Menyambut Bulan Ramadhan
(Seri Khutbah Jum’at)
الحمد لله القائل فى كتابه
الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له،
وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد أما بعد
فيا أيهاالناس اتقواالله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون
Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,
Mari dikesempatan jum’ah yang penuh barakah
ini, kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah, dengan terus berusaha
sekuat tenaga melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua
larangan-Nya. Dengan bekal iman dan taqwa, kita akan menjadi seorang yang
beruntung dalam kehidupan di dunia, terlebih saat kembali menghadap-Nya kelak
di hari kiamat.
Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,
Saat ini, kita berada di penghujung bulan Sya’ban tahun 1443 H. Besok atau lusa menunggu keputusan yang disampaikan oleh pemerintah, kita memasuki bulan suci Ramadhan, bulan istimewa bagi umat Islam dimanapun berada. Mudah-mudahan, Allah panjangkan usia kita, sehingga kita bisa bertemu dengan Ramadhan serta mengisinya dengan berbagai amal shalih hingga pada akhirnya bertemu dengan bulan Syawal. Aamiin
Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,
Di bulan suci Ramadhan, kita umat Islam
diperintahkan untuk menjalankan ibadah puasa, yakni menahan diri dari segala
sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Perintah puasa tidak hanya diperuntukkan bagi umat Nabi Muhammad saw, akan
tetapi juga menjadi syari’at bagi umat sebelum Nabi Muhammad saw. Allah swt
berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang
sebelum kalian agar kalian bertaqwa.” (Qs. Al-Baqarah (2); 183).
Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,
Saat bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu surga
dibuka, pintu neraka dikunci dan setan-setan dibelenggu. Rasulullah saw
menegaskan hal itu dalam salah satu haditsnya:
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ
فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتِ
الشَّيَاطِينُ»
Artinya: “Rasulullah saw bersabda: ‘Ketika
masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka Jahannam
dikunci dan setan-setan diranatai.”
(HR. Bukhari).
Di bulan Ramadhan peluang untuk memupuk amal
shalih ditingkatkan, peluang masuk surga terbuka lebar, sementara berbagai
godaan yang datangnya dari setan ditutup dan dikunci rapat. Namun, tentu
sebagian diantara kita bertanya, jika setan telah dibelenggu, pintu neraka telah
dikunci, mengapa masih banyak orang yang berbuat maksiat di bulan Ramadhan?
Mengapa banyak orang yang mengaku sebagai seorang “muslim”, namun mereka enggan
berpuasa? Atau ada sebagian lain yang turut serta berbuka, shalat tarawih,
sahur, namun di tempat yang jauh dari tempat tinggalnya, dengan santainya makan
dan minum di warung?
Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,
Perilaku manusia menurut Hujjatul Islam, Imam
Al-Ghazali didorong oleh empat hal, yakni Allah, malaikat, nafsu dan setan.
Sebagai seorang muslim, kita seyogyanya mengenali dari mana arah dorongan
perbuatan yang kita lakukan, sehingga kita bisa meraih kebahagiaan hakiki kelak
di akhirat.
Dorongan pertama, berasal dari Allah.
Perbuatan yang didorong Allah ada dua jenisnya. Bisa jadi mendorong melakukan
perbuatan baik, yakni dorongan bagi hamba yang beriman, agar semakin meningkat
imannya. Ada kalanya dorongan itu adalah dorongan untuk melakukan kemaksiatan,
sebagai bentuk istidraj bagi orang-orang yang lalai dan cenderung berbuat
keburukan.
Dorongan kedua, dari malaikat. Karakter dari
dorongan perbuatan ini, selalu mengarah
kepada kebaikan, karena malaikat diciptakan dengan takdir selalu tunduk
pada perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, tanpa sedikitpun terbuka
peluang berbuat maksiat kepada-Nya. Allah berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ
اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman
jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan
batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar lagi keras, mereka tidak
pernah mendurhakai apa yang Ia (Allah) perintahkan kepada mereka, dan mereka
melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka” (Qs. Al-Tahrim (66); 6).
Dorongan ketiga, berasal dari nafsu. Karakternya
adalah selalu mendorong manusia untuk berbuat keburukan. Allah swt berfirman:
وَمَا
أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ
Artinya: “Dan aku tidak membiarkan nafsuku,
sesungguhnya nafsu itu sungguh memerintakkan keburukan.” (Qs. Yusuf (12);
53).
Dorongan keempat, berasal dari setan. Dorongan
ini bisa berupa kebaikan, bisa juga berupa keburukan. Bisikan setan yang berupa
kebaikan adalah dorongan untuk seorang mukmin yang taat, dengan mengibarkan
bendera ujub, takabbur dan riya’ di dalamnya. Mendorong mereka agar semakin
tekun dalam menjalankan ibadah dan ketaatan, namun setan membisikkan di hatinya
agar terbelok niatnya, bukan untuk mengabdi kepada Allah, tetapi untuk
mengibarkan bendera ujub, riya’, dan takabbur di dalamnya. Sementara dorongan
keburukan dibisikkan kepada mereka yang cenderung berbuat keburukan agar
semakin bertambah keburukan dan kemaksiatan yang dilakukannya.
Itulah, mengapa di bulan Ramadhan, meski setan
telah dibelenggu, pintu neraka ditutup, masih terdapat sebagian orang yang
tetap berlaku maksiat. Boleh jadi dorongannya, berasal dari selain setan.
Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,
Mari kita persiapkan diri kita untuk
menyongsong Ramadhan yang akan datang. Mudah-mudahan Ramadhan yang akan datang
ini, menjadi Ramadhan yang terbaik diantara bulan Ramadhan yang pernah kita
lalui. Artinya ada peningkatan di tahun ini. Peningkatan ke arah yang lebih
positif lagi, bukan sebaliknya semakin merosot. Semoga Allah memberikan
kekuatan dhahir dan batin bagi kita untuk mengisi Ramadhan ini, dan mudah-mudah
kita semua bisa bertemu dengan Idul Fithri. Aamiin
أعوذ
بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ بارك
الله لي ولكم فى القرأن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم
وتقبل مني تلاوته إنه هو البر الرؤوف الرحيم
Komentar
Posting Komentar