Dasar dan Tujuan Filsafat Pendidikan Islam


Setiap bangunan kuat memiliki dasar dan pondasi yang kuat. Kualitas pondasi menentukan kokoh dan tidaknya bangunan yang dibangun. Bangunan tidak hanya berbentuk bangunan fisik belaka. Tetapi pengetahuan sesungguhnya juga merupakan bangunan. Kuatnya bangunan ilmu dan pengetahuan yang terejawantahkan dalam bentuk pendidikan sangat bergantung pada dasar dan asas yang menopangnya.

Dasar atau asas pendidikan merupakan landasan berpijak dalam menyusun strategi pendidikan. Asas inilah yang nantinya akan menjadi dasar pijakan pengambilan setiap kebijakan yang ditetapkan untuk meraih tujuan yang diharapkan. 

Dalam al-Qur’an Surat Ibrahim (14); 24-25 disebutkan:


أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (24) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا  (25)

Artinya: “Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah memberikan perumpamaan akan kalimat yang baik, bak pohon yang baik. Akarnya jauh menghunjam kuat, dan cabangnya jauh menjulang angkasa tinggi, pohon itu berbuah tiap tahun dengan izin Tuhannya…” (Q.S. Ibrahim (14); 24-25)

Kalimatan thayyibah, yang diterjemahkan sebagai kata – kata yang baik, diumpamakan seperti pohon yang baik, akarnya kuat menghunjam ke tanah, cabangnya menjulang tinggi ke angkasa  dan berbuah setiap tahunnya. Kata – kata yang baik dalam bahasa Arab seringkali diistilahkan dengan al-hikmah. Kata al-hikmah sendiri seringkali disepadankan dengan kata filsafat yang berasal dari kata philos dan shopia.

Kata philos memiliki arti cinta, sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan. Kalimat yang baik, hikmah selalu keluar dari lisan yang terjaga dan hati yang bersih. Tidak sembarangan dalam perkataan. Selalu memikirkan sebab dan akibat dari apa yang dilakukan. Buahnya adalah kedamaian yang selalu dirasakan oleh setiap orang yang mendengar. Seorang yang berfikir secara filosofis tidak akan memutuskan sesuatu secara serampangan dan asal – asalan. Mereka akan melakukan perenungan secara mendalam atas apa yang dihadapinya, mencoba mencari motif yang melatar belakanginya, faktor – faktor yang turut serta melingkupinya serta berusaha menemukan solusi terbaik dari apa yang terjadi sehingga keputusan yang diambil bisa bermanfaat bagi semua orang dan lingkungan disekitarnya. Ibarat pohon yang baik, akarnya kuat menghunjam ke tanah, cabangnya menjulang tinggi ke angkasa dan buahnya lebat. Mampu memberikan manfaat kepada mereka yang membutuhkan. Begitulah kiranya seorang filosof. Berusaha menemukan hikmah, berlaku bijak dalam semua aspek kehidupannya.

Para ilmuan mengatakan bahwa setidaknya ada beberapa syarat dasar filsafat pendidikan Islam, yaitu:
      Tidak mengandung pertentangan dengan akidah Islam
      Dapat diterima oleh akal sehat yang selaras dengan fitrah
      Mengandung berbagai prinsip dan undang – undang yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan dengan segala yang ada dalam jagat ini
      Mempersiapkan manusia untuk kehidupan dunia dan sekaligus kehidupan akhirat 

Syarat – syarat tersebut harus dipenuhi agar keputusan dan kebijaksanaan yang ditetapkan selaras dengan nilai – nilai luhur yang telah ditetapkan oleh Islam. Segala hal yang bertentangan dengan akidah Islam sudah barang tentu tidak bisa diterima dan disebut sebagai hasil pemikiran filsafat yang Islami. Kebijakan yang diambil sesuatu dengan cara berpikir akal yang sehat dan bukan pemikiran yang didominasi oleh berbagai kepentingan yang boleh jadi justru merugikan orang lain dan Islam tentunya. Orientasi pemikirannya juga tidak hanya sebatas pada kepentingan dunia semata, lebih dari itu juga mempersiapkan diri dalam menghadapi kehidupan yang kekal di akhirat.

Perlu diketahui bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan Islami, pendidikan yang punya karakteristik dan sifat keislaman, yakni pendidikan yang didirikan dan dikembangkan di atas dasar ajaran Islam. Karena itu karakteristik yang ditampilkan dalam pendidikan Islam adalah karakter Islami, bukan karakter yang bertentangan dengan nilai dasar dari Islam itu sendiri.

Di dalam agama Islam pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia yang telah dijadikan Allah sebagai ‘khalifah’ atau wakil Allah di bumi. Penciptaan manusia sebagai khalifah di bumi secara tegas telah disebutkan dalam al-Qur’an Surat al-Baqarah (2); 30:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (30)

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?”. Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. al-Baqarah (2); 30)

Pendidikan Islam harus diarahkan dalam upaya menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Seorang yang mampu menjaga, melertarikan dan memanfaatkan segala potensi yang ada di bumi agar menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan makhluk secara keseluruhan. Mampu menjaga keseimbangan alam sehingga sesuai dengan tatanan yang diharapkan-Nya. Bukan sebaliknya membuat berbagai bentuk penyimpangan yang berpotensi pada kehancuran dunia beserta isinya. Khalifah di bumi mampu menjadikan semua potensi dan sumber daya alam yang ada menjadi barakah dan manfaat dalam kerangka untuk mengabdi kepada-Nya.

Pendidikan dalam pengertian Islam tidak mungkin dipahami secara sempit, yang hanya diartikan pemindahan pengetahuan dari satu generasi kepada generasi berikutnya (transformation the knowledge from one generation to the next), atau bimbingan oleh orang dewasa kepada anak, atau dari dosen atau guru kepada mahasiswa atau siswa. Karena pendidikan pada dasrnya lebih signifikan bila dimulai dan dibangun oleh diri sendiri. Pendidikan mampu mengantarkan seseorang menjadi pemenang dalam kehidupan ini dan kehidupan di masa yang akan datang/akhirat.

Filsafat pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pemikiran – pemikiran yang dijadikan landasan atau asas pendidikan, berdasarkan norma – norma Islam menuju terbentuknya kepribadian Islami. Filsafat pendidikan Islam juga bisa diartikan sebagai pemikiran – pemikiran yang diperlukan guna memberikan penjelasan – penjelasan untuk membantu merampungkan/ memecahkan berbagai masalah dalam pendidikan Islam. Selain itu juga bisa diartikan dengan perenungan – perenungan mengenai apa sesungguhnya pendidikan Islam itu, bagaimana usaha – usaha pendidikan itu dilaksanakan agar berhasil sesuai dengan norma – norma Islam. 

Filsafat pendidikan Islam berupaya untuk menemukan berbagai solusi atas problematika yang ada dalam pendidikan Islam, mencari solusinya serta mengembangkannya, sehingga mampu menjadi pendidikan yang selaras dengan tuntutan zaman, sesuai dengan kebutuhan, mampu mengatasi persoalan, dan sesuai dengan kehendak Allah, Tuhan semesta alam. 

Filsafat pendidikan Islam merupakan landasan atau dasar bagi pendidikan Islam, di samping membantu atau menunjang terhadap berbagai tujuan bermacam – macam fungsi pendidikan Islam serta meningkatkan mutu dalam pemecahan problematika pendidikan. Ia berusaha membentuk sistem pendidikan yang khas, yang sesuai dengan prinsip – prinsip dan nilai – nilai yang Islami. 

Semoga bermanfaat...
Allahu A'lam....


Komentar