PEMBEKALAN DAN KOORDINASI AWAL KKN Gel 1 Tahun 2023
Foto Bersama DPL dan Peserta Usai Koordinasi Awal |
Senin, 16 January 2023, saya mendapatkan kesempatan kembali untuk
mengikuti pembekalan bagi dosen DPL KKN Gelombang 1 Tahun 2023. Saya mendapatkan
kepercayaan untuk mendampingi peserta KKN yang bertempat di Kecamatan Sendang,
tepatnya di Desa Geger. Kelompok dampingan saya adalah Kelompok Geger satu,
sementara untuk Kelompok Geger 2 DPL nya adalah Ibu Nani Sunarmi dari Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan pada Tadris Fisika.
Pembekalan bagi DPL dilaksanakan pada Senin, 16 January 2023, pukul 13.00 WIB s/d selesai bertempat di aula Rektorat Lt. 3. Acara secara langsung dibuka oleh ketua LP2M, Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I. Dalam sambutannya, beliau memberikan beberapa pesan agar nantinya kegiatan KKN bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Ketua LP2M mengingatkan agar para DPL senantiasa mendampingi para
mahasiswa peserta KKN di bawah bimbingannya. Hal ini penting, agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat kegiatan KKN. Ia juga menegaskan
agar para DPL mewanti-wanti kepada para peserta KKN untuk menjalin koordinasi
yang baik dengan pihak-pihak masyarakat baik yang secara langsung terlibat dalam
pelaksanaan program-program yang dijalankan maupun yang tidak. Hal ini penting,
agar nantinya program berjalan dengan lancar dan kehadiran mereka semua membawa
dampak positif bagi masyarakat setempat dan juga meninggalkan kesan yang baik,
mengingat program KKN ini merupakan program yang berkesinambungan. Kesan yang
baik akan memberikan dampak yang baik bagi pelaksanaan KKN di tahun-tahun
berikutnya. Sebaliknya, jika mereka meninggalkan kesan yang kurang baik, maka
bukan tidak mungkin adik-adik mereka akan merasakan imbas dari perbuatan yang
mereka lakukan.
Selanjutnya, ia juga menegaskan pentingnya mewanti-wanti peserta
KKN agar berhati-hati dalam berkendara mengingat cuaca hari ini yang sedang
tidak baik-baik saja, karena musim penghujan dan medan KKN yang cukup menantang
karena mayoritas berada di area pegunungan.
Foto Bersama Beberapa Peserta dan Team LP2M |
Sehari setelah pelaksanaan pembekalan, saya melakukan koordinasi
dengan para peserta KKN Geger 1. Jumlah peserta di kelompok ini adalah 41
orang. Jumlah yang cukup signifikan untuk kegiatan KKN, mengingat pada beberapa
kegiatan sebelumnya, jumlah peserta perkelompok berkisar antara 20-30 an
mahasiswa.
Tidak banyak yang saya sampaikan, hanya hal-hal teknis terkait
dengan kegiatan KKN. Saya mewanti-wanti agar mereka nantinya tidak datang
sebagai seorang yang “menggurui”, namun mereka datang untuk “ngangsu kaweruh”. Dalam
arti, kedatangan mereka adalah untuk belajar dari masyarakat secara langsung. Belajar
untuk menerapkan berbagai “teori” yang telah mereka pelajari sebelumnya di
ruang kuliah di tengah pluralitas masyarakat nyata.
Tentu, hal ini merupakan tantangan yang tidak mudah bagi mahasiswa.
Banyak teori yang “mungkin saja” nantinya kurang atau bahkan tidak sesuai
dengan apa yang selama ini mereka pikirkan, maupun diskusikan. Bagaimana mereka
belajar memahami perbedaan, menyelesaikan adaptasi dengan lingkungan, menerima
kekurangan diri maupun yang lain, serta bagaimana mereka menyelesaikan konflik
yang bisa saja terjadi di “dalam internal kelompok”, antar kelompok, maupun
kelompok dalam masyarakat. Bagaimana mestinya mereka mengambil posisi, ketika
terjadi perselisihan dalam komunitas internal, antar, dan masyarakat. Ini akan
menjadi pembelajaran penting bagi mereka untuk menyongsong “masa depan” yang lebih
“kejam” lagi.
Saya juga menegaskan pentingnya koordinasi dengan berbagai pihak. Koordinasi
menjadi “kunci” bagi sukses dan tidaknya pelaksanaan KKN. Dengan melakukan
koordinasi yang baik, maka segala hal yang nampaknya sulit, akan menjadi mudah
karena akan dicarikan ‘solusi’ bersama untuk mengatasinya. Selain itu,
koordinasi yang baik dengan berbagai pihak, khususnya pihak desa, baik dengan
jajaran perangkat, tokoh masyarakat, agama, pemuda, tetangga dan lain
sebagainya akan menjadikan KKN yang dilaksanakan ini, memiliki kesan yang
mendalam dalam diri masyarakat setempat. Oleh karena itu, “ANJANGSANA”, menjadi media
penting untuk merekat tali koordinasi dengan warga setempat.
Saya juga menyampaikan agar para
mahasiswa berhati-hati dalam berbagai hal. Ini penting karena mereka adalah “tamu”,
sekaligus “pendatang baru” di komunitas yang baru. Karena itu, “menyapa” adalah
hal penting saat bertemu dan bersua dengan siapapun di lokasi KKN. Tidak lupa,
saya mewanti-wanti agar mahasiswa menjaga almamater UIN Sayyid Ali Rahmatullah.
Mereka datang dengan membawa atribut tersebut. Oleh karenanya jangan sampai
apapun yang dilakukan bisa “mencoreng” dan “mencederai” almamater ini.
Hal yang tidak kalah penting saya
sampaikan adalah “team work”. KKN ini merupakan kerja team, bukan
kompetisi. Oleh sebab itu, kekompakan dari masing-masing anggota kelompok
menjadi penentu bagi kesuksesan kegiatan ini. Sekiranya ada hal-hal yang “bergesekan”
sebisa mungkin untuk dicari penyelesaiannya dengan cara yang baik. Jangan terburu-buru
“memposting” ke media sosial karena hal ini bisa menyulut masalah yang lebih
besar.
Pada akhirnya, saya menyampaikan selamat
menjalani KKN untuk semua peserta, terkhusus kelompok KKN Geger 1. Semoga KKN
ini membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua dan almamater tercinta
khususnya, dan menjadi bekal berharga kalian semua “MENATAP MASA DEPAN” yang gemilang. Semoga. Aamiin.
Semoga lancar dan berkah KKN nya, Aamiin
BalasHapusAamiin yaa mujiibassaailiin... Terima kasih bu haji atas doa dan supportnya.
Hapus