Setiap Penyakit Ada Obatnya


Setiap Penyakit Ada Obatnya

Di sela-sela masa lock down, sembari menemani anak-anak belajar pagi ini, saya membuka maktabah syamilah dan membuka hadits-hadits yang berkenaan dengan penyakit dan obatnya. Maklum banyak kabar beredar berkenaan dengan situasi dan kondisi pandemik covid-19 atau yang akrab disapa dengan wabah corona.

Yang jelas, melalui tulisan sederhana ini saya ingin berbagi harapan dan motivasi utama untuk diri saya dan para pembaca yang mau mengambil manfaat dan pelajaran dari setiap hal yang terjadi di dunia ini. Ingat, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidak ada yang sia-sia. Meskipun nampaknya secara kasat mata, boleh jadi sebagian orang melihatnya sebagai sesuatu yang merugikan. Tetapi, bagi mereka yang beriman dan mau memetik hikmah di balik peristiwa, selalu saja ada hikmahnya, yang ujungnya semakin meningkatkan kualitas diri dan kedekatan seseorang kepada-Nya. Al-Qur’an menegaskan di dalam Surat Ali Imran (3); 191; “Duhai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia” (Qs. Ali Imran (3); 191).


Allah Swt. tidak menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan sia-sia. Ada hikmah dibalik semua peristiwa yang terjadi pada silih bergantinya siang dan malam, silih bergantinya aman dan kekacauan, silih bergantinya sehat dan sakit. Hanya orang yang dikaruniai akallah yang mampu mengambil pelajaran darinya.

Sehat dan sakit, merupakan sunnatullah yang tak terbantahkan yang akan dialami oleh setiap orang. Sakit yang datang bukan hal yang mesti disesali, dikutuk atau pun ditakuti. Justru, saat seseorang sakit, semestinya dia menyadari bahwa ia bukanlah tuhan, yang karenanya ia bisa menyadari segala kekurangan yang ada dalam dirinya. Sebaliknya, jika ia sehat, sudah seharusnyalah ia bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah kepadanya.

Kenyataannya, banyak orang lupa bahwa silih bergantinya nasib dalam hidup merupakan hal yang lumrah. Saat sehat, mereka luapkan kegembiraan berlebih hingga lupa akan Dzat yang menganugerahkannya. Sebaliknya, saat sakit datang menyapa, mereka merasa dalam keterpurukan berlebih, bahkan tidak jarang mereka mengutuk, mengumpat dan merasa takut, kalau-kalau kematian datang menyapa.

Selalu ada harapan dalam setiap peristiwa. Begitu pula, selalu ada obat saat sakit datang menyapa. Kapan datangnya obat? Saat tugas penyebar sakit telah selesai melaksanakan tugasnya dan obat datang menjalankan tugasnya pula. Ketika tuntas tugas penyakit, maka tugas obatlah yang nampak di permukaan. Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda:

عَنْ جَابِرٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَبْتَ دَوَاءَ الدَّاءِ، بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ تَعَالَى» (رواه أحمد)

Artinya: “Dari Jabir, dari Nabi Saw. ia bersabda: ‘setiap penyakit ada obatnya, maka saat obat itu datang kepadmu, engkau terbebas,-darinya (penyakit),/sembuh atas izin Allah Ta’ala’.” (HR. Ahmad)

Setiap penyakit ada obatnya, karena itu jangan pernah berhenti berharap. Tentunya berharap kepada yang memberikan sakit, sekaligus yang menyembuhkan. Dia-lah Sang Pemilik Kehidupan. Jangan “gumun” dengan asbabnya, namun takjublah pada Musabbib-nya. Musabbib setiap peristiwa dan kejadian di dunia, Allah Azza wa Jalla. Tunduklah pada setiap ketentuan-Nya, ridlai semua ketentuan-Nya, pasti semua berakhir dengan indah sesuai skenario-Nya.

Komentar