Catatan Perjalanan ke UIN SAIZU Purwokerto

 

Catatan Perjalanan ke UIN SAIZU Purwokerto

Bersama Rektor UIN SAIZU, Prof. Dr. Ridwan, M.Ag. 


Prolog

Selasa, 21 November 2023 saya berkesempatan untuk berkunjung ke UIN Prof. Saifudin Zuhri Purwokerto yang lebih populer dengan sebutan UIN Purwokerto. Kesempatan ini saya peroleh setelah Pak Mudir, Dr. Drs. Imam Sairozi, M.HI. menghubungi melalui watsap pribadi atas permintaan Mudir Ma’had Al-Jami’ah UIN Purwokerto untuk mengirimkan narasumber pada Workshop Peningkatan Mutu Pendidikan Pondok Pesantren Mitra Tahun 2023 di Auditorium Utama UIN SAIZU Purwokerto. Tentu hal ini menjadi kesempatan sekaligus tantangan bagi saya untuk semakin mengasah dan memperbaiki kualitas diri.

Pengelolaan Ma’had Al-Jami’ah di UIN SAIZU Purwokerto menjadi salah satu diantara tiga prototype Ma’had Al-Jami’ah, yakni Ma’had UIN Maulana Malik Ibrahim, UIN SAIZU Purwokerto dan UIN Sayyi Ali Rahmatullah Tulungagung. Tiga model ma’had ini lah yang secara resmi dijadikan sebagai rujukan pengelolaan Ma’had Al-Jami’ah secara nasional.

Keinginan untuk mengunjungi Ma’had UIN SAIZU Purwokerto sebenarnya telah direncanakan lama sebelum berakhirnya masa khidmah Dr. KH. Teguh, M.Ag. Namun, karena sesuatu dan lain hal, niatan silaturahim ke sana bersama para pengelola belum bisa terealisasi hingga saat ini. Saya, menjadi murabbi pertama yang berkunjung ke sana untuk pertama kalinya pasca niatan tersebut.

Perjalanan Menuju ke SAIZU

Perjalanan ke SAIZU Purwokerto cukup memakan waktu lama. Kalkulasinya berkisar antara 10-11 jam perjalanan. Saya  berangkat dengan mengendarai mobil melalui jalur TOL sampai di Pekalongan. Ternyata jarak dari TOL sampai di lokasi masih cukup jauh. Jarak tempuhnya masih membutuhkan waktu sekitar 5 jam perjalanan. Tentu, perjalanannya tidak terlalu “ngebut”.

Kami berangkat kisaran pukul 20.30 WIB dan tiba di lokasi pada pukul 08.10 WIB. Kisaran 12 jam perjalanan tentu dengan istirahatnya. Memang sejak awal saya niatkan santai sembari refreshing.

Sebenarnya panitia sudah siap membelikan tiket kereta api dan juga penginapan hotel. Hanya saja karena pertimbangan lain, saya memutuskan untuk mengendarai mobil. Rencana berangkat pukul 19.00 WIB, lagi-lagi karena ada “sesuatu hal”, keberangkatan molor hingga hampir 2 jam.

Perjalanan lancar sampai tujuan. Keluar TOL, kami diarahkan pada jalur yang cukup ekstrem. Jalan berkelok di sepanjang pegunungan, tidak seberapa lebar, berkelok dan tertutup kabut. Pandangan kami terhalang kabut dan karenanya, laju kendaraan sangat pelan dan beberapa kali berhenti. Kami keluar TOL pada kisaran pukul 02.30 WIB. Alhamdulillah, dengan kesabaran driver, semua bisa dilewati dengan lancar sampai tiba di lokasi.

Pelaksanaan Workshop

Setelah melalaui perjalanan ekstrem akhirnya saya tiba di lokasi. Jarum jam menunjukkan pukul 08.10 WIB. Saya langsung menuju ke lokasi auditorium utama, tempat dimana workshop dilaksanakan.

Setelah persipan panitia selesai, kegiatan workshop segera dimulai dan secara langsung dibuka oleh Prof. Dr. Ridwan, M.Ag., selaku Rektor UIN Prof. Saifudin Zuhri. Dalam sambutannya beliau menyampaikan tentang pentingnya pengelola pondok pesantren untuk mempersiapkan diri dalam menyiapkan pendidikan yang komprehensif. Jika dulu masih banyak ditemukan para pengasuh pondok pesantren yang memisahkan antara ilmu umum dan agama, maka hari ini, semestinya sudah tidak ditemukan lagi. Lebih-lebih setelah munculnya perguruan tinggi seperti IAIN, UIN yang merupakan pendidikan islam modern yang mengintegrasikan pendidikan umum dan agama. Pesantren harus siap dan mampu memanej pengelolaan baik dalam pendidikan, keuangan maupun yang lain secara professional agar bisa berkembang.


Antusiasme Para Peserta Pada Sesi Pemaparan Materi


Pasca pembukaan workshop dilanjutkan dengan penyampaian materi dari narasumber. Ada dua narasumber dalam kegiatan ini. Penulis, dari Ma’had Al-Jami’ah UIN Sayid Ali Rahmatullah Tulungagung dan berikutnya dari BNI untuk memberikan wawasan terkait dengan pengelolaan keuangan.

Sebagaimana permintaan dari panitia penyelenggara, dalam hal ini Dr. KH. Nasrudin, M.Ag. selaku mudir Ma’had Al-Jami’ah UIN SAIZU, penulis diminta untuk menyampaikan terkait tata kelola Ma’had Al-Jami’ah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung serta strateginya dalam pembelajaran Madin. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan materi tersebut serta bagaimana strategi dalam pengelolaan madin.

Setelah sesi pemaparan materi, moderator membuka sesi tanya jawab. Dalam sesi ini terdapat dua penanya, namun muatan pertanyaannya cukup banyak. Perlu diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajarannya Ma’had Al-Jami’ah UIN SAIZU menjalin kerjasama dengan sekitar 43 Pondok Pesantren. Salah satu diantara penanya kurang sepakat jika ada penyeragaman metode mengajar ala “Al-Nahdhiyah” sebagaimana yang di Tulungagung, serta kerjasama dengan satu alumni pesantren sebagaimana yang ada di Tulungagung.


Semangat Salah Satu Pengelola Pesantren Saat Sesi Tanya Jawab


Dalam kesempatan ini, penulis kemudian menjelaskan bahwa penyeragaman metode itu menjadi “sangat penting” untuk merumuskan standar evaluasi yang jelas. Dengan adanya standar evaluasi yang jelas, maka bisa diketahui tingkat keefektifan sebuah metode, serta tingkat ketercapaian dari proses yang dilakukan. Tanpa ada standarisasi maka, proses evaluasi akan sulit dilakukan sehingga tingkat keefektifan kerjasama yang dijalin sulit dievaluasi apakah nantinya akan dilanjutkan ataukah diputus. Selain itu, dengan sistem kerjasama yang dilakukan seperti ini semakin jelas apa yang harus dilakukan oleh masing-masing pihak terkait dengan kerjasama yang telah disepakati.

Sehubungan dengan alumni salah satu pesantren, maka sebenarnya hal tersebut bukan untuk mengunggulkan salah satu pesantren dan menafikan pesantren yang lain. Hal tersebut, merupakan tuntutan administrasi formal yang harus ada ketika sebuah kesepakatan telah dilakukan. Nah, kebetulan di sekitaran Tulungagung, alumni pesantren yang telah terorganisir dengan baik adalah alumni Lirboyo dengan HIMASAL nya. Tetapi, tentunya ini tidak menutup kesempatan bagi alumni pesantren lain untuk bergabung. Hanya saja, pintu masuknya melalui satu pintu, yakni lembaga mitra yang telah menjalin MOU dengan Ma’had Al-Jami’ah UIN Sayid Ali Rahmatullah Tulungagung.

Perjalanan Pulang

Selesai acara penulis berpamitan untuk kembali ke Tulungagung. Namun, sebelum pulang panitia mengajak makan siang di sebuah rumah makan Joglo yang sayangnya penulis tidak sempat mendokumentasikannya. Sederhana saja alasannya bateri HP habis.

Banyak menu yang ditawarkan di rumah makan tersebut. Kami bisa memilih sesuai dengan selera. Seperti biasa, penulis memilih ikan laut dan sayuran saja. Sederhana saja, jelas “halale”. Hehehe…. Alasan klasik. Setelah selesai menyantap makanan, akhirnya kami berpamitan untuk kembali ke Jawa Timur. Tidak lupa berterima kasih dan mohon maaf jika ada salah serta khilaf, dan yang paling penting adalah mohon do’a supaya lancar di perjalanan dan selamat sampai di rumah.


Sejenak Istirahat di Masjid Gedhe Kauman


Dalam perjalanan pulang, kami menyempatkan singgah ke Yogyakarta. Untuk shalat di Masjid Gedhe Kauman, sambil istirahat dan mengisi amunisi. Setelah itu menyempatkan diri untuk menikmati suasana malam di Malioboro.

Puas beristirahat, kami langsung bergegas melanjutkan perjalanan. Kami tiba di rumah pada pukul 05.00 WIB. Selanjutnya, segera mempersiapkan diri untuk kembali ke kampus melaksanakan aktifitas sebagaimana biasa.

 

 

Komentar