Malam ini IAIN Tulungagung menggelar pembukaan workshop kurikulum. Workshop kurikulum ini diadakan oleh jurusan tarbiyah. Rencananya workshop ini akan dilaksanakan selama tiga hari, yaitu tanggal 23 - 25 Nopember 2013. Workshop kali ini bertempat di Grand Mention Hotel di jalan melati no 90 kota Blitar.
Pada sambutannya ketua jurusan tarbiyah Dr. Abdul Azis,M.Ag menyampaiakn bahwa tujuan utama diadakannya workshop ini adalah untuk mendudukkan para dosen pengampu mata kuliah pada tiap - tiap fakultas agar membentuk silabus bersama dan disepakati oleh semua dosen di masing - masing program studi ini. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi lagi tumpang tindih dalam masing - masing mata kuliah yang diajarkan.
Ketumpang tindihan ini masih sesekali ditemukan dalam proses pembelajaran. Kedepan diharapkan tidak akan ada lagi ketumpang tindihan materi mata kuliah yang diajarkan. Rencananya, silabus yang akan disepakati ini akan dibukukan sehingga dapat digunakan sebagai bahan rujukan dari seluruh dosen yang mengajar dalam setiap prodi yang ada dalam payung fakultas tarbiyah.
Langkah yang diambil oleh jurusan tarbiyah ini merupakan satu langkah yang ditempuh sebagai upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran di fakultas tarbiyah. Selain itu langkah ini juga dimaksudkan untuk lebih meningkatkan profesionalitas dosen dalam mendidik mahasiswa.
Dalam kesempatan ini, rektor IAIN Tulungagung, Dr. Maftukin,M.Ag. menghadiri acara pembukaan workshop ini. Dalam sambutannya beliau banyak memberikan pengarahan kepada para dosen yang ikut dalam acara workshop kali ini. Beliau memberikan gambaran IAIN Tulungagung kedepan. Kedepan harapan beliau IAIN mampu menjadi satu kampus berbasis ilmu pengetahuan yang dominan dalam lapangan pendidikan di Indonesia. Beliau juga menyampaikan bahwa telah ada kesepakatan MOU antara IAIN dan universitas - universitas islam di Pattani, Thailand. Rencananya mahasiswa IAIN akan diminta unutk PPL di Thailand. Jumlah mahasiswa yang diminta adalah sekitar 10 orang.
Kerjasama ini akan terus dikembangkan dalam rangka peningkatan kualitas dan jaringan IAIN Tulungagung. Mudah - mudahan IAIN Tulungagung akan berkembang menjadi kampus pioneer dalam kancah pendidikan Indonesia, dan mampu bersanding dengan universitas - universitas terkemuka didunia.
Selain itu beliau juga berharap adanya perampingan mata kuliah. Meskipun dalam perampingan ini pasti akan ada banyak protes yang dilakukan. Kurikulum yang ada selama ini terkesan terlalu banyak mengandung muatan mata kuliah yang terpecah - pecah menjadi kelompok kecil. Ini menyebabkan beban mahasiswa semakin banyak dalam menguasai disiplin ilmu yang tidak semestinya mereka kuasai. Ini menyebabkan kemampuan yang dimiliki mahasiswa cenderung tidak mendalam.
Pandangan ini memang sangat kentara dari out put para mahasiswa yang dalam praktek pengalaman lapangan (PPL) masih seringkali banyak yang kurang bisa memuaskan kepada pihak sekolah yang ditempati sebagai tempat PPL. Akan tetapi hal ini juga hal yang wajar mengingat mahasiswa masih dalam proses pembelajaran.
Mudah - mudahan harapan ini akan segera terwujud dan dengan demikian kampus IAIN Tulungagung akan menjadi kampus besar yang menjadi satu pioner baru dalam dunia ilmu pengetahuan.
Amin Ya Mujibas Sailin.....
Sabtu, 23 November 2013
Kamis, 21 November 2013
SELAMAT BERMUJAHADAH kUBRO
Selamat mengikuti mujahadah kubro dalam rangka ulang tahun shalawat wahidiyah di Bumi Suci tempat lahirnya Shalawat Wahidiyah "Ponpes Kedunglo Al Munadhdharah". Kamis - Senin, 21 - 25 November 2013.
Semoga Sukses!!!
Selamat bermujahadah dan berjuang Fafirru Ilallah wa Rasulihi SAW.
Semoga Sukses!!!
Selamat bermujahadah dan berjuang Fafirru Ilallah wa Rasulihi SAW.
Ketekunan Belajar
Faktor yang tidak bisa dilepaskan dari kesuksesan adalah ketekunan. Ketekunan seseorang sangat menentukan dalam menentukan kesuksesan seseorang disamping tentunya faktor takdir.
Ketekunan akan membawa seseorang pada kondisi yang tidak akan pernah menyerah ketika dia dihadapkan pada kegagalan. Kegagalan pada hakikatnya adalah kesuksesan yang tertunda.
Banyak orang sukses yang memulai karirnya dari keterpurukan. Mereka harus mencurahkan seluruh daya kemampuannya untuk melawan kondisi yang sama sekali tidak mereka harapkan. Jatuh bangun bagi mereka adalah hal biasa.
Keberanian bagi seseorang untuk mengambil sebuah resiko adalah satu langkah kongkrit yang ditempuh oleh seorang yang berpikiran maju. Orang yang berani mengambil sebuah keputusan berarti memiliki kesiapan dalam menatap masa depan, baik berupa hal yang baik ataupun yang buruk.
Sikap seperti ini sangat membantu untuk hidup sukses. Jadi janganlah anda merasa takut dalam mengambil setiap keputusan.
Arus Negatif Perkembangan IT
Pesatnya perkembangan arus teknologi
memberikan banyak pengaruh terhadap kehidupan manusia. Semakin cepatnya arus
informasi yang bisa diterima sesorang dengan cepat tanpa adanya filter
menyebabkan hal – hal yang kurang layak atau bahkan tidak layak bisa
didapatkan.
Bagi mereka yang siap dan dapat
memanfaatkan kemajuan ini akan banyak mendapatkan informasi yang membawanya
kepada kehidupan yang lebihh baik. Disisi lain mereka yang tidak mampu
memanfaatkan dengan baik akan menjadi korban dari perkembangan IT ini. Hal ini
akan sangat tampak dalam setiap sendi kehidupan.
Dalam kehidupan anak – anak semakin
maraknya anak – anak yang memegang HP menjadi salah satu bukti. Orang tua
sering menganggap hal ini adalah hal biasa. Padahal pengaruh HP bagi anak –
anak sangat besar. Semakin jarang kita melihat anak – anak yang bermain dengan
alat permainan tradisional. Alat permainan mereka cenderung bersifat modern
dengan peralatan yang serba canggih. Bahkan seringkali HP dan laptop yang mereka
miliki diisi dengan permainan – permainan / game. Hal ini menimbulkan anak –
anak lebih suka untuk berdiam diri didepan HP, laptop atau komputer mereka
tanpa ada kemauan mereka untuk belajar bersosialisi dengan lingkungan.
Pertemanan lebih intens dilakukan mereka melalui jejaring sosial semacam
faceebook, tweeter dsb. Hal inilah yang menjadikann individu – individu yang
egois dan tidak peduli pada yang lain.
Kondisi diatas diperparah lagi
dengan fakta dilapangan bahwa banyak sekali game dan permainan yang diisi
dengan adegan – adegan seronok yang tidak patut untuk dilihat. Orang tua tidak
pernah melakukan pendampingan dan pengarahan kepada anak – anaknya karena
kesibukan mereka dalam mencari ekonomi. Hal inilah yang menyebabkan banyak anak
yang cenderung lebih suka bermain game dari pada belajar.
Dalam kehidupan remaja, pelajar –
pelajar disekolah menengah dalam sidak yang dilakukan oleh pihak sekolah
terhadap anak – anak yang membawa HP kesekolah, banyak ditemukan dalam HP
mereka video – video seronok atau foto – foto seronok. Hal ini merupakan
penyakit yang menggejala dalam kehidupan pelajar. Maka tidak heran bila pelajar
sekarang banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas.
Jika kondisi ini dibiarkan, masa
depan bangsa ini bisa hancur. Pemerintah khususnya orang tua harus benar –
benar mewaspadai gejala ini. Anak – anak adalah masa depan bagi bangsa dan
negara ini. Agama juga membutuhkan mereka dalam meneruskan perjuangan, karena
perjuangan itu adalah mata rantai. Keterputusan generasi berarti membunuh bangsa
dan negara itu sendiri.
Rabu, 20 November 2013
Belajar Itu Harus Total
Belajar adalah satu wahana yang penting bagi setiap individu untuk mengembangkan diri. Manusia tidak akan bisa berkembang dengan baik tanpa proses belajar.
Belajar bagi seseorang tidak harus berada dalam bangku sekolah, atau kuliah. Belajar dapat dilakukan disemua tempat. Belajar yang paling awal dimulai dari lingkungan keluarga. Keluarga adalah lingkungan pertama bagi setiap individu untuk melakukan belajar.
Pada tahap awal seorang anak akan menangkap informasi yang ia terima tanpa adanya filter. Hal ini disebabkan karena seorang anak yang masih dalam usia dini belum memiliki kesiapan pikiran yang matang untuk melakukan hal ini. Ia akan menelan semua informasi sesuai dengan apa yang ia terima tanpa ada usaha untuk menolak.
Dalam tahapan berikutnya ketika seorang anak sudah memiliki kesiapan pemikiran, maka ia akan menerima informasi dan melakukan filter terhadap informasi yang ia terima. Mereka akan memilih mana yang cocok dengan pikiran dan jiwa mereka.
Hal penting yang harus diperhatikan bagi seorang yang belajar adalah belajar itu harus total. Dalam belajar seseorang harus benar - benar fokus dalam menekuni bidang yang digeluti. Hal ini untuk menghindari bercabangnya pemikiran yang hanya akan menyebabkan seseorang tidak bisa fokus dan maksimal dalam meraih informasi yang diterima.
Seorang yang sukses adalah yang mengetahui potensi yang ia miliki. Setelah ia mengetahui potensi yang ia miliki, ia akan berusaha untuk meraih apa yang ia inginkan dengan penuh totalitas. Kesungguhan itu akan ditunjukkannya dengan belajar keras dan pantang menyerah dalam setiap kegagalan. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
Belajar bagi seseorang tidak harus berada dalam bangku sekolah, atau kuliah. Belajar dapat dilakukan disemua tempat. Belajar yang paling awal dimulai dari lingkungan keluarga. Keluarga adalah lingkungan pertama bagi setiap individu untuk melakukan belajar.
Pada tahap awal seorang anak akan menangkap informasi yang ia terima tanpa adanya filter. Hal ini disebabkan karena seorang anak yang masih dalam usia dini belum memiliki kesiapan pikiran yang matang untuk melakukan hal ini. Ia akan menelan semua informasi sesuai dengan apa yang ia terima tanpa ada usaha untuk menolak.
Dalam tahapan berikutnya ketika seorang anak sudah memiliki kesiapan pemikiran, maka ia akan menerima informasi dan melakukan filter terhadap informasi yang ia terima. Mereka akan memilih mana yang cocok dengan pikiran dan jiwa mereka.
Hal penting yang harus diperhatikan bagi seorang yang belajar adalah belajar itu harus total. Dalam belajar seseorang harus benar - benar fokus dalam menekuni bidang yang digeluti. Hal ini untuk menghindari bercabangnya pemikiran yang hanya akan menyebabkan seseorang tidak bisa fokus dan maksimal dalam meraih informasi yang diterima.
Seorang yang sukses adalah yang mengetahui potensi yang ia miliki. Setelah ia mengetahui potensi yang ia miliki, ia akan berusaha untuk meraih apa yang ia inginkan dengan penuh totalitas. Kesungguhan itu akan ditunjukkannya dengan belajar keras dan pantang menyerah dalam setiap kegagalan. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
TANGGAPAN KH. DJAZULI YUSUF TERHADAP SURAT KH. MAHRUS ALI
Dengan hormat perkenankan dengan surat ini saya
sampaikan kehadapan Bapak, untuk maksud sebagai ganti shilatur rohmi pribadi
saya kepada Bapak. Sehubungan beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 21 April
1985 saya telah menerima kiriman selembar foto copy surat yang berkop “PENGASUH
PONDOK PESANTREN LIRBOYO KEDIRI JAWA TIMUR” yang di sudut bawahsebelah kanan
tertulis dengan huruf cetak “KH. Mahrus Ali” dan pada sudut kanan atas tertulis
“28 Desember 1984”, surat ini saya terima dari salah seorang teman warga NU di
Jawa Tengah yang ketepatan sebagai pengamal Sholawat Wahidiyah. Dan saudara
tersebut meminta kepada saya supaya mau menanggapi isi foto copy surat yang
dikirimkan itu dan selanjutnya supaya disampaikan kepada Bapak KH Mahrus Ali
sesuai dengan bunyi kop surat dan tulisan cetak seperti saya sebut di atas.
Setelah saya pelajari foto copy surat tersebut isinya
memang cukup mengejutkan saya yang ketepatan juga sebagai warga NU yang ikut
mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Bahkan kalau boleh saya katakan sangat
menyinggung perasaan saya.Dan isya Allah juga perasaan warga NU di manapun yang
ikut mengamalkan Sholawat Wahidiyah. Sebab di dalam foto copy surat itu pada
pokoknya menyalahkan kepada amalan Sholawat Wahidiyah bahkan dikatakan bahwa
bahwa ajarannya bertentangan dengan syari’at Islam dan lain
sebagainya.
Oleh karena itu saya merasa terpanggil untuk mengabulkan
permintaan saudara tersebut di atas untuk menanggapi surat yang dimaksud demi
menghindarkan keresahan umat Islam pada umumnya dan khususnya dikalangan warga
Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Mengingat warga NU yang ikut mengamalkan Sholawat
Wahidiyah tidak sedikit jumlahnya baik yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jawa Barat dan bahkan yang di luar Jawa sekalipun.
Sebagai kelanjutan surat saya ini perkenankan saya ingin
memetik (menukil) beberapa kalimat yang pada foto copy surat yang saya disebut
di atas dan langsung saya nukil dengan menggunkan bahasa Indonesia sekalipun
aslinya bahasa Jawa.
Di dalam foto copy surat itu disebut-sebut sebagai berikut
:
“Bahwa Sholawat Wahidiyah itu dibuat-buat oleh KH Abdoel Madjid
Ma’ruf sendiri dengan tidak ada isnad minal adillah dan Ulama-ulama Kediri
khususnya Ulama NU tidak ada yang mengamalkan”.
Sebagai tanggapan saya dalam masalah tersebut
:
<Sholawat Wahidiyah memang betul ta’lifan (disusun) oleh Beliau KH
Abdoel Madjid Ma’ruf. Dan apabila yang dikehendaki oleh Bapak dengan dibuat-buat
itu dengan maksud lain sebagai meremehkan hasil karya seseorang, itu adalah hal
yang tidak terpuji untuk dilakukan atau diucapkan oleh seorang Ulama besar
seperti Bapak. Hal itu sama sekali tidak mendidik, bahkan menunjukkan
berkecemuknya beberapa perasaan yang bertentangan dengan diri Bapak (hasud)
<Pada kalimat“tidak ada isnad minal adillah”…
Apabila yang Bapak Maksudkan dengan isnad minal adillah itu silsilah
yang muttashil kepada Rosulullah SAW, maka saya perlu memberikan penjelasan
kepada Bapak agar Bapak lebih memahami masalah tersebut; Bahwa Sholawat itu
tidak perlu dan tidak disyaratkan adanya isnad minal adillah. Karena sanadnya
langsung kepada Rosulullah Saw.hal itu sebagaimana tersebut di dalam Hasyiyah
Showi ‘alal Djalalaini juz III surat Al Ahzab sebagai berikut
:
وَبِالجُمْلَةِ فَالصَّلاَةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْىِ
وَسَلَّمَ تُوْصِلُ إِلَى اللهِ مِنْ غَيْرِ شَيْخٍ لِأَنَّ الشَّيْخَ والسَّنَدَ
فِيْها صَاحِبُهَا لِأَنَّهَا تُعْرَضُ عَلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَيُوْصِلُ عَلَى المُصَلِّى بِخِلاَفِ غَيْرهَا مِنَ الأذْكَارِ فَلاَبُدَّ
فَيْهَا مِنَ الشَّيْخِ العَارِفِ وَإِلاَّ دَخَلَهَا الشَّيْطَانُ فَلاَ
يَنْتَفِعُ صَاحِبُهَا بِهَا. وَصِيَغُ الصَّلاةِ كَثِيْرٌ لاَتُحْصَى
وَأَفْضَلُهَا مَا ذُكِرَ فَيْهَا لَفْظُ الآلِ وَالصَحْبِ فَمَنْ تَمَسَّكَ
بِأَيِّ صِيْغَةٍ مِنْهَا حَصَلَ لَهُ الخَيْرُ
العَظِيْمُ.
<Dan
apabila yang Bapak maksudkan isnad minal adillah itu dasar dan qo’idah
syar’iyah itu pun perlu saya berikan penjelasan; sebab semua Sholawat baik yang
ma’tsuroh (Sholawat yang langsung diajarkan oleh Rosulullah SAW) maupun yang
ghoiru ma’tsuroh (selain dari Rosulullah SAW) seperti yang disusun oleh para
ulama As Sholihin seperti Sholawat Nariyah, Sholawat Munjiyat, Sholawat Badr,
Sholawat Wahidiyah dan sebagainya. Isnad minal adillahnya langsung dari Al
Qur’an dan Al Hadits seperti Firman Allah SWT dan sabda Rosulullah SAW tersebut
dibawah ini :
قَالَ تَعَالَى : يَااَيُّهاالّّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلَّمُوْا تَسْلِيْمًا (الأحزاب)
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا (رواه مسلم)
Atas
dasar ayat Al Qur’an dan Al Hadits di atas, semua Sholawat dengan tidak
terkecuali mempunyai kedudukan yang sama, sekalipun maziyah dan kegunaannya
berlainan. Sebagaimana disebut dalam kitab Sa’datud Daroini halaman 373 sebagai
berikut :
لِاَنَّ النّبِيِّ صَلَّى أَخْبَرَنَا بِأَنَّهُ يَسْتَحِقُّ ذَالِكَ
فَاعِلُ مُطْلَقِ الصّلاَةِ وَلَمْ يُقَيِّدُ ذَالِكَ الإِسْتِحْقَاقِ بِكَوْنِ
الصَّلاَةِ المَفْعُوْلَةِ هِىَ الصَّلاَةُ الَّتِى عَلَّمْنَا وَلَيْسَ مَعْنَى
مُطْلَقِ الصَّلاَةِ المَذْكُوْرَةِ فِى الآيَةِ وَالأَحآدِيْثِ مُجْمَلاً حَتَّى
يَتَوَقَّفُ عَلَى البَيَانِ. وَقَالَ بَعْدَمَا ذكر دلّ مَا تَقَدَّمَ عَلَى أَنَّ
الصَّلاَةَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَيِّ صِيْغَةٍ
كَانَتْ مِنْ صيغ الصَّلاَةِ المَأْثُوْرَةِ أَوْ غَيْرهَا يَسْتَحَقُّ الأتى بِهَا
الأجر المَوْعُوْد الوارِد فِى الأَحآدِيْثِ الصَّحِيْحَةِ
<Pada
kalimat “Ulama-ulama Kediri khususnya Ulama NU tidak ada yang
mengamalkan”
Bapak hendaknya sadar, bahwa Kediri warga NU yang ikut mengamalkan
Sholawat Wahidiyah tidak sedikit jumlahnya bisa juga sampai ribuan bahkan
puluhan ribu. Apakah diantaranya sekian ribu itu tidak mungkin terdapat Ulamanya
?
Di samping itu Bapak perlu mengingat kembali tokoh dan Ulama besar
NU seperti beliau Al Mukarrom Bapak KH. Wahab Hasbullah dimana pada waktu
diadakan peringatan hari ulang tahun Sholawat Wahidiyah yang pertama di Pondok
Kedunglo Kodya Kediri, beliau dalam pidato sambutannya antara lain menyebutkan
:قَبِلْتُ إِجَازَتَكَ kepada
bapak Al Mukarrom KH. Abdoel Madjid Ma’ruf. Berarti Belaiu menerima ijazah
Sholawat Wahidiyah dari Al Mukarrom KH. Abdoel Madjid Ma’ruf dan beliau
menyetujui Sholawat Wahidiyah dijadikan amalan disamping amalan-amalan yang
lain. Perlu Bapak Ketahui juga bahwa Beliau Al Mukarrom Al Marhum KH.Jazuly
Pengasuh Pondok Pesantren Ploso Mojo Kediri Jatim.Beliau juga menerima Sholawat
Wahidiyah dan semasa hidupnya juga ikut mengamalkanSholawat Wahidiyah bahkan
beliau menganjurkan kepada para santrinya untuk ikut mengamalkan bukankah
beliau-beliau itu Ulama-Ulama NU.
Disebut juga dalam foto copy surat tersebut di atas “bahwa di
Pondok Pesantren Lirboyo para santri diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah
sebab ajarannya bertentangan dengan syari’at yaitu KH.Abdoel Madjid Ma’ruf telah
menanggung, barang siapa yang mengamalkan Sholawat Wahidiyah selama 41 hari
ditanggung besuk hari Qiyamat masuk surga sampai anak keturunannya. Ini namanya
ujub bil amal dan itu termasuk minal kabaair”.
Kalimat-kalimat di atas perlu saya berikan beberapa tanggapan
:
<Pada kalimat “Ajarannya bertentangan dengan syari’at, yaitu KH.
Abdoel Madjid Ma’ruf …… dst”.
Di sini Bapak menuduh seseorang dengan tanpa menunjukkan bukti. Dari
mana Bapak dapatkan, sehingga Bapak berani berfatwa seperti itu ? Tuduhan kepada
seseorang tanpa menunjukkan bukti adalah fitnah والفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ القَتْلِ . Hal yang
demikian mestinya tidak boleh terjadi pada seorang muslim, lebih-lebih
yang bertitel Ulama besar yang berpengaruh.
sSedang ajaran Wahidiyah pada intinya adalah LILLAH dan BILLAH yang
dimaksud adalah SYARI’AT dan HAKIKAT (periksa dalam lembaran Wahidiyah). Dan
masalah ini bukan masalah baru dalam Islam. Sebab dalam kitab Kifatul Atqiya’
halaman 9 sebagai berikut :
الشَّرِيْعَةُ وُجُوْدَ الأَفْعَالِ لِلَهِ وَالحَقِيْقَةُ شُهُوْدَ
الأَفْعَالِ بِاللهِ
Padahal orang yang beramal dengan tidak menerapkan LILLAH dan BILLAH
terkecam dan amalnya tidak diterima di sisi Allah SWT. Hal ini sesuai denga
keterangan dalam kitab Hikam Lil Ibni ‘Ibad Juz II sebagai berikut
:
كُلُّ عَمَلٍ لاَ إِخْلاَصَ فِيْهِ لَيْسَ بِاللهِ وَلاَ لِلّهِ
مَرْدُوْدٌ عَلَى صَاحِبِهِ وَمَضْرُوْبٌ بِهِ وجْهِهِ وَبِهذا يَتَبَيَّنَ لَكَ
غُرُوْر اكْثرِ الخَلْقِ فَى عُلُوْمِهِمْ وَاَعْمَالِهِمْ إِلاَّ مَنْ رَحِمَهُ
اللهُ
<Seterusnya Bapak menyebut-nyebut dengan kalimat “zaman 41 hari”
…….
Dari sini menunjukkan bahwa Bapak belum pernah tahu Sholawat
Wahidiyah. Sebab sepanjang yang saya ketahui selama + 21 tahun saya ikut
mengamalkan Sholawat Wahidiyah, belum pernah saya menenui bilangan hari
pengamalan 41 hari seperti yang Bapak sebut itu. Yang ada ialah 40 hari.Pada hal
di dalam lembaran-lembaran Sholawat Wahidiyah yang berear di masyarakat luas
bilangan itu tetap dicantumkan. Berarti Bapak hanya menerima berita kata orang
(قِيْلَ وَقَالَ) . Sabda Rosulullah SAW sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ... وكره قيل وقال (رواه
البخارى)
Tapi aneh sebelum Bapak mengetahui permasalahan secara detail, Bapak
telah berani menjatuhkan fonis hukumnya, yaitu dengan kalimat “malah santri
Lirboyo ……. Diharamkan mengamalkan Sholawat Wahidiyah.”.
Padahal menurut Kitab Sullam Taufiq mengharamkan sesuatu yang tidak haram menjadi
MURTAD. Bapak mengharamkan pengamalan Sholawat Wahidiyah seperti tersebut di
atas, jelas tidak berdasar kepada data yang konkrit, yang bisa dipertanggung
jawabkan dan dengan dasar dalil syar’I dan hujjah yang wadlihah. Semata-mata
hanya dengan khobar qila waqola (قيل وقال) dan ditunjang dengan rokyu Bapak. Alangkah bahayanya ?seperti disebut
dalam Hadits berikut ini :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ قَالَ فِى الدِّيْنِ
بالرأي فَقَدْ اتهمنى. (رواه أبو نعيم عن جابر بن عبد الله) .قَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَعْمَلُ هَذِهِ الأُمَّةَ بُرْهَنَةُ بِكِتَابِ اللهِ ثُمَّ
تَعْمَلُ بِسُنَّةِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ تَعْمَلُ
بِالرَّأْيِ فَإِذَا عَمِلُوْا بِالرَّأْيِ فَقَدْ ضَّلُوْا وَأَضَلُّوْا (رواه أبو
نعيم عن أبى هريرة)
Selanjutnya dalam surat tersebut Bapak menuliskan duabuah Hadits untuk dasar
bahwa Rosulullah SAW tidak bertanggung jawab kepada keluarganya, lebih-lebih
selain Rosulullah SAW. baiklah disini untuk lebih jelasnya hadits itu saya tulis
kembali :
وَفِى الحَدِيْثِ : لَنْ يجنى أحدكم عمله قَالُوْا وَلاَ أَنْتَ
يَارَسُوْلُ اللهِ قَالَ وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ تَغَمَّدَنَى اللهُ بِرَحْمَتِهِ
. وَفِى الصَحِيْحَيْنِ قَامَ رَسُوْلُ اللهِ حِيْنَ أَنْزَلَ عَلَيْهِ وَأَنْذِرْ
عَشِيْرَتَكَ الأَقْرَبِيْنَ. فَقَالَ يَامعشر قُرَيْشٍ اشْتَرَوْا أَنْفُسَكُمْ
مِنَ اللهِ لاَأَغْنَى عَنْكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَا بَنِى عَبْدِ مَنَاف
لاَأَغْنَى عَنْكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَاعَبَّاس عَمَّ رَسُوْلِ اللهِ
لاَأَغْنَى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَاصَفيَّة عَمَّة رَسُوْلِ اللهِ لاَأَغْنَى
عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا يَافَاطِمَة بِنْت رَسُوْلِ اللهِ سَلِيْنِى من مالى ما
شِئْتِ لاَأَغْنِى عَنْكِ مِنَ اللهِ شَيْئًا (إرشاد العباد :
116)
Pengertian Bapakseperti
tersebut diatas, perlu saya berikan tanggapan yaitu pada Hadits yang pertama dan kedua adalah
dasar untuk HAQIQOTUL AMRI, bukan seperti rokyu Bapak tersebut diatas. Adapun
masalah syari’at atau lahiriyah seseorang tetap akan menerima balasan amalnya.
Hal ini banyak disebutkan dalam Al Qur’an sebagai berikut
:
فَمْنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَاه وَمَنْ يَعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَراه (الزلزلة : 7-8)
إِنَّ الَّذِيْنَ أَمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ
النَّعِيْمِ (لقمان : 8)
Pada hadits kedua,
kalau hanya sekedar kita baca leterleknya (lafadz-maknanya) seperti
pemahaman Bapak itulah jadinya.Untuk itu marilah kita telaah kembali beberapa
kitab yang mengupas makna hadits tersebut. Seperti di dalam Kitab Syawahidul Haq
oleh Syaikh Yusuf Bin Ismail an Nabhani pada hal 496 beliau memberikan
penjelasan sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلّ نَسَبٍ وَسَبَبٍ
يَنْقَطِعُ يَوْمَ القِيَامَةِ إلاَّ نَسَبِى وَسَبَبِى (رواه بن عساكر عن ابن عمر
وَقَدْ قَالَ تَعالَى (وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى) ولايرضيه صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الا سعادة اقاربه الأَقْرب فالأقْرب وَإِنَّمَا قَالَ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَهُمْ "لاَأَغْنَى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا"
تَعْظِيْمًا لِجَانِبِ الحَقِّ تَعَالَى.
Dan di dalam Tafsir Syowi dijelaskan mengenai Hadits tersebut sebagai
berikut :
وَأَمَّا مَا مَرَّ مِنْ قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لِفَاطِمَةِ بِنْتِهِ أَنَا أَغْنِى عَنْكَ مِنَ اللهِ شَيْئًا فَهُوْ تَحْذِيْرٌ
لَهَا مِنَ الكُفْرِ الَّذِى بِهِ تَنْقَطِعُ الأَنْسَابُ (حاشية لصاوى على
الجلالين ثالث, لقمان)
Pada dasarnya Rosulullah SAW tetap bertanggung jawab dan mensyafa’ati
kepada umatnya, lebih-lebih kepada keluarganya sebagaimana disebutkan dalam
sebuah hadits sebagai berikut :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : شَفَاعَتِى لأَهْلِ الكَبائرِ
مِنْ أُمَّتِى (رواه احمد ونساء وابن حبان فى صحيحه والحاكم عن
جابر)
Pengarangan Kitab Syawahidul Haq memberikan penjelasan dalam masalah
tersebut sebagai berikut :
كَيْفَ وَهُوَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ أَعْطَى
الشَّفَاعَةَ فِى سَائِر النَّاسِ فَيَشْفَعُ فِى الأَبْعَدِيْنَ وَيَتْرُكُ قرباءه
المؤْمِنِيْنَ ؟ هَذا مِمَّا لاَيَكُوْنُ وَلاَيَتَصَوَّرُهُ عَاقِل (شواهد الحق ص
497)
Sedang selain Rosulullah SAW dapat mensyafa’ati kepada selainnya.
Seperti tersebut dalam hadits di bawah ini :
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَيَدْخُلُ الجَنَّةَ
بِشَفَاعَةِ رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِى أَكْثَرُ مِنْ بَنِى تَمِيْم (رواه احمد ونسائى
وابن حبان فى صحيحه والحاكم عن عبد الله )
Lebih-lebih Rosulullah SAW sebagai Sayyidul Anbiya’ wal mursalin wa
Sayyidul kholqi ajma’in, apakah masih perlu diragukan syafa’at beliau
?na’udzubillahi min dzalik.
Untuk kalimat selanjtnya dalam foto copy itu saya tidak akan
menanggapi, sebab pada dasarnya hanya merupakan kaitan dari kesimpulan yang
Bapak dari ambil dari beberapa keterangan di atas. Ketidak ketelitian Bapak
dalam menganalisa sesuatu permasalahan dan kurang cermatnya Bapak dalam
menerapkan dalil terjadilah kesimpulan yang tidaktepat
itu.
Meninjau Ulang Kebijakan SSI ( Sekolah Standart Internasional)
Beberapa tahun terakhir ini banyak
terdengar perbincangan mengenai pembubaran sekolah – sekolah yang menamakan
dirinya dengan nama Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah
Standar Internasional. Perbincanagn ini menjadi sangat santer dikalangan para
akademisi dan para peneliti mengingat begitu banyaknya sekolah – sekolah dan
madrasah – madrasah yang mengatasnamakan lembaga pendidikan yang mereka kelola
dengan nama RSBI maupun SSI.
Banyaknya sekolah – sekolah yang
membuka program ini memberikan dampak dan implikasi yang sangat luar biasa
dalam berbagai hal. Satu contoh kecil adalah dalam hal pembiayaan.
Sekolah – sekolah dan madrasah yang
mengatasnamakan dirinya sebagai sekolah yang bertaraf internasional ini menarik
biaya yang cukup lumayan fantastis ditingkatan jenjang pendidikan yang mereka
kelola. Tidak jarang pembiayaan yang dibutuhkan oleh sekolah – sekolah ini
melebihi biaya yang mesti dikeluarkan wali murid yang menyekolahkan anaknya
dijenjang yanglebih tinggi tanpa program ini bahkan pada mahasiswa yang
melanjutkan studinya dijenjang perguruan tinggi.
Fenomena tersebut menjadi salah satu
hal yang sangat memprihatinkan mengingat daya tawar yang diberikan sekolah
seringkali tidak sepadan dengan apa yang telah dikeluarkan wali murid. Tidak
hanya dalam segi fasilitas pendidikan semisal barang – barang dan perabot
belajar yang ada disekolah tersebut bahkan materi yang diajarkan masih sangat
kabur karena masih tetap mengakar pada kurikulum diknas dan depag yang
notabenenya adalah kurikulum nasional.
Kurikulum yang tidak jelas yang
dijadikan acuan dalam penyelenggaraan sekolah dengan standar internasional ini
kemudian memicu kritik dari berbagai kalangan akademisi di tanah air. Belum lagi
fakta dilapangan menunujukkan bahwa secara kualitas out put dari lembaga
pendidikan berstandar internasional ini tidak lebih baik/sama dengan siswa yang
bersekolah dilembaga lain yang tidak berstandar internasional.
Menurut hemat penulis kebijakan
beberapa lembaga yang menyebut dirinya sebagai sekolah berstandar
internasioanal adalah suatu hal yang sangat terkesan terburu – buru dan kurang
pertimbangan. Betapa tidak, sebelum melangkah dengan nama yang memiliki image
bergengsi semacam ini semestinya mereka melakukan persiapan yang matang dalam
menetapkan standar keinternasionalan. Apabila yang dijadikan dalih sebagai
lembaga yang berstandar internasional adalah degan diajarkannya bahasa inggris
dilembaga tersebut dimana sementara ini bahasa inggris dianggap sebagai bahasa
internasional, maka menurut hemat penulis adalah sangat tidak tepat.
Memang bahasa inggris diakui sebagai
salah satu bahasa internasioanal yang diakui oleh Perserikatan Bangsa – Bangsa
(PBB), namun harus dipahami bahwa disamping bahasa inggris masih ada bahasa
lain yang dianggap sebagai bahasa resmi PBB semisal bahasa arab dan cina. Demikian
halnya jika nama RSBI dan SSI telah dipilih sebagai nama sebuah lembaga, maka
semestinya ada kurikulum internasional yang secara otomatis kurikulum ini
mencakup kurikulum nasional mengingat nasional itu adalah bagian dari dunia
internasional. Apabila hal ini belum bisa dipenuhi maka nonsen sebuah lembaga
mampu menerapkan pendidikan yang berstandar internasional.
Selain persoalan kurikulum yang
belum jelas persoalan RSBI dan SSI ini juga menjadi ajang bisnis yang sangat
menggiurkan bagi makelar – makelar pendidikan. Bagaimana tidak bila tarif yang
diberlakukan cukup tinggi bila dibanding yang lain. Inilah yang kemudian
menimbulkan sebuah anggapan dimasyarakat yang tidak begitu percaya kepada guru
sebagai pelaksana pendidikan. Muncul image dalam masyarakat bahwa guru meraup
keuntungan yang besar dari profesi yang mereka geluti. Akibatnya lembaga
pendidikan menjadi sebuah lahan komersialisasi gaya baru yang trend dikalangan
masyarakat.
Persoalan – persoalan diatas
hanyalah sekelumit masalah yang muncul dari diberlakukannya sistem pendidikan
RSBI dan SBI. Masih banyak sekali persoalan yang muncul dilapangan yang masih
memerlukan solusi demi dan untuk perbaikan pendidikan indonesia kedepan.
Kebijakan pemerintah dalam
membubarka sistem pendidikan semacam itu sejauh ini cukup efektif walaupun
tidak menutup kemungkinan akan muncunya sistem pendidikan yang semacam itu
dimasa yang akan datang.
Semoga pendidikan dinegeri ini
semakin baik kedepannya. Mudah – mudahan sistem – sistem pendidikan yang tidak
sesuai dengan nilai – nilai kebangsaan dan ketimuran tidak lagi menjadi sebuah
penyakit yang menjangkiti sistem pendidikan nasional dari dalam. Amin. Wallahu
A’lam Bil Shawab....
Kamarku
09 – 05 -2013
Pukul
22 ; 36
Langganan:
Postingan (Atom)
Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam
Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله اَكبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ كُلَّمَا...

-
Keberadaan al-Qur’an sebagai kitab suci yang menjadi sumber hukum islam pertama merupakan kenyataan yang tak terbantahkan. Semenjak al...
-
Ketika periode klasik islam mengalami kemajuan yang luar biasa di segala bidang. Islam menjadi rujukan bagi setiap negara didunia. Di...
-
Secara harfiyah ghauts artinya penolong. Hadza Zaman artinya zaman ini. Dengan demikian ghautsu hadza zaman memiliki pengertian...