Sabtu, 26 Desember 2015

Kerugian Dan Kecaman Terhadap Yang Tidak Lillaah




وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَىهُ بِغَيْرِهُدًى مِنَ اللهِ إِنَّ اللهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظَّالِمِيْنَ (28- القصص : 50)
Artinya: “Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang – orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun?Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang dlalim.” (Q.S. Al Qashas ayat 50)
Orang yang tidak Lillah, namanya lighairillah. Berbuat tidak karena Allah melainkan karena selain Allah. Istilah wahidiyah disebut dengan Linnafsi. Berbuat atau beramal hanya karena menuruti keinginan dan kemauan hawa nafsunya. Kelihatan tho’at hanya pada lahirnya saja sedang pada batinnya adalah menuruti nafsu, berarti ia diperalat oleh nafsunya. Diperbudak oleh nafsunya. Dengan kata lain dia mengabdi atau menyembah kepada nafsunya sendiri. Orang yang begini inilah yang termasuk golongan orang /kaum yang dlalim yang tidak akan mendapat petunjuk dari Allah.
إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَا يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَاكَانَ خَالِصًا وَابْتَغَى بِهِ وَجْهَهُ (حديث حسن صحيح رواه النسائي عن أبى أمامة)
Artinya:”Sesungguhnya Allah tidak menerima dari amal kecuali amal yang sungguh – sungguh ikhlas (Lillaah) semata – mata mengharap ridlaNya”. (Hadis hasan shahih yang diriwayatkan oleh Imam Nasai dari Abi Umamah)
أَبْغَضُ إِلَهٍ عُبِدَ عِنْدَ اللهِ فِى الْأَرْضِ هُوَ الْهَوَى (رواه الطبرانى عن أبى أمامة الباهلي)
Artinya: “Berhala sesembahan dibumi yang paling dimurkai Allah adalah hawa nafsu”. (H.R. Thabrani dari Abi Umamah)
            Kesimpulannya orang yang beramal ibadah hanya menuruti kemauan nafsunya, amal perbuatan apa saja berarti dia menyembah kepada nafsunya sendiri. Dia adalah hamba dari pada nafsunya, dia mempertuhankan nafsunya tetapi tidak merasa. Oleh karena nafsu itu justru yang paling dimurkai Allah, maka dengan sendirinya orang yang menjadi hamba nafsu itulah orang yang paling dimurkai Allah.

Jumat, 25 Desember 2015

Kebaikan Dan Keuntungan Lillah



مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَوةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوْايَعْمَلُوْنَ (16- النحل :97)
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan perbuatan baik, laki – laki maupun perempuan dan dia seorang mukmin, maka sungguh akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sungguh akan Kami berikan balasan pahala mereka dengan balasan yang lebih baik daripada apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. 16. Al Nahl ayat 97)
طُوْبَي لِلْمُخْلِصِيْنَ أُوْلَئِكَ مَصَابِيْحُ الْهُدَي تَنْجَلِيْ عَنْهُمْ كُلُّ فِتْنَةٍ ظَلْمَاءُ (رواه أبو نعيم عن ثوبان)
Artinya: “Alangkah beruntungnya orang – orang yang beramal dengan ikhlas. Mereka – mereka itulah sebagai lampu – lampunya petunjuk, dimana segala fitnah yang digambarkan sebagai kegelapan menjadi jelas bagi mereka.” (H.R. Abu Nu’aim dari Tsauban)


Jumat, 18 Desember 2015

Belajar Dari Kesalahan

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dalam kehidupan. Siapapun itu, apa pangkatnya semua pernah melakukan kesalahan. bahkan rasulullah saw manusia pilihan Allah yang menjadi kekasihNya pun pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya. Hanya saja begitu beliau melakukan kesalahan Allah langsung mengingatkannya dengan menurunkan wahyu kepadanya. Inilah mungkin maksud dari ma'shum yang ada dalam diri seorang nabi dan rasul.
Mengambil langkah salah dalam kehidupan adalah hal yang wajar karena itu bersifat manusiawi. Manusia selalu disandarkan kepada kecenderungan untuk berbuat kesalahan. Akan tetapi yang terpenting dari hal itu adalah bagaimana menyikapi sebuah kesalahan. Apakah kita hanya tinggal diam dan berlarut - larut dalam kesalahan? Atau belajar dari kesalahan agar kelak dikemudian hari kita tidak melakukan kesalahan yang sama?
Hakikat kesalahan sebenarnya adalah sebuah proses yang telah menjadi sunnatullah untuk menjadikan manusia menjadi orang yang lebih baik. Seharusnya setelah kita melakukan kesalahan, kita belajar untuk memperbaiki diri, melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap diri kita agar menjadi lebih baik dari yang kemarin.
Orang yang hebat bukanlah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, tetapi mereka yang mampu belajar dari kesalahan. Mereka mungkin pernah mengalami masa - masa sulit yang merupakan masa terpuruk dalam kehidupannya. Akan tetapi mereka tetap berpikir positif menatap masa depan dengan penuh semangat tanpa merasa rendah diri.
Sebaliknya seseorang yang memiliki hati kerdil, mereka tidak berani menatap masa depan. Sikap mereka selalu psimis sehingga mereka tidak melakukan tindakan nyata untuk mengubah  nasib mereka. Dalam bertindak mereka cenderung mengikuti arus tanpa mau untuk berusaha melawan arus itu. Akibatnya mereka terpuruk dalam kehidupannya dan sulit bangkit dari keterpurukan yang mereka alami. Termarginalkan oleh sistem dan tenggelam dalam lautan keterpurukan.
Dalam menghadapi hidup sikap optimis harus kita miliki. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, pun pula tidak ada kesalahan yang tidak bisa diperbaiki. Semua tergantung pada diri kita, apakah kita mau untuk bangkit dan memperbaiki semua atau justru tenggelam dalam keterpurukan.
Jadilah orang yang selalu belajar dari setiap kehidupan. Ingatlah bahwa setiap apa yang anda alami adalah jari jemari kasih sayang Allah untuk anda, agar menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya... Allahu A'lam...

18 Desember




18 Desember memiliki makna tersendiri bagi sementara orang khususnya mereka pecinta Bahasa Arab. Organisasi Pendidikan, Keilmuwan, dan Kebudayaan PBB, yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organizations) menetapkan 18 Desember sebagai hari Bahasa Arab sedunia. Penetapan itu merupakan hasil inisiatif  dua negara anggota UNESCO, Maroko dan Saudi Arabia guna menjadikan Bahasa Arab sebagai Bahasa resmi yang digunakan dan diakui oleh dunia internasional.
Penetapan Bahasa Arab sebagai Bahasa Internasional bukan tanpa alasan. Sebagaimana dimaklumi Bahasa Arab memiliki peran dan sumbangan besar terhadap perkembangan peradaban didunia. Bahasa Arab memiliki sumbangsih besar dalam memajukan peradaban dunia ketika islam mengalami masa kejayaan dimasa pemerintahan khilafah Islamiyah. Sumbangsih itu bisa kita temukan dari banyaknya pengaruh Bahasa Arab terhadap Bahasa – Bahasa dunia karena ketika islam Berjaya Bahasa Arab adalah Bahasa resmi bagi seluruh dunia islam yang berada dalam payung khilafah Islamiyah.
Mengapa 18 Desember?
18 Desember di peringati sebagai hari Bahasa Arab sedunia karena tanggal 18 desember 1973, Bahasa Arab secara resmi terdaftar dan menjadi Bahasa internasional oleh UNESCO. Dengan demikian Bahasa Arab adalah Bahasa ke – 6 dalam urutan Bahasa Internasional UNESCO dari 22 bahasa negara lainnya.
Moment 18 Desember menjadi moment tersendiri bagi pecinta Bahasa Arab untuk lebih meningkatkan kecintaan mereka terhadap Bahasa Arab. Sebagai Bahasa internasional Bahasa Arab memiliki keunikan tersendiri. Keunikan dalam Bahasa Arab ini merupakan salah satu penyebab Bahasa Arab menjadi Bahasa yang memiliki keunggulan dari Bahasa lain selain Bahasa Arab.
Selamat Hari Bahasa Arab Sedunia!

Kamis, 17 Desember 2015

Lillaah (لله)




Lillaah, artinya : Segala perbuatan apa saja lahir maupun batin, baik yang hubungan langsung kepada Allah wa Rasulihi SAW, maupun yang berhubungan dengan masyarakat, bahkan dalam berhubungan dengan sesame makhluk, baik kedudukan hukumnya wajib, sunnah, atau mubah asal bukan perbuatan yang tidak diridlai Allah, bukan perbuatan yang merugikan, melaksanakannya supaya disertai niat beribadah mengabdikan diri kepada Allah dengan ikhlas tanpa pamrih. Lillahi Ta’ala! Baik pamrih ukhrawi, lebih – lebih pamrih duniawi!
            Jadi hidup kita 100% harus kita curahkan untuk beribadah kepada Allah dengan disertai niat Lillaah tersebut. Asal bukan perbuatanyang terlarang.
Perbuatan terlarang atau merugikan, seperti maksiat atau munkarot sama sekali tidak boleh diniati dengan ibadah Lillaah, dan kita harus berusaha menjauhi dan menghindarinya. Didalam menjauhi dan menghindari itulah yang harus dengan niat ibadah lillah!. Demikian seterusnya didalam segala perbuatan apa saja. Termasuk makan, minum, bekerja, tidur, istirahat, dan sebagainya dan sebagainya.
Ikhlas tanpa pamrih: Semata – mata karena dan untuk Allah tidak berarti menutup pintu harapan ingin terhadap pahala, surge, dan sebagainya atau takut siksa neraka dan sebagainya. Kita harus ingin kepada hal – hal yang baik yang menguntungkan dan harus takut kepada hal – hal yang buruk yang merugikan. Akan tetapi didalam kita ingin atau takut itulah yang harus kita niati ibadah lillah, sebab kita memang diperintah supaya berharap kepada pahala, surge dll. Dan supaya takut kepada siksa, neraka dll. Jadi amal – amal ibadah kita apa saja seperti sembahyang, puasa, membaca al qur’an, dzikir, baca shalawat, menolong orang, dan sebagainya jangan sampai karena didorong oleh rasa ingin atau takut, melainkan didorong oleh pengabdian diri, niat ibadah kepada Allah dengan ikhlas tanpa pamrih.
Dasar/ Dalilnya Lillaah
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ (51، الذاريات:56)
Artinya: “Dan tiadalah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah (mengabdikan diri) kepadaKu”. (Q.S. (51) Adz Dzariyat;56)
وَمَا أُمِرُوْا إِلَّا لِيَعْبُدُوْااللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ (98- البينة:5)
Artinya: “Dan tiadalah mereka disuruh,melainkah supaya mereka menyembah (beribadah) kepada Allah dengan ikhlas/memurnikan ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama yang lurus”. (Q.S. (98) Al Bayyinah;5)
Jadi yang dimaksud “ibadah” itu tidak hanya terbatas dalam menjalankan syariat islam seperti syahadat, shalat, puasa, zakat, haji, baca dzikir, baca qur’an, dan sebagainya saja, melainkan seluruh bidang harus kita curahkan penuh 100% untuk ibadah kepada dengan menyertakan niat “Lillaah’ dalam segala gerak hidup dan kehidupan kita seperti penjelasan lillaah diatas. Bekerja, makan, minum, tidur, dan sebagainya harus niat ibadah lillaahi ta’aala.
قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمُعَاذِ ابْنِ جَبَلٍ: أَخْلِصِ الْعَمَلَ يُجْزِكَ مِنْهُ الْقَلِيْلُ (رواه أبو منصور الديلمي)
Artinya: “Bersabda rasulullah saw kepada Muadz bin Jabal: ‘Ikhlashkanlah amalmu, maka amal ikhlash yang sedikit saja sudah memadai (mencukupi) bagimu’”. (H.R. Abu Mansyur al Dailami)


Pokok – Pokok Ajaran Wahidiyah


1.      Definisi (Ta’rif) Ajaran Wahidiyah.
Yang dimaksud dengan ajaran wahidiyah adalah bimbingan praktis lahiriyah dan batiniyah didalam mengamalkan dan menerapkan tuntunan rasulullah saw, mencakup bidang syaria’at, bidang haqiqat, meliputi penerapan iman, pelaksanaan islam, perwujudan ihsan dan pembentukan akhlaqul karimah.
Sumber dasar hukum ajaran wahidiyah adalah al qur’an dan sunah rasul saw.
2.      Yang dimaksud dengan pokok – pokok ajaran wahidiyah adalah rumusan ajaran wahidiyah dalam pokok – pokoknya. Yaitu:
Ø  Lillah Billah (لله – بالله)
Ø  Lirrasul Birrasul (للرسول – بالرسول )
Ø  Lilgauts Bil Ghauts(للغوث – بالغوث )
Ø  Yu’ti Kulla Dzi Haqqin Haqqah( يؤتي كل ذي حق حقه)
Ø  Taqdiimul Aham fal Aham Tsummal Anfa’ fal Anfa’
( تقديم الأهم فالأهم ثم الأنفع فالأنفع)
3.      Perjuangan Wahidiyah
Yang dimaksud dengan perjuangan wahidiyah adalah upaya lahiriyah dan batiniyah dengan Shalawat Wahidiyah dan ajaran wahidiyah agar supaya seluruh umat manusia masyarakat jami’al ‘alamin (termasuk dan terutama diri pribadi dan keluarga) kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Allah SWT Tuhan Maha Pencipta dan RasulNya SAW, dan sekaligus mengusahakan agar supaya akhlak/ perbuatan menjadi baik dan menguntungkan dan apabila sudah dikodar tidak dapat diharapkan menjadi baik, daripada makin berlarut – larut mengakibatkan kerugian, lebih baik segera dimusnahkan saja oleh Allah SWT (terutama akhlak/perbuatan)

Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam

  Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam   اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله اَكبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ كُلَّمَا...