Menyiapkan Generasi
Tiada
yang abadi di dunia ini. Pada akhirnya setiap perjumpaan berakhir dengan
perpisahan. Kehidupan berganti dengan kematian dan seterusnya. Itulah sunnatullah
yang berlaku bagi makhluk. Keberadaan mereka sebab diadakan dan pada akhirnya
mereka kembali pada ketiadaan setelah ada.
Seorang
tua akan digantikan oleh generasi berikutnya. Boleh jadi hari ini kita duduk
sebagai pejabat, konglomerat, hartawan berpangkat, pejuang agama dan
seterusnya. Tetapi ingatlah, bahwa hidup kita tidak untuk selamanya. Ada saatnya
dimana kita berada di atas dan ada saatnya pula berada di bawah. Ada saatnya
kita bisa duduk berdampingan dengan seorang yang kita sayangi, pun pula
sebaliknya ada saatnya di mana kita akan meninggalkan mereka. Takdirlah yang
memaksa kita meninggalkan semua yang kita sayang dan cintai.
Mengingat
waktu senantiasa berubah dan kehidupan silih berganti, tepatlah kiranya, saat
kita mampu berbuat dan bertindak, kita berusaha untuk berbuat dan bertindak
yang terbaik. Tenaga yang kita keluarkan sama, namun hasilnya tentu akan
berbeda saat kita ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam berusaha.
Berpikir Keras |
Menyiapkan
generasi adalah salah satu diantara cara kita menjaga dan merawat alam ciptaan
Tuhan dan nikmat karunia-Nya. Sejak awal, manusia diciptakan sebagai khalifah
fi al-ardli, pemimpin di bumi. Sebagai pemimpin, manusia bertugas untuk
tetap menjaga kelestarian alam, keseimbangannya sehingga tercipta tatanan
kehidupan harmonis sesuai dengan kehendak-Nya. Manusia yang mampu mengemban
amanah tersebut adalah manusia pilihan yang kelak akan dimasukkan surga sesuai
dengan janji-Nya.
Untuk
kepentingan tersebut, maka selayaknya manusia terus belajar dan berbenah diri. Berusaha
menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Seorang yang baik, bukanlah
orang yang tidak pernah melakukan kesalahan. Tetapi, mereka yang mau belajar
dari kesalahan, berbenah diri sehingga mampu menjadi pribadi yang lebih baik
dari sebelumnya.
Anugerah
akal tentu bukan hanya sekedar pelengkap organ manusia yang selesai begitu saja
saat diciptakan. Tetapi hendaknya seseorang terus mensukuri keberadaannya,
berusaha terus-menerus mengembangkan kemampuan daya fikirnya dan merealisasikan
ide dan gagasan abstraknya dalam wujud perilaku dan perbuatan nyata.
Dengan
memfaktualkan ide dan gagasan yang bersifat abstrak, manusia akan memetik
banyak hikmah dan keuntungan. Sebaliknya, bila mereka tidak mensukuri nikmat
dan anugerah pemberian-Nya, ia akan berubah menjadi malapetaka dan bencana yang
menimpa dunia.
Mengingat
setiap generasi memiliki tantangan dan problematika yang berbeda dari generasi
saat ini, perlu kiranya menyiapkan generasi ke depan agar lebih baik dari
sebelumnya. Umar ibnu al-Khaththab mengatakan, “Didiklah anak-anakmu karena
mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dari zamanmu”.
Pesan
tersebut kiranya perlu untuk segera ditindak lanjuti oleh para pemegang peran
saat ini. Sebagai orang tua, kiranya mereka mendidik anak-anaknya sebaik
mungkin, agar kelak mereka mampu bertahan dan berkompetisi dengan yang lain. Sebagai
pendidik dan pengajar, seharusnyalah untuk berusaha memberikan pendidikan dan
pengajaran maksimal sesuai dengan bidang kompetensi yang dimiliki. Begitu seterusnya.
Hal ini dimaksudkan untuk mencetak generasi yang tangguh di masa mendatang.
Selain
itu hal penting yang perlu diajarkan kepada generasi berikutnya adalah mengenai
nilai-nilai luhur akhlak dan kesopanan. Nilai ini penting dimiliki agar semaju
apapun zaman, mereka tetap memiliki
sikap tawadlu’ dan sopan kepada sesama. Rendah hati dan tidak menyombongkan
diri atas kemampuan yang dimiliki.
Semoga
bermanfaat…
Allahu
A’lam…
Komentar
Posting Komentar