Pembukaan KKN Banjar, Panggul Trenggalek
Kali ini adalah pengalaman ke-4 saya menjadi dosen pendamping
lapangan (DPL) bagi mahasiswa KKN. Tentu, hal ini menjadi moment berharga yang
harus saya syukuri dan jalani dengan sungguh-sungguh.
Ada banyak hal yang bisa saya petik dari proses pendampingan ini. Suka-duka,
sudah pasti menjadi hal yang tak terelakkan dalam menjalani setiap tahapan
hidup. Banyak cerita yang berkesan tentunya saat mendampingi mahasiswa, bertemu
dengan orang-orang hebat yang sebelumnya belum pernah ditemui apalagi
mengenalnya. Terkadang, perjalanan menuju lokasi tempat di mana mahasiswa
berproses cukup berat. Akibatnya, dengan terpaksa, saya meminta tolong kepada
salah satu di antara mereka, menjemput saya, di tempat yang saya tidak berani
berkendara sendiri di sana.
Tahun ini, 2019, saya mendapatkan amanat mendampingi teman-teman
mahasiswa di desa Banjar, Kecamatan Panggul, Trenggalek. Desa ini berada di
ujung barat selatan kota Trenggalek, di pesisir pantai selatan, arah pantai
konang ke Timur. Berada di area dekat pegunungan, alamnya masih asri,
pemandangannya indah dan mempesona bagi setiap mata yang memandang.
Di desa ini, ada dua kelompok mahasiswa KKN dari IAIN Tulungagung,
yakni Banjar 1 dan 2. Saya sebagai DPL di Banjar 1, sementara Ustadz
Sholahuddin Zuhdi, sebagai DPL di Banjar 2. Satu kelompok terdiri dari kurang
lebih lima belas mahasiswa putra dan putri.
Pelepasan KKN tahun 2019 ini, langsung dilaksanakan oleh Bapak
Menteri Agama, Dr. Lukman Hakim Saefuddin, yang kala itu juga mengukuhkan gelar
Guru Besar/Profesor bagi Rektor IAIN Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag.
tepatnya pada tanggal 17 Juli 2019. Adapun mahasiswa harus sudah berada di
lokasi KKN pada tanggal 19 Juli 2019.
Pembukaan KKN di Kecamatan Panggul dilaksanakan pada tanggal 22
Juli 2019. Karena sesuatu dan lain hal, saya dan pak Zuhdi tidak bisa turut
serta dalam acara tersebut. Adapun pembukaan desa kami, Banjar dilaksanakan
pada hari Kamis, tanggal 25 Juli 2019.
Saya berangkat dari rumah pada pukul 06.00 WIB dengan bersepeda
motor. Saya berangkat bersama pak Zuhdi yang saat itu menanti di perempatan
lampu merah Durenan Trenggalek. Perjalanan kami menuju ke Banjar memakan waktu
kurang lebih 3 jam.
Kami tiba di balai desa, pada sekitar pukul 10.00 WIB. Kedatangan
kami disambut dengan baik dan hangat oleh Kepala Desa Banjar, Bapak Budi
Riyanto beserta perangkat desa dan tokoh masyarakat lainnya. Sejenak, sebelum
proses pembukaan dilaksanakan, kami berbincang mengenai program teman-teman
mahasiswa. Selain itu juga kami mencari informasi terkait dengan desa Banjar
yang barangkali saja nanti bisa membantu kegiatan mahasiswa selama KKN.
Pembukaan dilkasanakan pada kira-kira pukul 10.30 WIB. Saya berkesempatan
menyampaikan sambutan atas nama perwakilan DPL sekaligus menyerahkan mahasiswa
KKN. Dalam kesempatan tersebut saya menyampaikan salam dari pimpinan IAIN
Tulungagung, meminta maaf kepada seluruh warga karena dalam beberapa hari ke
depan akan merepotkan mereka, menyampaikan tujuan mahasiswa datang yang ingin “ngangsu
kaweruh”, belajar dari masyarakat secara langsung, bukan untuk menggurui dan
sekaligus meminta bantuan dan kerjasama dari semua pihak demi suksesnya program
KKN kali ini.
Selain itu, saya juga menyampaikan beberapa hal terkait IAIN
Tulungagung. Perkembangan IAIN Tulungagung, program kema’hadan di Tulungagung
dan progress IAIN Tulungagung. Bagi mereka yang memiliki putra-putri yang sudah
saatnya kuliah, boleh mendaftarkan diri di IAIN Tulungagung.
Saya juga berpesan kepada mahasiswa agar mereka menjaga nama baik
almamater, menjalani setiap proses dan tahapan KKN dengan sebaik-baiknya dan
supaya mereka tidak sungkan-sungkan bertanya dan berkoordinasi dengan semua
pihak demi dan suksesnya kegiatan KKN.
Sementara itu, Kepala Desa Banjar, Budi Riyanto, menyambut dengan
baik dan hangat kedatangan mahasiswa KKN dari IAIN Tulungagung. Beliau juga
menyatakan bahwa pihaknya beserta seluruh perangkat siap untuk membantu
suksesnya program-program KKN di Desa Banjar. Beliau juga berpesan kepada para
mahasiswa agar tidak sungkan-sungkan apabila dalam proses menjalankan kegiatan
terdapat kendala atau hal-hal lainnya, agar segera berkoordinasi kepada para
perangkat dan atau tokoh masyarakat setempat.
Setelah pembukaan berakhir, saya berpamitan untuk berkunjung ke
Posko teman-teman mahasiswa. Di sini, saya memberikan pengarahan kepada
mahasiswa mengenai hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan, dan dikerjakan
selama KKN. Saya membuka ruang dialog seluas-luasnya bagi mahasiswa, agar
mereka mengeksplorasi semua hal terkait dengan tugas pengabdian yang mereka
jalani. Selain itu juga mengenai program-program yang nantinya mungkin bisa
dijalankan selama KKN ini.
Waktu 40 hari, tentu bukanah waktu yang cukup untuk melakukan
perubahan mindset pada masyarakat yang umumnya telah berada pada posisi nyaman.
Akan tetapi, singkatnya waktu tersebut bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin
oleh teman-teman mahasiswa dengan sedikit demi sedikit memberikan sedikit
perubahan terhadap cara berpikir. Yakni, cara berpikir dinamis, dan progressif
ke depannya sehingga mereka bisa menjadi masyarakat yang terus berkembang ke
arah yang lebih baik.
Semoga proses KKN kali ini berjalan dengan baik, mahasiswa mampu
meraih manfaat dan mendapatkan pelajaran mengenai banyak hal dari kegiatan ini.
Semoga IAIN Tulungagung semakin maju dan baik ke depannya. AAMIIN
Komentar
Posting Komentar