Kerugian Dan Kecaman Terhadap Yang Tidak Sadar Billaah


Orang yang tidak sadar billah , sekalipun ia masih beriman, dia tidak lepas dari bahaya musyrik = mempersekutukan Allah (Tuhan). Sekalipun syirik khafi, (mempersekutukan secara samar – samar) seperti firman Allah dibawah;
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللهِ إِلَّا وَهُم مُشرِكُونَ ( 12- يوسف : 106)
Artinya: “Dan sebagian besar dari mereka tidak sadar billah melainkan mereka masih mempersekutukan Allah.” (Q.S. Yusuf ;106)
Mempersekutukan Allah yaitu dengan mengandalkan selain Allah disamping juga percaya atau iman kepada Allah.
إِنَّ اللهَ لَايَغْفِرُ  أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيْدًا (4- النساء :116)
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak memberi ampun sekiranya dipersekutukan denganNya dan Dia mengampuni dosa – dosa lain selain dosa syirik bagi siapa saja yang dikehendaki Nya. Dan barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh ia tersesat sejauh – jauhnya”. (Q.S. al Nisa’ ;116)
وَلَوْ أَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَاكَانُوْا يَعْمَلُوْنَ (6- الأنعام:88)
Artinya: “Dan seandainya mereka mempersekutukan Allah niscaya menjadi lenyaplah dari mereka amal – amal yang mereka lakukan”. (Q.S. al An’am ; 88)
وَلَقَدْ أُوْحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ (39- الزمر :65)
Artinya: “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu (Muhammad saw) dan kepada nabi – nabi sebelummu ; “Jika engkau mempersekutukan Allah (tidak sadar billah istilah wahidiyah), niscaya akan menjadi hapuslah amalmu, dan tentulah engkau termasuk orang – orang yang menderita kerugian”. (Q.S. al Zumar; 65)
Demikian betapa beratnya kutukan Tuhan (Allah) terhaddap dosa syirik (tida sadar billah). Sedangkan junjungan kita Kanjeng Nabi Muhammad SAW pun masih diberi peringatan oleh Allah seperti itu, lebih – lebih kita! Mari kita renungkan dan kita sadari hal ini!
إِنَّ قَلِيْلَ الْعَمَلِ يَنْفَعُ مَعَ الْعِلْمِ بِاللهِ وَكَثِيْرَ الْعَمَلِ لَا يَنْفَعُ مَعَ الْجَهْلِ بِاللهِ (رواه ابن عبد البر عن أنس ابن مالك)
Artinya: “Sesungguhnya sedikit amal yang disertai sadar billah itu bermanfaat adanya, dan sesungguhnya banyaknya amal yang dikerjakan dengan bodoh billah (tidak sadar billah atau syirik) itu tidak bermanfaat adanya”. (H.R. Ibnu Abdil Bar dari Anas bin Malik)
Orang jika tidak merasa billah otomatis binnafsi. Dan kalau binnafsi otomatis mempunyai rasa “ujub, riya’, takabbur” dan sebagainya yang kesemuanya ni merusakkan amal, sehingga amal tersebut tidak diterima oleh Allah. Masih untung jika tidak diterima begitu saja, tetapi disamping tidak diterima, amal – amal yang dikotori dengan sifat ujub, riya’, sum’ah, takabbur dsb. Itu kelak diakhirat akan dirupakan siksa untuk menyiksa orang yang beramal!
إِنَّ الْعُجْبَ لَيُحْبِطُ عَمَلَ سَبْعِيْنَ سَنَةً (رواه الديلمي)
Artinya: “Sesungguhnya ujub itu merusak amal selama 70 tahun ( H.R. al Dailami)
خَصْلَتَانِ لَيْسَ فَوْقَهُمَا شَيْئٌ مِنَ الشَّرِّ اَلشِّرْكُ بِاللهِ وَالضُّرُّ لِعِبَادِاللهِ وَخَصْلَتَانِ لَيْسَ فَوْقَهُمَا شَيْئٌ مِنَ الْخَيْرِ اَلْإِيْمَانُ بِاللهِ وَالنَّفْعُ لِعِبَادِاللهِ (احياء علوم الدين ج ثاني ص 185)
Artinya: “Dua hal tidak ada satupun keburukan yang lebih buruk dari padanya, yaitu “Syirik Billah” dan merugikan hamba Allah, dan dua hal, tidak ada satupun dari kebaikan yang lebih baik daripadanya yaitu “sadar billah” dan memberi manfaat kepada hamba Allah.” (Ihya’ Ulumid diin juz 2 hal 185)
وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللهِ إِلَهًا أَخَرَ فَتُلْقَى فِى جَهَنَّمَ مَلُوْمًا مَدْحُوْرًا (17- الإسراء: 39)
Artinya: “Dan janganlah kamu sekalian menjadikan seorang tuhan disamping Allah, yang demikian itu menyebabkan kamu akan dilemparkan kedalam neraka Jahannam dalam keadaan terkutuk dan dijauhkan dari rahmad Allah.” (Q.S. al Isra’;39)
“LILLAAH – BILLAAH” harus diterapkan serempak bersama – sama! Hanya lillaah saja tanpa billaah berbahaya! Bahayanya antara lain ujub, riya’, takabbur dan sebagainya. Begitu juga hanya billaah saja tanpa lillah menjadi batal karena tidak menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah.

شَرِيْعَةٌ بِلَا حَقِيْقَةٍ عَاطِلَةٌ وَحَقِيْقَةٌ بِلَا شَرِيْعَةٍ بَاطِلَةٌ
Artinya: “Syariat tanpa hakikat kosong, tidak ada isinya, sedangkan hakikat tanpa syariat batal, tak berarti”.

Komentar