Lillaah (لله)




Lillaah, artinya : Segala perbuatan apa saja lahir maupun batin, baik yang hubungan langsung kepada Allah wa Rasulihi SAW, maupun yang berhubungan dengan masyarakat, bahkan dalam berhubungan dengan sesame makhluk, baik kedudukan hukumnya wajib, sunnah, atau mubah asal bukan perbuatan yang tidak diridlai Allah, bukan perbuatan yang merugikan, melaksanakannya supaya disertai niat beribadah mengabdikan diri kepada Allah dengan ikhlas tanpa pamrih. Lillahi Ta’ala! Baik pamrih ukhrawi, lebih – lebih pamrih duniawi!
            Jadi hidup kita 100% harus kita curahkan untuk beribadah kepada Allah dengan disertai niat Lillaah tersebut. Asal bukan perbuatanyang terlarang.
Perbuatan terlarang atau merugikan, seperti maksiat atau munkarot sama sekali tidak boleh diniati dengan ibadah Lillaah, dan kita harus berusaha menjauhi dan menghindarinya. Didalam menjauhi dan menghindari itulah yang harus dengan niat ibadah lillah!. Demikian seterusnya didalam segala perbuatan apa saja. Termasuk makan, minum, bekerja, tidur, istirahat, dan sebagainya dan sebagainya.
Ikhlas tanpa pamrih: Semata – mata karena dan untuk Allah tidak berarti menutup pintu harapan ingin terhadap pahala, surge, dan sebagainya atau takut siksa neraka dan sebagainya. Kita harus ingin kepada hal – hal yang baik yang menguntungkan dan harus takut kepada hal – hal yang buruk yang merugikan. Akan tetapi didalam kita ingin atau takut itulah yang harus kita niati ibadah lillah, sebab kita memang diperintah supaya berharap kepada pahala, surge dll. Dan supaya takut kepada siksa, neraka dll. Jadi amal – amal ibadah kita apa saja seperti sembahyang, puasa, membaca al qur’an, dzikir, baca shalawat, menolong orang, dan sebagainya jangan sampai karena didorong oleh rasa ingin atau takut, melainkan didorong oleh pengabdian diri, niat ibadah kepada Allah dengan ikhlas tanpa pamrih.
Dasar/ Dalilnya Lillaah
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ (51، الذاريات:56)
Artinya: “Dan tiadalah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah (mengabdikan diri) kepadaKu”. (Q.S. (51) Adz Dzariyat;56)
وَمَا أُمِرُوْا إِلَّا لِيَعْبُدُوْااللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ (98- البينة:5)
Artinya: “Dan tiadalah mereka disuruh,melainkah supaya mereka menyembah (beribadah) kepada Allah dengan ikhlas/memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama yang lurus”. (Q.S. (98) Al Bayyinah;5)
Jadi yang dimaksud “ibadah” itu tidak hanya terbatas dalam menjalankan syariat islam seperti syahadat, shalat, puasa, zakat, haji, baca dzikir, baca qur’an, dan sebagainya saja, melainkan seluruh bidang harus kita curahkan penuh 100% untuk ibadah kepada dengan menyertakan niat “Lillaah’ dalam segala gerak hidup dan kehidupan kita seperti penjelasan lillaah diatas. Bekerja, makan, minum, tidur, dan sebagainya harus niat ibadah lillaahi ta’aala.
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمُعَاذِ ابْنِ جَبَلٍ: أَخْلِصِ الْعَمَلَ يُجْزِكَ مِنْهُ الْقَلِيْلُ (رواه أبو منصور الديلمي)
Artinya: “Bersabda rasulullah saw kepada Muadz bin Jabal: ‘Ikhlashkanlah amalmu, maka amal ikhlash yang sedikit saja sudah memadai (mencukupi) bagimu’”. (H.R. Abu Mansyur al Dailami)


Komentar