Kamis, 15 Mei 2025

Cerdas Dalam Menerima Informasi

 

خُطْبَةُ الْجُمُعَةِ

1446 H / 2025 M 

 

Cerdas Dalam Menerima Informasi

Dr. Muhamad Fatoni, M.Pd.I.


الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِعمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا , وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أنْ هَدَانَا اللهُ ، أشْهَدُ أنْ لاَإلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , الَّذِيُ خَصَّنَا بِخَيْرِ كِتَابٍ أُنْزِلَ, وَأَكْرَمَنَا بِخَيْرِ نَبِىٍّ أُرْسِلَ, وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النٍّعْمَةَ بِأَعْظَمِ دِيْنِ اْلإسْلاَمِ ، أليَوْمَ أكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ اْلإسْلَمَ دِيْنًا ، وَ أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَتَرَكْنَا عَلىَ اْلمَحَجَّةِ اْلبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَــهَارِهَا ، لاَيَزِيْغُ عَنْهَا إلاَّ هَالِكٌ, أللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ الطَّاهِرِيْنِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . أمَّا بَعْدُ,  فَيَا عِبَادَ اللهِ ! اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

 

Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah...


Mengawali khutbah jum’ah kali ini, khatib mengajak kepada diri pribadi khususnya, dan kepada jama’ah pada umumnya, marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas iman dan takwa kita ke hadirat Allah Swt. dengan berusaha sekuat mungkin melaksanakan semua perintah-Nya, dan menjauhi semua larangan-Nya. Sungguh, dengan bekal iman dan takwa kita akan menjadi pribadi yang beruntung dalam menjalani hidup di dunia dan khususnya saat kembali menghadap kepada-Nya kelak di akhirat.


Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah...


Salah satu diantara dampak yang begitu besar dari kemajuan teknologi informasi di era digital hari ini adalah cepatnya informasi sampai kepada siapapun dan dimanapun tanpa terhalang oleh jarak ruang dan waktu. Tentu, ada dampak positif, namun tidak jarang dampak negatifnya mendahuli dampak positif tersebut. Lebih daripada itu dampak negatifnya lebih dahsyat dan masif pengaruhnya bila dibandingkan dengan dampak positifnya.


Sebagai contoh sederhana adalah meluasnya perseteruan antar sesama manusia, sesama anak bangsa, dan bahkan sesama muslim yang telah diikat dalam satu tali ikatan ukhuwah yakni ukhuwwah islamiyyah. Satu ikatan persaudaraan yang dirintis oleh Baginda Nabi Muhammad Saw. saat pertama kali menjejakkan kakinya di Yatsrib yang saat ini dikenal dengan Madinah Al-Munawwarah.


Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah...


Begitu besar perhatian Baginda Nabi Muhammad Saw. pada ikatan ukhuwwah ini hingga beliau bersabda:


عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «المُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا»


Artinya: “Dari Nabi Saw. ia bersabda: Perumpamaan seorang mukmin bagi mukmin lainnya sebagaimana bangunan yang sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” (HR. Bukhari)


Demikianlah seharusnya seorang mukmin, saling menguatkan satu dengan lainnya, bukan saling membenci, mencaci, apalagi bermusuhan dan bertikai. Sungguh satu hal yang tidak semestinya ada dalam pribadi setiap mukmin.


Namun, hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah...


Ukhuwwah islamiyyah yang telah diperjuangkan Baginda Nabi Muhammad Saw. ratusan tahun silam ini, agaknya saat ini perlu untuk disuarakan dan diperjuangkan kembali. Kecanggihan teknologi informasi menunjukkan bahwa ternyata di negara kita tercinta ini, sesama anak bangsa masih banyak yang saling bermusuhan, saling caci mencaci, bahkan tidak jarang terlibat bentrok fisik. Tidak hanya melibatkan masyarakat awam, bahkan juga melibatkan para cerdik pandai dan berpendidikan. Bukan saja yang tidak tahu akan ajaran agama, namun juga melibatkan banyak agamawan yang fasih dengan dalil ayat Al-Qur’an, Hadits dan dalil lainnya.


Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah...


Menurut pendapat khatib, keadaan ini kian meluas dan dahsyat dampaknya akibat kecanggihan teknologi informasi dalam menyampaikan berita kapan dan dimana saja terjadi tanpa lagi terbendung oleh ruang dan waktu. Berita yang belum tentu benar adanya diterima begitu saja. Bahkan karena semakin mudahnya mendapatkan uang dari mengelola media sosial baik melalui youtube, facebook, twitter, tiktok,  dan platform lainnya oleh siapa saja dengan berbagai motiv apa saja. Tidak jarang satu informasi dibesar-besarkan atau sengaja dibuat provokatif untuk mendapatkan banyak perhatian. Video dipotong dengan narasi kontroversi dan provokatif untuk menarik viewer dan subscriber. Semua informasi dan berita tersebut ditelan mentah-mentah oleh para pembaca dan penonton dari semua kalangan dan parahnya, lebih banyak yang menelan mentah-mentah tanpa berpikir dan berupaya untuk mencari tahu kebenarannya.  Banyak orang yang telah lupa akan firman Allah Swt:


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.” (Qs. Al-Hujurat (49); 6).


Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah...


Ayat ini memberikan peringatan kepada kita semua umat muslim untuk cerdas dalam menerima informasi. Memang ayat ini menyebut jika seorang fasik datang dengan membawa kabar penting. Namun, perlu dicatat bahwa maksud utama dari ayat ini adalah agar kita, umat islam menjadi umat yang cerdas, umat yang mau menggunakan akal, mengedepankan kebenaran, dan cinta akan ukhuwah dan kasih sayang.


Baginda Nabi Muhammad Saw. telah merintis ukhuwwah sejak ratusan tahun silam. Tidak hanya sesama umat Islam, bahkan beliau juga merintis ukhuwwah wathaniyyah dan basyariyyah. Persaudaraan antar sesama anak bangsa dan persaudaraan antara sesama manusia. Oleh sebab itu Al-Qur’an dengan jelas menegaskan agar hendaknya kita berusaha mendamaikan antara orang yang berseteru. Allah Swt. berfirman:


وَاِنْ طَاۤىِٕفَتٰنِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اقْتَتَلُوْا فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَاۚ فَاِنْۢ بَغَتْ اِحْدٰىهُمَا عَلَى الْاُخْرٰى فَقَاتِلُوا الَّتِيْ تَبْغِيْ حَتّٰى تَفِيْۤءَ اِلٰٓى اَمْرِ اللّٰهِ ۖفَاِنْ فَاۤءَتْ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَاَقْسِطُوْا ۗاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ


Artinya: “Jika ada dua golongan orang-orang mukmin bertikai, damaikanlah keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat aniaya terhadap (golongan) yang lain, perangilah (golongan) yang berbuat aniaya itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), damaikanlah keduanya dengan adil. Bersikaplah adil! Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersikap adil.” (Qs. Al-Hujurat (49); 9)


Allah Swt. juga berfirman:


اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ  وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ


Artinya; “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.” (Qs. Al-Hujurat (49); 10).

 

Hadirin Jama’ah Jum’ah yang dimuliakan Allah...


Sesama mukmin adalah saudara. Oleh sebab itu sudah seharusnya setiap mukmin menjaga agar benih-benih perpecahan dan pertikaian tidak muncul di tengah-tengah  mereka. Jangan sampai api permusuhan berkobar dan menyala di dalam diri mereka. Sungguh hal tersebut bukanlah cerminan sifat seorang mukmin.


Begitu besar perhatian islam terhadap pentingnya menjaga ukhuwah sehingga Al-Qur’an memberikan perintah agar kiranya setiap mukmin saling menghargai dan tidak menghina antar satu dengan yang lainnya. Bahkan islam juga melarang memanggil dengan gelar yang buruk. Allah Swt. berfirman:


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik) setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.” (Qs. Al-Hujurat (49: 11).


Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah...


Allah melarang kita saling mengolok-olok antar satu dengan yang lain. Islam melarang memanggil dengan panggilan yang buruk. Allah ingin agar kita bisa saling menghormati antara satu dengan yang lain. Allah ingin agar kita bisa saling menguatkan antara satu dengan yang lain.


Melalui mimbar khutbah ini khatib mengajak kepada pribadi khatib khususnya dan juga kepada para jama’ah sekalian marilah kita bersama-sama berusaha untuk menjaga ukhuwwah di antara kita. Ukhuwwah sesama muslim, ukhuwah sesama anak bangsa dan ukhuwah sesama manusia. Dan mari kita berusaha untuk memberi warna postif dengan kemampuan kita masing-masing. Jika kita aktif di sosial media, hendaknya kita berlaku bijak dan berupaya semaksimal mungkin menggunakannya untuk menyampaikan pesan kebaikan. Jika seandainya kita mengetahui dan menemukan sesuatu yang salah pada saudara kita dan kita ingin mengingatkannya, maka hendaknya kita tetap menjaga marwah dari saudara kita.


Saling menghormati, menghargai dan menjaga marwah merupakan awal terciptanya kedamaian. Sebaliknya keinginan baik, namun dilakukan dengan cara yang bisa merendahkan marwah, boleh jadi akan berdampak buruk dan membangkitkan benih permusuhan. Orang bijak mengatakan, “Silahkan engkau ambil ikan dari kolam, namun jangan membuat keruh kolamnya.” Silahkan menyebarkan kebaikan, namun jangan membuat onar di tengah masyarakat.


Di akhir khutbah semoga kita semua dijadikan orang yang cinta pada ukhuwwah dan menjadi sebab bagi terciptanya ukhuwwah. Dan mudah-mudahan saat kita kembali menghadap-Nya, kita kembali menghadap kepada-Nya dengan husnul khatimah dan dengan membawa hati yang selamat.


وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ (84) وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ (85) وَاغْفِرْ لِأَبِي إِنَّهُ كَانَ مِنَ الضَّالِّينَ (86) وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ (87) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)


بارك الله لي ولكم فى القرأن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم وتقبل مني تلاوته إنه هو البر الرؤوف الرحيم وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين

 

الخطبة الثاني

 

اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ , تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ ,وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ  بِاَمْرٍ  بَدَأَ  فِيْهِ بِنَفْسِهِ , وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ 

وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَانَ وَعَلِىّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اْلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ  إنك سميع قريب مجيب الدعوات اللَّهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ, وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ, وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ, وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ, وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ, وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ ,وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْن

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam

  Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam   اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله اَكبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ كُلَّمَا...