Senin, 30 November 2015

Tarikat

Tarikat secara harfiyah artinya jalan. Sedangkan secara istilah tarikat adalah sistem dalam rangka mengadakan latihan jiwa, membersihkan diri dari sifat - sifat yang tercela dan mengisinya dengan sifat - sifat terpuji dan memperbanyak dzikir dengan penuh ikhlas semata - mata untuk mengharap bertemu dan bersatu secara ruhaniah dengan Tuhan. Tarikat adalah sarana yang dilalui oleh seseorang yang menghendaki wushul kepada Allah SWT.
Pada dasarnya tarikat untuk sampai kepada Allah sangat banyak jumlahnya bahkan ada yang mengatakan bahwa jumlahnya sebagaimana jumlah keluar masuknya nafas. Di Indonesia tarikat yang banyak berkembang adalah qadiriyah, naqsabandiyah, khalwatiyah, khalidiyah, dll. Tarikat - tarikat ini tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Disamping tarikah diatas ada ajaran tasawuf di Indonesia yang berkembang dengan pesat yaitu Shalawat Wahidiyah. Shalawat Wahidiyah lahir di Kediri tepatnya di Pondok Pesantren Kedunglo Al Munadhdharah. Pondok ini didirikan oleh KH Moehammad Ma'roef Qs. wa RA salah satu murid dari Syaikh Khalil Bangkalan Madura. Shalawat wahidiyah ini dita'lif oleh putranya yang bernama KH Abdoel Madjid Ma'roef QS wa RA sekitar tahun 1962M. 
Sebagaimana dikisahkan bahwa shalawat ini dita'lif oleh beliau karena beliau mendapatkan alamat ghaib yaitu supaya beliau menyelamatkan umat manusia. Beliau lalu riyadlah dengan mmperbanyak bacaan shalawat sampai akhirnya lahirlah darii ta'lifan beliau shalawat wahidiyah dan ajarannya.
Shalawat wahidiyah memberi faedah yaitu menjernihkan hati dan ma';rifat billah. Shalawat ini tersebar luas di wilayah Indonesia bahkan sampai diluar negeri.
Dari sisi ajaran dan fungsinya maka shalawat wahidiyah ini bisa dikategorikan shalawat meskipun penamaannya bukanlah dengan nama tarikat. Kajian ini bisa ditemukan dalam penelitian Shahi Huda dalam bukunya Tasawuf Kultural dan juga Van Bruinessen dalam buku Kitab Kuning.
Meski shalawat wahidiyah pernah mengalami penentangan dari para ulama khususnya meereka yang ada dalam Nahdlatul Ulama' namun  shalawat wahidiyah telah secara resmi dan legal diakui pemerinatah dan bukan termasuk ajaran yang menyimpang. Selain itu ternyata pada dekade akhir ini dibawah kepemimpinan putra KH Abdoel Madjid Ma'roef QS wa RA yaitu KH Abdoel Latief Madjid RA wahidiyah telah mengalami perkembangan yang pesat dan mencapai jumlah yang sangat luar biasa. Shalawat ini telah menyebar keseluruh Indonesia dan diluar negeri. Allahu A'lam

Insan Kamil

Secara harfiah insan artinya manusia, sedangkan kamil artinya sempurna. Insan kamil artinya manusia sempurna. Sedangkan secara terminologi insan kamil memiliki pengertian manusia yang sehat dan terbina potensi rohaniahnya sehingga dapat berfungsi secara optimal dan dapat berhubungan dengan Allah dan dengan makhluk lainnya secara benar menurut akhlak islami.
Insan kamil merupakan kondisi rohaniah seseorang yang telah mampu mencapai wushul kepada Allah sehingga mereka mampu menemukan kebenaran hakiki. Kebenaran itu akan terwujud dalam setiap perilaku seorang sufi. Untuk mencapai kondisi ini seseorang harus berusaha dengan melakukan penyucian diri yang biasanya akan dilatih melalui riyadlah dan mujahadah.
Pada awalnya dalam  menempuh perjalanan untuk mencapai wusul kepada Allah seorang salik akan memperbanyak dzikir kepada Allah. Dzikir itu pada mulanya akan dibaca secara jahri.
Dzikir Jahrii ini dimaksudkan untuk menuntun hati seorang sufi agar bisa berkonsentrasi mengingat Allah. Hal ini dikarenakan untuk mengingat Allah dengan hati adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Sehingga diperlukan dzikir jahri untuk menuntun hati agar bisa dzikir bilqalbi.
Dengan memperbanyak dzikir bil jahri maka seseorang setahap demi setahap akan meningkat menjadai dzikir bil qalbi. Ketika dzikir itu sudah menjadi darah daging dan seorang salaik telah mendapatkan pencerahan dengan hidayah Allah maka ia akan mampu mengingat atau dzikir kepada Allah di setiap waktunya.
Dengan mengingat Allah maka hati akan tenang. Ketika hati sudah tenang maka setiap orang akan mampu untuk memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya. Kondisi rohaniahnya akan secara terus menerus mengingat Allah sementara dzahirnya akan mewujudkan keadaan sesuai dengan kehendak Allah. Dalam kondisi seperti inilah al Jilli menyebut manusia yang telah sampai kepada keaadaan ini sebagai insan kamil.
Insan Kamil adalah manusia yang mampu merepresentasikan tugas - tugas manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi. Mereka mampu merepresentasikan sifat - sifat Allah dimuka bumi dengan akhlakul karimah.
Wallahu A'lam bish shawab.....

Sabtu, 28 November 2015

Syukur Nikmat



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين وبه نستعين على أمور الدنيا والدين وعلى أله وأصحابه أجمعين لآحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم أما بعد

Bapak ibu dewan juri yang kami hormati
Teman – teman yang aku sayangi
Alhamdulillah, dalam kesempatan pagi ini marilah kita senantiasa memanjatkan puja puji tasyakkur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat nikmatnya kita dapat berkumpul di majlis yang insya Allah mubarakah ini dalam keadaan sehat wal afiyat tak kurang suatu apa
Shalawat salam semoga senantiasa Allah limpahkan keharibaan beliau rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa kita nanti – nantikan syafaatnya di hari kiamat
Hadirin hadirat teman – teman yang berbahagia
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato dengan judul mensyukuri nikmat.
Teman – teman yang berbahagia, betapa banyak nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kita umat manusia. Seandainya manusia hendak menghitung nikmat Allah yang telah ia terima niscaya mereka tidak akan mampu menghitungnya.
Allah SWT berfirman di dalam al qur’anul karim surat Ibrahim ayat 34:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
Dan jikalau kalian hendak menghitung nikmat Allah, maka kalian tidak akan mampu menghitungnya. Qs. Ibrahim 34
Teman – teman yang berbahagia betapa banyak nikmat Allh yang telah diberikan kepada kita, hingga apabila kita mau menghitung niscaya tidak akan mampu dan tidak akan pernah mampu kita menghitungnya. Coba kita bayangkan teman – teman mulai dari fisik kita, betapa Allah menciptakannya dengan penuh kesempurnaan. Kita punya tangan yang dengan tangan itu kita bisa memegang, mengambil bahkan memukul. Kita punya mata yang dengan mata kita bisa menyaksikan betapa indahnya alam ciptaan Allah ini. Lebih dari itu teman – teman. Dari fisik kita yang sempurna Allah limpahkan lagi kepada kita nikmat akal yang sempurna. Dengan akal manusia bisa dibedakan dengan makhluk lainnya. Dengan akal, manusia dapat menaklukkan binatang, tumbuhan bahkan dunia sekalipun. Sungguh betapa besar nikmat Allah kepada kita.
Oleh sebab itulah teman – teman,  marilah nikmat Allah itu kita syukuri. Apabila nikmat Allah itu kita syukuri maka Allah akan menambahkan nikmat itu kepada kita. Tetapi apabila nikmat itu kita kufuri, maka adzab Allah sanagatlah pedih.Allah SWT berfirman didalam al qur’anul karim surat ibrahim ayat 7:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Sungguh seandainya kalian bersyukur, pasti Aku akan tambahkan nikmtku kepada kalian, tetapi jika kalian kufur sesungguhnya adzabKu sangatlah pedih.
Teman – teman yang berbahagia,
Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan, ada kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar – besarnya.

وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Jumat, 27 November 2015

THALABUL ILMI




السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى أله وأصحابه أجمعين لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم أما بعد
Kepada bapak ‘alim ulama’ yang kami hormati
Dewan juri yang kami hormati
Ustadz ustadzah yang kami tha’ati
Hadirin hadirot rekan – rekanita yang dirahmati Allah
Dalam kesempatan yang mulia nan penuh barakah ini marilah kita senantiasa memanjatkan puja puji tasyakkur kehadirat Allah SWT yang sampai detik ini masih memberikan nikmat dan karuniaNya kepada kita bersama sehingga kita dapat berkumpul di majlis yang penuh barakah ini dalam keadaan sehat wal afiyat tanpa kurang suatu apa.
Shalawat salam barakah yang seindah – indahnya semoga senantiasa terlimpah ruah kepangkuan beliau rasulullah saw yang senantiasa kita nanti – nantikan syafaatnya min yaumina hadza ila yaumil qiyamah.
Selanjutnya izinkan saya menyampikan pidato dengan judul thalabul ilmi.
Hadirin yang dirahmati Allah
Ilmu adalah hal yang penting dalam kehidupan ini. Begitu pentingnya ilmu hingga beliau rasulullah SAW bersabda:
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة من المهد إلى اللحد
Menuntut ilmu itu sangat wajib bagi setiap muslim laki – laki dan perempuan dari lahir sampai liang lahat.
Hadirin yang dirahmati Allah
Didalam hadis ini kata faridlatun diakhiri dengan huruf  tak. Tak dalam kata ini bukanlah tak untuk menunjukkan arti muannats, tetapi tak dalam lafadz ini menunjukkan arti muballaghah yang artinya sangat.
Hadirin yang dirahmati Allah
Mengapa rasulullah saw mengatakan demikian? Padahal ketika perintah shalat, zakat, haji itu hanya wajib. Mengapa kalau menuntut ilmu sangat wajib??
Hadirin yang dirahmati Allah
Rasulullah saw mengatakan demikian karena setiap amal perbuatan yang dilakukan tanpa ilmu itu sia – sia alias ditolak. Sebagaimana seorang yang hendak membuat roti, ia tidak tahu apa bahannya, bagaimana cara membuatnya, mana mungkin roti itu bisa jadi? Tidak mungkin roti itu bisa jadi.
Oleh karena itu hadirin rekank yang berbahagia
Marilah kita menuntut ilmu setinggi – tingginya, jangan malas karena penyesalan itu adalah bagi orang – orang yang malas.
Demikian pidato yang saya sampaikan ada kurang dan lebihnya saya mohon maaf yang sebesar – besarnya.
Santen toyaning klopo
Cekap semanten atur kawulo
Menawi lepat nyuwun pangapuro….

وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بر الوالدين



اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ أَمَّا بَعْدُ.
سِيَادَةُ الْكُرَمَاءْ هَيْئَةَ التَحْكِيْمِ فِى هَذِهِ الْمُسَابَقَةْ
سَعَادَةُ الْكُرَماَءْ أَيُّهَالْحَاضِرُوْنَ وَالْحَاضِرَاتْ وَيَا أَيُّهَاالْأَصْدِقَاءِ الأَحِبَّاءْ
قَبْلَ كُلِّ شَيْئٍ، أَقُوْلُ شُكْرًا كَثِيْرًا وَجَزِيْلاً إِلَى حَضْرَةِ رَئِيْسِ اللَّجْنَةْ اَلَّذِي أَعْطَانِى فُرْصَةً ثَمِيْنَةً لِأَنْ أَتَكَلَّمَ أَمَامَكُمْ كَلِمَاتٍ الَّتِى تَتَعَلَّقُ بِبِرِّ الْوَالِدَيْنِ بِاسْمِ جَمِيْعِ التَّلاَمِيْذْ فِى الْمَدْرَسَةِ .............................تُوْلُنْج أَجُوْنْج.
أَيُّهَالْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَوَصَّيْنَا اللإِنْسَانَ بِوَالِدَيهِ إِحْسَانًا، إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرُ أَحَدُهُمَا أَوْكِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيْمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْ هُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا.
أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، مِنْ هَذِهِ الْأَيَةِ نَعْرِفُ أَنَّ اللهَ تَعَالَى يَأْمُرُنَا أَنْ نُحْسِنَ بَوَالِدَيْنَا. لِمَاذَ؟ لِأَنَّ وَالِدَيْنَا هُمَا سَبَبُ وُجُوْدِنَا فِى هَذَا الْأَرْضِ. سِوَى ذَاكَ، قَدْ بَذَّلَ وَالِدَيْنَا جُهْدَهُمْ فِى حِفْظِنَا مُنْذُ صِغَارِنَا حَتَّى كِبَارِنَا، بَلْ مُنْذُ كَوْنِنَا فِى بَطْنِ أُمِّنَا.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ، حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِى عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْلِى وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيْرِ.
أَيُّهَاالْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، مِنْ هَذِهِ الْأَيَةِ نَعْرِفُ أَنَّ أُمَّنَا تَحْمِلُنَا فِى بَطْنِهَا تِسْعَةَ سِنِيْنَ فِى شِدَّةِ الْعَجْزِ وَالْوَهْنِ، وَهِيَ لاَ تَسْتَطِيْعُ النَّوْمَ بِنَوْمٍ عَمِيْقٍ، وَهِيَ تُوْلِدُنَا فِى شِدَّةِ الثِّقَالِ، وَهِيَ تُخَارِطُ نَفْسَهَا لِأَجْلِنَا.
أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُ اللهُ،  أَبُوْنَا يَعْمَلُ فِى الْمَزْرَعَةِ وَالْأَسْوَاقِ وَالدِّيْوَانِ وَمَا إِلَى ذَالِكَ لِنَيْلِ الْمَعِيْشَةِ. أَمَّا أُمُّنَا فَهِىَ تُرَافِقُنَا فِى أَيَّامِنَا، وَهِيَ لاَ تُبَالِى بِنَفْسِهَا لِأَمْرِنَا، وهُمَا يُحِبَّا نَا حُبًّا مِنْ عَمِيْقِ قُلُوْبِهِمَا. فَلِذَا أَيُّهَاالْإِخْوَةَ، لاَ بُدَّ عَلَيْنَا كَالْأَبْنَاءِ أَنْ يُطِيْعَهُمَا طُوْلَ حَيَاتِنَا.
أَيُّهَا الْإِخْوَةُ رَحِمَكُمُ اللهُ، لَقَدْ أَيَّدَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَقَامَ الْوَالِدَيْنِ بِقَوْلِهِ: رِضَا اللهِ فِيْ رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُهُ فِي سُخْطِهِمَا. وَإِذَا أَرَدْنَا الرِّضَا مِنَ اللهِ سُبْحَانَهُ فَلاَ بُدَّ عَلَيْنَا الرِّضَا مِنْ وَالِدَيْنَا. عَسَى اللهُ أَنْ يَجْعَلَنَا مِنَ الْمُكْرِمِيْنَ بِوَالِدِيْنَا، وَمِنَ النَّاجِحِيْنَ فِى الدَّارَيْنِ بِرِضاَهُمْ أَمِيْنْ.
أَيُّهَا الْإِخْوَةُ رَحِمَكُمُ اللهِ ، رُبَّمَا كَفَيْتُ مِنِّي إِنْ وَجَدْتُمْ مِنِّى الْخَطَاءَاتِ وَالْغَلَظَاتِ أَرْجُوْ مِنْكُمُ الْعَفْوَ الْكَثِيْرَ، وَأَخِيْرًا مِنِّي
بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله رب العالمين  وبه نستعين على أمورالدنيا والدين والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى أاله وصحبه أجمعين لاحول ولا قوة إلابالله العلى العظيم أما بعد.

Alim ulamak yang kami hormati
Bapak ibu dewan juri yang kami hormati
Serta teman – temanku yang aku cintai
Di pagi yang cerah nan barakah ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang sampai detik ini masih melimpahkan rahmat, nikmat dan karuniaNya sehingga kita dapat berkumpul di majlis yang mubarakah ini dalam keadaan sehat wal afiyah tak kurang suatu apa.
Shalawat salam barakah yang seindah – indahnya semoga senantiasa terlimpah ruahkan kepangkuan beliau Nabi Agung Muhammad SAW yang senantiasa kita nanti – nantikan syafa’atnya min yaumina hadza ila yaumil qiyamah.
Hadirin – hadirat teman – temanku yang dimuliakan Allah SWT.
Betapa beruntungnya kita hidup dizaman yang telah merdeka. Tak pernah terbayang bahkan tergambar dalam diri kita seandainya kita hidup dizaman penjajahan. Betapa pedihnya, betapa sengsara dan menderitanya kakek nenek moyang kita yang hidup di zaman itu. Mereka hidup dalam bayang – bayang peluru, dentuman martil dan ledakan bom yang sewaktu – waktu dapat merenggut nyawa dan kehidupan mereka.
Teman – teman yang berbahagia..
Pernahkah kalian mendengar dentuman martil hari ini???
Pernahkah kalian mendengar suara Bom nuklir hari ini???
Al hamdulillah wal hamdulillah tsummal hamdulillah….
Tidak pernah kita dengar lagi suara martil dan bom disekitar kita, tidak lagi kita dengar suara teman – teman kita sesama kanak – kanak yang menangis karena ditinggal mati kakaknya, ditinggal mati ayahnya, ditinggal mati ibunya padahal setiap hari itu adalah pemandangan yang disaksikan oleh kakek nenek moyang kita. Sungguh betapa beruntungnya kita dan betapa beruntungnya kita yang hidup di era kemerdekaan ini.
Teman – temanku yang berbahagia
Mari kita syukuri nikmat kemerdekaan ini. Kita tahu bagaimana perjuangan bung karno, bung hatta, bung tomo, jenderal sudirman dan sederetan pahlawan lain dalam merebut kemerdekaan ini. Harta benda, bahkan nyawa mereka rela mereka korbankan demi dan untuk meraih kemerdekaan ini. Betapa tidak bersyukurnya kita jika kita sebagai generasi bangsa ini hidup dalam kemalasan sementara mereka bersimbah peluh dan darah dalam merebut kemerdekaan.
Teman – teman yang berbahagia mari kita syukuri nikmat kemerdekaan ini dengan belajar giat hinnga kita di beri ilmu yang banyak. Dengan ilmu itu kita bangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar, bangsa yang makmur, bangsa yang adil, bangsa yang sejahtera, dan bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Teman – teman yang berbahagia…
Demikian apa yang dapat saya sampaikan ada kurang dan lebihnya saya mohon maaf yang sebesar – besarnya.
Kalau ada sumur diladang bolehlah kita menumpang mandi, jikalau ada umur panjang bolehlah kita berjumpa lagi.


وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته