Wewarahe Wong Jowo


Bermula dari satu kiriman catatan teman lewat whatshap judul ini menginspirasiku untuk menorehkan sebuah catatan. Wewarahe wong jowo, begitu aku menyebutnya.

Saat perjalanan ke tempat kerja sambil menunggu Titanic (perahu penyeberangan brantas), terdengar bunyi ponsel yang menandakan ada pesan masuk. Setelah aku buka, sungguh aku merasa tertegun dengan isi catatan sederhana yang mungkin adalah hasil copy paste dari group atau catatan teman sebelah. Catatan itu berisi 10 point kata – kata yang mengandung makna sangat dalam. Kata – kata yang bersumber dari hati yang jernih –menurutku- dari seseorang yang telah banyak mengenyam asam garam kehidupan. Sepuluh point itu adalah:
1.      Urip Iku Urup
2.      Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta Dur Hangkara
3.      Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti
4.      Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji – Ajai, Sugih Tanpa Bandha
5.      Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan,
6.      Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman
7.      Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan Lan Kemareman
8.      Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka
9.      Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendho
10.  Aja Adigang, Adigung, Adiguna

Urip Iku Urup, Hidup itu nyata! Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Semakin besar manfaat yang bisa kita berikan, tentu akan lebih baik. Wewarah ini penting untuk kita camkan dan kita laksanakan dalam kehidupan. Dalam kehidupan tidak mungkin kita bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Kita selalu membutuhkan orang lain untuk sekedar saling tegur sapa, menghilangkan rasa gundah gulana atau saling berbagi pengalaman dan cerita. Maka, seyogyanya dalam menjalani hidup ini kita selain untuk memenuhi kebutuhan pribadi juga berusaha untuk memberi manfaat kepada orang lain. Orang yang memberi manfaat kepada yang lain akan barakah hidupnya. Mereka adalah lentera kehidupan yang dalam bahasa jawa disebut dengan urup.

Dalam tradisi Islam, memberikan manfaat kepada orang lain juga merupakan perintah Allah dan Rasulullah Muhammad SAW. Melalui satu hadisnya Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Sebaik – baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lain”. Begitulah sabda Rasulullah Muhammad SAW, manusia paling agung dan menduduki peringkat pertama orang yang paling berpengaruh di dunia.

Memberi manfaat kepada orang lain bisa dilakukan dengan banyak cara. Memberi manfaat tidak harus dengan mengeluarkan uang atau sejenisnya, tetapi juga bisa dilakukan dengan memberikan ide, gagasan, nasehat, menulis catatan untuk disampaikan kepada yang lain dan seterusnya. Oleh karena itu jangan terpaku pada satu bentuk, karena banyak pilihan bentuk yang bisa kita jadikan pilihan. So, berusahalah untuk menjadi orang yang bermanfaat minimal untuk diri sendiri.

Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta Dur Hangkara, manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan, serta memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak.

Keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan adalah faktor terpenting dalam kehidupan. Semua itu tidak akan datang dengan sendirinya. Tuhan telah memberikan potensi kepada manusia agar manusia menggunakannya untuk mencapai tujuan dalam hidupnya. Maka, berpangku tangan, tanpa ikhtiyar dan usaha adalah sebuah “ketololan” yang nyata.

Secara tegas al-Qur’an menyebutkan dalam Surat al-Ra’du (13); 11, yang artinya; “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga kaum itu mau untuk merubahnya”. Allah tidak akan merubah nasib seseorang apabila orang tersebut tidak mau untuk merubahnya. Ini artinya usah untuk merubah nasib dari keadaan yang buruk menjadi baik adalah satu keharusan dari sunnatullah yang tidak terbantahkan. Maka berusahalah dalam meraih keselamatan, karena selamat adah kunci dari kebahagiaan dan kesejahteraan.

Memberantas sikap angkara murka, serakah dan tamak. Ketga sifat ini adalah kunci kehancuran. Angkara murka menunjukkan adanya sifat sombong yang bercokol dalam diri seseorang. Karena sombong merasa lebih hebat ddari yang lain maka seseorang akan terdorong untuk berbuat serakah dan tamak. Menginginkan apa yang sebenarnya bukan menjadi haknya. Maka sebagai manusia yang baik wajib bagi kita untuk ikut andil dalam memberangus sikap angkara murka, serakah dan tamak. Mulailah dari diri sendiri, jangan terburu memberikan penilaian kepada orang lain sementara kita terjebak dalam kubangan lumpur sebagaimana kesalahan orang yang kita nilai. Jauhilah angkara murka, serakah dan tamak niscaya kehidupanmu akan menjadi kehidupan yang cerah dan gemilang di masa yang akan datang.

Sura Dira Jayaningrat, Lebur dening Pangastuti, segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar. Itulah kuncinya.

Dalam kehidupan sehari – hari tentu kita dihadapkan dengan berbagai persoalan yang seoalah tidak akan pernah ada ujungnya. Persoalan itu menunjukkan adanya kehidupan, adanya nafas yang masih keluar masuk melalui hidung kita. Tidak jarang kita menjumpai orang yang memiliki temperamen keras, picik dan penuh dengan angkara murka.

Sikap demikian tidak harus kita lawan dengan menggunakan cara yang sama. Justru sebaliknya sifat – sifat dan perangai buruk di atas bisa dikalahkan dengan kita bersikap bijak, lembut hati dan sabar. Bukankah Rasulullah Muhammad SAW itu diutus kepada kaum yang berwatak keras? Karena kelembutan hati, kebijakan dan kesabaran beliaulah semua perangai dan sifat buruk bangsa Arab luluh lantak, tunduk di bawah kaki beliau. Subhanallah…!

Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji – Aji, Sugih Tanpa Bandha, berjuang tanpa perlu membawa massa, menang tanpa merendahkan atau mempermalukan, berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, kekayaan atau kekuasaan, keturunan, kaya tanpa didasari kebendaan.

Jadilah pribadi anggun dan menawan, pribadi yang memiliki ioni dari dalam. Memiliki daya pikat, kharismatik yang mampu menundukkan setiap lawan tanpa perlu bantuan. Ketika anda bersengketa jadilah pemenang tanpa harus merendahkan dan mempermalukan lawan anda. Jadilah seorang yang kaya meski kenyataannya anda tidak berharta. Kemampuan semacam inilah yang jarang dimiliki oleh orang. Kebanyakan orang menang dengan merendahkan, mempermalukan, menjadi kaya karena kekuasaan, dan berwibawa karena kuasa dan harta.

Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan, jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri! Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.

Kebanyakan orang akan bersikap bangga ketika memiliki kuasa dan berlimpah harta. Namun ketika musibah datang menimpa, ia mudah untuk merasa sedih. Ketika datang nikmat dia lupa kepada yang memberi nikmat dan ketika nikmat itu dicabut, barulah ia merasa sedih. Sikap ini lumrah dimiliki oleh setiap orang. Maka oleh sebab itu jadilah orang yang luar biasa dengan sikap besar hati. Tidak mudah merasa sedih dikala musibah menghampiri dan tidak mudah berbangga disaat kejayaan menyapa.

Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman, Jangan mudah terheran – heran ! Jangan mudah menyesal! Jangan mudah terkejut - kejut! Jangan mudah kolokan atau manja!

Dalam menjalani kehidupan ini sebisa mungkin kita bersikap wajar, tengah – tengah, tawazun, tawassuth dan i’tidal. Tidak perlu bersifat sok, pun pula jangan bersifat minder. Pepatah bilang, “Sebaik – baik urusan adalah yang tengah – tengah”. Begitu seharusnya kita dalam menjalani kehidupan ini. Bersifat santai tetapi juga tidak terlalu santai.

Setiap jengkal dari langkah kita dalam kehidupan ini sebenarnya adalah setiap tahap dalam kehidupan. Tahapan – tahapan itu harus kita lalui dengan kebesaran hati dan harus kita nikmati. Jangan sampai kita merasa minder. Jangan mudah merasa heran ketika muncul sesuatu yang membuat kita ta’jub, jangan terkejut karena keterkejutan kita justru akan membuat kita terpeleset dan terjatuh.

Manakala kita menghadapi kegagalan jangan mudah menyerah. Orang yang berhasil bukanlah orang yang tidak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya. Akan tetapi orang yang berhasil adalah orang yang mampu mengubah kegagalan dalam hidupnya, menjadi kekuatan yang mendorongnya untuk bangkit dan berlari. Boleh jadi orang yang berhasil itu mengalami kegagalan yang jumlahnya lebih banyak dari yang kita bayangkan. Tetapi yang jelas ia tidak menyerah, ia bangkit, berjalan dan berlari untuk mengejar cita – citanya. Maka, ketika anda gagal, sama artinya anda sedang jatuh. Jangan hanya berhenti pada jatuhnya diri anda tetapi bangunlah, lari dan kejarlah mimpi anda yang hamper pergi.

Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan Lan Kemareman, janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan, dan kepuasaan duniawi.

Pesan ini penting untuk diingat dan ditanamkan dalam hati. Jangan sampai kehidupan kita hanya disibukkan dengan keinginan – keinginan yang bersifat duniawi dan materi belaka. Ingat, ulama’ salaf shalih mengatakan “Mementingkan/memprihatinkan urusan dunia adalah kegelapan dalam hati dan mementingkan/memprihatinkan urusan akhirat adalah cahaya dalam hati”. Seseorang yang dalam kehidupannya didorong oleh keinginan – keinginan syahwat belaka, maka ia akan terjebak dalam kesesatan. Betapa banyak kita perhatikan orang – orang yang terjebak dalam korupsi, kolusi, dan sebagainya hanya disebabkan oleh urusan materi ini. Banyak orang yang rela menerkam sesame teman, saudara hanya untuk mendapatkan kedudukan dan pangkat. Apakah mereka bodoh? Tidak, justru kebanyakan mereka adalah kaum terpelajar, akan tetapi karena orientasi kehidupan mereka hanya sebatas menuruti keinginan syahwat dan nafsu maka mereka terjebak dalam lingkarang kemaksiatan. Na’udzu billah….

Maka jadikanlah orientasi hidupmu untuk menghamba kepada-Nya. Kepada Allah Sang Khaliq, Tuhan semesta alam. Semoga kita bisa. Amin.

Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka, Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah! Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.

Menjadi pandai boleh, dan seharusnya kita menjadi orang pandai. Tetapi jangan pernah merasa paling pandai. Ingatlah di atas langit masih ada langit, di atas orang pandai masih ada Dzat Yang Maha Pandai. Orang yang merasa paling pandai akan menganggap orang lain rendah dan lebih bodoh dari dirinya. Ini adalah penyakit. Banyak orang yang kemudian menjadi sombong dan berperilaku menyimpang karena merasa paling pandai dari yang lain.

Jangan pula berlaku curang. Ingat sahabat, semua perilaku akan kembali kepada diri sang pelaku. Banyak orang yang demi mendapatkan kepuasan dan keuntungan rela berbuat curang. Padahal kepuasan dan keuntungan itu tidak akan bertahan lama. Siswa yang mencontek saat ujian, boleh jadi nilainya bagus, tetapi nilai itu tidak menunjukkan kemampuan yang ia miliki.  Tentu ia tidak akan bisa mempertanggungjawabkan hasil dari prestasi yang didapatkannya.

Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendho, Jangan tergiur oleh hal – hal yang tampak mewah, cantik, dan indah! Jangan berfikir mendua agar tidak kendor semangat!

Kehidupan dunia ini bagaikan perhiasan, maka jangan mudah tergiur oleh gebyare dunyo kang sarwo ngidap – ngidapi. Ketergiuran akan gemerlapnya kehidupan dunia akan membawa kita kepada keterpurukan. Hal – hal yang mulia tidak akan lagi terlintas dalam fikiran karena yang ada di otak hanyalah kenikmatan sementara. Oleh karena itu jangan mudah tertipu dengan semua itu. Belajarlah untuk selalu berperilaku luhur agar kehidupan kita mujur.

Jangan berfikir mendua, tetaplah focus pada apa yang sedang engkau hadapi. Singkirkan segala fikiran lain yang sedang mengganggu konsentrasimu karena sesungguhnya semua itu muncul untuk menjerumuskanmu agar engkau lalai pada tujuan awalmu. Begitulah kiranya, seringkali kita selalu berkeinginan untuk meraih semuanya, menguasai semua hal. Ingatlah bahwa semua itu sulit terwujud karena kita diciptakan penuh dengan keterbatasan.

Aja Adigang, Adigung, Adiguna, jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti! Ingat bahwa semua hanyalah titipan, semua akan kembali kepada pemiliknya yang sah. Gusti Allah SWT.,  pengeran kang haq den sembah.

Seperti apapun kehebatan kita, kekuatan yang kita miliki, kecerdasan dan kekayaan yang kita punya semuanya hanya titipan belaka. Maka sudah seharusnya kita menjaga titipan itu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh empunya.

Semua wewarah jowo di atas sesuai dengan nilai – nilai yang diajarkan oleh Islam. Rasulullah selalu menuntun umatnya agar melaksanakan semua amal perbuatan dengan senantiasa diniati dengan LILLAH – BILLAH.

Semoga Bermanfaat….. Amin

WALLAHU A’LAM BISH SHAWAB….


Komentar