikuasainya itu, dan akan Kami masukkan dia kedalam neraka Jahannam. Dan Jahannam
itu seburuk – buruknya tempat kembali”. (Q.S. al Nisya’; 115)
لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ
تَبَعًالِمَا جِئْتُ بِهِ (رواه الترمذي)
Artinya: “Tidaklah disebut beriman yang sempurna salah satu diantara
kalian, sehinga hawanya (nafsunya) mengikuti pada apa yang sebab itu aku diutus”.
(H.R. Tirmidzi)
Kalimat “haqiqatul mutaba’ah” …. Pada keterangan diatas, erat
hubungannya dengan hadis ini. Dan penerapan niat lirrasul disamping lillah
merupakan sebagian dari realisasinya secara batiniyah.
Komentar
Posting Komentar