Wujud Pangeran



Selepas menyampaikan kuliah pagi ini seorang mahasiswa mengirimkan pesan singkat lewat sms. Mahasiswa ini adalah seorang yang sudah berulangkali mengikuti mata kuliah yang sama tetapi tak kunjung lulus. Saat saya Tanya dia mengaku sudah semester sepuluh tentunya dengan segudang pengalaman yang ia miliki selama menjadi mahasiswa di kampus itu.
Pesan singkat itu bertajuk pertanyaan yang isinya, “Pak bagaimana wujud pangeran?”. Saat pertama kali saya buka pesan itu saya tidak tahu kalau itu adalah nomer mahasiswa tersebut . oleh karenanya saya balik bertanya; “sinten?”. Setelah dia memberi tahu identitasnya maka saya bilang, “temui saya”.  Yang anehnya setelah jawaban saya berikan, eee… mahasiswa ini langsung menjawab, “maaf saya mau pulang pak, bapak tadi kan menjelaskan soal keTuhanan, maka saya Tanya tentang wujud pengeran, jawab saja lewat sms, kalau tidak bisa jawab saja minggu depan.” Saya jadi berpikir wah hebatnya mahasiswa ini. Perasaan dalam kelas saya tidak menyentuh penjelasan tentang keTuhanan tetapi tentang pemanfaatan waktu dalam kehidupan karena berkaitan tentang hadis memanfaatkan 5 perkara sebelum datangnya 5 yang lain. Apakah pemikiran mahasiswa ini sudah melampaui ruang dan waktu sehingga ia bertanya tentang hal yang semestinya tidak perlu dipertanyakan?
Terlepas dari semua itu, pertanyaan ini terlanjur sudah diucapkan dan menjadi sebuah hal yang berkeliaran dalam alam pikiran ini. Terkadang untuk meyakini tentang wujud sesuatu kita tidak perlu tahu bagaimana wujud dari sesuatu. Bahkan terkadang akal kita yang serba terbatas ini tidak mampu menjangkau sesuatu yang ada disekeliling kita apalagi untuk merambah ke wilayah  keTuhanan yang bersifat transenden. Mana mungkin akal yang terbatas dapat memahami Dzat Yang Tak Terbatas. Itulah sebabnya mengapa para ulama’ salafus shalih sering mengatakan: “Berpikirlah tentang makhluk (ciptaan) Allah dan janganlah berpikir tentang dzat Allah.” Seberapapun kecerdasan akal yang kita miliki maka kita tidak akan mampu untuk mengungkap dzat Allah.
Menggambarkan wujud pangeran bagi manusia adalah hal yang mustahil yang tak mungkin bisa dilakukan. Pangeran (Tuhan; Allah) tidak sama dengan yang lainnYa. Ia berbeda dengan makhluk, maka makhluk tidak akan sanggup untuk menggambarkan wujudnya. Allahu A’lam….

Komentar