Mencoba, Mencoba dan Terus Mencoba
Istilah yang semakna dengan ini mungkin adalah belajar, belajar dan
terus belajar. Tugas kita di dunia ini memang harus terus belajar selain ibadah
tentunya. Manusia diberi keistimewaan berupa akal pikiran yang dengan akal itu
ia memiliki kedudukan istimewa dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain. Tetapi
tentunya titel ini tidak untuk seluruh manusia. Titel ini hanya diberikan
kepada manusia yang mampu menjalankan tugasnya secara baik sebagai khalifah
Allah fil ardli tentunya. Bagi mereka yang tidak bisa melaksanakan tugas dengan
baik, maka bagi mereka titel yang sepadan dengan apa yang mereka kerjakan.
Catatan ustadz yang menarik dengan judul kearab – araban meski ‘arab
pati genah’, bila ditinjau dari sisi bahasanya kiranya cukup menarik untuk
sekedar jadi bahan renungan dan sekaligus koreksi diri. Istilah yang dipakai
itu adalah ‘Man Talattaina Fanaina’. Konon dalam catatan tersebut, judul ini
beliau dapatkan dari seorang alumni pondok pesantren Lirboyo. Pondok yang memiliki
nama besar bagi warga nahdliyyin tentunya. Kalimat tersebut katanya berasal
dari almaghfurlah Kia Mahrus Ali Lirboyo. Meski kata – katanya agak aneh tetapi
memiliki makna yang dalam.
Man Talattaina Fanaina, barangsiapa yang telaten maka ia akan
menuai/panen. Kira – kira begitulah arti dari kalimat itu. Ya memang benar,
mereka yang memiliki keuletan dan ketelatenan dalam melakukan sebuah usaha,
apapun itu pasti ia akan menuai hasil dari apa yang ia kerjakan. Ketelatenan dalam
menekuni sebuah profesi tentunya menjadi sesuatu yang amat penting bagi
siapapun yang bergelut dalam bidang profesi.
Ketelatenan dalam menekuni sesuatu mengindikasikan adanya
perjuangan yang keras untuk meraih sukses dalam bidang yang ditekuni. Perjuangan
itu tentunya akan melibatkan semua kekuatan dan daya kemampuan yang dimiliki
baik berupa tenaga, fikiran maupun biaya. Semakin seseorang menekuni bidang
garapan yang digeluti semakin banyak informasi dan pengetahuan yang ia
dapatkan. Ia akan semakin mantap dalam bertindak, jeli dalam membaca peluang
dan sigap dalam berbagai tantangan.
Kenyataan ini tentunya akan semakin menguntungkan bagi siapa saja. Belajar
dan terus mencoba adalah hal sangat dianjurkan bagi siapa saja yang ingin
sukses. Tanpa keberanian untuk selalu mencoba dan mencoba mustahi seseorang
akan bisa meraih apa yang diinginkan.
Dalam hidup kita dihadapkan pada pelbagai pilihan. Apa yang kita
pilih mencerminkan sikap dan kepribadian kita. Oleh karena itu dalam mengambil
sikap jangan berlaku setengah – setengah. Perilaku setengah – setengah hanya
akan menjadikan kita sebagai pribadi yang konyol. Ibarat ketela, ketela yang mogol.
Akibatnya nasib kita juga mogol.
Kaitannya dengan mengasah kemampuan yang kita miliki maka telaten
adalah kata kuncinya. Apapun yang kita miliki sebaik apapun dan sehebat apapun
itu, tidak akan ada artinya tanpa adanya ketelatenan. Bahkan mungkin anugerah
Allah terbesar yang kita miliki akan tercabut dari diri kita bila kita tidak
mau mengasahnya. Ibarat pisau, setajam apapun ia, tetapi bila tidak pernah
diasah, pasti akan ‘kethul’ dan ‘teyengen’.
Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…
Komentar
Posting Komentar