Kenang Jasa Auliya’ Penyebar Islam, Ma’had Al-Jami’ah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung Gelar Ziyarah Maqbarah Auliya’ Jatim
Kenang Jasa Auliya’ Penyebar Islam, Ma’had Al-Jami’ah UIN Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung Gelar Ziyarah Maqbarah Auliya’ Jatim
Rabu-Jum’at, 08-10 Mei 2024, Keluarga besar Ma’had Al-Jami’ah UIN
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung menggelar ziyarah kubro. Ziyarah ini diikuti
oleh semua mahasantri mukim Ma’had Al-Jami’ah. Turut serta dalam rombongan ini,
Mudir Ma’had Al-Jami’ah, Dr. KH. Zuhri, S.Ag., M.Si., jajaran murobbi, dan musyrifah.
Berbeda dari ziyarah sebelumnya, ziyarah kali ini diikuti oleh semua mahasantri mukim. Peserta kira-kira berjumlah 450-an dan beberapa personil tambahan yang terdiri dari personil polisi yang diterjunkan, tenaga kependidikan, dan satu tim dari satu televisi. Ziyarah ini dimaksudkan untuk memberikan pendidikan pada diri mahasantri pentingnya mengenang jasa para pendahulu, khususnya para penyebar islam generasi awal di Indonesia. Hal ini merupakan bentuk syukur atas nikmat islam, dan iman yang diterima melalui wasilah para penyiar islam generasi awal.
Pra Keberangkatan
Sebelum berangkat para peserta berkumpul di kampus utama UIN Sayyid
Ali Rahamtullah Tulungagung. Beberapa murobbi juga turut serta berangkat dari
kampus, sementara beberapa yang lain, menunggu di beberapa titik karena kebetulan
di jalur yang sama.
Rombongan dijadwalkan berangkat pada pukul 20.00 WIB, namun karena sesuatu
dan lain hal keberangkatan tertunda beberapa saat. Perjalanan ini dikawal oleh dua
personil kepolisian. Keputusan ini diambil oleh pimpinan, mengingat jumlah
peserta yang cukup banyak, serta melibatkan delapan bus besar. Demi keamanan
bersama serta menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka diterjunkan tim
keamanan dari kepolisian serta beberapa personil tambahan dari tim tenanga kependidikan
kampus. Rombongan berangkat pada kisaran pukul 20.30 WIB dari kampus dengan
diawali pembacaan do’a dengan harapan selamat sampai tujuan dan kembali di
kampus dengan selamat pula.
Perjalanan Ziyarah
Adapun tujuan dari ziyarah ini sebanyak tujuh lokasi, yaitu
Maqbarah Syaikh Ihsan bin Dahlan Jampes, KH. Abdurrahman Wahid Tebu Ireng
Jombang, Syaikh Sulaiman Mojo Agung, Syaikhana Kholil Bangkalan, Syaikh Maulana
Ishaq Paciran Lamongan, Sunan Drajat, Paciran Lamongan, dan Syaikh Ibrahim
As-Samarkhan, Tuban. Namun karena sesuatu dan lain hal, maqbarah Syaikh
Sulaiman Mojo Agung diurungkan.
Tempat pertama yang diziyarahi adalah Syaikh Ihsan bin Dahlan
Jampes. Seorang ulama besar dari Kediri yang dikenal sebagai pen-syarah kitab Minhaj
Al-‘Abidin karya Syaikh Abi Hamid Muhammad Al-Ghazali. Kitab yang dita’lifnya
adalah Siraj Al-Thalibin. Karena upayanya ini tidak berlebihan kiranya
bila beliau dikenal sebagai Al-Ghazali-nya Indonesia.
Setiba di kompleks makam, rombongan segera bergegas menuju ke
lokasi makam. Karena jumlah rombongan sangat banyak, maka dibutuhkan waktu
beberapa saat sampai berkumpulnya semua peserta. Beruntung lokasi makam saat
itu dalam keadaan sepi sehingga peserta bisa masuk, meskipun banyak juga
peserta yang harus rela mengikuti dari luar makam karena lokasi tidak mampu
menampung semua peserta. Adapun yang bertindak sebagai imam di lokasi ini
adalah Dr. Muhamad Fatoni, M.Pd.I.
Setelah selesai membaca tahlil dan berdo’a, rombongan kemudian
bergerak menuju ke luar lokasi makam. Rombongan segera menuju ke kendaraan dan
selanjutnya bergerak menuju ke tempat ziyarah berikutnya yakni di makam KH.
Abdurrahman Wahid di komplek makam keluarga Masyayikh Pondok Pesantren Tebu
Ireng, Jombang.
Rombongan tiba di lokasi parkir pada kisaran pukul 00.00 WIB. Semua
mahasantri dibariskan secara rapi untuk kemudian berjalan menuju lokasi secara
bersama-sama. Setiba di lokasi peserta segera mengambil posisi yang
memungkinkan. Kebetulan di saat yang sama juga ada beberapa rombongan peserta
ziyarah lain yang juga sedang berkunjung. Sebagai imam tahlil di lokasi ini
adalah Dr. Mochammad Nasichin Al-Mu’iz, M.Pd.I.
Selesai ziyarah, rombongan kemudian bergegas menuju kendaraan untuk
melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya. Dengan berbagai pertimbangan,
karena sudah memesan sarapan pagi di Bangkalan, dan jarum jam telah menunjukkan
pukul 01.00 WIB, dikhawatirkan terjadi keterlambatan kedatangan di Bangkalan,
maka rombongan urung ke Syaikh Sulaiman Mojo Agung. Rombongan langsung
berangkat menuju Bangkalan Madura.
Rombongan tiba di Bangkalan menjelang sholat Subuh. Karena komplek
makam berada di area masjid, maka sesuai petunjuk pengelola makam, ziyarah
dilakukan setelah selesai jama’ah shalat subuh. Peziarah cukup padat di lokasi
ini, maka para peserta terbagi menjadi dua, yakni di dalam Masjid dan di dekat
area makam. Di dekat area makam diimami oleh Rohmat, S.Hum., M.Pd.I, dan yang
di dalam Masjid diimami oleh Dr. Muhammad Fatoni, M.Pd.I.
Selesai ziyarah, beristirahat sebentar sambil menyantap sarapan
pagi. Selesai sarapan, rombongan bergegas menuju ke tujuan berikutnya yakni di
makam Syaikh Maulana Ishaq.
Rombongan tiba di area makam Syaikh Maulana Ishaq pada kisaran
pukul 09.00 WIB. Peserta segera menuju ke maka untuk berziyarah. Sebagai imam
tahlil adalah Dr. Mochammad Nasichin Al-Mu’iz, M.Pd.I.
Selesai ziyarah, peserta disilahkan untuk bersih-bersih diri serta
sejenak melepas kepenatan. Area lokasi makam yang berada di tepi pantai,
membuat para peserta bisa sejenak menikmati suasana pantai. Tentunya, sembari
menikmati beberapa makanan dan jajanan yang disiapkan oleh para penjual di area
makam.
Di area makam ini juga, penulis berkesempatan menikmati kopi. Penulis menikmati kopi bersama dengan Ustadz
Rohmat, S.Hum., M.Pd.I. Kopi yang kami pesan terasa sangat nikmat. Ini lah yang
mengundang rasa penasaran penulis sehingga bertanya kepada penjual, ‘kopi’ apa
yang sedang penulis seruput saat itu. Ternyata, kopi tersebut diracik dan
dibuat sendiri oleh pemilik kedai. Ditumbuk secara manual, untuk kemudian disaring
dan disajikan pada pengunjung kedai. Uniknya, sajiannya pun sangat menarik. Disajikan
dengan cangkir yang terbuat dari tanah liat, seperti bahan yang dibuat kendi. Sajian
ini menambah asyik nya menikmati kopi, sembari menikmati suasana pantai yang
tenang.
Setelah merasa cukup, panitia segera mengkondisikan para peserta
untuk foto bersama. Selepas foto bersama, rombongan bergerak menuju ke Sunan
Drajat.
Setiba di Sunan Drajat, peserta segera menuju ke area makam untuk
berziarah. Kami mengambil tempat di sisi sebelah utara dan barat. Imam tahlil
pada kesempatan ini adalah Ustadz Rohmat, S.Hum., M.Pd.I. Selesai ziyarah rombongan
langsung melanjutkan perjalanan. Adapun sebelum menuju ke tujuan terakhir, makam
Syaikh Ibrahim Al-Samarkand, rombongan menyantap makan siang di Restoran
Kurnia, yang tepat berada di depan tempat Wisata Bahari Lamongan.
Selesai makan siang, rombongan segera menuju ke kendaraan dan
melanjutkan perjalanan. Rombongan tiba di area Makam Syaikh Ibrahim
Al-Samarkand pada kisaran pukul 15.30 WIB. Rombongan segera menuju makam yang
berada di belakang Masjid untuk berziyarah. Sebagai imam adalah Dr. Muhamad
Fatoni, M.Pd.I.
Setelah berziyarah, para peserta disilahkan untuk melaksanakan shalat
jamak ta’khir. Kemudian para peserta disilahkan untuk berbelanja “oleh-oleh”
untuk keluarga, sanak famili, maupun kolega. Kesempatan ini dimanfaatkan secara
baik oleh para peserta. Tiba waktu shalat maghrib, para peserta disilahkan
melaksanakan shalat maghrib dan isya’ dengan cara jamak. Rombongan kemudian segera
menuju ke kendaraan dan kembali bertolak ke kampus.
Perjalanan Pulang
Puas dengan ziyarah dan belanja, rombongan kemudian bergerak menuju
Tulungagung, kota tempat di mana Ma’had Al-Jami’ah dan Kampus UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung, yang selama ini mereka mukim berada. Tidak sebagaimana
saat berangkat, nampaknya para mahasantri sudah cukup merasa lelah, sehingga
banyak yang tertidur. Perjalanan cukup tenang,-karena mungkin penulis tidur,
dan akhirnya tiba kembali dengan selamat di Kampus pada Jum’at, 10 Mei 2024, kisaran
pukul 00.00 WIB.
Semoga ziyarah auliya’ tahun ini menjadi moment bagi para
mahasantri semakin mengenal dan menghargai jasa para auliya’ dalam menyebarkan
agama Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Semoga islam rahmatan li al-’alamin,
semakin menancap di sanubari mahasantri dan kelak mereka semua menjadi penerus
perjuangan salaf al-shalih. Aamiin... sampai ketemu di ziyarah
berikutnya....
Komentar
Posting Komentar