Pertahankan Iman, Jangan sampai Terbelokkan

 Pertahankan Iman, Jangan sampai Terbelokkan



Hadirin jama’ah sholat idul fitri yang dimuliakan Allah

Marilah di hari kemenangan penuh kebahagiaan ini kita senantiasa meningkatkan rasa iman dan taqwa kehadirat Allah swt., sungguh dengan berbekal iman dan taqwa kita akan menjadi orang yang beruntung baik dalam kehidupan di dunia, terlebih saat kita kembali menghadap-Nya kelak di hari kiamat.

Hadirin jama’ah sholat idul fitri yang dimuliakan Allah tanpa terasa sudah sebulan penuh kita menjalankan ibadah puasa di bulan suci Romadhon, bulan yang penuh dengan keberkahan, penuh dengan ampunan, dimana pundi-pundi pahala yang dilipatgandakan Allah swt diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang dengan ikhlas penuh ketaatan menjalankan ibadah puasa, serta mengisi setiap detiknya dengan berbagai ketaatan.

Sungguh beruntunglah mereka yang menjalankan puasa di bulan Romadhon semata karena iman dan mengharapkan ridho-Nya, karena bagi mereka jaminan ampunan atas seluruh dosa yang telah lalu, sehingga mereka memasuki hari kemenangan ini, idul fitri sebagaimana hari ketika mereka dilahirkan dari rahim ibunya, bersih, suci tanpa ada dosa sedikitpun. Mereka “idul fitri”, kembali pada kesuciannya, sebagaimana sabda Rasul yang menyatakan:

من صام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه (رواه أبو داود)

Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan suci Romadhon semata karena iman dan mengharap ridho-Nya, maka diampunilah dosanya yang telah lalu.” (HR. Abu Dawud)

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamdu

Sebaliknya sungguh merugilah mereka yang mengaku sebagai umat muslim, namun menyia-nyiakan bulan Romadhon. Mengaku muslim namun enggan menjalankan puasa, melewatkan setiap saat yang berjalan di dalamnya hanya dengan senda gurau belaka. Meski mereka turut merayakan “idul fitri”, tentu Allah Maha Melihat, tetap menyaksikan mana hamba-Nya yang taat dan mana yang tidak. Bagi mereka yang sekedar merayakan idul fitri tanpa turut serta menjalankan ibadah puasa, hanyalah sebatas mengenakan pakaian baru, serta makan lezat sebagaimana lainnya, namun mereka tidak memiliki kebagiaan yang dijanjikan kepada mereka yang berpuasa:

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ، وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ "

Artinya: “Bagi seorang yang berpuasa dua kebahagiaan, kebahagiaan saat mereka berpuasa, dan kebahagiaan saat mereka bertemu Tuhan-Nya Azza wa Jalla.” (HR. Ahmad).

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamdu

Di tengah situasi yang masih belum memihak, dimana wabah covid-19 masih tetap menjadi momok bagi sebagian orang yang merasa takut kepadanya, tentu kita sebagai mukmin tetap waspada, namun tidak kehilangan keimanan kita kepada-Nya, bahwa segala sesuatu telah menjadi ketentuan-Nya. Nasib manusia telah ditentukan semenjak masih berada dialam arwah, saat ruh baru saja ditiupkan. Kapan ia dilahirkan, bagaiamana ia menjalani kehidupannya, dan bagaimana kelak ia akan dikembalikan kepada-Nya. Hadis qudsi secara tegas menyatakan:

يَا غُلامُ، إِنِّي مُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللَّهَ [ص:410] يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، وَإِذَا سَأَلْتَ فاَسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ، لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ، لَمْ يَضُرُّوكَ إِلا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الْأَقْلامُ، وَجَفَّتِ الصُّحُفُ "

Artinya: “Wahai Ghulam, Sesungguhya aku mengajarkan kepadamuu beberapa kalimat: Jagalah Allah, maka Ia akan menjagamu, jagalah Allah, maka engkau akan menemukan Ia ada di hadapanmu, ketika engkau meminta, mintalah kepada Allah, ketika engkau mohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat ini, seandainya mereka semuanya bersepakat untuk memberikan manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan pernah bisa memberikan manfaat kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu, seandainya mereka semua sepakat untuk berbuat madharat kepadamu, sungguh mereka tidak akan bisa berbuat madharat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan menimpamu, pena telah diangkat dan lembaran telah kering.”(HR. Ahmad)

Tidak ada alasan bagi seorang mukmin untuk takut pada nasib yang telah ditentukan-Nya. Tidak ada alasan takut kepada makhluk, padahal Dia (Allah swt) lebih berhak untuk ditakuti. Karena itu, tetap waspada, namun tetaplah menjaga hati agar tidak terbelokkan iman yang ada di dada ini.

Allahu Akbar walillahilhamdu

Di hari kemenangan ini, setelah sebulan lamanya kita ditempa dan diuji iman kita dengan berpuasa sebulan penuh, jangan sampai iman kita terbelokkan sehingga hati kita takut pada makhluk-Nya, padahal Dia-lah satu-satunya yang patut untuk ditakuti. Dengan tegas disebutkan dalam Al-Qur’an:

وَتَخْشَى النَّاسَ وَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَاهُ

Artinya: “Engkau takut pada manusia, padahal Allah-lah yang lebih berhak untuk engkau takuti.” (Qs. Al-Ahzab (33);37)

Di hari kemenangan ini, kita wajibkan mengeluarkan zakat fitrah sebagai upaya untuk membersihkan jiwa kita dari berbagai  dosa dan kotoran. Meningkatkan kepedulian kita kepada sesama, terutama fakir miskin, serta mereka yang berada di bawah garis kemiskinan. Adakah kita yang mengaku umat Muhammad saw memiliki kepedulian, atukah hanya menjadi sosok “egois” yang tidak pernah peduli pada sesamanya.

Allahu akbar walillahilhamdu

Tali silaturahim di hari yang fitri ini seyogyanya semakin ditingkatkan dengan saling  memaafkan. Mereka yang mau menjaga silaturahim, Allah Azza wa Jalla akan memberikan kasih sayang-Nya, sehingga hidupnya akan penuh dengan keberkahan. Yang muda menghormat kepada mereka yang lebih tua dan yang tua menyayangi yang lebih muda. Demikian lah sabda Rasul yang seringkali kita dengar. Beliau bersabda: “Tidak termasuk umatku, seorang yang tidak menyayangi yang lebih kecil dan menghormat kepada yang lebih tua.”

Semoga di hari yang fitri ini, kita dijadikan sebagai hamba-hamba-Nya yang senantiasa kembali kepada fitrah kesucian. Sehingga kita benar-benar menjadi orang-orang yang beruntung. Orang yang mendapat kebahagiaan karena telah lulus dalam ujian keimanan, digodok di dalam kawah candra dimuka-Nya, Allah, menjadi pribadi mukmin yang kuat, sehingga saat dipanggil mengahdap-Nya, kita tetap dalam keimanan, husnul khatimah dan bahagia saat berjumpa dengan-Nya. Aamiin.

Komentar