Jumat, 27 November 2015

بر الوالدين



اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ أَمَّا بَعْدُ.
سِيَادَةُ الْكُرَمَاءْ هَيْئَةَ التَحْكِيْمِ فِى هَذِهِ الْمُسَابَقَةْ
سَعَادَةُ الْكُرَماَءْ أَيُّهَالْحَاضِرُوْنَ وَالْحَاضِرَاتْ وَيَا أَيُّهَاالْأَصْدِقَاءِ الأَحِبَّاءْ
قَبْلَ كُلِّ شَيْئٍ، أَقُوْلُ شُكْرًا كَثِيْرًا وَجَزِيْلاً إِلَى حَضْرَةِ رَئِيْسِ اللَّجْنَةْ اَلَّذِي أَعْطَانِى فُرْصَةً ثَمِيْنَةً لِأَنْ أَتَكَلَّمَ أَمَامَكُمْ كَلِمَاتٍ الَّتِى تَتَعَلَّقُ بِبِرِّ الْوَالِدَيْنِ بِاسْمِ جَمِيْعِ التَّلاَمِيْذْ فِى الْمَدْرَسَةِ .............................تُوْلُنْج أَجُوْنْج.
أَيُّهَالْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: وَوَصَّيْنَا اللإِنْسَانَ بِوَالِدَيهِ إِحْسَانًا، إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرُ أَحَدُهُمَا أَوْكِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيْمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْ هُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا.
أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، مِنْ هَذِهِ الْأَيَةِ نَعْرِفُ أَنَّ اللهَ تَعَالَى يَأْمُرُنَا أَنْ نُحْسِنَ بَوَالِدَيْنَا. لِمَاذَ؟ لِأَنَّ وَالِدَيْنَا هُمَا سَبَبُ وُجُوْدِنَا فِى هَذَا الْأَرْضِ. سِوَى ذَاكَ، قَدْ بَذَّلَ وَالِدَيْنَا جُهْدَهُمْ فِى حِفْظِنَا مُنْذُ صِغَارِنَا حَتَّى كِبَارِنَا، بَلْ مُنْذُ كَوْنِنَا فِى بَطْنِ أُمِّنَا.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ، حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِى عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْلِى وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيْرِ.
أَيُّهَاالْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، مِنْ هَذِهِ الْأَيَةِ نَعْرِفُ أَنَّ أُمَّنَا تَحْمِلُنَا فِى بَطْنِهَا تِسْعَةَ سِنِيْنَ فِى شِدَّةِ الْعَجْزِ وَالْوَهْنِ، وَهِيَ لاَ تَسْتَطِيْعُ النَّوْمَ بِنَوْمٍ عَمِيْقٍ، وَهِيَ تُوْلِدُنَا فِى شِدَّةِ الثِّقَالِ، وَهِيَ تُخَارِطُ نَفْسَهَا لِأَجْلِنَا.
أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُ اللهُ،  أَبُوْنَا يَعْمَلُ فِى الْمَزْرَعَةِ وَالْأَسْوَاقِ وَالدِّيْوَانِ وَمَا إِلَى ذَالِكَ لِنَيْلِ الْمَعِيْشَةِ. أَمَّا أُمُّنَا فَهِىَ تُرَافِقُنَا فِى أَيَّامِنَا، وَهِيَ لاَ تُبَالِى بِنَفْسِهَا لِأَمْرِنَا، وهُمَا يُحِبَّا نَا حُبًّا مِنْ عَمِيْقِ قُلُوْبِهِمَا. فَلِذَا أَيُّهَاالْإِخْوَةَ، لاَ بُدَّ عَلَيْنَا كَالْأَبْنَاءِ أَنْ يُطِيْعَهُمَا طُوْلَ حَيَاتِنَا.
أَيُّهَا الْإِخْوَةُ رَحِمَكُمُ اللهُ، لَقَدْ أَيَّدَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَقَامَ الْوَالِدَيْنِ بِقَوْلِهِ: رِضَا اللهِ فِيْ رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُهُ فِي سُخْطِهِمَا. وَإِذَا أَرَدْنَا الرِّضَا مِنَ اللهِ سُبْحَانَهُ فَلاَ بُدَّ عَلَيْنَا الرِّضَا مِنْ وَالِدَيْنَا. عَسَى اللهُ أَنْ يَجْعَلَنَا مِنَ الْمُكْرِمِيْنَ بِوَالِدِيْنَا، وَمِنَ النَّاجِحِيْنَ فِى الدَّارَيْنِ بِرِضاَهُمْ أَمِيْنْ.
أَيُّهَا الْإِخْوَةُ رَحِمَكُمُ اللهِ ، رُبَّمَا كَفَيْتُ مِنِّي إِنْ وَجَدْتُمْ مِنِّى الْخَطَاءَاتِ وَالْغَلَظَاتِ أَرْجُوْ مِنْكُمُ الْعَفْوَ الْكَثِيْرَ، وَأَخِيْرًا مِنِّي
بِاللهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله رب العالمين  وبه نستعين على أمورالدنيا والدين والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى أاله وصحبه أجمعين لاحول ولا قوة إلابالله العلى العظيم أما بعد.

Alim ulamak yang kami hormati
Bapak ibu dewan juri yang kami hormati
Serta teman – temanku yang aku cintai
Di pagi yang cerah nan barakah ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang sampai detik ini masih melimpahkan rahmat, nikmat dan karuniaNya sehingga kita dapat berkumpul di majlis yang mubarakah ini dalam keadaan sehat wal afiyah tak kurang suatu apa.
Shalawat salam barakah yang seindah – indahnya semoga senantiasa terlimpah ruahkan kepangkuan beliau Nabi Agung Muhammad SAW yang senantiasa kita nanti – nantikan syafa’atnya min yaumina hadza ila yaumil qiyamah.
Hadirin – hadirat teman – temanku yang dimuliakan Allah SWT.
Betapa beruntungnya kita hidup dizaman yang telah merdeka. Tak pernah terbayang bahkan tergambar dalam diri kita seandainya kita hidup dizaman penjajahan. Betapa pedihnya, betapa sengsara dan menderitanya kakek nenek moyang kita yang hidup di zaman itu. Mereka hidup dalam bayang – bayang peluru, dentuman martil dan ledakan bom yang sewaktu – waktu dapat merenggut nyawa dan kehidupan mereka.
Teman – teman yang berbahagia..
Pernahkah kalian mendengar dentuman martil hari ini???
Pernahkah kalian mendengar suara Bom nuklir hari ini???
Al hamdulillah wal hamdulillah tsummal hamdulillah….
Tidak pernah kita dengar lagi suara martil dan bom disekitar kita, tidak lagi kita dengar suara teman – teman kita sesama kanak – kanak yang menangis karena ditinggal mati kakaknya, ditinggal mati ayahnya, ditinggal mati ibunya padahal setiap hari itu adalah pemandangan yang disaksikan oleh kakek nenek moyang kita. Sungguh betapa beruntungnya kita dan betapa beruntungnya kita yang hidup di era kemerdekaan ini.
Teman – temanku yang berbahagia
Mari kita syukuri nikmat kemerdekaan ini. Kita tahu bagaimana perjuangan bung karno, bung hatta, bung tomo, jenderal sudirman dan sederetan pahlawan lain dalam merebut kemerdekaan ini. Harta benda, bahkan nyawa mereka rela mereka korbankan demi dan untuk meraih kemerdekaan ini. Betapa tidak bersyukurnya kita jika kita sebagai generasi bangsa ini hidup dalam kemalasan sementara mereka bersimbah peluh dan darah dalam merebut kemerdekaan.
Teman – teman yang berbahagia mari kita syukuri nikmat kemerdekaan ini dengan belajar giat hinnga kita di beri ilmu yang banyak. Dengan ilmu itu kita bangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar, bangsa yang makmur, bangsa yang adil, bangsa yang sejahtera, dan bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Teman – teman yang berbahagia…
Demikian apa yang dapat saya sampaikan ada kurang dan lebihnya saya mohon maaf yang sebesar – besarnya.
Kalau ada sumur diladang bolehlah kita menumpang mandi, jikalau ada umur panjang bolehlah kita berjumpa lagi.


وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Jadilah Pemimpin Bukan Penguasa




السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى أله وصحبه أجمعين أما بعد

‘Alim ulama yang kami hormati
Dewan juri yang kami hormati
Hadirin hadirot yang berbahagia utamanya sahabat - sahabat peserta lomba pidato yang kami cintai
Pada kesempatan yang penuh barakah ini, marilah kita senantiasa memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limphan rahmat, nikmat dan karunianya kepada kita bersama sehingga kita bisa berkumpul dalam majlis ini dalam keadaan sehat wal afiyat
Sanjungan shalawat salam yang seindah – indahnya dan yang setepat- tepatnya semoga senantiasa tercurah kepangkuan beliau rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa kita nantii – nantikan syafaatnya min yaumina hadza ila yaumil qiyamah.
Hadirin hadirat yang kami mulyakan, saya berdiri disini mewakili seluruh siswa siswi SDI Qurrota A’yun Beji ngunut Tulungagung , akan menyampaikan sepatah dua patah kata pidato dengan judul “Jadilah Pemimpin bukan Penguasa”
Hadirin hadirat yang kami hormati,
Begitu pentingnya arti pemimpin dalam kehidupan ini, sehingga kita tidak dapat membayangkan bagaimana seandainya dunia ini berjalan tanpa adanya pemimpin. Dengan pemimpin hidup akan berjalan dengan dinamis, teratur dan sejahtera Insya Allah.
Begitu pentingnya arti seorang pemimpin sehingga  sejarah mencatat, tidak pernah ada negara di dunia yang memiliki peradaban yang tinggi, tingkat kehidupan yang makmur sejahtera melainkan didalamnya terdapat seorang pemimpin hebat yang dicintai dan digandrungi oleh rakyat yang dipimpinnya. Pun pula sebaliknya, tidaklah ada sebuah bangsa yang terpuruk dalam kemiskinan, perpecahan dan penuh dengan korup hingga sampai pada kehancuran melainkan didalamnya terdapat seorang pemimpin yang buruk yang dibenci oleh rakyat yang dipimpinnya  yang lazimnya disebut dengan penguasa.
Hadrin hadirat yang dirahmati Allah
Tipis memang perbedaan antara pemimpin dengan penguasa tetapi titik perbedaan yang mencolok  adalah seorang pemimpin disegani oleh rakyatnya, sementara penguasa ditakuti rakyatnya, pemimpin dicintai rakyatnya sementara penguasa dibenci rakyatnya, seorang pemimpin bekerja demi dan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya sementara penguasa bekerja demi dan untuk kepentingan perutnya semata. Ibarat seorang sopir, pemimpin mengemudi dengan baik, menjaga dengan baik kenyamanan para penumpang, mengantarkan mereka sampai pada tujuan yang hendak dituju, sementara seorang penguasa menyetir semaunya sendiri, tidak peduli dengan keselamatan penumpang, ugal ugalan dan kata orang jawa sak penak udele dewe. Inilah hadirin perbedaan antara pemimpin dengan penguasa.
Hadirin hadirat yang kami mulyakan oleh karena itu, marilah kita menjadi seorang pemimpin dan bukan penguasa. Ingatlah bahwa setiap kita adalah pemimpin dan setipa pemimpin pasti dimintai pertanggung jawaban. Rasulullah SAW bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Setiap kamu adalah pemimpin dan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.”
Hadirin hadirat yang kami mulyakan, demikianlah apa yang dapat saya sampaikan. Mudah – mudahan kita semua dijadikan pemimpin – pemimpin yang baik oleh Allah. Mudah – mudahan kita mampu menjadi pemimpin yang mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa yang yang besar, bangsa yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur. Amin
Segala salah dan khilaf mohon maaf yang sebesar – besarnya.
Jikalau ada sumur diladang, bolehlah kita menumpang mandi
Jikalau ada umur panjang, bolehlah kita berjumpa lagi.
أوصيكم ونفسي بتقو الله
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Senin, 23 November 2015

Fana'

Fana' artinya hilangnya wujud sesuatu. Fana' memiliki arti yang berbeda dengan fasad. Jika fana' artinya adalah hilangnya wujud sesuatu yang memiliki makna tidak tampaknya sesuatu, maka fasad artinya rusaknya sesuatu sehingga menjadi wujud sesuatu yang lain.
Istilah Fana' sering kita dengar dalam kehidupan sehari - hari. Istilah ini lebih popular lagi dalam dunia sufistik. Dalam dunia sufi istilah fana' diartikan sebagai hilangnya kesadaran pribadi dengan dirinya sendiri atau dengan sesuatu yang lazim digunakan pada diri. Mustafa Zahri mengatakan bahwa fana' adalah lenyapnya inderawi atau kebasyariahan, yakni sifat sebagaimana manusia biasa yang suka terhadap syahwat dan hawa nafsu. 
Seorang sufi yang telah mencapai fana', tidak menyadari akan eksistensi dirinya. Menurut keyakinannya yang ada hanyalah Allah, Tuhan Yang Haq. Orang yang telah mencapai tahapan ini secara otomatis akan mencerminan sifat - sifat ketuhanan dalam setiap perilaku dan tindakannya. Ia akan selalu berusaha untuk menghindarkan dirinya dari segala sesuatu yang disukai nafsu dan mengajak durhaka kepada Tuhan. Ia akan selalu berusaha menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak ada, yang hanyalah Allah Yang Haq.
Dalam keyakinan sufi, manusia ada karena diadakan. Wujud manusia dan seluruh alam hanyalah mumkinul wujud bukan wajibul wujud. Mumkinul wujud menunjukkan bahwa keberadaanya bukanlah merupakan sesutu yang mesti ada, melainkan adanya adalah karena di adakan. Oleh karena adanya adalah sebab diadakan, maka pada hakikatnya ia tidaklah ada. Berbeda dengan wajibul wujud. Wajibul wujud ada karena memang Ia mesti ada. Dialah Allah al Khaliq yang menciptakan segala yang ada.
Fana' adalah kesadaran batiniah seorang sufi yang menyadari bahwa dirinya dan selain Allah tidak ada. Yang ada hanya satu yaitu Allah. Allahu A'lam

Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam

  Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam   اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله اَكبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ كُلَّمَا...