Dasar
atau asas pendidikan merupakan landasan berpijak dalam menyusun strategi
pendidikan. Asas inilah yang nantinya akan menjadi dasar pijakan pengambilan
setiap kebijakan yang ditetapkan untuk meraih tujuan yang diharapkan.
Dalam
al-Qur’an Surat Ibrahim (14); 24-25 disebutkan:
أَلَمْ
تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ
أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (24) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ
بِإِذْنِ رَبِّهَا … (25)
Artinya:
“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah memberikan perumpamaan akan
kalimat yang baik, bak pohon yang baik. Akarnya jauh menghunjam kuat, dan
cabangnya jauh menjulang angkasa tinggi, pohon itu berbuah tiap tahun dengan
izin Tuhannya…” (Q.S. Ibrahim (14); 24-25)
Kalimatan
thayyibah, yang diterjemahkan sebagai kata –
kata yang baik, diumpamakan seperti pohon yang baik, akarnya kuat menghunjam ke
tanah, cabangnya menjulang tinggi ke angkasa
dan berbuah setiap tahunnya. Kata – kata yang baik dalam bahasa Arab
seringkali diistilahkan dengan al-hikmah. Kata al-hikmah sendiri
seringkali disepadankan dengan kata filsafat yang berasal dari kata philos dan
shopia.
Kata
philos memiliki arti cinta, sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan. Kalimat
yang baik, hikmah selalu keluar dari lisan yang terjaga dan hati yang bersih.
Tidak sembarangan dalam perkataan. Selalu memikirkan sebab dan akibat dari apa
yang dilakukan. Buahnya adalah kedamaian yang selalu dirasakan oleh setiap
orang yang mendengar. Seorang yang berfikir secara filosofis tidak akan
memutuskan sesuatu secara serampangan dan asal – asalan. Mereka akan melakukan
perenungan secara mendalam atas apa yang dihadapinya, mencoba mencari motif
yang melatar belakanginya, faktor – faktor yang turut serta melingkupinya serta
berusaha menemukan solusi terbaik dari apa yang terjadi sehingga keputusan yang
diambil bisa bermanfaat bagi semua orang dan lingkungan disekitarnya. Ibarat pohon
yang baik, akarnya kuat menghunjam ke tanah, cabangnya menjulang tinggi ke
angkasa dan buahnya lebat. Mampu memberikan manfaat kepada mereka yang
membutuhkan. Begitulah kiranya seorang filosof. Berusaha menemukan hikmah,
berlaku bijak dalam semua aspek kehidupannya.
Para
ilmuan mengatakan bahwa setidaknya ada beberapa syarat dasar filsafat
pendidikan Islam, yaitu:
•
Tidak
mengandung pertentangan dengan akidah Islam
•
Dapat
diterima oleh akal sehat yang selaras dengan fitrah
•
Mengandung
berbagai prinsip dan undang – undang yang mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhan, dan dengan segala yang ada dalam jagat ini
•
Mempersiapkan
manusia untuk kehidupan dunia dan sekaligus kehidupan akhirat
Syarat
– syarat tersebut harus dipenuhi agar keputusan dan kebijaksanaan yang
ditetapkan selaras dengan nilai – nilai luhur yang telah ditetapkan oleh Islam.
Segala hal yang bertentangan dengan akidah Islam sudah barang tentu tidak bisa
diterima dan disebut sebagai hasil pemikiran filsafat yang Islami. Kebijakan yang
diambil sesuatu dengan cara berpikir akal yang sehat dan bukan pemikiran yang
didominasi oleh berbagai kepentingan yang boleh jadi justru merugikan orang
lain dan Islam tentunya. Orientasi pemikirannya juga tidak hanya sebatas pada
kepentingan dunia semata, lebih dari itu juga mempersiapkan diri dalam
menghadapi kehidupan yang kekal di akhirat.
Perlu
diketahui bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan Islami, pendidikan yang
punya karakteristik dan sifat keislaman, yakni pendidikan yang didirikan dan
dikembangkan di atas dasar ajaran Islam. Karena itu karakteristik yang
ditampilkan dalam pendidikan Islam adalah karakter Islami, bukan karakter yang
bertentangan dengan nilai dasar dari Islam itu sendiri.
Di dalam
agama Islam pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia yang telah
dijadikan Allah sebagai ‘khalifah’ atau wakil Allah di bumi. Penciptaan manusia
sebagai khalifah di bumi secara tegas telah disebutkan dalam al-Qur’an Surat
al-Baqarah (2); 30:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ
لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ
فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ
وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (30)
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan
orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih
memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?”. Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah (2); 30)
Pendidikan
Islam harus diarahkan dalam upaya menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Seorang
yang mampu menjaga, melertarikan dan memanfaatkan segala potensi yang ada di
bumi agar menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan makhluk secara
keseluruhan. Mampu menjaga keseimbangan alam sehingga sesuai dengan tatanan
yang diharapkan-Nya. Bukan sebaliknya membuat berbagai bentuk penyimpangan yang
berpotensi pada kehancuran dunia beserta isinya. Khalifah di bumi mampu
menjadikan semua potensi dan sumber daya alam yang ada menjadi barakah dan
manfaat dalam kerangka untuk mengabdi kepada-Nya.
Pendidikan
dalam pengertian Islam tidak mungkin dipahami secara sempit, yang hanya
diartikan pemindahan pengetahuan dari satu generasi kepada generasi berikutnya
(transformation the knowledge from one generation to the next), atau
bimbingan oleh orang dewasa kepada anak, atau dari dosen atau guru kepada
mahasiswa atau siswa. Karena pendidikan pada dasrnya lebih signifikan bila
dimulai dan dibangun oleh diri sendiri. Pendidikan mampu mengantarkan seseorang
menjadi pemenang dalam kehidupan ini dan kehidupan di masa yang akan
datang/akhirat.
Filsafat
pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pemikiran – pemikiran yang dijadikan
landasan atau asas pendidikan, berdasarkan norma – norma Islam menuju
terbentuknya kepribadian Islami. Filsafat pendidikan Islam juga bisa diartikan
sebagai pemikiran – pemikiran yang diperlukan guna memberikan penjelasan –
penjelasan untuk membantu merampungkan/ memecahkan berbagai masalah dalam
pendidikan Islam. Selain itu juga bisa diartikan dengan perenungan – perenungan
mengenai apa sesungguhnya pendidikan Islam itu, bagaimana usaha – usaha
pendidikan itu dilaksanakan agar berhasil sesuai dengan norma – norma Islam.
Filsafat
pendidikan Islam berupaya untuk menemukan berbagai solusi atas problematika
yang ada dalam pendidikan Islam, mencari solusinya serta mengembangkannya,
sehingga mampu menjadi pendidikan yang selaras dengan tuntutan zaman, sesuai
dengan kebutuhan, mampu mengatasi persoalan, dan sesuai dengan kehendak Allah,
Tuhan semesta alam.
Filsafat
pendidikan Islam merupakan landasan atau dasar bagi pendidikan Islam, di samping
membantu atau menunjang terhadap berbagai tujuan bermacam – macam fungsi
pendidikan Islam serta meningkatkan mutu dalam pemecahan problematika
pendidikan. Ia berusaha membentuk sistem pendidikan yang khas, yang sesuai
dengan prinsip – prinsip dan nilai – nilai yang Islami.
Semoga bermanfaat...
Allahu A'lam....
Komentar
Posting Komentar