Lihatlah yang Dikatakan, Jangan Melihat Siapa yang Berkata

Lihatlah yang Dikatakan, Jangan Melihat Siapa yang Berkata

(Seri Khutbah Jum'at)



Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah

Marilah pada kesempatan jum’ah yang penuh barakah ini, kita senantiasa meningkatkan rasa iman dan taqwa kepada Allah, karena hanya dengan bekal iman dan taqwa kita akan menjadi orang-orang yang beruntung, baik di kehidupan dunia, terlebih saat kita kembali menghadap-Nya, kelak di hari kiamat.

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah

Manusia ditakdirkan hidup di dunia dengan penuh keragaman. Setiap individu memiliki perbedaan dari individu lainnya, baik dari sisi bentuk fisiknya, kepribadian, kemampuan dan berbagai hal yang melekat di dalam dirinya. Tidak ada yang benar-benar sama anatara satu dengan lainnya, meskipun seorang yang dilahirkan sebagai kembar identic.

Karena perbedaan ada sejak manusia terlahir di dunia, maka sudah menjadi kewajiban bagi mereka untuk saling mengenal, menghormati, dan menghargai antar satu dengan lainnya.  Allah secara tegas menegaskan hal itu dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat (49); 13:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs. Al-Hujurat (49); 13).

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah

Karena manusia ditakdirkan beragam, tentu ada kelebihan dan kekurangan yang ada pada masing-masing individu. Ada seseorang yang dianugerahi kemampuan dalam memahami ilmu, ahli dalam teknologi informasi, ahli dalam kerja-kerja fisik dan sebagainya. Semua itu tentunya merupakan potensi yang sejak awal telah dicatat sebagai potensi bawaannya.

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah

Meski manusia diciptakan dengan segudang perbedaan, namun tujuan mereka diciptakan sama, yaitu supaya mereka mengabdikan diri kepada Allah. Yakni menyembah kepada-Nya dengan tidak mensekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Dalam hal inilah, seringkali manusia berbuat salah dalam hidupnya, baik itu disengaja maupun tidak. Ini disebabkan karena memang pada dasarnya manusia tercipta dengan kecenderungan berbuat salah dan menyimpang. Oleh karena itu, maka saling mengingatkan antara satu dengan lainnya, harus dilakukan agar keseimbangan dalam hidup bisa tercipta.

Untuk memberikan nasihat adalah hal yang mudah, yang sulit adalah menerima nasihat dari orang lain. Memberi nasihat terasa ringan, namun menerima nasihat terasa pahit, apalagi saat yang memberikan nasihat itu adalah orang yang secara status sosial lebih rendah, lebih muda, tidak lebih pandai dari dia yang diingatkan. Oleh karena itulah, Rasulullah saw mengingatkan kepada kita dengan sabdanya:

انظر ما قال ولا تنظر من قال

Artinya: Lihatlah apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang mengatakan.

Sabda rasul ini menandakan betapa bijaknya beliau dalam bertindak. Beliau menyadari betul bahwa setiap orang memiliki potensi yang sama untuk melakukan kesalahan, apapun status sosial yang disandangnya. Tidak peduli apakah dia seorang awam, pegawai rendahan, petani, pengusaha, pejabat yang berpangkat, seorang alim ulama, bahkan seorang yang dianggap shalih sekalipun, tidak luput dari kemungkinan berbuat salah.

Karena naluri setiap orang merasa dirinya selalu benar dan orang lain salah, kerap kali seseorang tidak mau diingatkan oleh mereka yang secara status sosial lebih rendah. Mereka menganggap bahwa mereka lebih baik dibanding mereka. Akibatnya mereka tidak mau mendengar nasihat orang lain yang diberikan kepadanya.

Sikap semacam ini, sesungguhnya adalah bentuk kesombongan yang seringkali menghinggapi seseorang. Oleh karena itu, seyogyanya ia segera kembali bertaubat kepada-Nya. Memohon ampun atas segala rasa sombong yang menyelinap dibalik kemuliaan lahir yang nampak. Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari perilaku yang tidak baik tersebut dan mudah-mudahan kita semua kelak bisa kembali kepada-Nya dengan husnul khatimah. Aamiin.


Komentar