Jumat, 30 Desember 2016

DI PENGHUJUNG TAHUN 2016


Tanpa terasa waktu berjalan dengan begitu cepat. Rasanya baru kemarin hiruk pikuk  suara riuh orang sorak sorai menyambut datangnya tahun 2016. Bunyi petasan, kerlap kerlip kembang api, suara terompet dan seabreg suasana pesta penuh kemeriahan menyambut datangnya tahun baru. Kini nyatanya waktu telah mengantar kita pada penghujung tahun 2016, tanda akan dimulainya babak baru kehidupan kita di tahun 2017.

Perjalanan waktu memang terasa begitu cepat. Barangkali karena kesibukan yang begitu padat sehingga waktu satu tahun seolah serasa sehari. Begitu cepat, datang dan kemudian berlalu.

Selama kurun 2016 tentu banyak hal yang kita alami dan kita rasakan. Mungkin ditahun ini kita mendapat banyak kenikmatan, anugerah yang indah dalam kehidupan kita ataupun sebaliknya, banyak menghadapi cobaan, musibah dan kegagalan dalam hidup. Tetapi yang mesti kita sadari dan terus kita ambil hikmah di dalamnya adalah kehidupan itu bersifat dinamis, selalu berjalan setapak demi setapak sehingga kita akan sampai pada tapak terakhir ketika kita sowan kembali kepada-Nya, Allah, Sang Khaliq yang akan meminta pertanggung jawaban akan hal ihwal kehidupan kita selama di dunia.

Apa yang mesti kita lakukan di penghujung tahun ini?

Muhasabah, berusah untuk selalu mengoreksi diri dari setiap perjalanan hidup kita. Apakah setiap langkah dalam kehidupan kita sudah sesuai dengan apa yang digariskan oleh Allah SWT sebagai Khaliq yang telah menciptakan kita. Seringkali kita terbawa larut dalam keadaan yang tanpa kita sadari justru membuat kita lalai dari Allah. Semua ini karena keterbatasan hati, akal dan fikiran kita untuk selalu ingat kepada-Nya. Kesibukan kita untuk mengurus pekerjaan, sekedar mengais rizki memenuhi kebutuhan keluarga setiap hari menuntut kita untuk bergelut dengan kerasnya kehidupan dunia sehingga kadang tujuan hidup justru terabaikan. Maka, akhir tahun ini menjadi kesempatan bagi kita semua untuk muhasabah, koreksi diri, melihat dan menghitung setiap detik naik turunnya nafas sebelum dimintai pertanggungjawaban pemiliknya.

Mengambil Ibrah, mengambil pelajaran dari setiap peristiwa dan kejadian yang kita alami maupun yang terjadi disekeliling kita. Setiap peristiwa dan kejadian yang kita alami maupun yang terjadi di dunia ini bukan terjadi secara alami dan hanya sekedar gejala atau peristiwa alam belaka yang tidak mengandung pelajaran di dalamnya. Dibalik setiap peristiwa terdapat sebuah pelajaran. Maka, sudah seharusnya kita berusaha untuk selalu mengambil pelajaran dari setiap peristiwa dan kejadian yang terjadi. Apabila ada anugerah dan kenikmatan yang kita terima, maka jangan sampai kita lupa bahwa semua itu datang dari kehendak-Nya yang menuntut kita untuk bersyukur dan semakin mendekat kepada-Nya. Jika yang terjadi adalah sebuah musibah dan kegagalan, maka yang kita lakukan adalah berusaha bangkit dari semua keterpurukan itu, mengubahnya menjadi spirit untuk lebih maju dan menyadari bahwa kita tidak mampu apa – apa yang mampu hanyalah Allah saja. Selain itu juga berusaha meneliti perjalanan hidup kita barangkali ada sesuatu yang salah sehingga Allah mengingatkan kita dengan musibah tersebut.

Taubat, kembali kepada-Nya. Di dunia ini kita tidak diperintahkan untuk melakukan apapun selain hanya beribadah kepada-Nya. Mengabdikan diri kepada-Nya dengan tulus ikhlas, memurnikan agama-Nya. Maka penghujung tahun adalah momentum yang baik bagi kita untuk bertaubat kepada-Nya atas semua kelalaian, kesalahan, dosa dan setiap maksiat yang kita lakukan.  Kita juga perlu untuk melihat dan mengoreksi diri sudah sampai mana perjalanan kita untuk mengabdikan diri kepada-Nya. Taubat kita juga harus kita teliti termasuk dalam katgori yang mana, taubat min al-shaghair, min al-kabair, min al-makruhat, min al-mubahat, min al-ghaflah? Begitu seterusnya sehingga kita semakin berkualitas dalam mengabdikan diri.

Berbenah Diri, akhir tahun sebagai meomentum bagi kita untuk berbenah diri, memperbaiki setiap kesalahan yang pernah kita alami. Jangan sampai kita hanya terbuai dengan kemeriahan tahun baru tetapi lupa akan perbaikan kualitas diri. Begitu seharusnya.

Apa yang harus kita lakukan di tahun depan?

Planning, apa yang akan kita lakukan di tahun depan harus kita planningkan, kita rencanakan dengan sebaik – baiknya agar kita tidak menyesal kemudian. Semua harus rapid an lebih tertata dengan baik dibandingkan tahun lalu.

Niat, perbaiki niat kita, ibarat orang menempuh pelayaran saat ini kita sedang berlabuh disebuah dermaga, dermaga 2017 Sekarang saatnya kita memulai babak baru perjalanan kita menuju dermaga 2018. Maka niat kita harus diperbaiki dan tata dengan baik jangan sampai kita menyesal kemudian.

Perbaiki Kesalahan, tahun baru adalah tahun dimana kita harus memperbaiki semua kesalahan kita di tahun lalu. Maka, cobalah resback kebelakang teliti semua kesalahan, dimana letak kesalahannya dan bagaimana cara memperbaikinya. Insya Allah hidup kita akan semakin berkah. Amin.

Memupuk Harapan, masih ada kesempatan bagi kita untuk meraih harapan. Jangan berhenti karena satu kegagalan. Ingatlah harapan masih ada. Jangan bersedih karena satu kegagalan, senyampang nafas kita masih ada, jantung kita masih berdetak disitu harapan selalu ada.

Berlomba dalam Kebaikan, tahun baru adalah waktu dan kesempatan bagi kita untuk memulai babak baru dalam berlomba menuju kebaikan. Jangan biarkan diri kita larut dalam keterpurukan dan dosa. Keluarlah dan tataplah masa depan yang lebih baik dari kemarin.

Masih banyak sebenarnya yang bisa kita lakukan di tahun baru ini. Cobalah gali semua potensi diri, manfaatkan semua peluang dan isilah setiap waktu dengan hal – hal yang bermanfaat. Semoga di tahun yang akan datang kita akan menjadi pribadi yang semakin baik dari sebelumnya, semakin sukses dalam menapaki kehidupan dan semakin dekat dengan Allah, Sang Penguasa atas segala – galanya.

Semoga Bermanfaat...

Wallahu A’lam Bish Shawab…


Kamis, 29 Desember 2016

Wewarahe Wong Jowo


Bermula dari satu kiriman catatan teman lewat whatshap judul ini menginspirasiku untuk menorehkan sebuah catatan. Wewarahe wong jowo, begitu aku menyebutnya.

Saat perjalanan ke tempat kerja sambil menunggu Titanic (perahu penyeberangan brantas), terdengar bunyi ponsel yang menandakan ada pesan masuk. Setelah aku buka, sungguh aku merasa tertegun dengan isi catatan sederhana yang mungkin adalah hasil copy paste dari group atau catatan teman sebelah. Catatan itu berisi 10 point kata – kata yang mengandung makna sangat dalam. Kata – kata yang bersumber dari hati yang jernih –menurutku- dari seseorang yang telah banyak mengenyam asam garam kehidupan. Sepuluh point itu adalah:
1.      Urip Iku Urup
2.      Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta Dur Hangkara
3.      Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti
4.      Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji – Ajai, Sugih Tanpa Bandha
5.      Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan,
6.      Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman
7.      Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan Lan Kemareman
8.      Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka
9.      Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendho
10.  Aja Adigang, Adigung, Adiguna

Urip Iku Urup, Hidup itu nyata! Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Semakin besar manfaat yang bisa kita berikan, tentu akan lebih baik. Wewarah ini penting untuk kita camkan dan kita laksanakan dalam kehidupan. Dalam kehidupan tidak mungkin kita bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Kita selalu membutuhkan orang lain untuk sekedar saling tegur sapa, menghilangkan rasa gundah gulana atau saling berbagi pengalaman dan cerita. Maka, seyogyanya dalam menjalani hidup ini kita selain untuk memenuhi kebutuhan pribadi juga berusaha untuk memberi manfaat kepada orang lain. Orang yang memberi manfaat kepada yang lain akan barakah hidupnya. Mereka adalah lentera kehidupan yang dalam bahasa jawa disebut dengan urup.

Dalam tradisi Islam, memberikan manfaat kepada orang lain juga merupakan perintah Allah dan Rasulullah Muhammad SAW. Melalui satu hadisnya Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Sebaik – baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lain”. Begitulah sabda Rasulullah Muhammad SAW, manusia paling agung dan menduduki peringkat pertama orang yang paling berpengaruh di dunia.

Memberi manfaat kepada orang lain bisa dilakukan dengan banyak cara. Memberi manfaat tidak harus dengan mengeluarkan uang atau sejenisnya, tetapi juga bisa dilakukan dengan memberikan ide, gagasan, nasehat, menulis catatan untuk disampaikan kepada yang lain dan seterusnya. Oleh karena itu jangan terpaku pada satu bentuk, karena banyak pilihan bentuk yang bisa kita jadikan pilihan. So, berusahalah untuk menjadi orang yang bermanfaat minimal untuk diri sendiri.

Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta Dur Hangkara, manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak.

Keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan adalah faktor terpenting dalam kehidupan. Semua itu tidak akan datang dengan sendirinya. Tuhan telah memberikan potensi kepada manusia agar manusia menggunakannya untuk mencapai tujuan dalam hidupnya. Maka, berpangku tangan, tanpa ikhtiyar dan usaha adalah sebuah “ketololan” yang nyata.

Secara tegas al-Qur’an menyebutkan dalam Surat al-Ra’du (13); 11, yang artinya; “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga kaum itu mau untuk merubahnya”. Allah tidak akan merubah nasib seseorang apabila orang tersebut tidak mau untuk merubahnya. Ini artinya usah untuk merubah nasib dari keadaan yang buruk menjadi baik adalah satu keharusan dari sunnatullah yang tidak terbantahkan. Maka berusahalah dalam meraih keselamatan, karena selamat adah kunci dari kebahagiaan dan kesejahteraan.

Memberantas sikap angkara murka, serakah dan tamak. Ketga sifat ini adalah kunci kehancuran. Angkara murka menunjukkan adanya sifat sombong yang bercokol dalam diri seseorang. Karena sombong merasa lebih hebat ddari yang lain maka seseorang akan terdorong untuk berbuat serakah dan tamak. Menginginkan apa yang sebenarnya bukan menjadi haknya. Maka sebagai manusia yang baik wajib bagi kita untuk ikut andil dalam memberangus sikap angkara murka, serakah dan tamak. Mulailah dari diri sendiri, jangan terburu memberikan penilaian kepada orang lain sementara kita terjebak dalam kubangan lumpur sebagaimana kesalahan orang yang kita nilai. Jauhilah angkara murka, serakah dan tamak niscaya kehidupanmu akan menjadi kehidupan yang cerah dan gemilang di masa yang akan datang.

Sura Dira Jayaningrat, Lebur dening Pangastuti, segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar. Itulah kuncinya.

Dalam kehidupan sehari – hari tentu kita dihadapkan dengan berbagai persoalan yang seoalah tidak akan pernah ada ujungnya. Persoalan itu menunjukkan adanya kehidupan, adanya nafas yang masih keluar masuk melalui hidung kita. Tidak jarang kita menjumpai orang yang memiliki temperamen keras, picik dan penuh dengan angkara murka.

Sikap demikian tidak harus kita lawan dengan menggunakan cara yang sama. Justru sebaliknya sifat – sifat dan perangai buruk di atas bisa dikalahkan dengan kita bersikap bijak, lembut hati dan sabar. Bukankah Rasulullah Muhammad SAW itu diutus kepada kaum yang berwatak keras? Karena kelembutan hati, kebijakan dan kesabaran beliaulah semua perangai dan sifat buruk bangsa Arab luluh lantak, tunduk di bawah kaki beliau. Subhanallah…!

Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji – Aji, Sugih Tanpa Bandha, berjuang tanpa perlu membawa massa, menang tanpa merendahkan atau mempermalukan, berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, kekayaan atau kekuasaan, keturunan, kaya tanpa didasari kebendaan.

Jadilah pribadi anggun dan menawan, pribadi yang memiliki ioni dari dalam. Memiliki daya pikat, kharismatik yang mampu menundukkan setiap lawan tanpa perlu bantuan. Ketika anda bersengketa jadilah pemenang tanpa harus merendahkan dan mempermalukan lawan anda. Jadilah seorang yang kaya meski kenyataannya anda tidak berharta. Kemampuan semacam inilah yang jarang dimiliki oleh orang. Kebanyakan orang menang dengan merendahkan, mempermalukan, menjadi kaya karena kekuasaan, dan berwibawa karena kuasa dan harta.

Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan, jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri! Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.

Kebanyakan orang akan bersikap bangga ketika memiliki kuasa dan berlimpah harta. Namun ketika musibah datang menimpa, ia mudah untuk merasa sedih. Ketika datang nikmat dia lupa kepada yang memberi nikmat dan ketika nikmat itu dicabut, barulah ia merasa sedih. Sikap ini lumrah dimiliki oleh setiap orang. Maka oleh sebab itu jadilah orang yang luar biasa dengan sikap besar hati. Tidak mudah merasa sedih dikala musibah menghampiri dan tidak mudah berbangga disaat kejayaan menyapa.

Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman, Jangan mudah terheran – heran ! Jangan mudah menyesal! Jangan mudah terkejut - kejut! Jangan mudah kolokan atau manja!

Dalam menjalani kehidupan ini sebisa mungkin kita bersikap wajar, tengah – tengah, tawazun, tawassuth dan i’tidal. Tidak perlu bersifat sok, pun pula jangan bersifat minder. Pepatah bilang, “Sebaik – baik urusan adalah yang tengah – tengah”. Begitu seharusnya kita dalam menjalani kehidupan ini. Bersifat santai tetapi juga tidak terlalu santai.

Setiap jengkal dari langkah kita dalam kehidupan ini sebenarnya adalah setiap tahap dalam kehidupan. Tahapan – tahapan itu harus kita lalui dengan kebesaran hati dan harus kita nikmati. Jangan sampai kita merasa minder. Jangan mudah merasa heran ketika muncul sesuatu yang membuat kita ta’jub, jangan terkejut karena keterkejutan kita justru akan membuat kita terpeleset dan terjatuh.

Manakala kita menghadapi kegagalan jangan mudah menyerah. Orang yang berhasil bukanlah orang yang tidak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Akan tetapi orang yang berhasil adalah orang yang mampu mengubah kegagalan dalam hidupnya, menjadi kekuatan yang mendorongnya untuk bangkit dan berlari. Boleh jadi orang yang berhasil itu mengalami kegagalan yang jumlahnya lebih banyak dari yang kita bayangkan. Tetapi yang jelas ia tidak menyerah, ia bangkit, berjalan dan berlari untuk mengejar cita – citanya. Maka, ketika anda gagal, sama artinya anda sedang jatuh. Jangan hanya berhenti pada jatuhnya diri anda tetapi bangunlah, lari dan kejarlah mimpi anda yang hamper pergi.

Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan Lan Kemareman, janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan, dan kepuasaan duniawi.

Pesan ini penting untuk diingat dan ditanamkan dalam hati. Jangan sampai kehidupan kita hanya disibukkan dengan keinginan – keinginan yang bersifat duniawi dan materi belaka. Ingat, ulama’ salaf shalih mengatakan “Mementingkan/memprihatinkan urusan dunia adalah kegelapan dalam hati dan mementingkan/memprihatinkan urusan akhirat adalah cahaya dalam hati”. Seseorang yang dalam kehidupannya didorong oleh keinginan – keinginan syahwat belaka, maka ia akan terjebak dalam kesesatan. Betapa banyak kita perhatikan orang – orang yang terjebak dalam korupsi, kolusi, dan sebagainya hanya disebabkan oleh urusan materi ini. Banyak orang yang rela menerkam sesame teman, saudara hanya untuk mendapatkan kedudukan dan pangkat. Apakah mereka bodoh? Tidak, justru kebanyakan mereka adalah kaum terpelajar, akan tetapi karena orientasi kehidupan mereka hanya sebatas menuruti keinginan syahwat dan nafsu maka mereka terjebak dalam lingkarang kemaksiatan. Na’udzu billah….

Maka jadikanlah orientasi hidupmu untuk menghamba kepada-Nya. Kepada Allah Sang Khaliq, Tuhan semesta alam. Semoga kita bisa. Amin.

Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka, Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah! Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.

Menjadi pandai boleh, dan seharusnya kita menjadi orang pandai. Tetapi jangan pernah merasa paling pandai. Ingatlah di atas langit masih ada langit, di atas orang pandai masih ada Dzat Yang Maha Pandai. Orang yang merasa paling pandai akan menganggap orang lain rendah dan lebih bodoh dari dirinya. Ini adalah penyakit. Banyak orang yang kemudian menjadi sombong dan berperilaku menyimpang karena merasa paling pandai dari yang lain.

Jangan pula berlaku curang. Ingat sahabat, semua perilaku akan kembali kepada diri sang pelaku. Banyak orang yang demi mendapatkan kepuasan dan keuntungan rela berbuat curang. Padahal kepuasan dan keuntungan itu tidak akan bertahan lama. Siswa yang mencontek saat ujian, boleh jadi nilainya bagus, tetapi nilai itu tidak menunjukkan kemampuan yang ia miliki.  Tentu ia tidak akan bisa mempertanggungjawabkan hasil dari prestasi yang didapatkannya.

Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendho, Jangan tergiur oleh hal – hal yang tampak mewah, cantik, dan indah! Jangan berfikir mendua agar tidak kendor semangat!

Kehidupan dunia ini bagaikan perhiasan, maka jangan mudah tergiur oleh gebyare dunyo kang sarwo ngidap – ngidapi. Ketergiuran akan gemerlapnya kehidupan dunia akan membawa kita kepada keterpurukan. Hal – hal yang mulia tidak akan lagi terlintas dalam fikiran karena yang ada di otak hanyalah kenikmatan sementara. Oleh karena itu jangan mudah tertipu dengan semua itu. Belajarlah untuk selalu berperilaku luhur agar kehidupan kita mujur.

Jangan berfikir mendua, tetaplah focus pada apa yang sedang engkau hadapi. Singkirkan segala fikiran lain yang sedang mengganggu konsentrasimu karena sesungguhnya semua itu muncul untuk menjerumuskanmu agar engkau lalai pada tujuan awalmu. Begitulah kiranya, seringkali kita selalu berkeinginan untuk meraih semuanya, menguasai semua hal. Ingatlah bahwa semua itu sulit terwujud karena kita diciptakan penuh dengan keterbatasan.

Aja Adigang, Adigung, Adiguna, jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti! Ingat bahwa semua hanyalah titipan, semua akan kembali kepada pemiliknya yang sah. Gusti Allah SWT.,  pengeran kang haq den sembah.

Seperti apapun kehebatan kita, kekuatan yang kita miliki, kecerdasan dan kekayaan yang kita punya semuanya hanya titipan belaka. Maka sudah seharusnya kita menjaga titipan itu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh empunya.

Semua wewarah jowo di atas sesuai dengan nilai – nilai yang diajarkan oleh Islam. Rasulullah selalu menuntun umatnya agar melaksanakan semua amal perbuatan dengan senantiasa diniati dengan LILLAH – BILLAH.

Semoga Bermanfaat….. Amin

WALLAHU A’LAM BISH SHAWAB….


Jumat, 09 Desember 2016

Menyambut Bulan Rabi'ul Awal

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Khutbah Pertama
الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدي والعلم واليقين، وأيده بالأدلة القواطع والبراهين، وجعله هدي ورحمة للعالمين. وأشهد أن لا إله إلا الله الملك الحق المبين ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، إمام المتقين وأشرف المرسلين. اللهم صل وسلم على محمد وعلى أله وأصحابه أجمعين أما بعد.
فيا أيهاالناس، اتقوالله بمعرفة الحق واتباعه، ومعرفة الباطل واجتنابه. فإن محمدا صلى الله عليه وسلم رحمة لجميع العالمين، وهدي لجميع المتقين.
Hadirin jama’ah jum’ah ingkang winulyo…
Monggo wonten kesempatan ingkang kebak barakah meniko, kito sami sareng – sareng muji syukur wonten ngarso dalem Allah kanthi ucapan al hamdulillahi rabbil ‘alamin dene menopo kulo lan panjenengan sami ing saat ingkang insya Allah mubarakah meniko taksih ginanjar seger kewarasan, sahinggo saget sareng – sareng nindaaken jamaah shalat jum’at wonten masjid al muttaqien meniko.

Lan monggo kito sami berusaha kanthi sak kiyat ipun tenaga, sareng – sareng ningkataken anggen kito sami iman lan taqwa wonten ngerso dalem Allah SWT. kanthi nindaaken nopo ingkang dados printah – printahipun lan nebihi dateng sedoyo awisan – awisan ipun.

Hadirin jamaah jum’at ingkang winulyo…
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, monggo kito sami syukur wonten ngerso dalem Allah SWT. dene menopo ngantos dumugi saat meniko , Allah taksih paring kesempatan dateng kito sami, sahingo kulo dalah panjenengan sami taksih saget menangi wulan Rabi’ul awal utawi wulan mauled, inggih meniko wulan dlahiripun panjengengan dalem Rasulullah Muhammad SAW. Nabi akhir zaman, ingkang dados panutan kulo lan panjenengan sami.
Hadirin jamaah jum’at ingkang winulyo…

Rasulullah saw lahir wonten dinten senin, tanggal 12 rabiul awal, tahun gajah. Tahun lahiripun kanjeng nabi kawastanan tahun gajah sebab rikolo lahiripun kanjeng nabi, kutho Makkah meniko dipun serang kaliyan tentara ingkang nitih kendaraan gajah, dipun pimpin raja Abrahah saking Yaman, saperlu badhe ngrusak Ka’bah. Kedadosan meniko dipun abadeaken wonten ing al – Qur’an Surat al – Fil:
بسم الله الرحمن الرحيم
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (1) أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (2) وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3) تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ 
مِنْ سِجِّيلٍ (4) فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (5)
artosipun kirang langkung: Onoto ora weruh siro, kepriye pengeranmu (Allah) agawe marang tentara gajah, opo pengeranmu ora gawe reko doyone tentara gajah iku siyo – siyo, lan pengeranmu ngutus marang tentara gajah iku manuk sing bondong – bondong. Manuk iku banjur podo bandemi tentara gajah iku kelawan watu soko neraka sijjil. Mongko Allah dadeaken tentara gajah mau koyo godong sing di pangan uler.

Hadirin jamaah jum’at ingkang winulyo…
Mekatenlah Allah paring pitulung dateng kaum Makkah kanthi ngutus manuk ingkang supados dadosaken reko doyone Abrahah siyo – siyo. Lajeng wonten ing wekdal semanten Allah nakdiraken Panjenengan dalem Rasulullah saw, nabi pilihanipun meniko lahir wonten ngalam dunyo saking piyantun ingkang shalihah inggih meniko Siti Aminah binti Abdul Muthalib, tepatipun wonten dinten senin tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun gajah. Pramilo saking meniko wonten tiyap – tiyap wulan Rabiul Awal meniko dipun pengeti kanthi wulan maulud ateges wulan miyosipun Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Hadirin jamaah jum’at ingkang winulyo …
Peringatan mauled meniko mboten namung kangge hura – hura, maem sarwo enak, nginum sarwo legi lan pengetan ingkang arupi gebyare kenikmatan dunyo kemawon. Ananging poro ulama sami ngawontenaken peringatan mauled saperlu ngemut – ngemut jasa – jasa nipun kanjeng nabi, ngurip – ngurip perjuanganipun kanjeng nabi sahinggo umat islam saget anggadahi semangat kangge ngurip – ngurip agami islam, kangge berjuang ndherek perjuanganipun kanjeng nabi, kangge nambah raos mahabbah dateng kanjeng nabi, saha taqarrub wonten ngarso dalem Allah SWT kanthi wasilah mahabbah dateng kekasihipun Allah SWT, inggih meniko penjengan dalem Rasulillah Muhammad SAW. Pramilo saking meniko wonten wulan mauled langgar – langgar, masjid sami dipun urip – urip kanthi shalawatan, dhiba’an, pengaosan, barzanji ugi lintu – lintunipun ingkang supados kegiatan meniko saget gugah dateng manahipun sedoyo tiyang islam kangge mahabbah lan taqarrub wonten ngerso dalem Allah SWT.

Hadirin jamaah jum’ah ingkang winulyo…
Monggo wonten sak lebetipun wulan mauled meniko kulo lan panjengan sami, sami ngathahaken taubat wonten ngerso dalem Allah, ningkataken anggen kito ibadah, ningkataken anggen kito maos shalawat, mugi – mugi sak wanci – wanci kulo lan panjengengan sami katimbalan sowan wonten ngersa dalem Allah dipun tunggoni kanjeng nabi, dipun syafaati kanjeng nabi lan dipun paring husnul khatimah amin…

أعوذبالله من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (1) أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (2) وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3) تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (4) فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (5)
بارك الله لى ولكم فى القرأن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات وذكر الحكيم وتقبل مني تلاوته إنه هو البر الرؤوف الرحيم، وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين




Khutbah Kedua
الحمد لله الذي بيده أزمة الأمور ومقاليدها، وبإرادته حصول الأسباب والمسببات ومفاتيحها، وتبارك من لم يشاركه فى الخلق والرزق والتدبير أحد من العالمين. ,أشهد أن لا اله إلا الله ولا ضد ولا ظهير ولا معين، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله سيد المرسلين، وإمام المتقين، اللهم فصل وسلم على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه والتابعين لهم إلى يوم الدين. أما بعد فيا عباد الله اتقوالله تعالى حق تقاته ولا تموتن إلاوأنتم مسلمون، اللهم صل على محمد وعلى أل سيدنا محمد والحمدلله رب العالمين.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات وقاضي الحاجات. اللهم أعز الإسلام والمسلمين وأهلك الكفرة والمشركين والملحدين، وأعل كلماتك إلى يوم الدين
اللهم اجعلنا وأهلنا وأولادنا  وذرياتنا وتلاميذنا من أهل العلم وأهل الخير  ولا تجعلنا وإياهم من أهل الظلم والضير
ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار
عباد الله، إن الله يأمركم بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربي وينهي عن الفحشاء والمنكر ةوالبغي لعلكم تذكرون فاذكروالله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم واسئلوه من فضله  يعطيكم ولذكرالله أكبر
Jum’at Pon, 09 Desember 2016


Seorang Tamu di Pagi - pagi Buta

Pagi ini, Jum'at 09 Desember 2016, kira - kira pukul 05.00 WIB, setelah keluar dari kamar kecil di mushalla sebelah rumah (karena belum punya sendiri alias numpang hehehe..), tiba - tiba dua pengendara sepeda motor mendekat menuju rumah. Satu diantaranya sudah tidak asing lagi bagi saya, sedang yang satunya baru kali ini rasanya saya melihatnya.

Seorang yang tidak asing itu adalah ketua RT lingkungan saya, Rasmudi. Dia adalah seorang tokoh yang selain sebagai perangkat juga aktif dan getol dalam berbagai kegiatan keagamaan dilingkungan kami. Sedangkan seorang yang lain yang baru saya lihat untuk pertama kalinya adalah seorang tetangga desa yang bernama Kastur. Seorang pegiat kegiatan keagamaan di desa sebelah "Sumbersari".

Setelah saya mempersilahkan masuk keduanya dan mohon maaf karena kondisi rumah yang masih berantakan (buku berserakan dan baju seragam yang masih mau diseterika), tanpa basa - basi (karena tau saya sedang siap - siap untuk beragkat) beliau menyampaikan maksud kedatangannya. Kedatangan pak RT adalah untuk mengantarkan temannya "Kastur" untuk meminta tolong memberikan sekedar materi dalam acara "Peringatan Maulid Nabi SAW" di mushalla dekat rumahnya.  Beliau menuturkan kalau di mushallanya acara semacam ini masih pertama kali dilaksanakan. Sebelumnya acara semacam ini belum pernah diadakan karena boleh dibilang masyarakat disitu masih mulai belajar agama.

Penuturan ini menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi saya dalam memenuhi permintaan tersebut. Sebelumnya memang sudah sering saya memberikan materi di kegiatan - kegiatan kemasyarakatan. AKan tetapi penuturan yang semacam ini baru kali pertama saya dengar dari tokoh masyarakat yang mengundang saya.

Setelah selesai menyampaikan maksudnya, dan setelah ditetapkan waktunya keduanya lantas pamitan. Sungguh satu kehormatan sendiri bagi saya mendapat kehormatan untuk menjadi pemateri dalam acara ini.

Mudah - mudahan saya bisa menjalankan amanah Allah yang diberikan dan dapat berbagi keilmuwan kepada sesama. Memang berbagi itu adalah hal yang indah....

Kamis, 08 Desember 2016

Peran Seorang Mursyid



Seorang murid yang menghendaki perjalanan menuju kepada Allah seharusnya memiliki seorang guru yang siap untuk mentarbiyahnya dalam setiap waktu dan kesempatan. Guru sejati selalu mendengar keluh kesah setiap muridnya di manapun murid itu berada. Meski secara fisik Sang Guru tidak ada berada di sampingnya, akan tetapi ia selalu mendengar keluh kesah para muridnya.

Ulama salafus shalih selalu menganjurkan kepada murid - muridnya, para salikin, yakni mereka yang menempuh perjalanan untuk wushul kepada Allah agar selalu menjalin hubungan yang erat bersama dengan gurunya. Hubungan batin dengan Sang Guru Mursyid akan membimbing dan mengarahkan sang murid sedikit demi sedikit untuk menapaki setiap tangga untuk menuju wusul kepada Allah SWT. yang menjadi cita - cita dan harapan seluruh muridin.

Pentingnya selalu menjaga hubungan baik dengan Guru Mursyid dalam thariqah - thariqah sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Bahkan ba'dlu al shufiyin mengatakan bahwa: معرفة الشيخ مقدم على معرفة الإله , ma'rifah kepada guru mendahului ma'rifah kepada Tuhan. Artinya, sebelum seseorang mencapai sadar ma'rifah kepada Allah, seseorang harus mengetahui dan mengenal hakikat gurunya, guru yang membimbing dan mentarbiyahnya dengan tarbiyah batiniyah.

Ketaatan kepada Guru Mursyid dalam perjalanan menuju kepada Allah adalah keharusan yang tidak bisa ditawar lagi. Dalam literatur - literatur sufi dikatakan, "المريد كالميت فى يد الغاسل", artinya seorang murid itu bagaikan mayyit di tangan guru yang memandikannya.

Seseorang harus menyerahkan dirinya secara dlahir dan bathin untuk ditarbiyyah Sang Guru. Ketasliman murid kepada guru akan menentukan langkah perjalanannya ke depan. Mereka yang memiliki ketasliman secara total tentu akan mengalami peningkatan yang cepat bila dibandingkan dengan mereka yang selalu protes dan bertanya kenapa guru melakukan hal itu. Inilah perbedaan antara guru dalam ranah ilmu tasawuf dan ilmu diluar tasawuf.

Dalam literatur sufi terdapat qaul yang mengatakan bahwa, "Barangsiapa yang mengatakan kepada guru "mengapa", maka ia tidak akan beruntung". Qaul ini semakin memperkuat pandangan sufi untuk semakin memantapkan hati dalam taslim kepada Guru Mursyid yang akan membimbing dan mentarbiyah muridnya.

Anjuran untuk mengambil seorang guru dalam perjalanan menuju kepada Allah ini sebenarnya sudah ada semenjak zaman Rasulullah SAW. Akan tetapi di zaman itu Guru Mursyid sejati yang menjadi sandaran umat adalah langsung beliau Rasulullah SAW. Segala urusan umat baik urusan dlahir maupun bathin semua selesai di hadapan Rasulullah SAW. Dalam sebuah riwayat ketika Rasulullah SAW menyampaikan khutbahnya seluruh umat menangis dan meneteskan air mata, namun ada satu di antara sahabat yang tidak menangis karena kerasnya hati. Sahabat itu lantas berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasul, kenapa semua orang bisa menangis dan meneteskan air mata, tetapi saya tidak?", Rasul kemudian mendekati sahabat tersebut sambil mengusap dadanya dan mengatakan, "Pergilah wahai setan yang berada di dada". Spontan sahabat itu menangis tersedu - sedu.

Kerasnya mata yang tidak bisa menangis kepada Allah disebabkan karena hati yang keras. Kerasnya hati disebabkan karena banyaknya dosa yang menumpuk sehingga seseorang tidak lagi memiliki kepekaan perasaan ketika melakukan dosa. Semakin banyak dosa yang dilakukan maka semakin keras hatinya.

Perjalanan menuju kepada Allah adalah perjalan rohani yang panjang dan penuh dengan liku - liku. Dalam perjalanan tersebut terdapat hijab yang menutupi sehingga seseorang harus berusaha menghilangkannya sehingga tersingkap 'ainul bashirahnya. Proses ini tidak sesederhana yang kita bayangkan. Disinilah peran seorang Guru Mursyid yang akan mengarahkan dan mentarbiyah muridnya, sehingga dia tidak terpedaya dengan berbagai tipuan dan tipu muslihat yang menjadi hijab antara dirinya dan Allah SWT. 

Ya Ayyuhal Ghautsu Salaamullah...
'Alaika Rabbinii Biidznillah...
Wandzur Ilayya Sayyidii Binadzrah....
Muushilatin lilhadlratil 'Aliyyah....

Al Fatihah......

Allahu A'lam...

Kamis, 27 Oktober 2016

Pelatihan Menulis Jurnal dan Karya Ilmiah




Kehidupan akademik menuntut setiap pelaku dan civitas akademika intuk akrab dengan dunia tulis menulis. Menulis bukanlah hal mudah, akan tetapi bukan pula satu hal yang sulit apabila kita mau berproses dengan benar tentunya dengan terus belajar menulis.

Pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB, IAIN Tulungagung menggelar acara pelatihan menulis jurnal dan karya ilmiah. Sebagai nara sumber adalah DR. Ngainun Naim, M.Ag salah seorang penulis handal milik kampus ini. Meski produk local akan tetapi beliau telah memakan banyak asam garam dunia tulis menulis. Beliau seringkali menyampaikan gagasan – gagasanya melalui buku dan berbagai media baik cetak maupun elektronik. Keakraban beliau dengan dunia tulis menulis inilah yang mengantarkan beliau ke berbagai forum baik local maupun nasional untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam tulis menulis.

Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan bahwa menulis itu harus dilakukan setiap hari meski cuma satu atau dua paragrap. Hal ini penting dilakukan untuk semakin mengasah kemampuan menulis yang kita miliki. Kebiasaan menulis meski dalam hal – hal yang ringan akan semakin menambah kelancaran dan keterlatihan otak kita dalam merespon setiap hal yang kita lihat, dengar, dan kita terima sehingga tertuang dalam tulisan. Apabila kita tidak sering melatih kemampuan itu maka kemampuan kita dalam menulis akan semakin berkurang atau bahkan hilang.

Seringkali kita mengeluhkan akan banyaknya aktifitas yang kita lakukan sehari – hari sehingga waktu untuk menulis seolah tidak ada. Ini adalah alasan klasik yang seharusnya tidak kita ‘ugemi’ sehingga menjadi darah daging dalam diri kita. Justru dengan kesibukan itu menurut beliau banyak hal yang menunjang bagi kita untuk menulis. Tinggal bagaimana kita mengolah hal tersebut dan menuangkannya dalam baris – baris tulisan kita. Semakin kita merasa sibuk dan jarang menulis maka semakin kita akan merasakan sulitnya menulis. Oleh karenanya keistiqamahan dalam menulis menjadi satu hal pokok yang tidak boleh diabaikan bagi setiap orang yang mempunyai keinginan untuk menjadi penulis meski hanya satu dua paragrap. 

Bagi tingkat pemula hal yang tidak boleh diabaikan adalah ‘yang penting menulis’ meski tulisan itu jelek, tidak bermutu dan tidak berkualitas. Jangan pernah takut dalam menuangkan ide dan gagasan yang ada dalam pikiran kita meski itu masih kurang bagus. Dengan menulis kita akan tahu kelemahan – kelemahan kita dan dari situlah kita akan membenahinya. Biarkan orang lain mengatakan apa atau mengkritik tulisan kita. Justru dengan kritikan itulah kita akan tahu sisi – sisi kesalahan yang ada pada diri kita dan kemudian melakukan perbaikan kedepannya. Apabila kita takut dengan kritikan orang lain, maka sesungguhnya kita telah membatasi diri kita dan menenggelamkan diri kita dalam kebodohan.

Berkaitan dengan literature dan referensi menurut beliau untuk menjadi penulis di tingkat pemula tidak perlu kita terlalu memperhatikannya. Yang penting adalah terus menulis sambil terus mengasah kemampuan dan semakin memperbanyak bahan. Orang yang berangan – angan dan berpikir untuk menulis di waktu senggang kebanyakan mereka tidak akan menjadi penulis. Mereka hanya berhenti pada angan – angan dan bayangan saja tanpa ada prosuk dan karya yang dihasilkan. Oleh karena itu pada tingkatan pemula ini titik tekannya adalah istiqamah menulis setiap hari meski hanya satu dua paragraph dan hanya berupa catatan ringan saja.

Yang tidak kalah penting harus ditanamkan dalam diri penulis adalah rasa cinta kepada dunia tulis menulis. Dengan mencintai tulis menulis maka kita akan menulis dengan senang hati dan tanpa beban. Rasa senang ini akan mendorong bermunculannya berbagai ide dalam pikiran yang akan menjadi bahan bagi kita untuk menulis. Lama – kelamaan tulisan kita akan semakin membaik dan menjadi tulisan yang berkualitas.

Lain halnya apabila kita menulis dengan beban dan tertekan. Tentu beban dan tekanan ini akan menghambat berbagai ide yang ada dalam otak kita. Kerja otak tidak maksimal sehingga seolah – olah tumpul dan bahkan mati. Tidak ada satu idepun yang keluar dari otak. Akibatnya kita hanya akan terpaku pada literature dan buku – buku yang menjadi rujukan kita. Hasil tulisan kitapun sudah pasti bisa dipastikan kurang baik dan kurang atau bahkan tidak berkualitas. Oleh sebab itu penting kiranya bagi seorang pemula untuk berusaha mencintai dunia menulis.

Menulis penting untuk kita lakukan karena memori yang ada pada otak kita sangat terbatas. Otak kita seringkali lupa kepada hal – hal penting yang semestinya kita ingat. Untuk itu catatan akan membantu kita dalam mengingat kembali apa yang pernah terlintas dan lewat dalam pikiran kita. 

Setiap orang memiliki karakter tersendiri dalam menulis. Karakter itu tidak akan sama antara yang satu dengan lainnya. Pemahaman setiap orang mungkin sama tetapi cara penyampaiannya akan berbeda. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan bidang keilmuwan, sudut pandang dan berbagai latar belakang lain yang tidak sama antara yang satu dengan lainnya. Kebiasaan menulis setiap hari akan membantu dalam menentukan karakter tulisan yang dimiliki oleh kita miliki. Jadi menulislah karena tulisanmu adalah pengikat ilmumu. Allahu a’lam