Kesempurnaan Allah dalam Mengurus Makhluk-Nya

Kesempurnaan Allah dalam Mengurus Makhluk-Nya

Allah adalah Dzat Yang Maha diatas segalanya. Kesempurnaan-Nya tak lagi perlu diragukan oleh siapapun. Meragukan kesempurnaan-Nya sama artinya mengkufuri-Nya. Dia-lah Dzat yang tiada pernah tidur, tiada pernah istirahat dalam mengurus makhluk-Nya.

Dalam sebuah hadits riwayat Abu Musa al-Asy’ari, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

إن الله تعالى لاينام، ولا ينبغى له أن ينام، يخفض القسط ويرفعه، يرفع إليه عمل  الليل قبل عمل النهار، وعمل النهار قبل عمل الليل، حجابه النور، لو كشفه لأحرقت سبحات وجهه ماانتهى إليه بصره من خلقه

Artinya: Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak pernah tidur, dan tidak pantas Dia tidur. Merendahkan timbangan (keadilan) dan mengangkatnya. Di-angkat/dilaporkan kepada-Nya amalan malam hari sebelum datangnya amalan siang hari, dan amalan siang hari (diangkatkan kepada-Nya) sebelum amalan malam hari. Hijab-Nya adalah Nur. Jika Dia menyingkapnya niscaya cahaya muka-Nya membakar sesuatu yang sampai kepadanya dari pandangan makhluk-Nya. (H.R. Muslim dan Ibnu Majah, dan lafadz ini adalah miliknya)

Hadits diatas menjelaskan bahwa Allah SWT tidak pernah tidur dan tidur itu tidak pantas bagi-Nya. Oleh karenanya Allah selalu melihat apa yang dilakukan oleh makhluk-Nya. Allah mengetahui segala hajat dan kebutuhan seluruh makhluk-Nya. Allah juga mengetahui ketaatan dan kemaksiatan yang dilakukan oleh semua makhluk-Nya. Cukuplah Allah yang akan menjadi saksi bagi semua yang telah kita perbuat.

Kepada Allah semua amalan yang kita lakukan disiang hari akan ditunjukkan kepada-Nya sebelum datangnya amalan malam hari, pun pula sebaliknya. Tidak ada satupun yang luput dari pengawasan-Nya. Oleh karenya setiap kita harus senantiasa merasakan kehadiran Allah dalam setiap waktu. Dengan merasa terus diawasi oleh Allah, maka kita akan semakin memiliki kemantapan dalam keimanan kepada-Nya. Kemantapan iman sangat diperlukan untuk menjadi pribadi yang memiliki kematangan dalam menatap kehidupan.

Hadits diatas juga menunjukkan adanya hijab nur bagi Allah. Hijab inilah yang menutupi Dzat Allah hingga tidak ada satu makhluk pun yang mampu untuk menjangkau-Nya. Bagi orang yang menghendaki perjalanan menuju wushul kepada Allah dalam dunia kaum sufi, maka memahami hal ini sangat penting. Peran seorang mursyid dalam mengarahkan muridnya dalam perjalan wushul ini sangatlah penting. Bila tidak ada mursyid boleh jadi murid tidak akan sampai kepada Allah.

Semoga bermanfaat …

Allahu A’lam…

Komentar