Jumat, 29 Juli 2016

Kibarkan cita – cita setinggi langit






السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Kepada bapak ibu dewan juri yang kami hormati
Teman – temanku peserta lomba pidato yang berbahagia
Dalam kesemptan lomba kali ini saya akan menyampaikan tema “Kibarkan Cita – cita Setinggi Langit”.

Teman – teman yang berbahagia,

Setiap orang pasti menginginkan hidup bahagia, sukses dunia dan akhirat. Tetapi untuk mencapai kebahagiaan, kesuksesan bukanlah hal mudah, semudah kita membalikkan telapak tangan. Perlu perjuangan panjang untuk meraih kehidupan bahagia dan sukses dunia akhirat. 

Teman – teman yang saya banggakan

Marilah kita belajar pada sejarah bangsa kita, bangsa Indonesia
Dahulu, bangsa ini dijajah oleh bangsa Belanda. Selepas Belanda pergi dari tanah air tercinta, seiring dengan kekalahannya dari tentara Jepang, bangsa Jepang ganti menjajah bangsa tercinta ini. Betapa menderitanya kakek nenek moyang kita yang hidup dalam belenggu penjajahan. Mereka hidup dalam bayang – bayang ketakutan karena kejamnya bangsa penjajah. Lebih dari 350 tahun di bawah penjajahan Belanda dan 2,5 tahun di bawah penjajahan Jepang, bangsa ini terpuruk, rakyat menderita, semua kekayaan bangsa ini dikeruk habis oleh penjajah, hingga makan pun sulit.

Teman – teman yang berbahagia,

Disaat seperti itulah lahir putra putri bangsa yang memiliki jiwa besar. Mereka ingin agar bangsa ini keluar dari keterpurukan di bawah bayang – bayang penjajah. Diantara mereka adalah Soekarno dan Hatta.

Teman – teman yang berbahagia…

Soekarno Hatta merasa tergugah hatinya untuk mengentaskan bangsa Indonesia dari keterpurukan. Mereka berjuang dan bergerilya menggugah hati seluruh pemuda Indonesia agar mau berjibaku mengusir penjajah dari tanah air tercinta. Gaya bicara Soekarno yang berapi – api menunjukkan semangat juangnya menggugah dan menembus hati setiap pemuda Indonesia. Mereka bersatu untuk mengusir bangsa penjajah hingga akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya.

Teman – teman yang berbahagia…

Apakah soekarno hatta tidak pernah mengalami hambatan dalam perjuangannya?

Teman – teman yang berbahagia…

Betapa besar hambatan dan rintangan yang soekarno hatta dan pemuda lainnya hadapi. Tak jarang mereka harus di asingkan, di buang di tempat yang jauh dari tanah kelahiranyya, keluar masuk penjara bahkan dada mereka siap untuk di tembus peluru dan mesiu yang setiap kali siap merenggut nyawa mereka. Apakah mereka berkecil hati? Tidak teman – teman… mengapa demikian?
Karena Soekarno Hatta telah mengibarkan cita – citanya setinggi langit, membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan.

Teman – teman yang berbahagia..

Mari kita belajar dari Soekarno Hatta…
Betapa beruntungnya kita hidup di zaman kemerdekaan ini. Tanpa harus berjuang kita sudah merasakan udara kebebasan. Tidak ada ketakutan tidak ada tekanan dari pihak manapun. Tetapi, apakah kita sudah mampu mengisi kemerdekaan ini sesuai keinginan para pendahulu kita???
Mari kita kibarkan cita – cita setinggi langit. Mengisi waktu kita dengan belajar dengan giat. Mari kita jadikan diri kita ini menjadi Soekarno Hatta yang akan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur.

Demikian pidato yang saya sampaikan semoga bermanfaat bagi kita..
Ada kurang dan lebihnya mohon di maafkan..

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Kamis, 28 Juli 2016

Penghuni Surga Menurut al Qur’an





Setiap muslim tentu mengharapkan masuk ke surga. Surga adalah tempat kehidupan setelah kiamat. Tempat bagi mereka yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Penuh dengan kenikmatan yang belum pernah dilihat, didengar, dibayangkan bahkan terbesit dalam hati manusia. Apa yang terlintas dalam pikiran dan hati manusia sungguh masih sangat jauh dari surga yang sebenarnya.

Orang – orang yang dijanjikan Allah sebagai penghuni surga sebagaimana yang terdapat dalam al qur’an adalah:

1.      Orang – orang yang beriman dan berbuat baik. Firman Allah:

وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ أَمَنُوْا وَعَمِلُوْالصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَاالْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوْا هَذَالَّذِى رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوْا بِهِ مُتَشَابِهَا وَلَهُمْ فِيْهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيْهَا خَا لِدُوْنَ(25)

Artinya: “Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang – orang yang beriman dan berbuat kebaikan bahwa untuk mereka (disediakan) surga – surga yang mengalir dibawahnya sungai – sungai. Setiap kali mereka di beri rizqi buah – buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah reaeki yang diberikan kepada Kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah – buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan- pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al Baqarah: 25)

Orang yang beriman dan berbuat baik dalam kehidupannya berdasarkan ayat ini akan di masukkan ke dalam surga.

إِنَّ هَذَاالْقُرْأَنَ يَهْدِى لِلَّتِى هِىَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيْرًا (9)

Artinya: “SUngguh, al Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar. (Q.S. al Isra’: 9)

2.      Orang – orang yang hijrah dan berjuang di jalan Allah. Firman Allah:

اَلَّذِيْنَ أَمِنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِى سَبِيْلِ اللهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللهِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُوْنَ (20) يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّتٍ لَهُمْ فِيْهَا نَعِيْمٌ مُقِيْمٌ (21) خَالِدِيْنَ فِيْهَا أَبَدًا إِنَّ اللهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيْمٌ (22)

Artinya: “Orang – orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah. Mereka itulah orang – orang yang memperoleh kemenangan. Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmad, keridlaan, dan surga, mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama – lamanya. Sungguh, di sisi Allah terdapat pahala yang besar.” (Q.S. al Taubah: 20 – 22)

3.      Orang – orang yang taubat dan menjauhkan diri dari menyembah setan. Firman Allah:

وَالَّذِيْنَ اجْتَنِبُوْاالطَّاغُوْتَ أَنْ يَعْبُدُوْهَا وَأَنَابُوْا إِلَى اللهِ لَهُمُ الْبُشْرَى فَبَشِّرْ عِبَادِ (17)

Artinya: “Dan orang – orang yang menjauhi thagut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, mereka pantas mendapat berita gembira, sebab itu sampaikanlah kabar gembira itu kepada hamba – hamba- Ku.” (Q.S. al Zumar; 17)

4.      Orang – orang yang beriman terhadap ayat – ayat Allah. Firman Allah:

يَعِبَادِ لَاخَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُوْنَ (68) اَلَّذِيْنَ أَمَنُوْا بِأَيَاتِنَا وَكَانُوْا مُسْلِمِيْنَ (69) اُدْخُلُوْاالْجَنَّةَ أَنْتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُوْنَ (70)

Artinya: “Wahai hamba – hamba-Ku! Tidak ada ketakutan bagimu pada hari itu, dan tidak pula kamu bersedih hati. (yaitu) orang – orang yang beriman pada ayat – ayat Kami dan mereka berserah diri. Masuklah kamu ke dalam surge, kamu dan pasanganmu akan di gembirakan.” (Q.S. al Zukhruf: 68 – 70)

5.      Orang – orang yang tulus beriman kepada Allah. Firman Allah:

إِلَّا عِبَادَ اللهِ الْمُخْلَصِيْنَ (40) أُوْلَئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَعْلُوْمٌ (41) فَوَاكِهُ وَهُمْ مُكْرَمُوْنَ (42) فِى جَنَّتِ النَّعِيْمِ (43)

Artinya: “Kecuali hamba – hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa), mereka itu memperoleh rezeki yang sudah ditentukan, (yaitu) buah – buahan. Dan mereka orang yang dimuliakan, di dalam surga – surga yang penuh kenikmatan.” (Q.S. al Shaffat: 40 – 43)

6.      Orang – orang yang konsisten beriman kepada Allah. Firman Allah:

إِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَأَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ (30)

Artinya: “Sesungguhnya orang – orang yang berkata, “Tuhan Kami adalah Allah”, kemudian meneguhkan pendirian mereka maka malaikat – malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surge yang telah dijanjikan kepadamu.” (Q.S. al Fushshilat: 30)

إِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ (13) أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِيْنَ فِيْهَاجَزَاءً بِمَا كَانُوْايَعْمَلُوْنَ (14)

Artinya: “Sesungguhnya orang – orang yang berkata: “Tuhan Kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati. Mereka itulah para penghuni surga, kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. al Ahqaf: 13 – 14)

7.      Orang – orang bertaqwa. Firman Allah:

... لِلَّذِيْنَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَاالْأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللهِ وَاللهُ بَصِيْرٌ بِالْعِبَادِ (15)

Artinya: “bagi orang – orang yang bertaqwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga – surga yang mengalir dibawahnya sungai – sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan – pasangan yang suci, serta ridla Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba – hamba-Nya.” (Q.S. Ali Imran; 15)

8.      Orang – orang yang diusir dari kampong halamannya dan yang disakiti dijalan Allah. Firman Allah:

... فَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَأُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوْذُوْا فِي سَبِيْلٍى وَقَاتَلُوْا وَقُتِلُوْا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَاالْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِاللهِ وَاللهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ (195)

Artinya: “… Maka orang – orang yang berhijrah, yang diusir dari kampunghalamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan terbunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga – surga yang mengalir dibawahnya sungai – sungai, sebagai pahala dari Allah. Dan di sisi Allah ada pahala yang baik. (Q.S. Ali Imran: 195)

9.      Orang – orang yang lambung mereka jauh dari tempat tidur karena bangun malam untuk dzikir dan shalat. Firman Allah:

تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ (16) فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ (17)

Artinya: “Lambung mereka jauh dari tempat tidur, mereka berdo’a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam - macam nikm–t) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. al Sajdah: 16 – 17)

10.  Orang – orang yang menjaga shalatnya, meninggalkan aktivitas yang sia – sia, menjaga farji (kemaluan), menunaikan zakat, dan menjaga amanat. Firman Allah:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ (1) اَلَّذِيْنَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَاشِعُوْنَ (2) وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ (3) وَالَّذِيْنَ هُمْ لِلزَّكَوةِ فَاعِلُوْنَ (4) وَالَّذِيْنَ هُمْ لِفُرُوْجِهِمْ حَافِظُوْنَ (5) إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُوْمِيْنَ (6) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَالِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْعَادُوْنَ (7) وَالَّذِيْنَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ (8) وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ (9) أُوْلَئِكَ هُمُ الْوَارِثُوْنَ (10) اَلَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ (11)

Artinya: “Sungguh beruntung orang – orang yang beriman, (yaitu) orang – orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang menunaikan zakat, dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali kepada istri – istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi, barangsiapa mencari yang di balik itu ( zina, dan sebagainya ) maka mereka itulah orang – orang yang melampaui batas. Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat – amanat dan janjinya, serta orang yang memelihara salatnya. Mereka itulah orang yang akan mewarisi surga firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al Mu’minun; 1- 11)

11.  Para kekasih Allah. Firman Allah:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَاهُمْ يَحْزَنُوْنَ (62) اَلَّذِيْنَ أَمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ (63) لَهُمُ الْبُشْرَى فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ لَا تَبْدِيْلَ لِكَلِمَاتِ اللهِ ذَلِكَ هُوَالْفَوْزُ الْعَظِيْمُ (64)

Artinya: “Ingatlah, wali – wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. (yaitu) orang – orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi janji – janji Allah. Demikian itulah kemenangan yang agung.” (Q.S. Yunus: 62 – 64)

12.  Orang – orang yang beriman pada hari akhir. Firman Allah:

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْأَخِرِ يُوَادُّوْنَ مَنْ حَادَّ اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَلَوْ كَانُوْا ءَابَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيْرَتَهُمْ أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوْبِهِمُ الْإِيْمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوْحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَااْلأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ... (22)

Artinya: “Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, salaing berkasih sayang dengan orang – orang yang menentang Allah dan RasulNya sekalipun orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau keluarganya. Mereka itulah orang – orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Dia. Lalu, dimasukkan Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai – sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridla terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)- Nya…” (Q.S. al Mujadilah: 22)

13.  Orang – orang yang sabar, berbuat semata – mata karena Allah, dan menginfakkan sebagian rezekinya. Firman Allah:

وَالَّذِيْنَ صَبَرُوْاابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوْاالصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَؤُوْنَ بَالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُوْلَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ (22) جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُوْنَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ أَبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ (23) سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ (24)

Artinya: “Dan orang yang sabar karena mengharap keridlaan Tuhannya, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang – terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) surga – surga and, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan – pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat – tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu. (Q.S. al Ra’d: 22 – 24)

14.  Orang – orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah:

وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَالرَّسُوْلَ فَأُوْلَئِكَ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُوْلَئِكَ رَفِيْقًا (69)

Artinya: “Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul (Muhammad saw.) maka mereka itu akan bersama – sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang – orang yang mati syahid, dan orang – orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik – baiknya. (Q.S. al Nisa’:69)

Orang – orang sebagaimana tersebut dalam ayat – ayat di atas adalah para penghuni surga. mereka kekal di dalamnya. Semoga kita termasuk salah satu diantara orang yang akan dimasukkan Allah ke dalam surge. Amin. Semoga bermanfaat…

Kuberi Nama Engkau “Lathiifatul Kariimah Shidqiya Fathoni”


 
Alhamdulillah syukur tiada terkira saya haturkan ke hadirat Allah SWT atas kenikmatan tiada terhingga yang telah Ia berikan kepada saya dan keluarga. Rasa bahagia itu tak mampu rasanya bila diungkapkan dengan kata – kata. Lisan ini terlalu lemah untuk mengungkapkan rasa bahagia tak terperi atas kelahiran putri kedua kami. Buah hati yang akan selalu mengisi sisi kehidupan kami semenjak hari itu, Sabtu, 23 Juli 2016 pukul 05.55 WIB. 

Rasa terima kasih juga saya ucapkan kepada istri tercinta, “Englia Dwi Kayushi Anggraini”, wanita yang semenjak 30 Agustus 2012 telah mendampingi saya dalam keadaan suka dan duka. Meski jujur saya akui, sebagai seorang suami yang semestinya menjadi panutan dalam keluarga, saya belum bisa mewujudkan impian itu sesuai dengan harapannya. Sebagai seorang suami yang harusnya bisa mencukupi semua kebutuhannya, baik secara lahir maupun batin saya belum bisa memenuhinya. Terlalu banyak kekurangan yang ada pada diri saya, terlalu banyak kelemahan yang ada pada diri saya sehingga saya belum bisa menjadi seorang kepala keluarga sebagaimana yang diperintahkan Allah wa Rasulihi saw.

Sebagai seorang kepala keluarga kesibukan saya mungkin boleh dibilang cukup padat. Siang hari saya sering menghabiskan waktu baik di tempat kerja baik bersama anak – anak yang menginginkan untuk menimba ilmu di sekolah maupun di kampus. Di saat luang saya juga memanfaatkan waktu saya menggarap sawah milik orang tua yang karena usia beliau yang sudah sepuh tidak lagi memungkinkan untuk mengerjakannya. Malam hari saya sering  meninggalkan keluarga untuk menunaikan tugas yang di amanahkan Allah di madrasah diniyah. Terkadang juga memenuhi undangan beberapa jamaah yang mungkin mengharapkan saya untuk semakin belajar lagi di daerah – daerah sekitar Blitar. Sehingga terkadang sampai di rumah sudah cukup larut. Tak jarang anak dan istri sudah terlelap dalam tidur pulasnya.

Sesungguhnya terkadang hati juga merasa betapa kasihannya istri dan anak – anak saya. Tetapi apa daya, itulah kenyataan yang harus dihadapai. Sempat beberapa kali ada protes yang disampaikan. Tetapi saya berusaha memberikan alasan yang bisa diterima oleh isrti walau dengan berat hati. Tetapi apapun alasannya saya tetap menyandarkan pada kenyataan “Bahwa Allah menciptakan saya memang untuk mengemban amanah ini.”

Tanpa terasa empat tahun sudah usia pernikahan kami semenjak ijab qabul saya ucapkan di depan ayahnya. Empat tahun itu Allah anugerahkan dua amanah, dua orang putri yang cantik. Putri pertama lahir di tahun 2013, tepatnya kamis 5 September 2013. Putri pertama, kami beri nama “Izzatun Nisa’ Amalia Fathoni”, kira – kira memiliki arti wanita paling mulia harapan Fathoni. Nama adalah perwujudan dari do’a orang tua kepada anaknya. Oleh karenanya nama ini saya berikan kepadanya dengan harapan semoga kelak dikemudian hari dia bisa menjadi anak yang mulia di mata Allah SWT, Rasulullah saw., dan umat masyarakat. Anak pertama ini sekarang sudah memasuki masa pendidikan di “Play Group Unggulan Darussalam”. Salah satu sekolah yang berada pada “Yayasan Pendidikan Satu Atap Unggulan Darussalam” yang menaungi pendidikan play graup, raudlatul athfal dan madrasah ibtidaiyah di daerah Sumber Cangkring Desa Gembongan Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar tempat dimana istri saya juga mengabdikan ilmunya disana.

Anak kedua kami seorang putri juga, lahir Sabtu kemarin 23 Juli 2016 pagi. Alhamdulillah persalinan berjalan lancar di bidan praktek di desa Ringinrejo Kediri yang akrab disapa Bu Rina. Bidan yang sangat ramah dan gaul, begitu juga asistennya. Sikap ditunjukkan keduanya inilah kiranya yang membuat istri sangat percaya kepada keduanya. Bidan yang tidak pelit ilmu. Selalu memberikan penjelasan sampai detil ke akar – akarnya.

Dengan seizin Allah tadi malam anak yang baru lahir ini, saya beri nama “Lathifatul Karimah Shidqiya Fathoni”, yang kira – kira artinya adalah wanita lemah lembut yang mulia ungkapan kejujuran Fathoni. Harapannya tentunya di kemudian hari anak ini menjadi seorang wanita yang memiliki tutur Bahasa lemah lembut, mulia di mata Allah SWT wa Rasulihi saw, dan tentunya umat manusia, bersifat jujur terhadap diri, keluarga, umat dan tentunya kepada Allah wa Rasulihi saw.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيْمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ........

Yaa Allah jadikan putri – putri kami sebagai orang yang senantiasa taat kepadaMu, taat kepada RasulMu, bermanfaat di dunia dan akhirat. Jadikan mereka pelita dan cahaya bagi umat dan masyarakat hingga mereka sadar kembali mengabdikan diri kepadaMu…. Amin.