Khutbah Idul Adha, 10
Dzulhijjah-1444 H/29 Juli 2023
Di Masjid Al-Muttaqin
Slemanan Udanawu
Peran Penting Imam
dalam Sebuah Keluarga
Oleh: Muhamad
Fatoni
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة
وأصيلا، لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده. لا
إله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد.
الحمد لله الملك القهار، أحمده سبحانه
وتعالى على نعمه المتوالية كالأمطار، وأشكره على مترادف فضله المدرار، وأشهد أن لا
إله إلا الله وحده لا شريك له شهادة تنجي قائلها من النار.وأشهد أن محمدا عبده
ورسوله النبي المختار. اللهم صل على سيدنا محمد أفضل من حج واعتمر وعلى أله
وأصحابه الأبرار.
أما بعد: فيا أيها الناس اتقوااالله تعالى
. واعلموا أن يومكم هذا يوم فضيل وعيد شريف جليل. رفع الله قدره وأطهر وسماه يوم
الحج الأكبر. الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Hadirin jama’ah idul adha yang dimuliakan
Allah!
Mengawali khutbah id di pagi ini, khatib
berwasiat kepada pribadi khatib khususnya dan kepada jama’ah yang hadir,
marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita
kepada Allah swt dengan sekuat mungkin menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi
semua larangan-Nya. Sungguh dengan berbekal iman dan taqwa ini lah, kita akan
menjadi pribadi yang beruntung dalam kehidupan di dunia, terlebih saat kembali
menghadap-Nya kelak di hari kiamat.
Saat ini, 29 Juni 2023 kita berada di tanggal 10 Dzulhijjah 1444 H, meskipun sebagian diantara saudara kita ada yang berpendapat berbeda bahwa 10 Dzulhijjah jatuh pada kemarin, Rabu 28 Juni 2023. Perbedaan ini bukanlah hal yang patut diperbesar dan dipertentangkan sehingga menimbulkan polemik yang besar. Sebaliknya, perbedaan ini merupakan rohmat bagi kita semua untuk saling mengenal satu dengan yang lain dan saling menyadari bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelemahan. Satu-satunya yang sempurna adalah Allah swt ‘Azza wa Jalla.
Jama’ah Idul Adha yang dirahmati Allah
Tidak ada sejarah yang paling relevan dengan
hari ini, selain peristiwa agung ribuan tahun silam yang menimpa anak manusia,
bernama Nabi Ibrahim as dan putranya Nabi Ismail as. Dua orang kekasih Allah
yang terpilih sebagai nabi dan rasul-Nya. Karena peristiwa ini pula setiap
tanggal 10 Dzulhijjah kita umat muslim diperintahkan untuk menyembelih binatang
kurban sebagai bentuk ‘ittiba’ pada agamanya yang lurus. Allah swt berfirman di
dalam Al-Qur’an:
قُلْ صَدَقَ اللَّهُ فَاتَّبِعُوا
مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (95)
Artinya: Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan)
Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk
orang-orang yang musyrik. (Qs. Ali Imran (3); 95)
Jama’ah idul Adha yang dirahmati Allah!
Penyembelihan binatang kurban yang kita
laksanakan pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah, dan tiga hari setelahnya yang
dikenal dengan ayyam al-tasyrik, merupakan bentuk keikutsertaan kita
pada agama Nabi Ibrahim as. Selain itu, keikutsertaan ini sekaligus menjadi
bukti pengakuan kita pada kebenaran agama yang dibawa olehnya sebagai agama
hanif, agama yang lurus. Sebuah peristiwa besar yang menjadi simbol dari
ketundukan dan pengorbanan seorang hamba pada perintah Rab-nya, sampai anak
yang lama dinanti dan sangat dicintainya, begitu diminta supaya dikorbankan, dengan
ketulusan hati serta kebesaran jiwa, ia laksanakan perintah tersebut dengan
penuh ketundukan. Karena besarnya peristiwa tersebut, maka tidak mengherankan
jika Allah swt, Rabbul ‘Izzati mengabadikannya dalam Al-Qur’an serta
memerintahkan umat manusia untuk meneladaninya. Allah swt berfirman:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ
قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ
مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ
اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102)
Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar". (Qs. Al-Shaffat (37); 102)
Jama’ah Idul Adha yang dirahmati
Allah!
Peristiwa tersebut merupakan
peristiwa sejarah yang telah lama terjadi. Adapun yang patut untuk kita
renungkan serta ambil pelajaran adalah betapa pentingnya menanamkan keimanan
dan ketaqwaan yang kuat dalam diri keluarga kita. Pendidikan yang paling utama
dalam sebuah negara, bangsa dan agama sesungguhnya dimulai dari lingkup paling
kecil, yakni keluarga.
Seorang lelaki yang telah menikah,
merupakan pemimpin dan imam dalam sebuah keluarga. Karenanya, sebagai pemimpin
dan imam, wajiblah semua anggota keluarga baik istri, maupun anak untuk patuh
dan taat pada keputusan yang diambilnya, meskipun terkadang keputusan yang
diambil oleh seorang lelaki tidak disukai oleh istrinya, tetapi manakala
keputusan sudah diambil, wajib bagi seorang istri untuk taat kepadanya, begitu
pula dengan anak-anaknya.
Jika sebagai imam dan pemimpin,
istri maupun anak tidak mau taat kepadanya, maka sejatinya bangunan berupa “keluarga”
itu telah hancur dan berantakan. Istri yang berani kepada suaminya, anak yang
berani kepada bapak dan ibunya, menjadi petanda akan hancurnya keluarga sebagai
organisasi terkecil. Jika keluaga telah hancur, maka dampaknya akan lebih
serius berupa kehancuran dari bangsa, agama bahkan dunia itu sendiri.
Oleh sebab itu, Sayyidina Umar
ibnu Khatab mengingatkan:
يَا مَعْشَرَ [ص:264] الْعَرَبِ الْأَرْضَ
الْأَرْضَ إِنَّهُ لَا إِسْلَامَ إِلَّا بِجَمَاعَةٍ وَلَا جَمَاعَةَ إِلَّا
بِإِمَارَةٍ وَلَا إِمَارَةَ إِلَّا بِطَاعَةٍ، أَلَا فَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ
عَلَى فِقْهٍ كَانَ ذَلِكَ خَيْرًا لَهُ وَمَنْ سَوَّدَهُ قَوْمُهُ عَلَى غَيْرِ
فِقْهٍ كَانَ ذَلِكَ هَلَاكًا لَهُ وَلِمَنِ اتَّبَعَهُ "
Artinya: “Wahai orang-orang
Arab, jagalah bumi-jagalah bumi, sesungguhnya tidak ada islam kecuali dengan jama’ah,
dan tidak ada jama’ah kecuali dengan kepemerintahan dan tidak ada
kepemerintahan kecuali dengan ketaatan, ingatlah barangsiapa kaumnya
menyerahkan (urusannya) kepada seorang yang faqih, maka itu lebih baik baginya,
dan barangsiapa kaumnya menyerahkan (urusan) kepada seorang yang tidak faqih,
maka kehancuran baginya dan bagi orang yang mengikutinya.” (Musnad
Ad-Darimi)
Jama’ah organisasi terkecil adalah
sebuah keluarga, dimana seorang suami sebagai pemimpinnya sementara anggotanya
adalah istri dan anak-anaknya.
Jama’ah Idul Adha yang dirahmati
Allah!
Tugas seorang lelaki dalam
kehidupan keluarga adalah menjaga anak-anaknya dari siksa api neraka. Tugas ini
ditegaskan Allah swt dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan. (Qs. Al-Tahrim (66); 6)
Tugas seorang suami adalah menjaga
dirinya dan keluarganya dari siksa api neraka. Oleh sebab itu, sebagai imam ia
patut ditaati oleh istri dan anak-anaknya, kecuali jika dalam kepemimpinannya,
ia tidak patut untuk ditaati. Misalnya memerintahkan sesuatu yang jelas-jelas
dilarang oleh syari’at, maka wajib bagi anggota keluarga untuk menolaknya. Namun,
selama sesuatu yang diperintahkannya bukan sesuatu yang dilarang, baik berupa
hal yang bersifat mubah, sunnah, atau wajib, maka kewajiban semua keluraga
adalah taat dan patuh kepada perintah imamnya.
Demikian pula yang tercermin dari
peristiwa besar berupa pengorbanan Nabi Ibrahim as. dan putranya Nabi Isma’il
as. Keluarga yang dibinanya telah menunjukkan betapa mereka semuanya patuh dan
taat pada seorang imam dalam keluarga, yakni Nabi Ibrahim as. Siti Hawa sebagi
istri yang digoda oleh Iblis kala itu, membujuknya agar Nabi Ibrahim as tidak
menyembelih dan mengorbankan Nabi Isma’il as putra yang dicintainya, namun
karena ketaatan pada Allah dan suami selaku imamnya, ia tetap teguh, patuh, dan
taat menjalani perintah suami dan Allah swt. Inilah potret keluarga sakinah
yang dicintai dan diridhai Allah. Bermula dari keluarga yang sepertii ini lah,
peradaban anak manusia akan menjadi peradaban agung dan mulia di sisinya.
Hadirin jama’ah Idul Adha yang
dimuliakan Allah!
Sejenak, mari kita tengok,
sudahkah keluarga kita menjadi keluarga sebagaimana keluarga Nabi Ibrahim as.
Sudahkan istri dan anak-anak kita, kita bentuk dan kita didik sebagaimana pendidikan
yang diterapkan Nabi Ibrahim as.? Jika belum, mari kita berupaya semaksimal
mungkin agar kita bisa membentuk keluarga sebagaimana yang telah dibangunnya.
Dengan keluarga yang diridhai
Allah, maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar. Bangsa yang makmur
karena dimulai dari keluarga yang selalu taat pada perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Namun, jika keluarga ini hancur, maka berantakanlah desanya,
kotanya, negaranya, serta peradaban di negaranya.
Semoga momentum Idul Adha ini, menjadi
pengingat kita, betapa pentingnya kita memperhatikan keluarga. Dengan meneladani
keluarga Nabi Ibrahim as, semoga kita bisa membangun keluarga layaknya Nabi
Ibrahim dan pada akhirnya kita bersama seluruh keluarga diselamatkan dari api
neraka, dan pada saat Ia berkenan memanggil kita, dipanggilnya kita dengan
husnul khatimah. Aamiin
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا
أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ (6) بارك الله لى ولكم فى القرأن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من
الأيات والذكر الحكيم وتقبل مني تلاوته إنه هو البر الرؤوف الرحيم. وقل رب اغفر
وارحم وأنت خير الراحمين
Khutbah Kedua
الله أكبر
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله أكبر
كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا لا إله إلا الله والله أكبر الله
أكبر ولله الحمد
الحمدلله
الذى جعل الأعياد بالأفراح والسرور وضاعف للمتقين جزيل الأجور. فسبحان من حرم صومه
وأوجب فطره وحذر فيه من الغرور. أحمده سبحانه وتعالى فهو أحق محمود وأجل مشكور
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له شهادة يشرح الله لها لنا الصدور، وأشهد
أن سيدنا محمدا عبده ورسوله الذى أقام منازل الإسلام بعد الدثور. اللهم صل وسلم
وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين. أما بعد : فيا أيها الناس، اتقواالله
تعالى، واعلموا أن يومكم هذا يوم عظيم. فأكثروا من الصلاة على النبي الكريم. قال
تعالى فى كتابه الكريم: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (56) اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد سيد المرسلين
وعلى أله وأصحابه وتابعيه وتابعي تابعيه إلى يوم الدين وارحمنا معهم برحمتك يا
أرحم الراحمين ...................... عباد الله إن الله يأمر بالعدل والإحسان
وإيتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون.
فاذكرواالله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم واسئلوه من فضله يعطكم
ولذكرالله أكبر
Komentar
Posting Komentar