Kamis, 25 September 2025

Sudah Benarkah Mahabbah Kita Kepada Baginda Nabi Saw???

 


Sudah Benarkah Mahabbah Kita Kepada Baginda Nabi Saw???

Seri Khutbah Jum'at



 

الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بِنِعمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا , وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أنْ هَدَانَا اللهُ ، أشْهَدُ أنْ لاَإلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , الَّذِيُ خَصَّنَا بِخَيْرِ كِتَابٍ أُنْزِلَ, وَأَكْرَمَنَا بِخَيْرِ نَبِىٍّ أُرْسِلَ, وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النٍّعْمَةَ بِأَعْظَمِ دِيْنِ اْلإسْلاَمِ ، أليَوْمَ أكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ اْلإسْلَمَ دِيْنًا ، وَ أشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَدَّى اْلأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ اْلأُمَّةَ وَتَرَكْنَا عَلىَ اْلمَحَجَّةِ اْلبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَــهَارِهَا ، لاَيَزِيْغُ عَنْهَا إلاَّ هَالِكٌ, أللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ الطَّاهِرِيْنِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . أمَّا بَعْدُ,  فَيَا عِبَادَ اللهِ ! اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Hadirin Jama’ah Shalat Jum’at yang dimuliakan Allah...

Marilah pada kesempatan jum’at yang penuh berkah ini, kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kepada Allah Swt. Taqwa dalam arti menjalankan perintah-Nya dan menjauhi semua larangannya. Dengan bekal iman dan taqwa inilah kita akan menjadi pribadi yang beruntung dalam menjalani kehidupan di dunia, terlebih saat kembali menghadap-Nya kelak di hari kiamat.

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Saat ini kita memasuki bulan Rabi’utstsani, yang dalam istilah jawa dikenal dengan bulan Ba’da Mulut. Artinya bulan setelah bulan dimana Baginda Agung Rasulullah Saw. dilahirkan di dunia. Bulan yang bersejarah sehingga di bulan tersebut umat muslim biasanya mengisinya dengan berbagai kegiatan dalam rangka memuliakan, meneladani, mencintai dan mengungkapkan rasa bahagia dengan hadirnya manusia terbaik sepanjang masa, yakni Baginda Rasul Saw.

Masih lekat diingatan kita, bagaimana antusiasnya masyarakat di lingkungan kita dalam menyambut bulan kelahiran baginda Nabi Saw. Ada yang mengadakan berbagai lomba, kegiatan do’a, majlis sholawat, sampai menghadirkan tokoh agama termuka dalam bentuk tabligh akbar, maupun pengajian. Semua itu merupakan ungkapan kecintaan kepada Baginda Nabi Muhammad Saw. yang puncaknya adalah ingin dikumpulkan bersama dengannya kelak di surga.

Rasulullah Saw. bersabda:

وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الجَنَّةِ

Artinya: “Barangsiapa yang mencintaiku, ia pasti bersamaku di surga.” (HR. Turmudzi)

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Siapa mencintai Rasulullah Saw. orang tersebut pasti mencintai Allah. Dan barangsiapa mencintai Allah, maka ia akan masuk ke dalam surga.

Pertanyaan yang perlu kita ajukan pada diri kita masing-masing, benarkah cinta kita kepada Rasulullah sudah benar? Bulan Rabi’utstsani atau ba’da mulud, kiranya bulan yang tepat untuk mengoreksi kembali cinta kita pada baginda nabi. Setelah sebelumnya, bulan Maulid kita ekspresikan cinta kita dengan berbagai ekspresi.

Allah Swt. berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (31)

Artinya: “Katakan (wahai Muhammad); jika kalian semua mencintai Allah, maka ikutilah aku, maka Allah akan mencintai kalian semua, dan mengampuni dosa-dosa kalian semua, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali Imran (3); 31).

Ayat tersebut menegaskan bahwa jika kita mengaku cinta kepada Allah, maka hendaknya kita mengikuti teladan Rasulullah. Jika kita mengikuti teladan Rasulullah, maka Allah akan mencintai kita dan mengampuni dosa-dosa kita.

Oleh sebab itu, momentum ini menjadi penting bagi kita yang mengaku cinta kepada Allah, cinta kepada Rasulullah, sudahkah pengakuan itu kita barengi dengan mengikuti teladannya.

Sebagai contoh sederhana Rasulullah Saw. memerintahkan kita untuk berbakti kepada orangtua. Bagaimana sikap kita kepada orangtua. Sebagai anak sudahkah kita berbakti kepada perintah orangtua. Bagaimana cara kita berkomunikasi dengan keduanya? Sudahkah menggunakan bahasa yang baik dan sopan? Berlaku lemah lembut dan tidak mementak atau justru sebaliknya.

Rasulullah memberi tuntunan agar hendaknya kita menunaikan shalat tepat pada waktunya, sudahkah kita menjalankan sholat tepat pada waktunya atau justru sebaliknya selalu telat menjalaninya. Rasulullah memerintahkan agar kita menunaikan shalat berjama’ah di masjid, sudahkah kita menunaikan jama’ah sholat di masjid atau sebaliknya, seribu satu alasan kita ajukan untuk meninggalkan sholat berjama’ah di masjid.

Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah,

            Momentum maulid rasul di bulan rabi’ul awwal kemarin, kita ekspresikan cinta kepada baginda Rasul Saw. sudahkah ekspresi itu membangkitkan gairah kita untuk meneladaninya? Ataukan ekspresi itu sekadar luapan tradisi semata yang tidak berefek dan berdampak pada peningkatan keimanan dan ketaqwaan kita. Jika demikian adanya sungguh merugilah kita.

            Ekspresi cinta kita kepada Rasul belum menunjukkan mahabbah yang benar kepadanya. Sehingga meskipun kita mengekspresikan cinta tersebut berulangkali, hati kita belum terbuka untuk menerima petunjuknya dan meneladani jalannya.

            Dikisahkan suatu saat ada seorang murid yang sowan kepada gurunya. Ia mengadu, dan meminta kepada Sang Guru untuk mengajarinya cara bermimpi untuk berjumpa dengan Rasulullah Saw. Sang Guru berkata,  jika engkau ingin berjumpa rasulullah dalam mimpinya datanglah kepadaku nanti malam untuk jamuan makan.

Rasa penasaran dan kingin tahuan sang murid mendorongnya untuk memenuhi undangan sang guru. Begitu tiba, ia langsung berkata kepada gurunya, ‘allimni kaifa ara al-nabiyya shallallahu ‘alaihi wasallama fi al-manan? Sang guru menjawab makan malamlah dahulu.

Sang murid makan. Di tengah makannya sang murid merasa kehausan dan meminta untuk minum, namun sang guru tidak memberikan. Rupanya sang guru menambahkan garam pada makanan sehingga sang murid merasa kehausan.

Begitu selesai makan, murid tersebut kembali meminta agar ia diajari bagaimana cara berjumpa dengan rasulullah saw. dalam mimpinya. Sang Guru menjawab, tidurlah dulu, besok aku ajarkan kepadamu bagaimana cara bertemu dengan Rasulullah saw. dalam mimpimu.

Tiba saat pagi, sang murid kembali bertanya. Sang guru balik bertanya; apa yang kau lihat dalam mimpimu? Murid itu menjawab:

رأيت السماء تمطر والأنهار تجر ي والبحار أمامي

Saya melihat langit hujan, sungai-sungai mengalir, dan laut-laut dihadapanku. Rupanya murid tersebut sedang kehausan sehingga bermimpi langit menurunkan hujan deras, sungai-sungai mengalir dan lautan terbentang di hadapannya.

Sang guru berkata:

إذا صدقت نيتك وصدقت محبتك لرأيت رسو ل الله ص.م.

Ketika niatmu sudah benar, cintamu sudah benar, pasti kamu melihat rasulullah saw.

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Kisah tersebut merupakan satu peringatan bagi kita, manakala rasa mahabbah cita sudah benar, ekspresi cinta kita sudah benar, pasti kita berjumpa rasulullah saw. meskipun dalam mimpi. Pada akhirnya cinta yang benar akan diikuti oleh sikap perilaku kita yang senantiasa mengikuti teladannya.

Semoga memontum setelah bulan kelahiran Nabi ini, menjadi pelecut semangat kita meneladani baginda Nabi Muhammad Saw. Pada akhirnya semoga kelak kita dikumpulkan bersamanya di surganya Allah Swt.

 

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (31)

 

بارك الله لي ولكم فى القرأن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم وتقبل مني تلاوته إنه هو البر الرؤوف الرحيم وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين

 

الخطبة الثاني

 

اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ , تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ ,وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ  بِاَمْرٍ  بَدَأَ  فِيْهِ بِنَفْسِهِ , وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ

 اَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَانَ وَعَلِىّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اْلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ  إنك سميع قريب مجيب الدعوات اللَّهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ, وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ, وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ, وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ, وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ, وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ ,وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْن

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masjid Sebagai Pusat Syi'ar Islam

 Masjid Sebagai Pusat Syi'ar Islam Hadirin Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah, Mengawali khuthbah jum’at kali ini, khatib mengajak d...