Senin, 23 Januari 2017

Keutamaan al-Qur’an


Sebagai salah satu kitab samawi yang keotentikannya masih tetap terjaga sampai saat ini tentu memiliki keutamaan yang tidak dimiliki oleh kitab yang lain. Umat Islam meyakini keutamaan al-Qur’an ini bahkan menjadikan keyakinan terhadap al-Qur’an sebagai salah satu tanda iman.
 
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Hibban dan al-Baihaqi dari Jabir r.a., Rasulullah SAW bersabda:

القرأن شافع مشفع، وما حل مصدق، من جعله أمامه قاده إلى الجنة، ومن جعله خلفه ساقه إلى النار (رواه ابن حبان والبيهقي)

Artinya:
“Al-Qur’an adalah pemberi syafa’at yang dimintai syafa’at, lawan  diskusi yang dibenarkan. Barangsiapa yang menjadikannya di depannya,ia pasti menuntunnya ke surga, dan barangsiapa yang menjadikannya di belakangnya, ia pasti menghalaunya ke neraka.” (H.R. Ibnu Hibban dan al-Baihaqi)

Hadits di atas menerangkan tentang keutamaan al-Qur’an sebagai kitab suci yang ditrurunkan Allah SWT kepada hamba pilihan-Nya Nabi Muhammad SAW. Di antara intisari hadits di atas adalah menetapkan keutamaan al-Qur’an dan bahwasannya ia akan menjadi pembela bagi pembacanya kelak di hari kiamat. Al-Qur’an akan menjadi pembela bagi pembacanya yang mau menjadikan al-Qur’an sebagai imamnya. Artinya orang yang membaca al-Qur’an tersebut mau untuk mengamalkan isi al-Qur’an dan menjauhi semua larangannya. Apabila pembaca al-Qur’an berperilaku demikian, perilakunya mencerminkan al-Qur’an, maka al-Qur’an akan menjadi pembela bagi orang tersebut saat di yaumil qiyamah.

Sebaliknya, orang yang rajin membaca al-Qur’an akan tetapi ia tidak patuh terhadap al-Qur’an, tidak berusaha untuk berperilaku sebagaimana al-Qur’an, dengan kata lain ia justru menempatkan al-Qur’an dibelakangnya bukan sebagai imamnya, maka al-Qur’an akan menggiring orang yang berperilaku seperti ini ke neraka. Orang – orang semacam ini adalah orang – orang fasik yang seringkali melanggar dan meremehkan petunjuk – petunjuk al-Qur’an. Berkenaan dengan hal ini Rasulullah SAW bersabda:

رب تال للقرأن والقرأن يلعنه

Artinya:
“Banyak orang yang membaca al-Qur’an tetapi al-Qur’an melaknatnya.”

Hadits di atas cukup menjadi dasar bagi orang – orang yang membaca al-Qur’an tetapi mereka tidak berusaha untuk mengamalkannya. Tidak menjadikan al-Qur’an sebagai imam yang menuntunnya menuju ke surga. Oleh karena perilaku mereka yang justru bertolak belakang dengan al-Qur’an, al-Qur’an lantas menjadi sebab bagi orang tersebut terjerumus ke dalam api neraka.

Syafa’at al-Qur’an bagi para pembacanya akan diterima oleh Allah SWT besok di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda:

اقرؤواالقرأن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه (رواه مسلم)

Artinya:
“Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan dating di Hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada ahlinya.” (H.R. Muslim)

Berdasarkan hadits di atas al-Qur’an akan menjadi penolong dan pemberi syafa’at bagi para pembacanya. Yang dimaksud di sini adalah mereka yang ahli membaca al-Qur’an dan mau menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya, berusaha untuk selalu berperilaku sebagaimana yang ditunjukkan oleh al-Qur’an. Orang – orang seperti ini akan di syafa’ati oleh al-Qur’an dan akan di masukkan ke dalam surga Allah.

Sebagai seorang muslim sudah barang tentu kita ingin masuk ke dalam surga. Oleh karena itu sebagai seorang muslim hendaknya selalu membiasakan diri dengan membaca al-Qur’an. Selain berusaha membaca al-Qur’an dengan baik, seorang muslim hendaknya juga berusaha untuk memahami isinya. Setelah kita memahami isinya maka yang harus dilakukan adalah berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.

Orang yang selalu bersama dengan al-Qur’an maka hidupnya akan tenang. Setiap tindakannya selalu di terangi dengan cahaya al-Qur’an yang dengan cahaya itu bias membedakan antara yang baik dan benar. Dengan kemampuan membedakan antara yang baik dan benar, besar kemungkinan seseorang akan selalu berusaha melakukan yang baik dan menghindarkan diri dari perilaku yang tidak benar. Perilaku inilah yang pada akhirnya nanti membawanya masuk ke dalam surga.

Semoga bermanfaat…
Allahu a’lam…



Minggu, 22 Januari 2017

Penutupan Dirasah Qur'aniyyah



Penutupan Dirasah Qur’aniyyah
Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung Angkatan I Tahun 2017

Jum’at 20 Januari 2017 Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung untuk  pertama kalinya mengadakan penutupan secara seremonial kegiatan Dirasah Qur’aniyyah di Pondok Pesantren Bustanu Usysyaqil Qur’an di Desa Kaliwungu Kecamatan Ngunut Tulungagung yang diasuh oleh al-Ustadz K. Ahmad Marzuki, S.Th.I, M.Pd.I. Kegiatan ini diselenggarakan dengan dana mandiri sebagai salah satu wujud keseriusan Pengelola Ma’had al-Jamiah dalam melaksanakan program Madin dan Dirasah Qur’aniyyah yang menjadi salah satu keunggulan dari Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung.

Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung secara umum memiliki beberapa program unggulan, diantaranya Madin dan Dirasah Qur’aniyyah. Madin menawarkan kepada mahasantri IAIN Tulungagung untuk bersama – sama belajar kitab – kitab turats yang menjadi khazanah keilmuan islam. Kegiatan ini diselenggarakan di sela – sela jam perkuliahan. Alhamdulillah secara umum program ini telah berjalan sukses kendati di sana – sini masih banyak membutuhkan perbaikan dan penyempurnaan, termasuk di antaranya adalah ketersediaan waktu yang khusus untuk penyelenggaraannya.

Sementara Dirasah Qur’aniyyah menawarkan beberapa pembelajaran diantaranya, Qira’at Al-Qur’an, Kitabat Al-Qur’an, Tilawat Al-Qur’an dan Tahfidz Al-Qur’an. Program ini memberikan bekal kepada mahasantri IAIN Tulungagung yang menempuh perkuliahan agar setelah lulus dari perkuliahan mereka memiliki kemampuan yang mumpuni dalam Dirasah Qur’aniyyah. Sebagaimana telah di tegaskan oleh Rektor IAIN Tulungagung, Dr. Maftukhin, M.Ag, bahwa IAIN Tulungagung telah menegaskan dirinya sebagai kampus dakwah dan peradaban. Oleh karenanya seluruh mahasantri IAIN Tulungagung diharapkan setelah menamatkan studinya bias mengemban misi untuk mengabdi dalam kehidupan masyarakat secara luas terlebih mampu menjalankan misi sebagai da’i yang mengajak umat untuk mengabdi kepada Allah SWT. Salah satu hal yang penting dimiliki oleh mahasantri untuk mendukung misi ini adalah dengan menguasai al-Qur’an dan kutub al-turats (kitab kuning) yang menjadi icon kebanggaan umat muslim sampai saat ini.

Dalam menjalankan kegiatan Dirasah Qur’aniyyah ini pengelola Ma’had al-Jami’ah menggandeng dan bekerjasama dengan al-Ustadz K. Ahmad Marzuki, M.Pd.I, seorang kyai yang hafidz al-Qur’an, Pengasuh Pondok Pesantren Bustanu Usysyaqil Qur’an yang juga termasuk salah satu dosen pengajar di lingkungan IAIN Tulungagung untuk mensukseskan program ini. Beliau banyak ikut terlibat di dalam Madin dan Dirasat al-Qur’an yang di selenggarakan oleh Ma’had al-Jami’ah.

Secara formal sebenarnya kegiatan Madin dan Dirasat Qur’aniyyah telah selesai bersamaan dengan selesainya kegiatan perkuliahan regular mahasiswa. Namun, karenaada pertimbangan lain, khususnya bagi mahasantri yang mengikuti program Tahfidz Al-Qur’an akhirnya diadakanlah program Dirasat Qur’aniyyah di sela – sela liburan yang dipusatkan di Pondok Pesantren Usysyaqil Qur’an Kaliwungu. Kegiatan ini bersifat sukarela karena masih pertama kali dan dengan dana mandiri dengan alokasi waktu sekitar satu bulan, tepatnya dibuka pada tanggal 22 Desember 2016 dan diakhiri pada tanggal 20 Januari 2017. 

Diluar dugaan, program ini mendapat sambutan antusias dari mahasantri. Tercatat ada 32 mahasantri yang mengikuti kegiatan ini. Mahasantri ini terdiri dari mahasantri yang tercatat dalam daftar mahasantri madin dan dirasat al-Qur’an regular di Ma’had al-Jami’ah yang tersebar di berbagai fakultas, termasuk juga di ikuti oleh mahasantri yang berasal dari Pattani Thailand. Sungguh, satu kebahagiaan dan kebanggaan tentunya bagi seluruh pengelola Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung. Rencananya program ini akan di jadikan sebagai program rutin tiap tahun dan sekaligus sebagai satu program unggulan bagi Ma’had al-Jami’ah.

Bila pembukaan program ini hanya dihadiri oleh Mudir Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung, Dr. K.H. Muhammad Teguh Ridlwan, M.Ag dan seluruh murabbiyat sebagai pihak pengelola ma’had, hadir dalam acara penutupan ini Wakil Rektor I bidang akademik, Prof. Dr. K.H. Imam Fuadi, M.Ag. yang sekaligus memberikan kata sambutan dan menutup program Dirasat al-Qur’an. Dalam sambutannya beliau sangat gembira dan bangga dengan adanya kegiatan ini, apalagi kegiatan ini diselenggarakan dengan dana mandiri dan bias berjalan dengan sukses. Beliau berharap agar kedepan kegiatan ini lebih dikelola dengan baik dan bisa diajukan dana anggaran kampus. Dalam sambutannya beliau juga menyampaikan bahwa besok di yaumil qiyamah kita semua akan dimintai pertanggung jawaban atas semua amalnya. Pada saat itulah al-Qur’an menjadi penting bagi kita semua karena besok di yaumil qiyamah al-Qur’an akan dating kepada pembacanya untuk memberikan syafaat. Selain itu beliau juga menyitir qaul Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin, bahwa kalau ada orang yang belajar a-Qur’an dan mengajarkan al-Qur’an maka dia adalah orang yang paling baik di petala langit. Beliau juga mengingatkan agar setelah mempelajari al-Qur’an dan menghafalkannya mahasantri tidak hanya berhenti sampai disitu akan tetapi berusaha untuk berperilaku dan bersikap layaknya al-Qur’an. Menurut beliau tidak pantas bagi orang yang menghafal al-Qur’an berperilaku yang buruk. Insyaallah dengan menghafal al-Qur’an dan berperilaku seperti al-Qur’an maka kelak di yaumil qiyamah kita akan dimasukkan ke dalam surga.

Sementara itu dalam sambutannya sebagai ta’mir masjid Baitul Muhajirin, Bapak Amanuddin, menyampaikan rasa terima kasih atas kehadairan seluruh mahasantri dan juga pihak pengelola. Beliau merasa senang dan sekaligus bangga, bahwa di saat banyak remaja yang terlibat dalam pergaulan yang kurang benar, disaat banyak remaja yang dalam kesehariannya disibukkan dengan hp, wa, facebook dan lain sebagainya masih ada diantara remaja –dalam hal ini mahasantri- yang mau menyibukkan diri dengan al-Qur’an. Beliau merasa sangat bahagia bahwa masjid yang dikelolanya digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan Dirasah Qur’aniyyah dan berharap tahun depan bias ditempati lagi. Tidak lupa beliau juga mohon maaf apabila sebagai tuan rumah ada hal – hal yang kurang berkenan.

Alhamdulillah dengan ridla Allah, program kegiatan Dirasat Qur’aniyyah yang diselenggarakan oleh Ma’had al-Jami’ah IAIN Tulungagung telah berjalan dengan lancar dan sukses. Mudah – mudahan ini menjadi pioneer bagi keberlangsungan semua program dan agenda Ma’had al-Jami’ah. Semoga tahun depan program ini bisa kembali dilaksanakan tentunya dengan format dan hasil yang lebih baik. 

Semoga bermanfaat...
Allahu A'lam...

Jumat, 20 Januari 2017

Bershalawat di Hari Jum’at




Hari Jum’at memiliki keistimewaan tersendiri bagi umat muslim. Hari jum’at dianggap sebagai hari paling mulia bila dibandinkan dengan hari yang lain selain jum’at. Pada hari ini umat Islam yang bermukim dalam satu wilayah, kaum laki – laki khususnya, diwajibkan untuk menunaikan shalat jum’at secara berjamaah di masjid. Adapun kaum hawa, tidak ada kewajiban bagi mereka, namun apabila mau ikut berjamaah juga diperbolehkan.

Menurut riwayat Anas bin Malik, Rasulullah SAW pernah ditanya perihal hari Jum’at. Beliau menjawab: “Hari Jum’at adaalh hari silaturrahmi dan pernikahan”. Oleh karena itu shalat jum’at juga dijalankan dalam kerangka membangun jalinan silaturrahmi dan memperkuat ukhuwah islamiyah.

Para ulama telah menjelaskan bahwa pada hari jum’at telah terjadi tujuh pernikahan antara para anbiya’ dan auliya’, yaitu:

1.      Pernikahan antara Nabi Adam a.s. dan Ibu Hawa
2.      Pernikahan antara Nabi Yusuf a.s. dan Zulaikha
3.      Pernikahan antara Nabi Musa a.s. dan Shofwara
4.      Pernikahan antara Nabi Sulaiman a.s. dan Ratu Bilqis
5.      Pernikahan antara Nabi Muhammad SAW. dengan Siti Khadijah
6.      Pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Siti Aisyah
7.      Pernikahan Sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan Siti Fatimah

Peristiwa pernikahan ini juga merupakan salah satu diantara tanda bahwa hari Jum’at memiliki nilai lebih bila dibanding hari yang lain. Maka disunnahkan bagi umat Islam agar pada tiap – tiap hari jum’at memperbanyak silaturahmi antar sesama.

Hari Jum’at juga memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh hari yang lain:
1.      Hari Jum’at adalah hari terbaik
Hal ini di dasarkan pada hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW. bersabda: “Hari terbaik dimana pada hari itu matahari terbit adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surge serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali di hari Jum’at.”
2.      Terdapat waktu mustajab untuk berdoa
Abu Huraoirah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: 
“Sesungguhnya pada hari Jum’at terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya, Rasulullah mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu” (H.R. Muttafaqun Alaih)

Ibnu Qayyim al-Jauziyah- setelah menjabarkan tentang perbedaan pendapat tentang waktu itu mengatakan:
 “Diantara sekian banyak pendapat ada dua yang paling kuat, sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits yang sahih, pertama saat duduknya khatib sampai selesainya shalat. Kedua, sesudah Ashar, dan ini adalah pendapat yang terkuat dari dua pendapat tadi” (Zadul Ma’ad Jilid I/389-390)

3.      Sedekah pada hari itu lebih utama dibanding sedekah pada hari – hari lainnya
Pada hari Jum’at sedekah memiliki nilai yang lebih utama bila dibandingkan sedekah di hari lain. Ibnu Qayyim berkata:
 “Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadlan dibanding bulan – bulan lainnya.” Hadits Ka’ab menjelaskan: “Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari – hari selainnya”. (Mauquf Shahih)

4.      Hari tatakala Allah SWT menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di Surga
Sahabat Anas bin Malik dalam mengomentari ayat: “Dan Kami memiliki pertambahannya” (Q.S. 50:35) mengatakan: “Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum’at”.

5.      Hari besar yang berulang setiap pecan
Ibnu Abbas berkata: Rasulullah SAW bersabda: 
“Hari ini adalah besar yang Allah tetapkan bagi umat Islam, maka siapa yang hendak menghadiri shalat Jum’at hendaklah mandi terlebih dahulu.” (H.R. Ibnu Majah)

6.      Hari dihapuskannya dosa – dosa
Salman al-Farisi berkata: Rasulullah SAW bersabda:
 “Siapa yang mandi pada hari Jum’at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa – dosanya di antara dua Jum’at.” (H.R. Bukhari)

7.      Jalannya orang yang shalat jum’at adalah pahala
Aus bin Aus berkata: Rasulullah SAW bersabda:  
“Siapa yang mandi pada hari Jum’at, kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shaf terdepan kemudian diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan mendapat pahala puasa dan shalat selama satu tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah.” (H.R. Ahmad dan Ashabus Sunan, dinyatakan shahih oleh Ibnu Huzaimah)

8.      Orang yang wafat pada malam atau hari Jum’at diselamatkan dari fitnah kubur
Diriwayatkan oleh Ibnu Amru, bahwa Rasulullah SAW bersabda: 
“Setiap muslim yang mati pada siang hari Jum’at atau malamnya, niscaya Allah akan menyelamatkannya dari fitnah kubur.” (H.R. Ahmad dan Tirmidzi, dinilai Shahih oleh al-Bani)

9.      Hari paling utama di dunia
Pada hari Jum’at, ada beberapa peristiwa penting yang terjadi di dunia, antara lain:
a)      Allah menciptakan Nabi Adam a.s. dan mewafatkannya
b)      Nabi Adam a.s. dimasukkan ke dalam surga
c)      Nabi Adam diturunkan ke bumi
d)     Hari terjadinya kiamat

Demikianlah keistimewaan yang terdapat pada hari Jum’at. Selain itu ada amalan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. agar diperbanyak pada malam – malam dan hari Jum’at, yaitu memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sangat dianjurkan, terlebih pada hari Jum’at. Banyak riwayat yang menjelaskan tentang hal ini. Salah satu diantara hadits yang memerintahkan untuk banyak membaca shalawat di hari Jum’at adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi:

أكثروا من الصلاة علي فى كل يوم جمعة، فإن صلاة أمتي تعرض علي فى كل يوم جمعة. (رواه البيهقي عن أبي أمامة)
Artinya: “Perbanyaklah membaca shalawat kepada-ku pada tiap hari Jum’at, maka sesungguhnya bacaan shalawat umatku pada tiap hari Jum’at itu ditunjukkan kepada-ku” (H.R. Baihaqi dengan sanad hasan dari Abi Umamah)

            Memperbanyak shalawat pada hari Jum’at berdasarkan hadits di atas sangat dianjurkan. Bacaan shalawat umat manusia akan ditunjukkan kepada Rasulullah SAW pada tiap hari Jum’at.  Oleh karena itu seyogyanya umat Islam untuk selalu memperbanyak bacaan shalawat di hari itu.

Selain memperbanyak shalawat di hari Jum’at hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah menjaga adab dan etika saat membaca. Jangan sampai pada saat kita membaca shalawat sementara bacaan shalawat itu ditunjukkan kepada Rasulullah SAW, tetapi ternyata shalawat yang kit abaca tidak beretika dan tidak disertai adabyang baik. Bila itu yang terjadi tentu hal ini akan mengurangi nilai dari shalawat yang kita baca.

Dalam membaca shalawat hendaknya kita berusaha untuk menghadirkan pribadi Rasulullah SAW (hudlurul qalbi). Hal ini penting agar ruhaniyah kita dapat bersambung dengan Rasulullah. Dengan tersambungnya ruhaniah kita kepada Rasulullah maka akan semakin kuat rasa mahabbah kita kepada beliau. Jika rasa mahabbah itu sudah kuat dan semakin meningkat, Allah akan menganugerahkan kita untuk bisa berjumpa dengan Rasulullah meski hanya dalam mimpi.

Semoga bermanfaat …

Allahu A’lam bish Shawab…

Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam

  Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam   اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله اَكبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ كُلَّمَا...