Malam Lailatul Qadar

 

Malam Lailatul Qadar



(Seri Khutbah Jum’at)

Hadirin jamaah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Marilah pada kesempatan jum’ah yang punuh barakah ini, kita senantiasa berusaha meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah swt, dengan semaksimal mungkin menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. sungguh dengan bekal iman dan taqwa kita akan menjadi pribadi yang beruntung di kehidupan dunia, terlebih saat kembali menghadap-Nya kelak di hari kiamat.

Saat ini kita berada di bulan suci Ramadhan. Hari ini adalah hari ke-18 bagi yang mengawali puasanya di hari selasa, 12 Maret 2024. Sementara bagi yang mengawali puasanya di hari senin, 11 Maret 2024, hari ini adalah hari ke-19. Perbedaan ini merupakan bentuk sunnatullah yang menjadikan kita semua saling menghormati satu dengan lainnya, bukan menjadi celah yang diperbesar perdebatannya yang bisa mengarah pada permusuhan.

Jamaah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Kesempatan ini tentu perlu kita syukuri bersama, dengan cara apa? Yakni, dengan semaksimal mungkin memanfaatkan setiap waktu yang tersisa dengan semakin meningkatkan kuantitas sekaligus kualitas ibadah kita. Memperbanyak tadarrus, dzikir, shalawat qiyam lail, sedekah, infaq dan sejenisnya. Lebih-lebih menjelang akhir ramadhan para ulama menyebut bahwa di penghujung ramadhan inilah diharapkan turunnya malam lailatul qadar.

Malam lailatul qadar merupakan malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِوَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِلَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍسَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”  (Qs. Al-Qadar (97); 1-5).

Malam lailatul qadar memiliki nilai keutamaan yang luar biasa. Di samping ia disebut lebih baik dari seribu bulan yang dalam hitungan tahun setara dengan 83 tahun 4 bulan. Masa dimana umumnya usianya adalah segitu. Lailatul qadar juga merupakan malam diturunkannya risalah agung sebagai petunjuk umat manusia yang beriman, yakni al-Qur’an al-Karim.

Syaikh Abdul Halim Mahmud memakna malam nuzulul Qur’an sebagai nuzulu risalah al-rahmat al-‘ammah, yakni turunnya risalah yang penuh kasih sayang secara menyeluruh/tidak pandang bulu). Yang dimaksud dengan al-rahmah al-‘ammah adalah al-rahmah bi kulli ‘awalim, yakni kasih sayang untuk semua alam. Beliau mendasarkan pendapatnya tersebut pada Surat Al-Anbiya’ (21); 107:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Artinya: “Tidaklah kami mengutusmu (Muhammad), kecuali untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Qs. Al-Anbiya’ (21); 107).

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah,

Lailatul qadar merupakan malam yang dirahasiakan keberadaannya oleh Allah swt. Allah hanya memberi petunjuk bahwa malam tersebut ada di suci bulan Ramadhan. Hal ini bisa dipahami dari Surat Al-Baqarah (2); 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Qs. Al-Baqarah (2); 185).

Meskipun malam lailatul qadar dirahasiakan keberadaannya, akan tetapi para ulama menjelaskan bahwa lebih diharapkannya turun malam lailatul qadar adalah di sepuluh hari terakhir di bulan suci Ramadhan. Dan dari sepuluh hari yang terakhir tersebut, malam yang lebih diharapkan lagi bagi turunnya al-Qur’an adalah pada malam ganjil.

Oleh karena keberadaan malam lailatul qadar merupakan rahasia Allah, mari kita manfaatkan setiap waktu yang ada guna menyambutkan. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang beruntung, bisa memanfaatkan ramadhan dengan sebaik-baiknya khususnya malam lailatul qadar. Dan mudah-mudahan, saat Allah memanggil kita, Allah panggil kita dengan husnul khatimah dan dikumpulkan bersama Baginda Nabi Saw di akhirat. Aamiin.

Komentar