Hujan Sebagai Rahmat dan Kasih Sayang Allah

 

Hujan Sebagai Rahmat dan Kasih Sayang Allah

(Seri Khutbah Jum'at)



Khutbah Pertama

الحمد لله الذي أنزل من السماء ماء بقدر وأسكناه فى الأرض لينبت به الزرع والنبات أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن سيدنا ونبينا محمدا عبده ورسوله اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أل سيدنا محمد أما بعد فيا أيها الناس اتقواالله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Mari pada kesempatan jum’ah yang penuh barakah ini, kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan sekuat tenaga melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Dengan modal iman dan taqwa, kita akan menjadi orang yang beruntung dalam kehidupan di dunia, terlebih ketika kita menghadap-Nya kelak di hari kiamat.

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Saat ini kita memasuki pergantian musim, dari musim kemarau ke musim hujan. Pada pergantian musim semacam ini, jika kita tidak pandai-pandai menjaga kondisi tubuh, tidak jarang penyakit datang menghampiri. Oleh karena itu, mari kita jaga kesehatan, lingkungan dan lingkungan masing-masing, agar aktifitas keseharian tetap bisa berjalan dengan nyaman, aman dan sesuai dengan harapan.

Di musim hujan sebagaimana saat ini, kita seringkali mendengar dari berbagai media, baik media elektronik maupun surat kabar, ada beberapa daerah yang mengalami banjir, tanah longsor dan sebagaimana. Tentu, kondisi ini menjadi keprihatinan bagi kita semua, karena hujan yang semestinya menjadi rahmat dan kasih sayang Allah swt untuk umat manusia, yang dengannya semua bumi yang dulunya kering, mati, menjadi hidup kembali, justru berubah menjadi hal yang berbahaya dan mengancam bagi sebagian orang.

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah

Hujan yang diturunkan dari langit, sejatinya telah disesuaikan dengan kadar kemampuan bumi untuk menyerapnya. Namun, karena ulah tangan jahil manusia, bumi yang semestinya mampu menyerap curah hujan yang turun tersebut, tidak mampu diserap oleh bumi. Allah swt berfirman di dalam Al-Qur’an, Surat Qs. Al-Mukminun (23); 18:

وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ (18)

Artinya: Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (Qs. Al-Mukminun (23); 18)

Pada ayat yang lain, Surat Al-Zukhruf (43); 11, Allah swt juga berfirman:

وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ تُخْرَجُونَ (11)

Artinya: Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). (Qs. Al-Zukhruf (43); 11)

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Kedua ayat di atas kiranya menjadi dasar bagi kita semua untuk tetap husnudzan, berbaik sangka kepada Allah swt. bahwa pada dasarnya curah hujan yang diturunkan ke bumi pada dasarnya semua berdasarkan ukuran. Allah tidak pernah berbuat dzalim kepada manusia dan semua makhluk-Nya. Makhluk-lah yang seringkali berbuat dzalim kepada dirinya, sehingga akibat dari kedzaliman tersebut ditimpakan kepada mereka, namun mereka enggan mengakui kedzaliman yang diperbuatnya.

Hujan yang diturunkan tersebut merupakan rahmat dan kasih sayang Allah swt kepada makhluk-Nya, agar bumi yang sebelumnya mati karena kekeringan, tanah tidak lagi menumbuhkan tanaman-tanamannya, karena kering menjadi hidup kembali dengan turunnya hujan tersebut. Rumput-rumput yang sebelumnya mengering dan mati, tetiba menjadi hijau kembali lantaran hujan. Tumbuh-tumbuhan sebelumnya layu, segar dan produktif kembali. Allah swt. berfirman:

وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّاتٍ مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ انْظُرُوا إِلَى ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ إِنَّ فِي ذَلِكُمْ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (99)

Artinya: Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (Qs. Al-An’am (6); 99)

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Demikianlah Allah menurunkan hujan agar dengan hujan itu, kehidupan kembali berjalan dengan baik. Tumbuh-tumbuhan kembali produktif dan mengeluarkan hasilnya untuk kepentingan manusia. Oleh karena itu, patutlah bagi kita bersyukur atas limpahan karunia-Nya, dan janganlah merubah rahmat dan kasih sayang-Nya menjadi bencana dan malapetaka disebabkan kedzaliman kita, membuang sampah pada aliran-aliran air, sehingga menyumbat jalannya air tersebut yang ujungnya adalah banjir. Mengabaikan resapan air sehingga air yang semestinya meresap di bumi serta menetap di dalamnya justru kehilangan tempat resapannya dan mengancam pemukiman yang ada disekitarnya.

Semoga Allah swt menyelamatkan kita dari kemurkaan-Nya, dan menjadikan curahan hujan di musim ini, benar-benar sebagai rahmat dan kasih-sayang-Nya untuk kita, dan untuk umat manusia pada umumnya. Aamiin

أعوذبالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ تُخْرَجُونَ (11) بارك الله لي ولكم فى القرأن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من القرأن الكريم وتقبل مني تلاوته إنه هو البر الرؤوف الرحيم وقل رب اغفر وأنت خير الراحمين

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا،  ـ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Komentar