Moment puasa Ramadlan bukanlah suatu alasan untuk bermalas malasan
tanpa melakukan sebuah aktifitas positif yang bisa membangkitkan daya
kreatifitas dan kualitas individu. Hal ini dibuktikan oleh antusias para
pendidik di Lembaga Pendidikan Islam Qurrata A’yun mulai jenjang Play Group
Islam Qurrota A’yun, Taman Kanak – kanak Islam Qurrota A’yun dan Sekolah Dasar
Islam Qurrota A’yun dalam mengikuti pelatihan tilawah yang diselenggarakan oleh
pihak pengelola LPI Qurrota A’yun.
Kegiatan ini dilaksanakan mulai kemarin, Rabu, 15 Juni 2016 sampai
dengan tercapainya standar tilawah yang diinginkan. Sebagaimana pernyataan yang
disampaikan direktur lembaga yang juga merangkap sebagai kepala SDI Qurrota
A’yun Drs. Imam Muslimin, kegiatan ini merupakan upaya dari lembaga pendidikan
Qurrota A’yun dalam rangka meningkatkan mutu layanan dan juga mutu lembaga
pendidikan Qurrota A’yun utamanya dalam membentuk kepribadian pendidik dan juga
peserta didik yang berakhlaqul karimah sehingga dirasa perlu adanya peningkatan
mutu kualitas pendidik yang diawali dengan pembinaan mutu kualitas pendidik
dalam membaca al Qur’an sesuai dengan standar LPTQ.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa al Qur’an adalah kitab suci
umat islam yang tidak ada keraguan di dalamnya. Siapa yang berpegang teguh
kepada al Qur’an Allah menjamin kehidupannya tidak akan tersesat selama –
lamanya. Sebagai kitab suci, al Qur’an memiliki keistimewaan yang tidak sama
dengan kitab suci selain al Qur’an salah satu diantaranya adalah cara bacanya.
Al Qur’an sebagaimana firman Allah hendaklah dibaca dengan tartil.
Pada kenyataannya tidak banyak orang yang memiliki ketertarikan
dalam membaca al Qur’an secara benar. Hal ini bisa dibuktikan dengan sedikitnya
orang yang memahami secara benar tata baca al qur’an, mengenal tajwidnya,
mengenal makharijul hurufnya serta memahami sifatil huruf. Kondisi semacam ini
menyababkan banyak orang yang lancar membaca al Qur’an, enak lagu bacaannya
namun kacau dalam kebenaran cara bacanya.
Mengingat akan pentingnya al Qur’an sebagai salah satu jargon dalam
pendidikan yang bernafaskan islam, LPI Qurrota A’yun berkomitmen untuk
memperbaiki kualitas pendidikan al Qur’annya dengan mendatangkan tutor dari
team Tilawati untuk melakukan pembinaan terhadap para pendidik dan tenaga
kependidikan yang berada dalam naungan lembaga pendidikan ini.
Langkah semacam ini terbilang langka bagi lembaga – lembaga
pendidikan formal mengingat targetan materi yang banyak, kegiatan yang silih
berganti dan berbagai aktifitas KBM yang menyita banyak waktu dan tenaga.
Namun, nyatanya komitmen lembaga ini begitu kuat hingga meski dalam keadaan
berpuasa semua civitas akademika yang ada di lembaga ini dengan penuh semangat
mengikuti setiap sesi pelatihan.
Dalam kesempatan ini, ketua team Pembina Tilawati yang diwakili
oleh ustadz Huda menyampaikan tentang pentingnya membaca al Qur’an dengan
benar, memahami setiap kaidah tata bacanya, memahami sifat huruf dan setiap hal
yang berhubungan dengan al Qur’an. Beliau menegaskan al Qur’an adalah milik
kita umat islam. Kalau bukan kita yang peduli, lantas siapa yang akan peduli
terhadap al Qur’an. Beliau juga menyampaikan bahwa dalam beberapa waktu ini
LPTQ mempunyai agenda besar dalam membina para imam masjid dan mushala di
wilayah Tulungagung agar bacaan mereka sesuai dengan standar yang diharapkan.
Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa pada umumnya imam shalat dipilih bukan
karena kualitas membaca mereka yang baik dan benar, akan tetapi lebih karena
unsur usia mereka yang lebih tua dari jamaah yang lain. Hal ini menjadi factor
utama yang menyebabkan masih banyak
ditemukannya imam masjid dan mushala
yang masih keliru bahkan kacau bacaan al Qur’annya.
Oleh karena itulah beliau menilai langkah yang diambil oleh lembaga
pendidikan Qurrota A’yun adalah sebuah langkah positif yang harus disertai
dengan komitmen dari semua komunitas yang ada didalamnya. Beliau menegaskan
bahwa untuk membentuk tilawah yang baik dari semua out put di butuhkan system
pengajaran dan pembinaan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh
LPTQ. Beliau meminta komitmen bersama, jika setengah – setengah lebih baik
tidak sama sekali. Karena satu orang saja yang tidak memiliki komitmen maka
semua harapan tidak akan tercpai.
Kiranya komitmen lembaga ini mendapat ridla dari Allah SWT
beriringan dengan syafaat rasulullah saw sehingga lembaga ini mampu menlahirkan
generasi yang unggul dalam karakter religiusnya. Mampu mewujudkan jargon
“GRESS” yang melekat pada lembaga ini. Generasi Shalih Shalihah. Amin…
Komentar
Posting Komentar