Kuberi Nama Engkau “Lathiifatul Kariimah Shidqiya Fathoni”


 
Alhamdulillah syukur tiada terkira saya haturkan ke hadirat Allah SWT atas kenikmatan tiada terhingga yang telah Ia berikan kepada saya dan keluarga. Rasa bahagia itu tak mampu rasanya bila diungkapkan dengan kata – kata. Lisan ini terlalu lemah untuk mengungkapkan rasa bahagia tak terperi atas kelahiran putri kedua kami. Buah hati yang akan selalu mengisi sisi kehidupan kami semenjak hari itu, Sabtu, 23 Juli 2016 pukul 05.55 WIB. 

Rasa terima kasih juga saya ucapkan kepada istri tercinta, “Englia Dwi Kayushi Anggraini”, wanita yang semenjak 30 Agustus 2012 telah mendampingi saya dalam keadaan suka dan duka. Meski jujur saya akui, sebagai seorang suami yang semestinya menjadi panutan dalam keluarga, saya belum bisa mewujudkan impian itu sesuai dengan harapannya. Sebagai seorang suami yang harusnya bisa mencukupi semua kebutuhannya, baik secara lahir maupun batin saya belum bisa memenuhinya. Terlalu banyak kekurangan yang ada pada diri saya, terlalu banyak kelemahan yang ada pada diri saya sehingga saya belum bisa menjadi seorang kepala keluarga sebagaimana yang diperintahkan Allah wa Rasulihi saw.

Sebagai seorang kepala keluarga kesibukan saya mungkin boleh dibilang cukup padat. Siang hari saya sering menghabiskan waktu baik di tempat kerja baik bersama anak – anak yang menginginkan untuk menimba ilmu di sekolah maupun di kampus. Di saat luang saya juga memanfaatkan waktu saya menggarap sawah milik orang tua yang karena usia beliau yang sudah sepuh tidak lagi memungkinkan untuk mengerjakannya. Malam hari saya sering  meninggalkan keluarga untuk menunaikan tugas yang di amanahkan Allah di madrasah diniyah. Terkadang juga memenuhi undangan beberapa jamaah yang mungkin mengharapkan saya untuk semakin belajar lagi di daerah – daerah sekitar Blitar. Sehingga terkadang sampai di rumah sudah cukup larut. Tak jarang anak dan istri sudah terlelap dalam tidur pulasnya.

Sesungguhnya terkadang hati juga merasa betapa kasihannya istri dan anak – anak saya. Tetapi apa daya, itulah kenyataan yang harus dihadapai. Sempat beberapa kali ada protes yang disampaikan. Tetapi saya berusaha memberikan alasan yang bisa diterima oleh isrti walau dengan berat hati. Tetapi apapun alasannya saya tetap menyandarkan pada kenyataan “Bahwa Allah menciptakan saya memang untuk mengemban amanah ini.”

Tanpa terasa empat tahun sudah usia pernikahan kami semenjak ijab qabul saya ucapkan di depan ayahnya. Empat tahun itu Allah anugerahkan dua amanah, dua orang putri yang cantik. Putri pertama lahir di tahun 2013, tepatnya kamis 5 September 2013. Putri pertama, kami beri nama “Izzatun Nisa’ Amalia Fathoni”, kira – kira memiliki arti wanita paling mulia harapan Fathoni. Nama adalah perwujudan dari do’a orang tua kepada anaknya. Oleh karenanya nama ini saya berikan kepadanya dengan harapan semoga kelak dikemudian hari dia bisa menjadi anak yang mulia di mata Allah SWT, Rasulullah saw., dan umat masyarakat. Anak pertama ini sekarang sudah memasuki masa pendidikan di “Play Group Unggulan Darussalam”. Salah satu sekolah yang berada pada “Yayasan Pendidikan Satu Atap Unggulan Darussalam” yang menaungi pendidikan play graup, raudlatul athfal dan madrasah ibtidaiyah di daerah Sumber Cangkring Desa Gembongan Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar tempat dimana istri saya juga mengabdikan ilmunya disana.

Anak kedua kami seorang putri juga, lahir Sabtu kemarin 23 Juli 2016 pagi. Alhamdulillah persalinan berjalan lancar di bidan praktek di desa Ringinrejo Kediri yang akrab disapa Bu Rina. Bidan yang sangat ramah dan gaul, begitu juga asistennya. Sikap ditunjukkan keduanya inilah kiranya yang membuat istri sangat percaya kepada keduanya. Bidan yang tidak pelit ilmu. Selalu memberikan penjelasan sampai detil ke akar – akarnya.

Dengan seizin Allah tadi malam anak yang baru lahir ini, saya beri nama “Lathifatul Karimah Shidqiya Fathoni”, yang kira – kira artinya adalah wanita lemah lembut yang mulia ungkapan kejujuran Fathoni. Harapannya tentunya di kemudian hari anak ini menjadi seorang wanita yang memiliki tutur Bahasa lemah lembut, mulia di mata Allah SWT wa Rasulihi saw, dan tentunya umat manusia, bersifat jujur terhadap diri, keluarga, umat dan tentunya kepada Allah wa Rasulihi saw.

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيْمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ........

Yaa Allah jadikan putri – putri kami sebagai orang yang senantiasa taat kepadaMu, taat kepada RasulMu, bermanfaat di dunia dan akhirat. Jadikan mereka pelita dan cahaya bagi umat dan masyarakat hingga mereka sadar kembali mengabdikan diri kepadaMu…. Amin.

Komentar