Menyiapkan Generasi



Menyiapkan Generasi
 
Pemanasan Awal
Tiada yang abadi di dunia ini. Pada akhirnya setiap perjumpaan berakhir dengan perpisahan. Kehidupan berganti dengan kematian dan seterusnya. Itulah sunnatullah yang berlaku bagi makhluk. Keberadaan mereka sebab diadakan dan pada akhirnya mereka kembali pada ketiadaan setelah ada.

Seorang tua akan digantikan oleh generasi berikutnya. Boleh jadi hari ini kita duduk sebagai pejabat, konglomerat, hartawan berpangkat, pejuang agama dan seterusnya. Tetapi ingatlah, bahwa hidup kita tidak untuk selamanya. Ada saatnya dimana kita berada di atas dan ada saatnya pula berada di bawah. Ada saatnya kita bisa duduk berdampingan dengan seorang yang kita sayangi, pun pula sebaliknya ada saatnya di mana kita akan meninggalkan mereka. Takdirlah yang memaksa kita meninggalkan semua yang kita sayang dan cintai.

Mengingat waktu senantiasa berubah dan kehidupan silih berganti, tepatlah kiranya, saat kita mampu berbuat dan bertindak, kita berusaha untuk berbuat dan bertindak yang terbaik. Tenaga yang kita keluarkan sama, namun hasilnya tentu akan berbeda saat kita ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam berusaha.

Berpikir Keras


Menyiapkan generasi adalah salah satu diantara cara kita menjaga dan merawat alam ciptaan Tuhan dan nikmat karunia-Nya. Sejak awal, manusia diciptakan sebagai khalifah fi al-ardli, pemimpin di bumi. Sebagai pemimpin, manusia bertugas untuk tetap menjaga kelestarian alam, keseimbangannya sehingga tercipta tatanan kehidupan harmonis sesuai dengan kehendak-Nya. Manusia yang mampu mengemban amanah tersebut adalah manusia pilihan yang kelak akan dimasukkan surga sesuai dengan janji-Nya.

Untuk kepentingan tersebut, maka selayaknya manusia terus belajar dan berbenah diri. Berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Seorang yang baik, bukanlah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan. Tetapi, mereka yang mau belajar dari kesalahan, berbenah diri sehingga mampu menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
 
Mulai Nampak Hasilnya
Anugerah akal tentu bukan hanya sekedar pelengkap organ manusia yang selesai begitu saja saat diciptakan. Tetapi hendaknya seseorang terus mensukuri keberadaannya, berusaha terus-menerus mengembangkan kemampuan daya fikirnya dan merealisasikan ide dan gagasan abstraknya dalam wujud perilaku dan perbuatan nyata.

Dengan memfaktualkan ide dan gagasan yang bersifat abstrak, manusia akan memetik banyak hikmah dan keuntungan. Sebaliknya, bila mereka tidak mensukuri nikmat dan anugerah pemberian-Nya, ia akan berubah menjadi malapetaka dan bencana yang menimpa dunia.

Mengingat setiap generasi memiliki tantangan dan problematika yang berbeda dari generasi saat ini, perlu kiranya menyiapkan generasi ke depan agar lebih baik dari sebelumnya. Umar ibnu al-Khaththab mengatakan, “Didiklah anak-anakmu karena mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dari zamanmu”.

Pesan tersebut kiranya perlu untuk segera ditindak lanjuti oleh para pemegang peran saat ini. Sebagai orang tua, kiranya mereka mendidik anak-anaknya sebaik mungkin, agar kelak mereka mampu bertahan dan berkompetisi dengan yang lain. Sebagai pendidik dan pengajar, seharusnyalah untuk berusaha memberikan pendidikan dan pengajaran maksimal sesuai dengan bidang kompetensi yang dimiliki. Begitu seterusnya. Hal ini dimaksudkan untuk mencetak generasi yang tangguh di masa mendatang.

Selain itu hal penting yang perlu diajarkan kepada generasi berikutnya adalah mengenai nilai-nilai luhur akhlak dan kesopanan. Nilai ini penting dimiliki agar semaju apapun zaman,  mereka tetap memiliki sikap tawadlu’ dan sopan kepada sesama. Rendah hati dan tidak menyombongkan diri atas kemampuan yang dimiliki.

Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…

Komentar