Minggu, 29 Maret 2020

Sabar Menerima Takdir


Sabar Menerima Takdir

Setiap apa yang terjadi di dunia ini merupakan takdir yang telah ditentukan oleh Allah Swt. Adakalanya takdir itu terasa menyenangkan, atau sebaliknya terasa berat bahkan menyakitkan. Sebagian orang menyikapinya dengan cara yang benar, sebagian lain dengan cara yang salah sehingga berujung pada hal negatif yang justru merugikan dirinya sendiri. Tidak ada pilihan bagi seseorang selain menjalani dan menerima semua takdir Allah Swt.

Sabtu, 28 Maret 2020

Wong Kuwi Wadahe Dewe-Dewe


Wong Kuwi Wadahe Dewe-Dewe

Judul artikel ini saya ambil saat saya sedang merelaksasi pikiran setelah merasa buntu pikiran setelah menyusun beberapa paragraf artikel. Sebagaimana saran ustadz Ngainun Naim, nikmati saja prosesnya, baca sambil ngemil, pun pula nulis sambil ngemil. Buntu pikiran biasa, dan itu artinya harus rehat sejenak, biar tidak spaneng. Saya sempatkan untuk mendengarkan hal yang mungkin ada manfaatnya dari akun youtube, dan alhamdulillah pengalaman ruhani seorang dari lampung saat di tengah-tengah area mujahadah kubro, dirawuhi Guru Ruhani-nya, Kanjeng Romo KH. Abdul Latief Madjied Ra.

Saya tidak hendak menkajinya secara mendalam atau pun hendak menceritakan apa yang disampaikan oleh yang bersangkutan. Jika berkenan mengunjungi akun youtubenya sebagai konfirmasi atas artikel yang saya tulis, saya tunjukkan linknya, yaitu https://www.youtube.com/watch?v=_6jIwZ1o5PQ. Silahkan bagi yang berkenan mengunjungi.

Setiap Penyakit Ada Obatnya


Setiap Penyakit Ada Obatnya

Di sela-sela masa lock down, sembari menemani anak-anak belajar pagi ini, saya membuka maktabah syamilah dan membuka hadits-hadits yang berkenaan dengan penyakit dan obatnya. Maklum banyak kabar beredar berkenaan dengan situasi dan kondisi pandemik covid-19 atau yang akrab disapa dengan wabah corona.

Yang jelas, melalui tulisan sederhana ini saya ingin berbagi harapan dan motivasi utama untuk diri saya dan para pembaca yang mau mengambil manfaat dan pelajaran dari setiap hal yang terjadi di dunia ini. Ingat, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidak ada yang sia-sia. Meskipun nampaknya secara kasat mata, boleh jadi sebagian orang melihatnya sebagai sesuatu yang merugikan. Tetapi, bagi mereka yang beriman dan mau memetik hikmah di balik peristiwa, selalu saja ada hikmahnya, yang ujungnya semakin meningkatkan kualitas diri dan kedekatan seseorang kepada-Nya. Al-Qur’an menegaskan di dalam Surat Ali Imran (3); 191; “Duhai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia” (Qs. Ali Imran (3); 191).

Kamis, 26 Maret 2020

Bawang Merah, Putih dan Garam di Tengah Merebaknya Wabah


Bawang Merah, Putih dan Garam di Tengah Merebaknya Wabah

Wabah penyakit masih menjalankan titahnya sebagai makhluk yang tunduk pada kekuasaan-Nya. Dia Yang Maha segala-galanya. Kapan berakhirnya? Tentu itu menjadi rahasia-Nya, yang jelas saat tugasnya telah usai.

Takut, boleh dan sah-sah saja, sebagai manusia yang tidak luput dari segala kekurangan dan sebagai bukti bahwa kita bukan Tuhan. Beberapa ruas jalan yang dulu kelihatan sesak dan ramai, kelihatan lengang, meski masih ada satu dua orang yang berlalu lalang untuk memenuhi kebutuhan.

Senin, 23 Maret 2020

Arif dan Bijak Mensikapi Wabah


Arif dan Bijak Mensikapi Wabah

Awal tahun 2020, kita disuguhkan dengan berbagai fenomena kehidupan. Banjir akibat curah hujan sudah tidak lagi mampu ditampung oleh beberapa daerah di belahan nusantara, akibat berkurangnya resapan air disebabkan oleh banyaknya gedung, jalan tol, serta industri-industri yang kian merata. Problematika ideologi pancasila yang sempat menghangat serta beberapa kasus mengenai radikalisme yang sempat menghebohkan. Kini, muncul lagi fenomena wabah yang mendera, tidak hanya di bumi nusantara tercinta, namun juga menyerang hampir di seluruh belahan dunia, berupa virus corona.

Di artikel sederhana ini, tentu saya tidak akan mengkaji tentang virus corona secara akademis dan saintis. Bukan kapasitas saya. Jangan berharap pula bahwa tulisan ini menjadi solusi paling tepat bagi wabah yang mendera ini. Saya hanya sekedar melihat dari sisi bagaimana kita mesti mensikapinya.

Rabu, 18 Maret 2020

Rajabiyah di Tengah Merebaknya Virus Corona


Rajabiyah di Tengah Merebaknya Virus Corona

Beberapa waktu belakangan ini, warga dunia digegerkan oleh wabah penyakit yang belum diketahui obatnya, yakni covid-19 yang lebih dikenal dengan virus corona. Merebaknya virus ini, menjadi kontroversi di tengah public karena dampaknya yang cukup mengejutkan. Sekolah-sekolah dihimbau untuk melakukan pembelajaran jarak jauh, menghindari kegiatan yang melibatkan banyak orang, sebagai upaya untuk mengantisipasi menularnya wabah penyakit ini.

Di tengah situasi ini, warga masyarakat di lingkungan saya, alhamdulillah tetap bisa menjalankan aktifitasnya dengan baik, termasuk di antaranya melaksanakan peringatan rajabiyah dalam rangka memperingati peristiwa Isra’ mi’raj Nabi Muhammad Saw. Pada kesempatan kali ini, ta’mir mushalla merawuhkan KH. Agus Isa Mahin, sebagai penyampai “Mau’idhah Hasanah”.

Mujahadah Kubro 2020


Mujahadah Kubro 2020

Bulan Rajab menjadi salah satu bulan penting bagi umat Islam umumnya, dengan adanya peristiwa penting dalam sejarahnya yakni peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad Saw. Bagi pengamal shalawat wahidiyah, selain bulan di mana umat Islam memperingati peristiwa isra’ mi’raj, bulan Rajab juga menjadi bulan di mana mereka mengikuti event terbesar dalam rangkaian pengamalan shalawat wahidiyah, yakni mujahadah kubro.

Mujahadah kubro merupakan salah satu di antara rangkain penting dalam pengamalan shalawat wahidiyah. Para pengamal shalawat wahidiyah berkumpul di bumi lahirnya shalawat wahidiyah, yakni bumi Kedunglo. Di bumi Kedunglo ini, berdiri pondok pesantren besar yang didirikan oleh KH. Mohammad Ma’reof, Qs. Wa Ra. Di bumi ini juga, Allah Swt menakdirkan lahirnya shalawat wahidiyah dari putra kinasih pendiri pondok, Mbah KH. Abdoel Madjied Ma’roef, Qs. Wa Ra. Yang saat ini, dilanjutnya oleh putra kinasihnya, Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjied, Ra.

Minggu, 08 Maret 2020

Sebaik-baik Wanita


Sebaik-baik Wanita

Setiap lelaki pasti mendambakan seorang istri shalihah yang diharapkan mendampingi kehidupannya di masa mendatang baik dalam keadaan suka maupun duka. Tetapi yang perlu direnungkan bagi setiap lelaki yang ingin menikah, bahwa kehidupan ini tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Banyak hal yang kita inginkan, namun kenyataan menunjukkan fakta sebaliknya.

Orang bijak mengatakan, “Nahnu nurid, walakinnallaha yaf’alu maa yuriid”, kita punya keinginan, tetapi Allah berbuat sesuai apa yang Dia inginkan. Boleh saja kita berencana, tetapi yang perlu anda camkan dan tanamkan dalam diri, bahwa yang akan terjadi adalah apa yang dikehendaki-Nya. Karena itu tetaplah bersandar pada-Nya, jangan sekedar bersandar pada ‘Ego’-mu semata.

Jumat, 06 Maret 2020

Nikmati Saja Prosesnya


Nikmati Saja Prosesnya

Alhamdulillah, pagi ini, saya berkesempatan menimba ilmu dari Dr. Ngainun Naim, M.Ag., figur yang –menurut saya, sederhana, supel, sekaligus berwibawa yang menjadi penjaga ‘Gawang Literasi’ di kampus dakwah dan peradaban. Kampus yang menjadi tempat di mana saya ditempa dengan berbagai proses yang penuh suka duka, mulai tahun 2002, ketika pertama kali menginjakkan kaki di bumi kampus dakwah dan peradaban yang kala itu masih kecil, belum banyak dikenal orang bernama STAIN, dengan status bergelar mahasiswa. Mengambil program studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) yang berhasil saya selesaikan tepat waktu di tahun 2006.

Banyak hal yang saya dapatkan di kampus ini, tentunya dengan berbagai lika-likunya. Saya bangga dan bahagia bahwa saya bisa menimba ilmu di kampus ini, dan tentunya saya akan berusaha untuk mengabdikan diri di kampus ini, sesuai dengan kadar kemampuan yang saya miliki. Itulah hal yang mendasari saya untuk tetap memilih kampus ini sebagai tempat saya untuk menimba ilmu di jenjang berikutnya.

Minggu, 01 Maret 2020

Terkubur di Dalam Bumi Khumul


Terkubur di Dalam Bumi Khumul

Kebanyakan orang senang bila eksistensi dirinya diakui dan diketahui banyak orang. Merasa bangga dengan pujian dan sanjungan yang terucap dari tiap bibir yang bertemu dengannya. Bahkan tidak jarang, ada orang yang memaksakan dirinya agar lebih dikenal dan diakui ‘kehebatan’-nya padahal tidak satupun keistimewaan dan kehebatan itu melekat pada dirinya.

Seorang yang benar-benar hebat, dan memiliki keistimewaan umumnya justru hidup dalam kesederhanaan. Ia memilih untuk menyembunyikan apa yang dimilikinya agar tidak dikethui oleh orang lain, khawatir kalau-kalau kelebihan itu justru menjerumuskannya pada perilaku yang salah. Terjebak dalam bujuk rayu nafsu dan iblis yang kerap membuat orang tertipu pada ke-‘tenar’-an semu. Mereka lebih memilih mengubur dirinya dalam bumi ‘khumul’.