Puncak Risalah Rasulullah Saw
(Seri Khutbah Jum’at)
Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,
Melalui mimbar khutbah ini, saya mengajak kepada diri saya
khususnya, serta jama’ah jum’ah umumnya, marilah kita meningkatkan iman dan
taqwa kepada Allah Swt, karena hanya dengan bekal iman dan taqwa kepada-Nya,
kita menjadi seorang yang beruntung di dunia, terlebih saat kembali kepada-Nya,
kelak di hari kiamat.
Persoalan akhlaq menjadi hal yang penting untuk kita perhatikan di era sekarang, dimana perkembangan dunia begitu pesat, teknologi informasi begitu masifnya, sehingga sekat-sekat yang menjadi penghalang seorang untuk mendapatkan informasi dari belahan dunia lain, seolah tidak lagi ada. Anak-anak hingga orang tua bisa memperoleh informasi yang mereka butuhkan dengan cepat, melalui teknologi smartphone yang dimilikinya. Dunia seolah berada dalam genggaman tangan saja. Dari dalam kamar, maupun tempat terpencil lainnya, semua orang bisa browshing data dan informasi apapun yang diperlukannya, mulai dari yang positif hingga yang negative.
Kemajuan ini, tentu tidak lagi bisa dihindarkan oleh siapapun. Yang
dibutuhkan adalah beradaptasi dengan berbagai kemajuan tersebut, mengambil sisi
positifnya dan mengambil manfaat untuk memajukan kehidupan, baik pribadi,
kelompok maupun peradaban manusia pada umumnya. Menghindar dan menolak,
bukanlah sikap yang bijak, bahkan bisa berbahaya jika kemajuan itu hanya
dimanfaatkan oleh orang-orang yang berperangai buruk.
Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah.
Keadaan ini memaksa kita untuk semakin berhati-hati dalam pola asuh
untuk mendidik anak, keluarga serta generasi kita. Jangan lengah, sehingga
berakibat fatal dengan membiarkan mereka terjerumus pada hal-hal negative.
Telah kita rasakan bersama, sebagian diantara generasi tersebut,
telah teracuni dan terkontaminasi melalui akses informasi yang mereka dapatkan.
Banyak anak yang tidak lagi patuh kepada orang tuanya, tidak menghormat kepada
yang lebih tua, tidak berlaku sayang pada yang lebih muda, lebih parah lagi
banyak yang terjerumus pada pergaulan bebas, menenggak minuman keras, kecanduan
pada obat-obat terlarang seprti narkoba, ujungnya mereka melakukan kriminalitas
dalam kehidupan masyarakat, tidak jarang bahkan yang tega menghabisi nyawa
orang-orang di sekelilingnya. Tentu ini patut menjadi keprihatinan kita
bersama, di tengah hingar-bingar dunia dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologinya.
Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah
Di saat seperti ini kita patut meneladani kembali tujuan diutusnya
Rasulullah saw, manusia pilihan, Nabi Akhir Zaman. Rasulullah saw bersabda:
عَن
أَبِي هُرَيرة، عَن النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيه وَسَلَّم قال: إنما بعثت
لأتمم مكارم الأخلاق.
Artinya: “Dari Abi Hurairah, dari Nabi saw. Beliau bersabda:
“Sesungguhnya Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Hadirin jama’aah jum’ah jum’ah yang dimuliakan
Allah.
Persoalan akhlaq menjadi persolan penting yang
harus diperhatikan setiap muslim. Kesempurnaan akhlak yang terpuji merupakan
puncak dari risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw. Apa sebenarnya akhlak itu?
Imam Abi Hamid Ibnu Muhammad Al-Ghazali mendefinisikan akhlaq sebagai:
صفة راسخة يفعل بها صاحبها من غيرفكر ولا أمل
Artinya: “Sifat yang tertanam dalam diri
pemiliknya, yang (karenanya) pemiliknya bisa melakukan sesuatu tanpa berpikir
panjang.”
Berkenaan dengan akhlaq Rasulullah, kita
banyak mengetahui dari riwayat-riwayat yang masyhur bahwa beliau begitu mulia
akhlaqnya. Beliau bersikap hormat kepada yang lebih tua, mengasihi kepada yang
muda, serta rauf rahim kepada semua manusia. Kepada orang manyakitinya, beliau
tetap memafkan dan tidak menaruh dendam, meskipun nyata-nyata orang tersebut
telah berbuat aniaya bahkan hendak membunuhnya.
Begitu mulianya akhlaq Rasulullah saw.,
sampai-sampai Allah memuji di dalam Al-Qur’an. Allah berfirman:
وَإِنَّكَ
لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ (4)
Artinya: Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Qs. Al-Qalam; 68; 4)
Bahkan Aisyah ra. Saat ditanya
tentang akhlaq beliau, ia menjawab:
عَنْ
سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ، قَالَ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، عَنْ
خُلُقِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: «كَانَ
خُلُقُهُ الْقُرْآنَ»
Artinya: “Dari Sa’ad bin Hisyam, ia berkata; ‘Aku
bertanya kepada Aisyah ra., tentang akhlaq rasulullah saw. ia berkata: “Akhlaq
beliau adalah Al-Qur’an.”
Begitulah kemulian Rasulullah saw.
Oleh karena itu, sebagai seorang mukmin, hendaknya kita senantiasa berusaha
membenahi akhlaq kita. Semoga semua upaya yang kita lakukan diijabahi oleh
Allah Swt. dan kelak kita bersama Rasulullah Saw. di surga-Nya. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar