Semua Akan Kita Tinggalkan
(Seri Khutbah
Jum’at)
Memulai khutbah
jum’at siang tadi khatib, Dr. K.H. Muhammad Teguh Ridlwan, M.Ag. mengajak
jama’ah shalat jum’at untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT. Berbekal iman dan taqwa seseorang akan diselamatkan dalam
kehidupannya baik di dunia lebih-lebih di akhirat kelak.
Mengawali
khutbahnya, beliau menyitir ayat al-Qur’an Surat al-Dzariyat (51); 1-23 yang artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat dan awan yang
mengandung hujan, dan (kapal-kapal) yang berlayar dengan
mudah, dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan, sungguh, apa yang
dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sungguh, (hari pembalasan) pasti terjadi. Demi
langit yang mempunyai jalan-jalan, sungguh, kamu benar-benar dalam keadaan
berbeda-beda pendapat, dipalingkan darinya (al-Qur’an dan Rasul) orang yang
dipalingkan. Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang
yang terbenam dalam kebodohan dan kelalaian, mereka bertanya, “Kapankah hari
pembalasan itu?” (Hari pembalasan) itu ialah pada hari (ketika) mereka diazab
di dalam api neraka. (Dikatakan kepada mereka), “Rasakanlah azabmu ini. Inilah azab
yang dahulu kamu minta disegerakan”. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada
di dalam taman-taman (surga) dan mata air, mereka mengambil apa yang diberikan
Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah
orang-orang yang berbuat baik, mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan
pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan pada harta benda
mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta, dan orang miskin yang tidak
meminta. Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang
yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan? Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang
dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sungguh, apa yang
dijanjikan itu pasti terjadi seperti apa yang kamu ucapkan.” (Q.S.
al-Dzariyat (51); 1-23)
Banyak manusia
yang melupakan akan peran hidupnya di dunia. Mereka lupa akan “Sangkan paraning
dumadi”. Dari mana mereka berasal, untuk apa mereka di dunia dan hendak kemana
mereka kembali. Pernahkah anda menanyakan pada diri anda?
Mayoritas manusia
menenggelamkan dirinya dalam “kubangan” lumpur dosa selama hidupnya. Mereka tidak
lagi ingat akan perintah Tuhannya untuk senantiasa mengabdikan diri kepada-Nya.
Dengan segenap totalitas pengabdian murni kepada-Nya, tanpa “embel-embel”
pamrih di dalamnya.
Manusia seperti
ini kelak akan merasakan penyesalan mendalam. Menyesal akan keteledorannya
dalam menjalankan amanah Tuhan-nya untuk senantiasa taat, berbakti dan mengabdi
kepada-Nya. Saat nyawa sudah sampai di tenggorokan, Izrail datang menyapa,
barulah mereka tersadar akan tugasnya yang telah terabaikan. Namun, apa daya,
sesal kemudian tiada arti.
Silahkan saja
anda mencari kehidupan dunia, karena tanpanya, kehidupan tidak akan berjalan. Boleh
saja kita bekerja siang dan malam, demi untuk memenuhi hajat hidup, tetapi
jangan melupakan tugas esensi yang diberikan Tuhan pada diri kita. ingat,
seberapa banyak harta yang kita kumpulkan, toh semua akan ditinggalkan saat
panggilan-Nya datang. Hanya harta yang ditasharufkan di jalan-Nya lah yang
kelak akan menjadi bekal bagi setiap orang yang menghadap kepada-Nya.
Benar, selama
di dunia, orang tua, anak, saudara, sahabat dan harta benda bisa menjadi
pembela yang diandalkan. Seberapa besar kesalahan, bisa ditebus dengan uang. Tetapi
ingat, saat pengadilan Tuhan di gelar, anak, orang tua, kerabat, handai tolan
dan harta yang selama di dunia diandalkan, tiada lagi mampu menjadi penolong. Silahkan
kumpulkan harta sebanyak-banyaknya, tetapi gunakan untuk hal-hal yang
bermanfaat dan diridlai-Nya. Gunakan di jalan perjuangan menegakkan
kalimat-Nya, infaq, shadaqah dan jariyah yang kelak bisa menjadi penolong bagi
pemiliknya.
Hakikat hartamu
adalah apa yang engkau tasharufkan di jalan Tuhanmu. Selebihnya hanya akan
menjadi milik ahli warismu. Jika mereka seorang shalih dan taat kepada Allah,
maka mereka akan memanjatkan do’a untukmu. Sebaliknya jika engkau salah
mendidiknya, boleh jadi harta itu akan diperebutkan, menjadi pendukung dosa dan
kemaksiatan yang mereka lakukan. Akibatnya, hanya rasa ngilu dan pilu yang
engkau saksikan dari alam lain di luar alam mereka.
Jama’ah Jum’ah
yang dimuliakan Allah, marilah senyampang kesempatan masih terbuka lebar di
depan mata. Manfaatkan setiap jengkal dari hidup kita untuk menjalankan tugas
kita di dunia. Tidak selayaknya kita berlaku sombong, takabbur dengan apa yang
Allah titipkan pada diri kita. Sewaktu-waktu kita di panggil-Nya, maka tidak
ada alasan untuk menolaknya. Tidak ada waktu sedetikpun untuk berkilah darinya.
Ingat, ada saatnya kita akan meninggalkan semua yang kita miliki dan cintai. Introspeksilah,
adakah saat perpisahan itu tiba, sudah ada bekal bagi kita untuk menghadap
kepada-Nya? Mempertanggung jawabkan semua yang pernah kita kerjakan selama di
dunia fana. Dunia yang penuh dengan kesemuan.
Seorang yang
berakal tentu tidak akan salah menentukan pilihan. Mereka tidak akan
mengorbankan kehidupan akhiratnya untuk memburu kesenangan dunia semata. Sebaliknya,
mereka akan berusaha sekuat tenaga dan dengan segenap kemampuan yang ada pada
dirinya untuk meraih kebahagiaan di akhirat, saat berjumpa dengan Rab-nya. Mereka yakin sepenuh jiwanya, bahwa janji
Allah tidak akan pernah diingkari. Surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya
bagi mereka yang beriman dan bertakwa kepada-Nya.
Berbeda dengan
orang bodoh yang hanya memburu kesenangan dunia yang serba semu. Mereka terpedaya
oleh gemerlapnya kehidupan dunia. Terlarut dalam berbagai bentuk kemaksiatan. Melupakan
kewajiban sebagai seorang hamba yang mesti mengabdikan diri pada Pencipta-nya.
Sungguh, mereka akan mengalami penyesalan tiada akhir, saat jasad mereka
disiksa dan dibakar dalam api neraka Jahannam.
Semoga Allah
menyelamatkan kita semua dari keterpedayaan selama di dunia. Menunjukkan kepada
kita, jalan lurus yang diridlai-Nya, hingga kita bisa kembali kepada-Nya dengan
husnul khatimah. Aamiin yaa Mujiibas Sailin…
Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…
Komentar
Posting Komentar