Usaha



Usaha

Menyimak tausiyah putra da’i sejuta umat, Ustadz Fikri Haikal, seolah menyimak tausiyah abahnya, K.H. Zainudin MZ. Gaya bahasanya dalam bertausiyah, gerak tubuh dan intonasi bicaranya mirip sekali dengan abahnya. Tidak salah bila ada pepatah yang mengatakan, ‘buah jatuh tidak jauh dari pohonnya’. Seorang anak biasanya tidak beda jauh dengan orang tuanya.

Saat ini nama beliau sudah masyhur sebagaimana abahnya. Beliau seringkali tampil di acara – acara televisi seperti di program TV One, Damai Indonesiaku. Beliau kerap tampil di acara ini. Mungkin sudah menjadi pentausiyah tetap di acara ini. Tidak salah stasiun ini memilih beliau, karena tausiyahnya yang mantap dan mudah dicerna, disukai oleh banyak kalangan.

Menyambut tahun baru hijriyah, beliau menyampaikan akan pentingnya umat Islam untuk senantiasa berhijrah. Hijrah dalam arti berpindah dari hal yang buruk menuju hal yang baik, bukan sebaliknya. Bila dahulu kala para sahabat berhijrah dari Makkah ke Madinah untuk mempertahankan keimanan dan keislamannya, maka saat ini hijrah yang mesti dilakukan oleh umat Islam adalah hijrah dari kemalasan menuju giat, buruk menuju baik dan seterusnya. Berhijrah dari hal negative kepada hal yang positif.

Untuk berhijrah tentu bukanlah hal mudah, tetapi mesti diperjuangkan. Banyak orang yang terjebak dalam keterpurukan, ingin bangkit dan menuju pada kebaikan, namun mereka seringkali gagal dalam usahanya. Berkali bangkit, berkali pula ia terjatuh. Memang hijrah memerlukan usaha dan perjuangan yang sungguh – sungguh. Tanpa itu semua, mustahil seseorang sampai pada apa yang dicita – citakan. Tanpa rintangan dan hambatan mustahil seseorang akan naik pada posisi yang luhur di hadapan Rabnya. Karena itu usaha dan perjuangan untuk berhijrah dari hal buruk menuju hal positif yang diridlai-Nya, adalah hal mutlak yang diperlukan.

Tidak mudah menjadi orang baik. Untuk menjadi orang baik, seseorang memerlukan usaha dan perjuangan. Usaha dan perjuangan yang berdarah – darah, hingga semua orang memberikan pengakuan kepadanya. Ya, usaha menjadi kunci utama perubahan pada diri setiap orang yang menginginkan kehidupan lebih baik dari sebelumnya. Tanpa usaha seseorang tidak akan mampu merubah apa yang ada dalam dirinya. Ia hanya akan berdiri pada tempatnya, berhenti dan statis. Akibatnya, kesuksesan jauh dari harapan yang diimpikan.

Berusaha meski salah tetap lebih baik daripada diam tanpa kesalahan. Orang yang berusaha setidaknya masih memiliki kemauan dan menaruh harapan. Kemauan untuk berubah dan harapan untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Meski pada akhirnya ia gagal, tetapi kegagalannya masih memiliki nilai lebih dibandingkan bila dia hanya diam saja. Berkaitan dengan pentingnya berusaha untuk merubah diri dari keterpurukan sebelumnya, al-Qur’an menyebutkan dalam Surat al-Ra’du (13); 11:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ (11)

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan kepada suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S. al-Ra’du (13); 11)

Usaha penting dilakukan bila seseorang ingin merubah nasibnya. Memang semua sudah ada yang mengatur, tetapi ingatlah bahwa semua ketentuan itu bisa dirubah oleh-Nya karena usaha yang kita lakukan. Sudahkah kita berusaha hari ini?

Semoga bermanfaat...
Allahu A'lam...

Komentar