Cahaya Cinta
“Akal pun, jika
ia tidak diterangi oleh cahaya cinta, tidak dapat mencapai kapasitas idealnya”.
(Mulla
Shadra)
Salah satu diantara ilmuan muslim yang memiliki nama besar dalam
sejarah pemikiran islam adalah Muhammad ibn Ibrahim Yahya Qawami Syirazi, yang
dikenal dengan nama Shadr Al-Din Syirazi atau Mulla Shadra. Seorang filosof
muslim abad ke-16/17, pendiri aliran pemikiran filsafat islam yang disebut
dengan Al-Hikmah Al-Muta’aliyah (Himah Transenden), yang biasa disebut
dengan filsafat hikmah atau hikmah saja.
Melalui pemikirannya ini, Shadra meyakini bahwa daya tertinggi dalam menangkap pengetahuan adalah daya yang bersumber dari penggunaan intuisi (dzauq atau spiritual tasting). Keyakinan ini pula yang agaknya memposisikan Shadra sebagai salah satu diantara ilmuan muslim yang condong pada aliran mistisisme, yakni gerakan yang identic dengan sufisme.