Allah Menciptaka Makhluk dalam Kegelapan



Allah Menciptakan Makhluk dalam Kegelapan

Allahlah yang menciptakan semua makhluk. Dia menciptakan makhluk dari tiada menjadi ada. Tetapi tahukah anda bahwa sebenarnya Allah menciptakan makhluk itu dalam kegelapan? Dalam sebuah hadits disebutkan:

قال صلى الله عليه وسلم : إن الله خلق خلقه فى ظلمة فألقى علي من نوره، فمن أصابه من ذلك النور اهتدى ومن أخطأه ضل (رواه أحمد والترمذي والحاكم عن ابن عمر)

Artinya: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT menciptakan makhluk-Nya di dalam keadaan gelap, maka Allah SWT memancarkan atas diriku dari nur-Nya, maka barangsiapa terkena pancaran nur tadi, ia akan mendapat petunjuk dan barangsiapa yang tidak terkena pancaran nur itu, maka ia kan tersesat.” (H.R. Ahmad dan Turmudzi dari Ibnu Umar)

Hadits di atas menjelaskan bahwa pada dasarnya makhluk ini diciptakan Allah dalam keadaan gelap tanpa cahaya. Kemudian Allah memancarkan nur-Nya kepada Rasulullah SAW. Dengan pancaran nur ini lah makhluk akan mendapatkan petunjuk.

Secara tersirat dalam hadits di atas ada sebuah perintah kepada kita, umat Islam untuk senantiasa berhubungan batin kepada Rasulullah SAW. agar kita mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar. Memang secara fisik Rasulullah SAW telah wafat, namun wafatnya beliau tidak lantas menghentikan syafaatnya. Dalam kitab Jami’ul Ushul disebutkan:

لأن روحانيته صلى الله عليه وسلم كجسمانيته فى الإمداد ومنبع العون ومطلع الهداية والإرشاد فى كل أن ومكان

Artinya: Sesungguhnya ruhaniyah beliau SAW. itu seperti jasmaniyahnya (semasa hidup maupun setelah wafat) dalam hal membimbing dan sebagai sumbernya pertolongan dan sebagai tempat keluarnya hidayah dan petunjuk Allah SWT kapan saja dan dimanapun.

Menurut keterangan tersebut meski Rasulullah SAW telah wafat tetapi ruhaninya memiliki kedudukan yang sama dengan jasadnya dalam hal memberikan bimbingan dan tarbiyah kepada umat. Siapapun orangnya yang meminta pertolongan/syafaat kepada beliau dengan sungguh – sungguh pasti akan ditolong. Sebaliknya mereka yang tidak mau meminta pertolongan kepadanya tidak akan diberikan syafaat.

Keterangan di atas semakin memperkuat anjuran kepada kita umat Islam untuk senantiasa berhubungan secara ruhani dengan beliau Rasulullah SAW. Hubungan secara ruhani itu bisa di bangun dengan memperbanyak mujahadah dan bershalawat atas Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…

Komentar

  1. Mohon maaf, sy cari hadis tersebut dalam musnah ahmad dan sunan tirmidzi yg ada adalah عليهم bukan علي sehingga maknanya berbeda..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih berkenan mampir, monggo boleh di share di sini matan haditsnya secara lengkap, barangkali bisa menambah kekayaan pengetahuan kita bersama, khususnya pribadi saya yang masih banyak kekurangan.

      Hapus

Posting Komentar