Syawwal artinya meningkat. Syawwal adalah nama bulan setelah
Ramadlan yang didalamnya terdapat momen bersejarah untuk umat islam yaitu Idul
Fitri. Sudah menjadai tradisi dalam masyarakat jawa Idul Fitri menjadi moment
yang sangat dinantikan. Kehadiran idul fitri menjadi moment bagi umat islam
untuk meluapkan kegembiraan setelah selama satu bulan penuh mereka harus
menahan lapar dan dahaga. Tentu moment ini sangat membahagiakan bagi mereka
yang telah menjalankan puasa.
Menjelang datangnya Idul Fitri umat muslim telah menyibukkan diri
dengan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada perayaan idul fitri. Rumah
– rumah dicat dan dihias, para Rukun Tetangga saling berlomba menghias dan
membersihkan lingkungan mereka untuk menyemarakkan dan memeriahkan idul fitri. Selain
itu mereka juga mempersiapkan berbagai jenis makanan dan kue untuk menghormat
sanak family, tetangga dan handai tolan yang berkunjung untuk bersilaturrahmi. Baju
yang dipakai pun juga baju baru atau baju yang masih bagus yang layak untuk
dipakai saat berlebaran.
Terlepas dari semua hiruk pikuk idul fitri ada satu hal yang sering
terlupakan oleh sebagian besar masyarakat muslim di balik semaraknya Idul Fitri
yakni makna yang tersirat dibaliknya. Idul berasal dari Bahasa Arab عَادَ يَعِيْدُ yang
artinya adalah kembali. Sementara kata Fitri memiliki arti suci. Dengan demikian
idul fitri artinya kembali kepada kesucian.
Idul fitri adalah moment dimana setiap muslim setelah menjalankan
puasa dengan menahan lapar dan dahaga serta segala sesuatu yang membatalkannya
mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari selama satu bulan penuh
mereka akan kembali kepada nuansa fitrah. Nuansa dimana seseorang kembali
bersih suci tanpa noda dosa sebagaimana bayi yang dilahirkan. Ini sesuai dengan
sabda rasulullah saw:
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
Artinya:
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadlan karena Iman dan mengharap Ridla Allah
SWT maka diampuni dosanya yang telah berlalu.”
Hadis diatas menjadi dasar pelaksaan puasa Ramadlan yang
selanjutnya juga menunjukkan akan datang Idul Fitri. Seseorang yang menjalankan
puasa Ramadlandengan penuh iman dan ikhlas semata karena Allah maka ia akan
kembali suci sebagaimana ia dilahirkan dari perut ibunya untuk pertama kalinya.
Bersih, suci tanpa noda dosa sma sekali.
Tanda bahwa seseorang telah mencapai idul fitri adalah syawwal yang
artinya meningkat. Maka bulan setelah Ramadlan adalah bulan Syawwal. Artinya bulan
peningkatan. Maka tanda bahwa seseorang telah mencapai idul fitri adalah adanya
peningkatan dalam diri mereka baik dalam sikap dan ketaatan mereka kepada
Allah. Bagaimana perilaku dan tindakan mereka sebelum dan sesudah ramadlan. Adakah
peningkatan atau justru sebaliknya semakin jauh dari Allah SWT.
Jika seseorang belum mendapatkan peningkatan baik perilaku maupun
ketaatan ubudiyah mereka kepada Allah maka seseungguhnya mereka belum mencapai
idul fitri. Mereka belum sampai pada idul fitri secara maknawi meski secara
dlahir mereka telah ikut merayakan idul fitri bersama sahabat, tetangga, sanak family
dan handai tolan.
Seorang ulama’ berkata:
لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ
الْجَدِيْدَ وَطَعْمَهُ الَّذِيْذَ وَلَكِنَّ الْعِيْدَ لِمَنْ طَاعَتُهُ تَزِيْدُ
Artinya: “Bukanlah lebaran itu orang yang pakaiannya baru dan
makanannya enak tetapi orang yang ketaatannya semakin bertambah.”
Qaul tersebut menunjukkan bahwa moment idul fitri bukan hanya
sebagai moment untuk berhura – hura, berpesta pora dengan menyalakan petasan,
memakai pakaian serba baru, makanan serba lezat dan semisalnya. Tetapi moment
idul fitri adalah moment dimana kita harus senantiasa mawas diri, melihat dan
mengaca pada diri kita adakah kita sudah semakin meningkat dalam ketaatan kita
kepada Allah SWT atau belum. Jika belum mari segera bertaubat memohon ampun
kepada Allah mengharap akan taufiq dan hidayahNya semoga kita menjadi hambaNya
ila yaumil qiyamah. Allahu a’lam bish Shawaab….
Komentar
Posting Komentar