Kehidupan akademik menuntut setiap pelaku dan civitas akademika
intuk akrab dengan dunia tulis menulis. Menulis bukanlah hal mudah, akan tetapi
bukan pula satu hal yang sulit apabila kita mau berproses dengan benar tentunya
dengan terus belajar menulis.
Pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB, IAIN
Tulungagung menggelar acara pelatihan menulis jurnal dan karya ilmiah. Sebagai
nara sumber adalah DR. Ngainun Naim, M.Ag salah seorang penulis handal milik
kampus ini. Meski produk local akan tetapi beliau telah memakan banyak asam
garam dunia tulis menulis. Beliau seringkali menyampaikan gagasan – gagasanya
melalui buku dan berbagai media baik cetak maupun elektronik. Keakraban beliau
dengan dunia tulis menulis inilah yang mengantarkan beliau ke berbagai forum
baik local maupun nasional untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam tulis
menulis.
Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan bahwa menulis itu
harus dilakukan setiap hari meski cuma satu atau dua paragrap. Hal ini penting
dilakukan untuk semakin mengasah kemampuan menulis yang kita miliki. Kebiasaan
menulis meski dalam hal – hal yang ringan akan semakin menambah kelancaran dan
keterlatihan otak kita dalam merespon setiap hal yang kita lihat, dengar, dan
kita terima sehingga tertuang dalam tulisan. Apabila kita tidak sering melatih
kemampuan itu maka kemampuan kita dalam menulis akan semakin berkurang atau
bahkan hilang.
Seringkali kita mengeluhkan akan banyaknya aktifitas yang kita
lakukan sehari – hari sehingga waktu untuk menulis seolah tidak ada. Ini adalah
alasan klasik yang seharusnya tidak kita ‘ugemi’ sehingga menjadi darah daging
dalam diri kita. Justru dengan kesibukan itu menurut beliau banyak hal yang
menunjang bagi kita untuk menulis. Tinggal bagaimana kita mengolah hal tersebut
dan menuangkannya dalam baris – baris tulisan kita. Semakin kita merasa sibuk
dan jarang menulis maka semakin kita akan merasakan sulitnya menulis. Oleh
karenanya keistiqamahan dalam menulis menjadi satu hal pokok yang tidak boleh
diabaikan bagi setiap orang yang mempunyai keinginan untuk menjadi penulis
meski hanya satu dua paragrap.
Bagi tingkat pemula hal yang tidak boleh diabaikan adalah ‘yang
penting menulis’ meski tulisan itu jelek, tidak bermutu dan tidak berkualitas.
Jangan pernah takut dalam menuangkan ide dan gagasan yang ada dalam pikiran
kita meski itu masih kurang bagus. Dengan menulis kita akan tahu kelemahan –
kelemahan kita dan dari situlah kita akan membenahinya. Biarkan orang lain
mengatakan apa atau mengkritik tulisan kita. Justru dengan kritikan itulah kita
akan tahu sisi – sisi kesalahan yang ada pada diri kita dan kemudian melakukan
perbaikan kedepannya. Apabila kita takut dengan kritikan orang lain, maka
sesungguhnya kita telah membatasi diri kita dan menenggelamkan diri kita dalam
kebodohan.
Berkaitan dengan literature dan referensi menurut beliau untuk
menjadi penulis di tingkat pemula tidak perlu kita terlalu memperhatikannya.
Yang penting adalah terus menulis sambil terus mengasah kemampuan dan semakin
memperbanyak bahan. Orang yang berangan – angan dan berpikir untuk menulis di
waktu senggang kebanyakan mereka tidak akan menjadi penulis. Mereka hanya
berhenti pada angan – angan dan bayangan saja tanpa ada prosuk dan karya yang
dihasilkan. Oleh karena itu pada tingkatan pemula ini titik tekannya adalah
istiqamah menulis setiap hari meski hanya satu dua paragraph dan hanya berupa
catatan ringan saja.
Yang tidak kalah penting harus ditanamkan dalam diri penulis adalah
rasa cinta kepada dunia tulis menulis. Dengan mencintai tulis menulis maka kita
akan menulis dengan senang hati dan tanpa beban. Rasa senang ini akan mendorong
bermunculannya berbagai ide dalam pikiran yang akan menjadi bahan bagi kita
untuk menulis. Lama – kelamaan tulisan kita akan semakin membaik dan menjadi
tulisan yang berkualitas.
Lain halnya apabila kita menulis dengan beban dan tertekan. Tentu
beban dan tekanan ini akan menghambat berbagai ide yang ada dalam otak kita.
Kerja otak tidak maksimal sehingga seolah – olah tumpul dan bahkan mati. Tidak
ada satu idepun yang keluar dari otak. Akibatnya kita hanya akan terpaku pada
literature dan buku – buku yang menjadi rujukan kita. Hasil tulisan kitapun
sudah pasti bisa dipastikan kurang baik dan kurang atau bahkan tidak berkualitas.
Oleh sebab itu penting kiranya bagi seorang pemula untuk berusaha mencintai
dunia menulis.
Menulis penting untuk kita lakukan karena memori yang ada pada otak
kita sangat terbatas. Otak kita seringkali lupa kepada hal – hal penting yang
semestinya kita ingat. Untuk itu catatan akan membantu kita dalam mengingat
kembali apa yang pernah terlintas dan lewat dalam pikiran kita.
Setiap orang memiliki karakter tersendiri dalam menulis. Karakter
itu tidak akan sama antara yang satu dengan lainnya. Pemahaman setiap orang
mungkin sama tetapi cara penyampaiannya akan berbeda. Perbedaan ini terjadi
karena perbedaan bidang keilmuwan, sudut pandang dan berbagai latar belakang
lain yang tidak sama antara yang satu dengan lainnya. Kebiasaan menulis setiap
hari akan membantu dalam menentukan karakter tulisan yang dimiliki oleh kita
miliki. Jadi menulislah karena tulisanmu adalah pengikat ilmumu. Allahu a’lam
Komentar
Posting Komentar