Jumat, 24 Maret 2017

Allah Menciptaka Makhluk dalam Kegelapan



Allah Menciptakan Makhluk dalam Kegelapan

Allahlah yang menciptakan semua makhluk. Dia menciptakan makhluk dari tiada menjadi ada. Tetapi tahukah anda bahwa sebenarnya Allah menciptakan makhluk itu dalam kegelapan? Dalam sebuah hadits disebutkan:

قال صلى الله عليه وسلم : إن الله خلق خلقه فى ظلمة فألقى علي من نوره، فمن أصابه من ذلك النور اهتدى ومن أخطأه ضل (رواه أحمد والترمذي والحاكم عن ابن عمر)

Artinya: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT menciptakan makhluk-Nya di dalam keadaan gelap, maka Allah SWT memancarkan atas diriku dari nur-Nya, maka barangsiapa terkena pancaran nur tadi, ia akan mendapat petunjuk dan barangsiapa yang tidak terkena pancaran nur itu, maka ia kan tersesat.” (H.R. Ahmad dan Turmudzi dari Ibnu Umar)

Hadits di atas menjelaskan bahwa pada dasarnya makhluk ini diciptakan Allah dalam keadaan gelap tanpa cahaya. Kemudian Allah memancarkan nur-Nya kepada Rasulullah SAW. Dengan pancaran nur ini lah makhluk akan mendapatkan petunjuk.

Secara tersirat dalam hadits di atas ada sebuah perintah kepada kita, umat Islam untuk senantiasa berhubungan batin kepada Rasulullah SAW. agar kita mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar. Memang secara fisik Rasulullah SAW telah wafat, namun wafatnya beliau tidak lantas menghentikan syafaatnya. Dalam kitab Jami’ul Ushul disebutkan:

لأن روحانيته صلى الله عليه وسلم كجسمانيته فى الإمداد ومنبع العون ومطلع الهداية والإرشاد فى كل أن ومكان

Artinya: Sesungguhnya ruhaniyah beliau SAW. itu seperti jasmaniyahnya (semasa hidup maupun setelah wafat) dalam hal membimbing dan sebagai sumbernya pertolongan dan sebagai tempat keluarnya hidayah dan petunjuk Allah SWT kapan saja dan dimanapun.

Menurut keterangan tersebut meski Rasulullah SAW telah wafat tetapi ruhaninya memiliki kedudukan yang sama dengan jasadnya dalam hal memberikan bimbingan dan tarbiyah kepada umat. Siapapun orangnya yang meminta pertolongan/syafaat kepada beliau dengan sungguh – sungguh pasti akan ditolong. Sebaliknya mereka yang tidak mau meminta pertolongan kepadanya tidak akan diberikan syafaat.

Keterangan di atas semakin memperkuat anjuran kepada kita umat Islam untuk senantiasa berhubungan secara ruhani dengan beliau Rasulullah SAW. Hubungan secara ruhani itu bisa di bangun dengan memperbanyak mujahadah dan bershalawat atas Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…

Jangan Duduk Bersama Orang Alim?



Jangan Duduk Bersama Orang Alim?

Seorang alim adalah mereka yang di anugerahi pengetahuan luas oleh Allah SWT. mereka memiliki keluasan ilmu yang dengannya ia dapat berjuang untuk memperbaiki diri, keluarga dan umatnya agar sadar kepada Allah SWT wa Rasulihi SAW.

Berkumpul dengan para alim untuk mendapatkan berkah ilmunya sangat di anjurkan. Dengan berkumpul bersama para alim ulama maka sedikit demi sedikit pengetahuan kita akan bertambah. Dengan bertambahnya ilmu yang kita miliki diharapkan kematangan dan kedewasaan dalam berpikir, bersikap dan bertindak serta dalam aspek ubudiyah semakin menunjukkan perubahan kea rah yang lebih positif dari sebelumnya.

Akan tetapi ternyata tidak semua orang alim boleh kita dekati. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW. bersabda:

لاتجلسوا عند كل عالم إلا لعالم يدعوكم من خمس إلى خمس: من الشك إلى اليقين ومن الرياء إلى الإخلاص ومن الكبر إلى التواضع ومن الرغبة إلى الزهد ومن العداوة إلى النصيحة (ذكر فى إحياء علوم الدين الجزء الأول ص. 19)

Artinya: Janganlah kalian duduk di sisi setiap orang alim kecuali orang alim yang mengajak meninggalkan lima hal menuju lima hal yang lain; dari ragu – ragu kepada yakin, dari riya’ menuju ikhlas, dari seifat sombong menuju rendah hati, dari cinta dunia menuju zuhud, dan dari permusuhan menuju kebaikan (persatuan). (Disebutkan dalam kitab Ihya’ Ulumi al-Din, juz 1, hal. 49)

Dalam hadits di atas Rasulullah SAW melarang kita duduk bersama orang – orang alim, kecuali orang alim yang mengajak meninggalkan lima hal menuju lima hal yang lain:

Pertama, dari ragu – ragu kepada yakin. Apa maksudnya? Ragu – ragu akan ke-uluhiyah- an Allah. Meyakini seyakin – yakinnya bahwa Allah adalah satu – satunya Tuhan yang patut di sembah. Dia-lah Dzat Yang menciptakan dan mengatur seluruh alam beserta isinya. Keyakinan semacam ini harus benar – benar tertancap dan mengakar dalam hati bukan hanya sebatas pengetahuan secara lisan. Seorang alim yang patut kita duduk di sisinya untuk menimba ilmu dan pengetahuan adalah seorang alim yang mampu menunjukkan jalan dan mengantar kita pada kesadaran kepada Allah sehingga meyakini keberadaan-Nya, dan ke-uluhiyah-an-Nya dalam setiap detik waktu yang kita lalui. Bila tidak meski ilmunya seluas samudera nan luas, berdasarkan hadits di atas laa tajlisuu.

Kedua, dari riya’ menuju ikhlas. Riya’ adalah salah satu penyakit hati yang menyebabkan setiap amal perbuatan menjadi hancur. Hancur dalam arti sampai pada akar – akarnya karena riya’ merusak bangunan asal setiap amal. Tidak semua orang alim mengajak kita untuk meninggalkan perbuatan riya’ –dalam arti yang hakiki. Banyak orang alim mengajak meninggalkan riya’ tetapi ya hanya sebatas dzahirnya saja. Sementara batinnya? Ia jauh dari upaya mengajak seorang murid untuk meninggalkan perbuatan riya’. Orang yang terjebak dalam perbuatan riya’ meski ilmunya luas, gaya bicaranya menakjubkan tetapi untuk perjalanan menuju wushul kepada Allah, ia tidak bisa dijadikan sebagai panutan. Berguru kepada orang alim semacam ini adalah sebuah kesalahan, - dalam arti berguru dalam menempuh perjalanan wushul kepada Allah. Adapun kalau hanya sebatas berguru untuk menimba ilmu secara syariat ya tidak masalah.

Ketiga, dari sifat sombong menuju rendah hati. Sombong adalah perasaan yang melihat bahwa dirinya memiliki kekuatan dan kemampuan. Orang yang memiliki rasa dalam dirinya mampu untuk melakukan sesuatu pada dasarnya dalam dirinya masih terdapat sifat sombong. Sikap sombong adalah sikap yang sangat tercela. Sombong adalah pakaian khusus yang hanya di miliki oleh Allah. Adapun makhluk, maka mereka sangat terkecam apabila dalam dirinya terdapat sikap sombong. Orang yang di dalam hatinya masih terdapat sifat sombong, maka ia tidak akan bisa merasakan kenikmatan surga. Ilmu tidaklah menjadi jaminan bagi seseorang untuk menjadi orang yang dekat dengan Allah. Ya, ilmu memang membuat seseorang semakin mudah untuk menuju surga. Mengapa demikian? Dengan ilmu yang di miliki seseorang bisa membedakan antara yang benar dan salah, bisa mengetahui mana yang diterima Allah dan mana yang ditolak. Dengan pengetahuan itu tentunya seharusnya ia terbantu menuju kepada kebaikan. Nyatanya, banyak orang yang tahu tetapi ia tidak mau tahu. Tahu itu perbuatan maksiat tetapi tetap juga masih dijalankan dan seterusnya. Nah, hadits di atas melarang kita bergaul dengan orang alim yang sombong. Sebaliknya apabila orang alim tersebut mau mengajak kita untuk meninggalkan kesombongan menuju ketawadlu’an, maka inilah yang kita ikuti. Orang tawadlu’ adalah orang yang selalu merasa rendah di hadapan Allah dan sesama makhluk. Ia tidak pernah memamerkan apa yang di miliki, tetapi ia menyadari bahwa semua itu hanyalah titipan dari-Nya.

Keempat, cinta dunia menujuu zuhud. Cinta dunia adalah pokok setiap kejahatan. Gara – gara cinta dunia, maka seringkali seseorang melakukan hal – hal yang di luar batas kewajaran. Hal ini lah yang sangat di kecam oleh agama. Banyak orang yang alim tetapi ilmunya tidak menjadikannya sebagai orang zuhud. Sebaliknya kealimannya seringkali di gunakan sebagai alat untuk meraup berbagai keuntungan. Orang alim seperti ini tidaklah patut kita dekati. Mendekati mereka sama halnya masuk ke dalam api neraka yang menyala – nyala. Kita boleh duduk tetapi bersama para alim yang mengajak kepada zuhud. Zuhud adalah sikap hati yang benci kepada dunia. Artinya bukan benci kemudian tidak mau sama sekali, tetapi yang dimaksud adalah tidak menjadikan dunia sebagai bagian dari apa yang ada dalam hati kita. Zuhud adalah sikap dalam menata hati agar tidak terpedaya oleh tipu daya dunia yang fana.

Kelima, permusuhan menuju kebaikan (persatuan). Banyak orang alim tetapi banyak pula di antara mereka yang lantas menggunakan kealimannya untuk memusuhi yang lainnya. Banyak orang alim berebut charisma, santri dan pengikut. Ini adalah hal uang sangat terkecam dalam Islam. Islam adalah agama yang cinta damai. Islam tidak pernah mengajarkan kepada umatnya untuk menyerang terlebih dahulu. Islam hanya akan berperang dalam kondisi terdesak untuk mempertahankan diri. Orang alim yang patut kita belajar darinya adalah mereka yang mengajarkan kedamaian, bukan mereka yang mengajarkan permusuhan meski dengan dalih agama.

Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam …

Rabu, 22 Maret 2017

SUPLEMEN BARU PENGGUGAH SEMANGAT



SUPLEMEN PENGGUGAH SEMANGAT


Buku Hasil Besutan Bersama Dosen IAIN Tulungagung
 
Alhamdulillah siang tadi, Selasa 21 Maret 2017, telah saya terima sebuah buku antologi hasil besutan bersama para sahabat dosen di lingkup IAIN Tulungagung. Satu buku yang berjudul “Inspirasi dari Ruang Kuliah”. Buku sederhana, tetapi –bagi saya- adalah hal yang istimewa. Buku ini lahir dari Inspirasi seorang pegiat literasi yang namanya sudah malang melintang  seantero nusantara, siapa lagi kalau bukan Dr. Ngainun Naim, M.Ag. Dosen yang sangat menikmati dan menekuni dunia literasi, seolah setiap kedipan mata dan naik turunnya nafas beliau adalah untuk menulis.

Inspirasi ini mungkin muncul sebagai sebuah upaya yang ingin dilakukan beliau untuk membangkitkan gairah dan semangat sivitas akademika yang kebetulan masih mengalami kebekuan dalam menulis. Memang harus di akui, menulis tidak semudah yang dibayangkan, butuh ketelatenan, keuletan, kesabaran dan keistiqamahan. Bagaimana tidak, lha wong semua orang sibuk.

Di dunia ini tidak ada orang yang tidak sibuk. Semua orang sibuk dengan aktifitasnya masing – masing untuk bertarung melawan kejamnya zaman. Zaman tidak pernah pilih kasih. Kepada siapa saja ia perlakukan sama, sehari semalam adalah 24 jam. Satu detik waktumu terbuang, siapapun engkau, apapun jabatanmu dan seberapa muliamu di hadapan kaummu, bagi zaman tak ada bedanya.

Buku ini berisi tentang catatan – catatan para dosen yang berkisah tentang relasi yang terbangun antara dosen dan mahasiswa. Ada keseruan, ungkapan keprihatinan, pergeseran gaya hidup dan lain sebagainya yang turut serta mewarnai dunia perkuliahan bersama mahasiswa. 

Buku ini menjadi istimewa bagi saya karena buku ini adalah buku pertama yang terbit yang di dalamnya saya ikut menumpang nama. Ko’ bisa numpang? Ya, namanya juga masih belajar, boleh kan? Ya boleh ndak boleh yang penting numpang.


 Tulisan Saya Yang Ikut Nebeng

Kehadiran buku ini bagi saya, menjadi satu suplemen yang menberikan daya dorong untuk terus belajar dalam menekuni dunia literasi. Dunia yang mungkin saya anggap baru karena telah sekian lama telah di nina bobokan oleh zaman. 

Saya menaruh harapan besar dari terbitnya buku antologi ini untuk memunculkan inspirasi – inspirasi baru yang nantinya akan mampu menggugah semangat para dosen khususnya dosen muda dalam berkarya. Tentu hal ini membutuhkan dukungan, bimbingan, dan motivasi dari para senior dan pendahulu yang terlebih dahulu melanglang buana dalam dunia literasi.

Akhirnya semoga kehadiran buku antologi ini bisa bermanfaat khususnya untuk saya dan setiap orang yang membaca. Inyaallah setelah ini ada dua antologi lagi yang akan terbit bersama dengan para pegiat literasi. Semoga Allah SWT membuka pintu cakrawala pengetahuan kita sehingga menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang taat dan istiqamah dalam memperjuangkan agama-Nya. 

Semoga bermanfaat..
Allahu A’lam…

Sabtu, 18 Maret 2017

SAAT KERINDUAN AISYAH TAK LAGI TERTAHAN



SAAT RINDU RASUL TAK LAGI TERTAHAN

Tiada hal yang terindah dan membahagiakan bagi seorang muslim selain perjumpaan dengan Rasulullah SAW., kekasih Allah SWT. Bertemu dengan Rasulullah SAW. menurut banyak riwayat menandakan kebaikan bagi orang yang bertemu baik dalam urusan dunia lebih – lebih urusan akhirat. 

Seorang muslim bisa bertemu dengan Rasulullah SAW. melalui mimpi atau bahkan dalam keadaan jaga. Barangsiapa melihat Rasulullah SAW. dalam mimpinya maka sungguh ia telah bertemu dengan Rasulullah SAW. secara nyata. Dalam sebuah hadits disebutkan:

عَنْ أَبِي مَالِكٍ الأَشْجَعِيِّ ، عَنْ أَبِيهِ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم : مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي.

Artinya: Dari Abi Malik al-Asyja’i, dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa melihatku dalam mimpi maka sungguh ia telah melihat aku”

Hadit di atas menjelaskan kepada kita, bahwa barangsiapa melihat Rasulullah SAW. dalam tidurnya (bermimpi) maka orang tersebut benar – benar melihat Rasulullah SAW. karena syaithan tidak mampu menyerupai Rasulullah SAW. Itulah satu keistimewaan yang diberikan Allah kepada Rasulullah SAW.  Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan:

من رأني فقد رأى الحق فإن الشيطان لا يتمثل بي (رواه مسلم وغيره)

Artinya: Barangsiapa melihat aku (dalam mimpi), maka sungguh ia telah melihat kebenaran (melihat Rasulullah SAW) dengan sebenarnya. Oleh karena sesungguhnya syetan tidak bisa menyerupakan diri sebagai aku (H.R. Muslim dan lainnya)

Bermimpi bertemu Rasulullah SAW. adalah tanda kebaikan. Disebutkan dalam sebuah hadits:

وعن واثلة بن الأسقع ، رضي الله عنه ، قال : قال رسول الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم : لا تزالون بخير ما دام فيكم من رآني وصاحبني والله لا تزالون بخير ما دام فيكم من رأى من رآني وصاحبني.) رواه أبو بكر بن أبي شَيْبَة. 
(
Artinya: Dari Watsilah bin al-Asqa’ R.A. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Kalian semua dalam kebaikan selama ada diantara kalian seseorang yang telah melihatku dan sahabatku, demi Allah kalian semua dalam kebaikan selama ada diantara kalian orang yang telah melihatku dan sahabatku (H.R. Abu Bakar bin Abi Syaibah)

Selama terdapat diantara umat ini seseorang yang melihat Rasulullah SAW dan sahabat (meski dalam mimpi) itu pertanda bahwa umat masih dalam kebaikan. Orang – orang yang bertemu dengan Rasulullah SAW adalah orang – orang shalih yang hatinya senantiasa tawajjuh kepada Allah dan Rasulullah. Tanpa mereka maka dunia ini sudah hancur karena perintah Allah SWT (kiamat).

Lantas bagaimana kita bisa bertemu Rasulullah SAW? Dalam sebuah riwayat disebutkan, seorang murid bertanya kepada gurunya perihal bagaimana cara bertemu dengan Rasulullah SAW. Terjadilah dialog antara keduanya:

Murid : “Bagaimana caranya agar aku bisa bertemu Rasulullah SAW.?”
Guru    : “Engkau ingin bertemu Rasulullah SAW?”
Murid    : “Ya, ajarkan kepadaku bagaimana caranya agar aku bertemu Rasulullah SAW.”
Guru      : “Datanglah ke jamuan makan malamku”

Allah ya karim… seornag murid bertanya kepada gurunya bagaimana cara agar ia bisa bertemu dengan Rasulullah SAW., sang guru malah menawarkan makan malam. Maka datanglah sang murid karena rasa keingintahuannya bagaimana cara bertemu dengan Rasulullah SAW. Begitu sampai di acara jamuan makan malam sang guru, terjadilah dialog antara keduanya:

Murid  : “Sekarang ajarkan kepadaku bagaimana cara agar aku bisa bertemu Rasulullah SAW?”
Guru    : “Sabar, makanlah dulu”

Ternyata guru tersebut menyediakan makanan serba asin tanpa menyediakan seteguk air minum pun. Sang murid pun makan, ketika kehausan menimpanya, ia meminta air, tetapi guru tersebut tidak memberikan. Selesai murid menghabiskan seluruh makanan yang disajikan ia berkata kepada gurunya.

Murid  : “Sekarang ajarkan aku bagaimana caranya agar aku bisa bertemu dengan Rasulullah SAW?”
Guru    : “Sabar, tidurlah, besok pagi akan aku ajarkan kepadamu”

Murid itupun tidur dalam keadaan kehausan yang sangat. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat hujan turun dengan derasnya, sungai – sungai mengalirkan air yang jernih dan segar, lautan luas terbentang dihadapannya. Keesokan harinya ia bangun dan kembali bertanya kepada gurunya.

Murid : “Sekarang ajarkan kepadaku bagaimana caranya agar aku bisa bertemu dengan Rasulullah SAW?”
Guru    : “Sabar, apakah engkau melihat sesuatu dalam tidurmu (mimpi)?”
Murid  : “Ya aku menyaksikan hujan turun dengan derasnya, sungai – sungai mengalirkan airnya yang jernih dan segar dan lautan luas terbentang dihadapanku”
Guru    : “Ketika niatmu sudah benar, cintamu kepadanya sudah benar, pasti engkau bisa bertemu dengan Rasulullah SAW”.

Begitulah jawaban sang guru, apabila niat kita telah benar dan tulus, cinta kita kepada Rasulullah SAW. juga sudah benar pasti kita akan bertemu dengan Rasulullah SAW. Cinta yang tulus kepada Rasulullah SAW. akan menumbuhkan rasa syauq (rindu tak berperi) kepada beliau. Kerinduan inilah yang pada akhirnya akan menyababkan seseorang melihat Rasulullah SAW. dalam mimpinya.

Salah satu cara agar kita bisa bertemu dengan Rasulullah adalah senantiasa memperbanyak membaca shalawat kepada beliau Rasulullah SAW. dengan adab yang baik. Salah satu manfaat terbesar shalawat adalah tercetaknya pribadi Rasulullah SAW. dalam pribadi si pembaca shalawat. Dengan terus memperbanyak shalawat maka hati akan diberikan rasa cinta dan rindu kepada Rasulullah SAW.

Ketika kerinduan Aisyah R.A. kepada Rasulullah SAW. selepas wafatnya tak tertahankan lagi, beliau memperbanyak membaca shalawat. Diantara shalawat yang ia baca adalah:

الصلاة والسلام عليك وعلى ألك يا سيدي يارسو ل الله خذ بيدي أدركني يا رسول الله

Siti Aisyah memperbanyak shalawat kepada beliau Rasulullah SAW. disetiap waktunya, terutama pada malam jum’at. Menurut banyak riwayat pada malam jum’at bacaan shalawat kita akan disampaikan langsung kepada Rasulullah SAW.

Semoga bermanfaat…
Allahu A’lam…



Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam

  Keluargo Ideal Sakjerone Agomo Islam   اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ (×٣) اُلله اَكبَرُ (×٣) اُلله أَكْبَرُ كُلَّمَا...