Dari Rumah Untuk Umat
Catatan DPL KKN VDR 050 Gel. 2 Tahun 2021
Pertengahan 2021, tepatnya pada akhir bulan Juli dan awal Agustus
2021 adalah awal dilaksankannya kembali kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh
para mahasiswa di kampus dakwah dan peradaban. Kegiatan yang menjadi ajang bagi
mahasiswa untuk mengekspresikan diri setelah sekian lama mereka ditempa di
kawah “Condrodimuko” kampus dengan batas dinding-dinding temboknya yang kokoh.
Ya, kegiatan pengabdian yang sejatinya ditunggu-tunggu mereka untuk bisa dilakukan secara luring (luar jaringan) dengan terjun langsung ke berbagai daerah, terutama daerah pelosok, bersama dengan teman kelompoknya dari berbagai jurusan dan fakultas yang ada di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Moment yang tidak jarang menjadi tempat dimana mereka menemukan belahan jiwanya, menemukan sosok yang siap menemaninya hingga akhir hayat tiba.
Namun, karena rupanya waktu belum mengizinkan, moment pengabdian
yang sangat berharga ini tidak bisa mereka rasakan. Pandemic Covid-19 yang belum
juga hengkang, bahkan diawal KKN dilaksankan justru menunjukkan semakin
meningkatnya jumlah “angka kematian”, menjadi sebab yang berat,-mungkin ya,
bagi LP2M untuk tetap memilih KKN dilaksanakan secara Virtual Dari Rumah (VDR).
KKN VDR ini adalah kali yang ketiga, pasca ditetapkannya pandemic covid-19
diawal tahun 2020. Jika sebelumnya KKN VDR masih bersifat semi, “masih ada hal
yang kadang mengharuskan mahasiswa terjun secara langsung ke lapangan”, maka
tahun ini, sebagai bentuk kehati-hatian demi kebaikan bersama, maka secara
murni KKN tahun ini dilaksanakan dari rumah masing-masing.
Semua bentuk kegiatan dilaksanakan dari rumah atau daerah dimana
mereka tinggal, tanpa ada hal yang mengharuskan bahkan membolehkan mereka
terjun ke lapangan. Mahasiswa dituntut secara aktif dan kreatif untuk membuat
kegiatan-kegiatan yang dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat luas dengan
cara mempublisnya pada akun media sosial kelompok yang dimiliki. Mereka juga
bisa membuat kegiatan-kegiatan yang mengangkat tradisi, budaya, makanan khas,
kearifan lokal maupun yang lainnya untuk dikenalkan secara luas kepada
masyarakat baik dalam sekup lokal, nasional bahkan internasional. Mengapa? Karena
semua bentuk kegiatan yang dilaksanakan dipublish melalui jejaring media sosial
yang tentunya bisa diakses secara bebas dan luas oleh semua masyarakat dari
semua kalangan, baik anak-anak, remaja bahkan orang tua.
Tentu hal ini merupakan tantangan bagi para mahasiswa dan juga
dosen yang menjadi pendamping kegiatan ini. Tantangan ini harus dihadapi dan
dijawab, bukan sekedar dengan ucapan dan kata-kata semata, melainkan dengan
karya dan kerja nyata.
Hal yang juga menjadi prioritas utama dalam kegiatan KKN ini adalah
upaya dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat luas mengenai pentingnya “Moderasi
Beragama”. Mengapa moderasi beragama, bukan yang lain?
Alasan mendasar tentunya adalah fenomena hari ini yang menunjukkan
adanya gejala-gejala yang mengarah pada “radikalisme” bahkan “terorisme”.
Sebagian orang barangkali tidak sepakat jika hal tersebut dikaitkan dengan isu “agama”.
Akan tetapi, nyatanya kita tidak bisa menutup mata bahwa tindakan tersebut
seringkali dikaitkan dengan isu “agama”. Oleh karena itu, nampaknya pemahaman
mengenai “moderasi beragama” tetap menjadi prioritas supaya keberadaan neageri
yang terkenal sebagai Negara yang ramah, aman, cinta damai tidak berubah
menjadi Negara yang penuh dengan terror dan ancaman. Terlebih jika kita melihat
bahwa luasnya bentang wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke, sarat
dengan berbagai keberagaman baik suku, budaya, etnik, warna kulit, agama dan
sebagainya.
Dalam upaya untuk menanggulangi tindakan radikalisme dan terorisme,
serta upaya untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya “moderasi beragama”,
maka mahasiswa peserta KKN bisa membuat kegiatan-kegiatan virtual maupun
membuat pamflet berkaitan dengan semangat untuk bersikap “moderat”. Mereka juga
bisa membuat semacam seminar dan lain sebagainya yang tentunya semua itu akan
kembali kepada masyarakat luas.
Hal yang juga penting adalah melatih mahasiswa untuk menulis, yakni
dengan mewajibkan mereka untuk membuat “buku antologi”. Apa temanya? Temanya simple
dan sederhana. Mahasiswa bisa membuat cerita sederhana mengenai pengalaman
mereka selama mengikuti KKN VDR ini. Mereka juga bisa mengangkat topic yang
berkaitan dengan tradisi dan budaya lokal, tokoh agama atau yang lainnnya.
Pada dasarnya penulisan buku antologi ini,-menurut saya, selain
sebagai bentuk pengabadian terhadap ide, pikiran, gagasan, pengalaman dan
sebagainya, yang paling penting adalah melatih dan memupuk keberanian dalam
diri mahasiswa untuk menerbitkan karya. Sesederhana apapun, sebuah karya patut
untuk diapresiasi. Mengapa? Karena untuk menghasilkan sebuah karya perlu
tenaga, fikiran, dan keberanian. Kalau sekedar mengkritik, semua orang bisa melakukan.
Tetapi, bukan berarti setiap karya tidak boleh dikritik. Lebih daripada itu,
saya lebih sependapat jika penghargaan dan apresiasi perlu diutamakan sebelum
melakukan perbaikan.
KKN Virtual Dari Rumah tahun ini, murni seluruhnya dikerjakan dari
rumah masing-masing. Saya berkesempatan untuk kembali bisa bergabung dengan
kegiatan yang menjadi tanggung jawab LP2M ini. Tentunya dengan berbagai
kekurangan yang saya miliki. Semoga pengalaman ini menjadi pelajaran berharga
bagi saya untuk terus menempa diri dan belajar dari para senior, sejawat dan
dari para mahasiswa. Karena sejatinya, “Kita semua masih perlu dan butuh
untuk belajar kepada semua orang. Jangan merasa lebih dari yang lain, karena
perasaan itu sesungguhnya merupakan bentuk kesombangan.”
Komentar
Posting Komentar