Manfaatkan 5 Hal dalam Hidup

 

Manfaatkan 5 Hal dalam Hidup

(Seri Khutbah Jum'at)



Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Melalui mimbar yang mulia ini, khatib mengajak pribadi khatib khususnya dan para jama’ah semuanya, marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah swt. Karena sungguh dengan bekal iman dan takwa, kita akan menjadi pribadi yang beruntung dalam menjalani kehidupan di dunia, terlebih saat kembali menghadap-Nya kelak di hari kiamat.

Hadirin jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Pada satu kesempatan baginda Nabi Muhammad saw berpesan kepada para sahabatnya. Pesan itu terabadikan dalam sebuah hadis yang berbunyi:

اغتنم خمسا قبل خمس شبابك قبل هرمك وصحتك قبل سقمك وغناك قبل فقرك وحياتك قبل موتك وفراغك قبل شغلك (رواه الحاكم والبيهقي عن ابن عباس)

Artinya: Manfaatkan lima hal sebelum datangnya lima hal yang lain, masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa faqirmu, masa hidupmu sebelum matimu dan masa luangmu sebelum masa sibukmu. (HR. Al-Hakim, Al-Baihaqi dari Ibn Abbas)

Melalui hadis tersebut Rasulullah saw mewanti-wanti kepada kita semua umatnya untuk berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan lima hal sebelum datangnya lima hal yang lain. Pertama, memanfaatkan masa muda, sebelum datangnya masa tua.

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Masa muda adalah masa dimana kondisi fisik seseorang ada pada tahap prima. Selain itu, masa muda identik dengan idealitas yang tinggi, dimana umumnya seseorang akan berusaha dengan giat dan sungguh-sungguh mengejar semua impian dan keinginannya. Idealitas tinggi, dan kondisi tubuh yang prima, memungkinkan seseorang untuk melakukan hal-hal besar dalam hidupnya. Semangat kuat para pemuda digambarkan mampu menjebol gunung. Himmatul fata tukhriqu al-jibal, semangat pemuda mampu menjebol gunung.

Oleh sebab itu lah maka hendaknya setiap orang memanfaatkan waktu mudanya untuk melakukan hal-hal positif dalam hidupnya. Mempersiapkan diri dengan bekal sebaik-baiknya untuk menyongsong masa depan yang gemilang. Jatuh bangun adalah hal biasa yang mesti ditaklukkan untuk menghadapi masa depan yang gemilang.

Berbeda dengan masa tua. Umumnya ketika usia sudah menapaki usia senja, kondisi tubuh sudah tidak seprima masa muda. Semangat mungkin masih sama dengan masa muda, namun kondisi tubuh sudah tidak bisa dipaksakan untuk mengikuti semangat yang bergelora di dalam dada. Karenanya, rasulullah saw mengingatkan, senyampang masih muda, sebaiknya kita berusaha semaksimal mungkin untuk menyiapkan bekal di hari tua.

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Pesan kedua, manfaatkan masa sehatmu, sebelum datang masa sakitmu. Manusia tidak selalu ada dalam kondisi sehat. Adakalanya sehat, adakalanya sakit datang menyapa. Saat sehat, manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Jangan biarkan waktu terbuang sia-sia untuk hal-hal yang tidak berguna. Manfaatkan untuk banyak berbuat baik dan berbagi kemanfaatan dengan sesama.

Kesehatan merupakan nikmat yang besar yang harus disyukuri oleh para pemiliknya. Banyak orang yang mendambakan sehat, saat mereka telah jatuh sakit. Namun, saat masih sehat, mereka abai dengan kesehatannya. Pepatah arab mengatakan, Al-Shihhatu Taajun Laa Yaraaha Illaa Al-Mariidhu, kesehatan adalah mahkota yang tidak melihatnya kecuali orang yang sakit. Saat sehat umumnya orang tidak menyadari pentingnya sehat, namun saat jatuh dalam sakit, barulah ia sadar akan pentingnya menjaga kesehatan.

Oleh sebab itu lah, Baginda Nabi saw mengingatkan agar kiranya kita bisa memanfaatkan masa sehat sebelum masa sakit. Memanfaatkannya untuk hal-hal yang positif dan baik, agar saat tiba masa sakit, sudah banyak hal positif dan baik yang sudah kita kerjakan.

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Pesan ketiga, manfaatkan kayamu sebelum datangnya masa fakirmu. Roda kehidupan selalu berputar. Adakalanya di atas, disamping, maupun di bawah. Adakalanya Allah lapangkan rizki kita, pun pula ada masa dimana Allah sempitkan rizki kita. Saat lapang dan bergelimang harta, jangan lupa untuk menggunakannya dengan baik. Perbanyak infaq shadaqah, manfaatkan untuk berbagi kebahagiaan dan kebaikan dengan yang lain dan jangan lupa sisihkan sebagian untuk menghadapi masa sulit.

Saat berada dalam kondisi kaya, jangan lalai dan menghabiskannya sekadar menuruti keinginan nafsu. Hanya sekadar memburu kesenangan dunia yang tak ada ujungnya. Umumnya orang kalau ada dalam kondisi kaya, lupa dari mana asalnya, sehingga menggunakan hartanya untuk berfoya-foya. Ini lah mengapa rasulullah saw mengingatkan agar kita memanfaatkan masa kaya sebelum datangnya masa fakir.

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Pesan keempat, manfaatkan masa hidupmu sebelum tiba kematianmu. Tidak ada manusia yang kekal dalam hidupnya. Mau tidak mau, suka tidak suka, ada saat dimana seseorang pada akhirnya akan dipanggil untuk kembali menghadap-Nya. Kembali keharibaan-Nya selama-lamanya.

Saat telah tiba waktu yang ditetapkan untuk kembali menghadap-Nya, maka tidak ada satu orangpun yang bisa mengundurkan waktunya barang sedetik. Faidza ja’a ajaluhum laa yasta’khiruuna saatan walaa yastaqdimuun, ketika ajal mereka telah tiba, maka tidak mereka tidak akan bisa mengakhirkannya ataupun memajukannya barang sesaat.

Oleh sebab itu, baginda Nabi saw mengingatkan agar kita senantiasa memanfaatkan hidup dengan sebaik-baiknya. Memanfaatkan hidup untuk beramal shalih agar saat tiba waktunya kembali menghadap kepada-Nya, bisa kembali dengan husnul khatimah.

Pesan kelima, pesan terakhir. Hendaknya kita memanfaatkan waktu luang sebelum tiba masa sibuk. Kehidupan sibuk yang sesungguhnya adalah saat kita telah meninggalkan kehidupan dunia. Selama kita masih hidup di dunia, sejatinya, sesibuk apapun kita, kita masih berada dalam kondisi luang. Karenanya, sebisa mungkin untuk memaksimalkan waktu yang ada untuk mengabdikan diri kepada-Nya dengan tulus ikhlas.

Di dunia, kita tidak diperintahkan apapun selain untuk mengabdikan diri, tunduk patuh kepada-Nya dengan tulus ikhlas. Allah swt menegaskan, wamaa umiruu illa liya’budullaha mukhlishina lahuddin, dan tidaklah mereka diutus melainkan untuk beribadah kepada Allah dengan memurnikan agama-Nya.

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Mudah-mudahan kita semua mendapat pertolongannya untuk melaksanakan pesan rasulullah saw ini. Tanpa pertolongan-Nya, mustahil kita bisa melaksanakan. Dan semoga dengan berusaha semaksimal mungkin melaksanakan semua pesan tersebut, waktu yang kita miliki menjadi bermanfaat dan semoga saat kita kembali menghadap-Nya, kita menghadap kepada-Nya dengan husnul khatimah. Aamiin

Komentar