Selasa, 30 Oktober 2018

TA’AWUN

TA’AWUN


Ta’awun merupakan bentuk masdar dari fi’il madly تعاون يتعاون تعاونا   yang memiliki arti saling menolong. Kata tergolong fi’il tsulatsi mazid biharfaini mengikuti wazan    تفاعل yang mengandung makna musyarakah.

Saling menolong atau dalam tata bahasa Indonesia lebih akrab dengan tolong-menolong merupakan perbuatan terpuji yang seyogyanya setiap umat Islam membiasakan dan mentradisikannya dalam kehidupan sehari-hari, baik saat dia hidup bertetangga, berbangsa, bernegara dan beragama.

Untuk menolong tidak perlu kita memilah-milah siapa yang hendak kita tolong. Asalkan perbuatan yang bukan dilarang, sebagai umat Islam dan sebagai sesama manusia kita wajib untuk saling menolong. Tidak perlu memandang suku, agama, ras, budaya dan aspek perbedaan lain yang ada pada tiap individu. Cukuplah rasa saling menyayangi dan mengasihi sesama makhluk menjadi dasar untuk saling menolong antar satu dengan yang lain.

Senin, 29 Oktober 2018

PEMBINAAN DAN MONITORING MADIN 2018


PEMBINAAN DAN MONITORING MADIN 2018
 
Foto Bersama Murabbi, Musyrifah, Alumni dan Ketua Kelas

Pagi tadi, Senin, 29 Oktober 2018, UPT Pusat Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung mengadakan pembinaan sekaligus monitoring pada semua ketua kelas Madin baik dari madin BTQ, Tilawah, Tahfidz, Ula, Wustha maupun Ulya. Kegiatan ini dipusatkan di gedung Pascasarjana Lantai 5, bagian sayap timur. Tempat ini biasa digunakan sebagai tempat dilaksanakannya pembelajaran madin lanjutan di malam hari. Hadir pada kesempatan ini para murabbi, musyrifah dan ketua kelas madin maupun perwakilannya.

Jumat, 12 Oktober 2018

Jagalah Kewajiban


Jagalah Kewajiban
(Seri Khutbah Jum’at)



Di awal khutbahnya khatib, Dr. K.H. Teguh, M.Ag. di Masjid al-Hikmah Tunggulsari, mengajak seluruh jama’ah Jum’at untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt dengan berusaha sekuat mungkin melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Dengan bekal iman dan taqwa kebahagiaan hidup baik di dunia lebih-lebih di akhirat akan diraih oleh seorang hamba.

Allah Swt menciptakan jin dan manusia tiada lain supaya mereka beribadah kepada-Nya dengan penuh ikhlas tanpa pamrih apapun. Allah Swt berfirman dalam Surat al-Bayyinah (98); 5:

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah (98); 5)