Hati-Hati dengan Yang Lagi Viral!!!

 Hati-Hati dengan Ke-Viral-an

(Seri Khutbah Jum'at)



Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Marilah pada kesempatan jum’ah yang penuh barakah ini, kita senantiasa berusaha sekuat mungkin meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah swt dengan berupaya sekuat mungkin menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Sungguh dengan bekal iman dan takwa kepada-Nya, kita akan menjadi pribadi yang beruntung di dunia, terlebih saat kembali kepada-Nya, kelak di hari kiamat.

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Saat ini kita berada di era digital, dimana segala bentuk informasi bisa tersebar dengan begitu cepatnya tanpa mengenal ruang dan waktu. Kecanggihan media informasi digital telah memberikan berbagai bentuk kemudahan yang tentunya kemudahan tersebut tidak kita temukan di era sebelum kecanggihan teknologi informasi.

Berbagai informasi mulai dari informasi positif, hingga negatif tersedia luas. Ruang kelas, perkualiahan, tidak lagi menjadi tempat sakral dimana ilmu ditimba dan dicari layaknya anak di era tahun 80-an. Kalau toh, saat ini masih ada sekolah, perguruan tinggi masih dibuka, fungsi dan perannya barangkali adalah sebagai penanda bahwa seseorang pernah menjalani sekolah dan kuliah. Ilmu berserakan di jejaring internet. Setiap saat bisa dipelajari dari manapun dan kapanpun seseorang mau. Semua orang berharap mendapat sesuatu serba intan, pun pula para siswa dan santri yang belajar. Tidak mau bersusah payah, bahkan untuk sekadar makan. Semua serba manja, karena semua telah tersedia.

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Di zaman yang seperti ini, posisi agama seolah menjadi formalitas belaka. Ajaran dan nilai agama, sudah mulai banyak yang ditinggalkan. Agama menjadi asing, agama sekadar menjadi bahan perdebatan yang jauh dari pengamalan. kalau lah ada yang berbicara tentang agama, atau tentang kebenaran, maka banyak yang membenci dan bahkan menjauhi. Keadaan semacam ini sebenarnya pernah diingatkan oleh Rasulullah saw.

بدأ الإسلام غريبا وسيعود غريبا كما بدأ فطوبى للغرباء

Artinya:  Islam datang dalam keadaan asing dan ia akan kembali menjadi asing sebagaimana mulai, maka beruntunglah bagi orang-orang asing. (HR. Al-Turmudzi)

Hadis di atas mengingatkan kita semua bahwa pada saatnya nanti islam akan kembali asing sebagaimana kedatangannya. Islam dianggap sebagai sesuatu yang asing. Sesuatu yang tidak menarik untuk dilirik dan dipelajari. Maka pada saat kondisi seperti itu, orang yang beruntung adalah orang-orang yang asing. Para sahabat bertanya,

فقيل ومن الغرباء؟ قال الذين يصلحون ما أفسده الناس من سنتي  والذين يحيون ماأماتوه من سنتي

Artinya: Kemudian dikatakan (kepada Rasulullah), siapakah orang-orang asing itu? Rasulullah menjawab, (yaitu) orang-orang yang memperbaiki sebagian sunnahku yang dirusak manusia dan orang-orang yang menghidupkan sunnahku yang telah dimatikan manusia. (HR. Al-Turmudzi)

Dalam redaksi hadis lain disebutkan,

هم المتمسكون بما أنتم عليه اليوم

Artinya: Mereka adalah orang-orang yang senantiasa berpegang pada apa yang kalian pegang hari ini.

Dalam riwayat lain disebutkan:

الغرباء ناس قليل صالحون بين ناس كثير من يبغضهم فى الخلق أكثر ممن يحبهم

Artinya: Orang-orang asing adalah sebagian kecil diantara manusia. Yang membenci mereka dari makhluk (manusia) lebih banyak daripada yang mencintai mereka. (HR. Ahmad)

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Kalau kita mau untuk berfikir dan mencermati secara teliti fenomena hari ini, apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw ini benar adanya. Saat ini, jika kita cermati, yang banyak viral dan dikejar oleh banyak viewer di berbagai medsos adalah hal-hal yang lebih banyak kurang manfaatnya. Informasi-informasi tentang ilmu pengetahuan dan agama cenderung sepi, namun informasi lain yang berkaitan dengan hal yang lucu, hiburan, mainan dan guyonan, cenderung lebih banyak dan ramai dikunjungi para pengunjung.

Tentu, ini bukan kesalahan pengunjung. Akan tetapi ini fenomena yang mesti disadari dan kita ketahui bersama, bahwa selera masyakarat pada umumnya mengarah kesana. Maka, di saat zaman telah seperti ini, yang paling beruntung adalah orang-orang yang terasing. Orang-orang yang tetap berpegang pada sunnah rasulullah saw meskipun resikonya adalah dibenci dan banyak dijauhi oleh rekanan.

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Mengapa di zaman ini kondisi masyarakat cenderung senang pada hal-hal yang kurang bernilai dan bermanfaat? Karena di zaman ini sudah banyak orang yang membenci para penutur ilmu. Imam Al-Ghazali mengatakan:

وقد صارت تلك العلوم غريبة بحيث يمقت ذاكرها

Artinya: Ilmu telah menjadi asing sekiranya para penutunya dibenci (oleh banyak orang)

Di era ini, banyak orang yang tidak lagi mendengar nasihat para alim ulama. Banyak orang yang mendasarkan perilakunya hanya pada kepuasan nafsu dan akalnya semata. Sesuatu yang mereka anggap menguntungkan, mereka terima, tetapi jika tidak, maka mereka akan meninggalkannya.

Mengingat begitu sulitnya mendapatkan petunjuk yang benar, Al-Ghazali mengingatkan agar senantiasa berhati-hati dalam setiap tindakan. Hendaknya berhati-hati dalam memilih guru dan belajar. Berhati-hati bahkan pada orang alim sekalipun. Al-Ghazali mengingatkan agar berhati-hati dengan orang alim sekalipun. Ia mengutip Imam Al-Tsauri:

إذا رأيت العالم كثير الأصدقاء فاعلم أنه مخلط لأنه إذا نطق بالحق أبغضوه

Artinya: Ketika engkau menyaksikan seorang alim yang banyak temannya, maka ketahuilah bahwa ia adalah seorang yang mencampur (bawur), karena sesungguhnya ketika ia berkata benar, maka teman-temannya akan marah.

Jamaah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Maka hendaknya kita berhati-hati disetiap apapun yang kita kerjakan. Berhati-hati pula dalam mencari dan memilih teladan. Semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Aamiin

Komentar