Rasulullah saw diutus ke muka bumi adalah untuk menyeru umat manusia agar kembali mengabdikan diri kepada Allah SWT. Sebuah tugas suci yang diemban oleh Nabi akhir zaman yang telah diberitakan Allah melalui kitab suciNya Taurat, Zabur dan Injil. Meski kabar itu telah termaktub di dalam kitab – kitab tersebut bukan berarti umat – umat terdahulu yang menerima kitab – kitab tersebut langsung percaya bahkan pada kenyataannya banyak diantara mereka yang justru mendustakan dan memusuhi Nabi Muhammad saw.
Sebelum
diutusnya Nabi Muhammad saw masyarakat Arab jahiliyah hidup dalam kegelapan.
Kegelapan dalam kehidupan berketuhanan. Mereka menyembah berhala dan patung
yang merreka buat sendiri. Menggantungkan nasib mereka pada azlam (undian dengan
anak panah), membunuh bayi perempuan yang baru lahir karena dianggap menjadi
aib, berjudi, minum – minuman keras, berperang dengan suku lain dan seabrek
perilaku beringas yang tidak berperi ketuhanan dan berperi kemanusiaan. Hukum
rimba telah menjadi hukum alam yang seolah berubah menjadi hukum positif dan
resmi di tengah sosio culture masyarakat Arab jahiliyah.
Nabi
Muhammad saw merasa perihatin dengan kondisi masyarakat Arab kala itu. Beliau
yang telah masyhur di kalangan Arab sebagai Al Amin merasa memiliki tanggung
jawab untuk memperbaiki kehidupan masyarakat yang sudah bobrok. Beliau kemudian
bertahannus di gua hira’ untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta alam raya
(Allah SWT).
Setelah
beberapa lama beliau bertahannus di gua hira’, datanglah Malaikat Jibril.
Malaikat Jibril datang dengan membawa wahyu dari Allah SWT. Mula – mula Jibril
berkata kepada Nabi Muhammad saw: “Iqra’ yaa Muhammad!”. Rasulullah saw
yang buta huruf, tidak bisa membaca dan menulis dengan gemetar karena merasa
ketakutan dengan kedatangan Malaikat Jibril kemudian menjawab; “Maa Ana
Biqaariin” (Aku tidak bisa membaca). Mendengar jawaban tersebut Malaikat
Jibril berkata untuk yang kedua kalinya ; “Iqra’ yaa Muhammad!”. Tetapi
jawaban rasulullah saw tetap sama “Maa Ana Biqaariin” karena beliau
memang tidak bisa membaca dan menulis.
Karena
mendengar jawaban rasulullah saw yang tetap sama Malaikat Jibril kemudian
memeluk rasulullah saw dengan erat sampai – sampai rasulullah saw sulit
bernafas sambil membaca surat al ‘Alaq ayat 1 – 5 :
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَ (1)
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2)
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3)
اَلَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4)
عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ (5)
Dengan
turunnya ayat diatas resmilah Nabi Muhammad saw sebagai nabi utusan Allah.
Setelah
turunnya ayat ini rasulullah pulang dengan penuh ketakutan sampai – sampai
tubuh beliau menggigil kedinginan. Beliau meminta kepada istrinya Khadijah
untuk menyelimutinya. Beliau juga menceritakan apa yang beliau alami kepada
istrinya. Mendengar apa yang disampaikan suaminya Khadijah menenangkan dan
membesarkan hati beliau. Malaikat Jibril untuk kedua kalinya menemui beliau dan
menyampaikan wahyu kedua yaitu surat al muddatsir ayat 1 – 7.
Turunnya
surat al Muddatsir menjadi tanda resminya Nabi Muhammad saw menjadi seorang
rasul yang diutus Allah untuk umat manusia. Rasulullah segera melaksanakan misi
dakwah ini dengan segenap jiwa dan raganya.
Mula
– mula dakwah yang dilakukan nabi adalah secara bis sirri atau secara diam – diam/
sembunyi – sembunyi. Dakwah ini dilakukan rasulullah saw selama 3 tahun
lamanya. Dalam dakwah ini rasulullah saw mengajak kaum kerabat handai tolan dan
sahabat – sahabat terdekat beliau. Orang yang mula – mula menerima dakwah
beliau adalah istri beliau Siti Khadijah. Disusul kemudian oleh Abu Bakar As
Shidiq, Ali bin Abii Thalib dan Zaid bin Haritsah. Dakwah islam mendapat
sambutan dari masyarakat Arab terutama mereka yang berada dalam garis
kemiskinan dan termarginalkan.
Setelah
3 tahun berdakwah secara sembunyi – sembunyi turunlah wahyu Allah yaitu surat
al hijr ayat 94 yang memerintahkan rasulullah saw untuk berdakwah secara terang
– terangan. Pasca turunnya ayat ini rasulullah saw berdakwah secara terang –
terangan. Langkah yang pertama dilakukan rasulullah saw adalah mengumpulkan
masyarakat Arab di bukit shafa. Disinilah rasulullah saw untuk pertama kalinya
menyeru masyarakat Arab untuk menyembah kepada Allah SWT. Dalam dakwah ini
rasulullah mendapat penentangan yang keras dari masyarakat Arab. Bahkan paman
beliau yang bernama Abu Lahab dengan keras
menentang dakwah nabi ini. Kerasnya penentangan Abu Lahab dan
perlakuannya kepada nabi menyebabkan Allah menurunkan surat al lahab yang
berisi kecaman dan laknat terhadap Abu Lahab dan istrinya Ummu Jamil.
Meskipun
penentangan terhadap nabi begitu gencar, hati rasulullah saw tidak bergeming
untuk selalu mengajak umat dan masyarakat Arab untuk mengesakan Allah. Berbagai
kecaman dan ancaman baik secara fisik maupun psikis dihadapi beliau dengan
tabah dan sabar. Berulangkali beliau dan para pengikutnya mendapat ancaman dan
penyiksaan, akan tetapi beliau dan para pengikutnya semakin kuat dalam
keimanannya kepada Allah SWT. Semakin hari pengikutnya semakin bertambah
sehingga orang – orang kafir melakukan boikot kepada umat islam. Pemboikotan
ini di lakukan di sebuah lembah bernama syi’ib sampai akhirnya kertas yang
berisi pemboikotan itu di sobek oleh orang – orang yang simpatik terhadap nasib
umat islam.
Setelah
masa pemboikotan berlalu rasulullah saw menghadapi masa – masa yang sulit
karena ditinggal oleh dua pilar yang selalu menopang dakwah beliau yaitu Abu
Thalib dan Siti Khadijah. Keduanya berpulang kehadirat Allah di tahun yang sama
hanya berselang tiga hari. Kondisi ini menyebabkan rasulullah saw merasakan
kesedihan yang luar biasa sehingga tahu ini dikenal dengan nama ‘amul huzni
yang artinya tahun duka cita.
Menjelang
tahun ke 13 kenabian Allah memerintahkan rasulullah saw untuk hijrah ke
Madinah. Rasulullah bersama pengikut setianya hijrah ke Madinah. Di Madinah
inilah dakwah rasulullah mendapat sambutan yang hangat sampai akhirnya islam
berkembang dengan sangat cepat. Puncak kemenangan islam terjadi pada tahun ke 8
H ketika rasulullah saw bersama 10.000 umat islam bergerak ke Makkah untuk
menundukkan kota Makkah. Penundukan kota Makkah ini dikenal dengan nama Fathu
Makkah. Setelah peristiwa ini masyarakat Arab berbondong – bondong memeluk
islam. Sempurnalah risalah rasulullah saw dalam menyampaikan dakwahnya hingga
rasulullah saw akhirnya dipanggil menghadap Allah SWT. Allahu A’lam
Komentar
Posting Komentar